Anda di halaman 1dari 3

Fungsi dan Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar

Fungsi dan tujuan pendidikan SD bersumber dari fungsi dan pendidikan nasional yang tercantum dalam
Pasal 23 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 UU
tentang Sisdiknas tersebut ditetapkan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negarav yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan sejalan dengan tujuan pendidikan dasar, maka tujuan
pendidikan SD adalah memebrikan bekal kemampuan dsar baca-tulis-hitung, pengetahuan dan
ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta
mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan SMP.

1. Kemampuan dasar baca-tulis-hitung merupakan kemampuan yang dibutuhkan oelh setiap orang
yang ingin hidup secara wajar dalam era globalisasi. Oleh karena itu, mata pelajaran yang mendukung
pembentukan kemampuan ini mendapat porsi yang cukup besar di SD.

2. Pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk hidup berkaitan dengan “life skills”, yang meliputi
ketrampilan akademik (baca-tulis-hitung), ketrampilan personal, ketrampilan sosial, dan ketrampilan
vokasional.

3. Persiapan untuk melanjutkan di SMP untuk menuntut SD membekali para siswanya dengan
ketrampilan belajar lebih lanjut, khususnya diberikan di kelas 6.

B. Karakteristik Pendidikan Sekolah Dasar

1. Karakteristik Umum Pendidikan SD

Pendidikan SD mempunyai ciri khas yang membedakannya dari satuan pendidikan lainnya. Paling tidak,
ada empat sasaran utama dalam pendidikan SD, yaitu sebagai berikut. (Ditjen Dikti, 2006)

a. Kemelekwacaan (literacy). Pendidikan SD diarahkan pada pembentukan kemelekwacaan,


bukan pada pembentukan kemampuan akademik. Kemelekwacaan merujuk pada pemahaman siswa
tetang berbagai fonemena/gagasan dilingkungannya dalam rangka menyesuaikan perilaku dengan
kehidupan.

b. Kemampuan berkomunikasi. Pendidikan SD diarahkan untuk pembentukan kemampuan


komunikasi, yaitu mampu mengomunikasikan sesuatu, baik buah pikiran sendiri maupun informasi yang
didapat dari berbagai sumber, kepada orang lain dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Kemampuan memecahkan masalah (problem solving) mencakup merasakan adanya
masalah, mengidentifikasi masalah, mencari informasi untuk memecahkan masalah, mengekspoitasi
alternative pemecahan masalah, dan memilih alternatif yang paling layak.

d. Kemampuan bernalar (reasoning), yaitu menggunakan logika dan bukti-bukti secara


sistematis dan konsisten untuk sampai pada simpulan. Pendidikan SD diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan siswa berfikir logis sehingga kemampuan bernalarnya berkembang.

2. Karakteristik Khusus Pendidikan SD

Siswa, guru, kurikulum, pembelajaran, serta gedung dan fasilitas SD memang mempunyai ciri khas yang
membedakannya dari satuan pendidikan lainnya.

a. Siswa SD berada dalam tahap perkembangan pra-operasional dan operasi konkret, yang
ditandai oleh pandangan yang bersifat holistic.

b. Guru SD adalah guru kelas yang wajib mengajarkan lima mata pelajaran SD, yaitu Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PKn.

c. Kurikulum SD dikembangkan berdasarkan standar nasional oleh satuan pendidikan (SD)


bersama dengan Komite Sekolah, di bawah koordinasi Dinas Kabupaten/Kota. Pendidikan SD
berlangsung selama enam tahun, yang dibagi menjadi enam tingkat kelas.

d. Pembelajaran di SD menekankan pada keterpaduan, bersifat holistk, pengalaman langsung,


dan menggunakan contoh-contoh konkret, sesuai dengan karakteristik siswa SD dan tujuan pendidikan
Dasar.

e. Gedung dan fasilitas SD bervariasi dari yang paling sederhana sampai yang cukup mewah.
Pada umumnya, terdapat enam ruang kelas dan ruang kepala sekolah, tanpa ruang guru dan juga tanpa
ruang administrasi.

Kegiatan Belajar 2. Tatanan Organisasi dan Bentuk-Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Dasar

A. Tatanan Organisasi Sekolah Dasar

Pada dasarnya, penyelenggaraan SD menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, dalam
hal ini Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan pemerintah daerah, baik tingkat provinsi (Dinas Pendidikan
Provinsi), Kabupaten/Kota (Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota), maupun tingkat kecamatan (Ranting
Dinas). Pengelolaan SD juga melibatkan Komite Sekolah sebagai lembaga mandiri, yang berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan pendidikan dan pengawasan pendidikan.
Pemerintah puasat dalam hal ni Depdiknas menentukan standar nasional pendidikan untuk menjamin
mutu pendidikan, sedangkan pemerintah provinsi bertugas melakukan koordinasi atas penyelenggaraan
pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas pendidikan lintas daerah
Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan menengah.

Pengelolaan SD dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip kemandirian


dan manajemen berbasis sekolah/madrasah. Dengan demikian, tanggung jawab utama pengelolaan SD
berada di tangan SD sendiri.

B. Bentuk-Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan SD

Untuk memenuhi kebutuhan belajar pada jenjang sekolah dasar, pendidikan SD dapat dilakukan
dalam berbagai bentuk, yang dapat dipilah menjadi pendidikan formal dan non formal. Pendidikan
formal mencakup SD/MI, SDLB, SD Unggulan atau Sekolah Nasional Plus, dan SD Inklusi, sedangkan
pendidikan non formal mencakup Paket A dan Sekolah Rumah.

SDLB diperuntukkan bagi anak yang memiliki kebutuha khusus dalam belajar karena kelaninan fisik
atau mental yang dialaminya, sedangkan SD Inklusi adalah SD biasa yang juga menerima anak-anak yang
mempunyai kelainan, sehingga terjadi perbauran antara anak normal dengan anak berkelainan.
Sementara itu, SD Unggulan atau Sekolah Nasional Plus, adalah SD yang mempunyai keunggulan dalam
aspek tertentu, seperti penggunaan bahasa asing atau menggunakan Kurikulum ernasional.

§ Paket A adalah pendidikan non formal jenjang SD yang diperuntukkan bagi warga negara yang
berusia 14-45 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan SD. Sekolah rumah atau home schooling
adalah sekolah yang diselenggarakan di rumah, melalui layanan pendidikan yang secara sadar, teratur
dan terarah dilakukan oleh orang tua/keluarga di rumah atau tempat-tempat lain, dengan proses belajar
yang kondusif, sehingga potensi anak yang unik dapat berkembang secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai