Anda di halaman 1dari 12

Saudaraku, kaum muslimin

rahimakumullah.
Wajib kami seluruh kaum muslimin
untuk berpegang teguh kepada AL
Quran dan ASsunnah dalam
kehidupannya, baik kehidupan
mu‟amalah apalagi dalam kehidupan
beragamanya.
Tidaklah seseorang yang tidak
berpegang kepada Al Quran dan
Sunnah kecuali dia akan tersesat.
Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa
sallam bersabda,
Aku telah tinggalkan pada kamu dua
perkara. Kamu tidak akan sesat
selama berpegang kepada keduanya,
(yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-
Nya. (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-
Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm.
Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di
dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis
Sunnah, hlm. 12-13).
Al Quran dan Sunnah sebagai
Hakim
Sehingga wajib pula bagi kita kaum
muslimin untuk menjadikan Al Quran
dan Assunnah sebagai hakim bagi
perkara kita di dunia ini. Maka apabila
ada perbedaan pendapat di antara
kita, maka wajiblah bagi kita untuk
kembali kepada Al Quran dan Sunnah
Allah Ta‟ala juga berfirman:
“Jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Qur‟an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (QS. An Nisa: 59).
Dan tidak halal bagi seorang Mukmin,
ketika disampaikan kepadanya firman
Allah dan sabda Rasul-Nya, ia memiliki
pilihan yang lain yang bukan berasal
dari keduanya.
Bahkan andaikan „pilihan yang lain„
tersebut berasal dari para ulama, tidak
halal diambil ketika berhadapan
dengan firman Allah dan sabda Rasul-
Nya. Imam Asy Syafi‟i rahimahullah
juga berkata:
“Para ulama bersepakat bahwa jika
seseorang sudah dijelaskan padanya
sunnah Rasulullah Shallallahu‟alaihi
Wasallam tidak boleh ia meninggalkan
sunnah demi membela pendapat
siapapun” (Diriwayatkan oleh Ibnul
Qayyim dalam Al I‟lam 2/361. Dinukil
dari Ashl Sifah Shalatin Nabi, 28 ).
Wahai hamba Allah, ikutilah dalil,
taatilah firman Allah dan sunnah
Rasul-Nya, sesuai dengan apa yang
dipahami para sahabat Nabi dan
orang-orang yang mengikuti mereka.
Niscaya anda berada dalam petunjuk
yang benar.
Saudaraku, kaum muslimin
rahimakumullah.
Khutbah pertama adalah landasan
teori, dan kita memasuki tahapan
aplikasi di khutbah kedua ini, apakah
benar kita memilih Allah dan RasulNya
dibandingkan pendapat selainnya
walaupun dia adalah orang yang kita
idolakan.
Maka saya katakan, saat kita ditanya
di mana Allah, apakah kita akan
mengatakan:

Allah ada pada diri kita atau


Allah ada di mana-mana tempat
atau
Bahkan ada orang terkenal yang
mengatakan bahwa: “Allah itu ada
tanpa tempat. Tidak berada di atas
'Arsy-Nya..
Allah adalah di atas langit di atas
seluruh makhluk
Maka bagaimana jawabannya dari Al
Quran dan Assunnah?
Kita perhatikan setelah ini:
Rasulullah pernah mengajukan
pertanyaan kepada seorang budak
perempuan milik Mua‟wiyah bin Al-
Hakam As-Sulamy sebagai ujian
keimanan sebelum ia dimerdekakan
oleh tuannya yaitu Mu‟awiyah :
Artinya :
”Beliau bertanya kepadanya : ”Di
manakah Allah ?. Jawab budak
perempuan : ”Di atas langit. Beliau
bertanya (lagi) : ”Siapakah Aku ..?.
Jawab budak itu : ”Engkau adalah
Rasulullah”. Beliau bersabda :
”Merdekakan ia ! .. karena
sesungguhnya ia mu‟minah (seorang
perempuan yang beriman)”.
Hadits shahih. Dikeluarkan oleh
Jama‟ah ahli hadits, diantaranya :
Imam Muslim (2/70-71), dll.
Lihatlah, Rasulullah memberikan gelar
mukminah (orang beriman) kepada
budak perempuan tersebut pertanda
bahwa jawabannya tentang Allah di
atas langit adalah benar.
Sedangkan dalil dari Al Qur-an salah
satunya adalah:

”Ar-Rahman di atas „Arsy Ia istawaa”


(Thaha : 5)
Cukuplah 2 dalil di atas di antara
dalil-dalil yang banyak dari Al Quran
dan Sunnah yang shahih yang
menetapkan bahwa Allah adalah di
atas langit, di atas semua
makhlukNya.
Tidakkah cukup peristiwa Isra Mi‟raj
Nabi untuk bertemu rabbnya di atas
langit menjadi sebuah pelajaran?
Karena andai Allah ada di mana-
mana tempat atau bersama
makhlukNya, maka untuk bertemu
siapakah Nabi diangkat ke langit saat
Mi‟raj.
Maka barang siapa yang mengikuti Al
Quran dan Assunnah maka ia telah
benar dan berada di dalam petunjuk,
akan tetapi barang siapa setelah ini
masih memilih jawaban selain
jawaban Allah dan Rasul-Nya, maka
takutlah dia akan ketersesatan yang
akan dia alami sebagaimana yang
Nabi sebutkan dalam hadits
sebelumnya.

Innallaaha wa malaaikatahu..
Shalawat
Allahummaghfir lil muslimiin wal
muslimat al ahyaa minhum wal
amwaat..
Rabbanaghfirlana waliwaalidiina wa lil
mu‟minina yauma yaquumul hisab
Rabbana dzalamna anfusanaa wa illam
taghfirlana watahamna lanakuunana
minal khosiriin
Allahumma inna nas-alukaljannatal
firdausil a‟la…
Allahumma inna na‟udzubika minal
baras wal junun, wal juzam, wa min
syai‟in asqaam..

Anda mungkin juga menyukai