Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Diversita, 5 (2) Desember (2019) ISSN 2461-1263 (Print) ISSN 2580-6793 (Online)

Jurnal Diversita
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/diversita

Hubungan antara Manajemen Waktu dengan Kecenderungan FoMO


selama Pandemi COVID-19 pada Ibu Bekerja

The Relationship Between Time Management and Tendencies of FoMO


During COVID-19 Pandemic in Working Mothers

Yara Andita Anastasya, Nur Afni Safarina, Safuwan


Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Malikussaleh, Indonesia

yara.andita@unimal.ac.id
Abstrak
Masa pandemi COVID-19 memunculkan banyak tantangan, salah satunya dialami oleh ibu bekerja. Ibu bekerja
mengalami tantangan dalam hal membagi waktu, antara pekerjaan kantor dan pekerjaan domestik, di mana kedua
hal tersebut harus selesai dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan. Satu sisi, ibu harus mengecek serta standby
melihat notifikasi dari handphone terkait pekerjaan kantor, namun di sisi lain ibu juga harus mampu
menyelesaikan pekerjaan domestik seperti membereskan rumah hingga mengasuh anak. Tentunya hal ini akan
mengerucut pada satu variabel psikologis yaitu pentingnya manajemen waktu bagi ibu bekerja sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaan kantor dan pekerjaan domestik dengan maksimal serta tepat waktu. Indikator seseorang
mampu melakukan manajemen waktu yang baik ialah ketika mampu mengatur waktu serta membuat skala
prioritas dan menjalankannya dengan baik sehingga tidak mengalami kendala atau hambatan. Hasil penelitian
berdasar hasil uji korelasi Pearson Correlation menunjukkan bahwa nilai signifikansi (sig.) 0.206 yaitu > 0,05 maka
tidak terdapat hubungan signifikan anatara manajemen waktu dengan kecenderungan FoMO selama pandemi
COVID-19 pada ibu bekerja.
Kata Kunci: ibu bekerja, kecenderungan FoMO, manajemen waktu

Abstract
The period of the COVID-19 pandemic raises many challenges, one of which is experienced by working mothers.
Working mothers experience challenges in terms of dividing time, between office work and domestic work, where both
things must be done at the same time. Mothers have to check and standby to see notifications from cellphones related
to office work, but on the other hand, mothers must also be able to complete domestic work such as cleaning the house,
educate children, and so on. Of course this will lead to one of psychological variable, which is the importance of time
management for working mothers so that they can complete office work and domestic work optimally and on time.
The indicator of someone being able to do time management effectively is when they are able to manage time and
make a priority scale and run it well so that they do not experience obstacles. The results of the study based on Pearson
Correlation test show that the significance value (sig.) 0.206 is > 0.05, so there is no significant relationship between
time management and tendencies of FoMO during COVID-19 pandemic in working mothers.
Keywords: tendencies of FoMO, time management, working mothers

How to Cite: Nama belakang, Nama depan singkat. Tahun, Judul artikel huruf besar setiap awal kata,
kecuali kata sambung [Font: Cambria, size: 9, normal], Jurnal Diversita, 5 (2): Halaman.

1
Yara Andita Anastasya, Nur Afni Safarina, Safuwan, Hubungan antara Manajemen Waktu dengan
Kecenderungan FoMO selama Pandemi COVID-19 pada Ibu Bekerja

PENDAHULUAN Kecenderungan untuk terus terhubung


Masa pandemi COVID-19 memberi dengan media sosial dapat membawa
dampak bagi semua kalangan masyarakat. dampak negatif, hal ini berkaitan dengan
Dampak yang ditimbulkan berupa dampak tidak fokusnya seseorang untuk
positif maupun dampak negatif. Hal ini menyelesaikan kegiatan, baik itu di kantor,
dirasakan oleh kalangan dari segala usia, rumah atau sekolah (Subathra, Nimisha, &
jenis pekerjaan hingga jenjang pendidikan. Hakeem, 2013). Pada tahap inilah
Setiap individu merasakan dampak yang tantangan muncul bagi ibu bekerja. Satu
berbeda-beda. Hal ini pula yang dirasakan sisi ibu bekerja membutuhkan handphone
oleh para ibu yang bekerja. Sejatinya, ibu untuk menyelesaikan pekerjaan kantor,
bekerja akan menghabiskan waktu namun di sisi lain hal ini dapat
setengah hari di kantor dan setengah hari menimbulkan dampak negatif. Hal ini
di rumah. Namun karena masa pandemi membuat ibu bekerja menjadi sulit untuk
COVID-19, ibu bekerja diharuskan untuk membagi waktu, apakah harus fokus pada
bekerja dari rumah atau work from home. pekerjaan kantor atau pekerjaan
Hal ini menyebabkan ibu bekerja kesulitan domestik. Ini menjadi tantangan tersendiri
membagi waktu antara pekerjaan kantor karena ibu bekerja harus mampu untuk
dan pekerjaan domestik rumah tangga. Ibu menyelesaikan kedua hal sekaligus di saat
bekerja mendapatkan tantangan baru, bersamaan. Subathra, Nimisha, & Hakeem
kondisi ini seakan memaksa ibu bekerja (2013) menyatakan bahwa semakin sering
untuk mampu membagi waktu dengan seseorang berhubungan melalui media
baik sehingga kedua pekerjaan tersebut sosial, semakin ia merasa kesepian dan
harus selesai hingga tuntas. merasa sendiri di kehidupan nyata. Hal ini
Dampak lain yang dirasakan ialah mau terjadi karena hubungan di dunia nyata
tidak mau ibu bekerja menjadi lebih sering berbeda dengan hubungan di dunia maya.
memegang handphone dibanding Penelitian serupa dinyatakan pula oleh
sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk Roberts & David (2019) yaitu FoMO dapat
memeriksa pemberitahuan terkait berdampak negatif jika dikaitkan dengan
pekerjaan dari kantor. Perilaku atau koneksi sosial, interaksi antar individu
kondisi tidak mau lepas dari handphone menjadi berkurang karena adanya
berkaitan erat dengan FoMO yaitu Fear of kecenderungan FoMO.
Missing Out. FoMO menurut JWT Kesulitan ibu bekerja untuk membagi
Intelligence (2011) ialah perasaan tidak waktu antara kantor atau rumah
tenang atau tidak nyaman ketika tertinggal menyebabkan munculnya tantangan
informasi terbaru yang terlebih dahulu tersendiri dalam hal manajemen waktu.
diketahui oleh orang lain atau bahkan Bagaimana seorang ibu bekerja mampu
ketika orang lain mendapatkan sesuatu untuk menyelesaikan dua hal berbeda
yang lebih baik. Fenomena FoMO ialah secara sekaligus di masa pandemi COVID-
fenomena di mana seseorang merasa takut 19. Manajemen waktu ialah bagaimana
untuk tertinggal berita terbaru, takut seseorang mampu membagi waktu sesuai
merasa tidak update. dengan prioritas pekerjaan (Kholisa,
2012). Manajemen waktu seseorang dapat
Jurnal Diversita, 5 (2) Desember 2019: halaman. [Font: Calibri, size: 11, bold]

dikatakan efektif ketika ia mampu Tracy (2013) yaitu merencanakan


mengatur waktu untuk dirinya sendiri. Ia pencapaian tujuan, membuat bagan atau
mampu membuat skala prioritas dan tabel kegiatan, membuat rencana kegiatan,
menjalankan dengan baik sehingga tidak membuat prioritas kegiatan serta
memiliki kendala. Ibu bekerja memiliki konsisten.
konflik peran ganda dalam rumah tangga Kang, Cui, & Son (2019) mendeskripsikan
berupa mencari nafkah sekaligus menjadi FoMO sebagai suatu fenomena dalam
ibu rumah tangga (Agiani, Nursetiawati, & ruang lingkup psikologi berupa ketakutan
Muhariyati, 2015). Seringkali, walau individu untuk melepaskan sesuatu, dalam
penghasilan ibu bekerja lebih sedikit hal ini yaitu media sosial dan keinginan
dibanding suami, namun ibu bekerja untuk terus terhubung dengan apa yang
cenderung tidak mendapat penghargaan orang lain lakukan. Menurut Przybylski,
atau bahkan mendapat cibiran dari Murayama, DeHann, & Gladewell (2013)
lingkungan. Hal ini membuat kondisi serta FoMO ialah perasaan khawatir ketika
posisi ibu bekerja menjadi serba salah. orang lain mengalami atau mengetahui
Manajemen waktu ialah bagaimana informasi terlebih dahulu. Perilaku FoMO
seseorang mampu untuk mengelola waktu akan selalu diikuti dengan keinginan
yang ada dalam melakukan aktivitas (Ojo untuk terus terhubung dengan hal atau
& Olaniyan, 2008). Dalam hal ini, sesuatu yang orang lain lakukan.
seseorang harus mengetahui prioritas, hal Burke, Marlow, & Lento (2010)
mana yang harus diselesaikan terlebih menyatakan hal serupa yaitu FoMO
dahulu, dan mana yang dapat diselesaikan berkaitan erat dengan perasaan takut jika
kemudian. Serupa dengan hal di atas, teman berkumpul dan bersenang-senang
Claessen, Eerde, Rutte, & Roe (2007) tanpa kehadiran dirinya serta adanya
menyatakan bahwa manajemen waktu perasaan khawatir ketika orang lain
ialah perilaku melakukan suatu kegiatan mengalami pengalaman yang lebih
untuk mencapai suatu tujuan dengan memuaskan atau berharga. Billieux,
mengefektifkan waktu. Macan (1994) Maurage, Lopez-fernandez, Kuss, &
menyatakan manajemen waktu ialah Griffiths (2015) menyatakan bahwa FoMO
bagaimana cara seseorang dalam ialah suatu bentuk kepribadian baru
mengelola waktu menetapkan antara berupa keengganan untuk melewatkan
kebutuhan dan keinginan dan informasi penting, termasuk informasi
menyusunnya berdasar pada skala sosial. Perilaku FoMO menyebabkan
prioritas. Fokus manajemen waktu ialah seseorang cenderung bertahan pada suatu
melakukan kegiatan yang berorientasi jejaring media sosial tertentu. Individu
pada tujuan dengan menggunakan waktu dengan FoMO tinggi cenderung
seefektif mungkin. menggunakan gawai untuk memuaskan
Faktor manajemen waktu menurut Macan kebutuhan mereka agar terus terkoneksi
(1994) ialah menetapkan tujuan dan dengan dunia luar.
prioritas, cara manajemen waktu, dan Przybylski, Murayama, DeHann, &
terorganisir dengan baik. Langkah dalam Gladewell (2013) menyatakan bahwa
melakukan manajemen waktu menurut terdapat tiga aspek pada FoMO yaitu

3
Yara Andita Anastasya, Nur Afni Safarina, Safuwan, Hubungan antara Manajemen Waktu dengan
Kecenderungan FoMO selama Pandemi COVID-19 pada Ibu Bekerja

ketakutan kehilangan hal atau kejadian Penelitian ini menggunakan jenis


berharga dari individu, ketakutan penelitian kuantitatif yaitu berupa angka
kehilangan hal atau kejadian berharga dari dan diolah menggunakan metode
kelompok serta keinginan untuk tetap statistika (Azwar, 2007). Penelitian ini
terhubung dengan hal atau sesuatu yang mengolah dan menganalisa data dari dua
orang lain lakukan. Oberst, Wegmann, variabel. Pendekatan yang digunakan ialah
Stodt, Brand, & Chamarro (2017) pendekatan korelasional yaitu untuk
menyatakan dalam penelitiannya bahwa mengetahui hubungan antara manajemen
individu yang memiliki FoMO tinggi waktu dan kecenderungan FoMO pada ibu
merasa terdorong untuk selalu memeriksa bekerja.
atau ingin tahu berita terbaru terkait Dalam penelitian ini terdapat dua variabel,
rencana dan aktivitas yang dimiliki yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
temannya. Dogan (2019) menyatakan Variabel bebas ialah variabel yang
bahwa semakin seseorang merasa mempengaruhi variabel lain, yaitu
kesepian secara psikologis, maka manajemen waktu. Variabel terikat ialah
keinginan untuk FoMO akan semakin variabel yang dipengaruhi oleh variabel
besar. lain, yaitu kecenderungan FoMO.
Subjek pada penelitian ini ialah ibu Definisi operasional dari manajemen
bekerja. Ibu bekerja ialah seorang ibu yang waktu ialah kemampuan seseorang dalam
bertugas untuk membagi waktu antara mengelola waktu atau kegiatan.
perannya sebagai wanita karir dan sebagai Manajemen waktu yang baik
seorang ibu (Fitriyani, Nurwati & mengutamakan skala prioritas, yaitu
Humaedi, 2016). Terdapat banyak hal mengetahui hal yang terlebih dahulu harus
yang menjadi pertimbangan ibu untuk diselesaikan. Definisi operasional dari
bekerja, misal keadaan finansial yang tidak FoMO ialah perasaan tidak nyaman atau
mencukupi atau untuk mengembangkan tidak tenang ketika mengalami
keahlian yang dimiliki. Dalam hal ini, ketertinggalan informasi dan takut merasa
tantangan ibu bekerja ialah kemampuan tidak update. Hal ini menyebabkan
untuk menyelesaikan kedua hal tersebut ketergantungan pada gadget agar terus
yaitu pekerjaan kantor dan pekerjaan terhubung pada informasi atau kegiatan
rumah secara bersamaan. Ciri-ciri ibu tertentu.
bekerja ialah memiliki kegiatan untuk Populasi dalam penelitian ini ialah ibu
mencapai suatu tujuan tertentu; kegiatan yang berstatus sebagai pekerja, baik itu
yang dilakukan bersifat profesional seperti pegawai negeri, pegawai swasta, guru,
pada bidang industri, pendidikan, dan lain dosen, dan profesi lainnya. Sampel ialah
sebagainya; serta kegiatan yang ditekuni beberapa atau wakil dari populasi yang
sesuai dengan kompetensi yang ibu miliki. akan diteliti. Teknik pengambilan sampel
menggunakan random sampling atau
pemilihan secara acak namun berdasar
pada kriteria yang telah ditentukan.
METODE PENELITIAN
Kriterianya ialah ibu bekerja dan minimal
memiliki satu orang anak.
Jurnal Diversita, 5 (2) Desember 2019: halaman. [Font: Calibri, size: 11, bold]

Teknik pengumpulan data pada penelitian terikatnya. Nilai F hitung dibandingkan


ini menggunakan angket atau kuesioner. dengan nilai F tabel dengan taraf
Kuesioner merupakan teknik signifikan 5%. Kriterianya ialah apabila
pengumpulan data berupa adanya nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel,
beberapa pernyataan tertulis kepada atau p.value > 0.05 maka hubungan
responden untuk dijawab atau diisi variabel bebas (X) dengan (Y) dinyatakan
(Sugiyono, 2014), dalam hal ini linear. Berdasarkan hasil uji linearitas
menggunakan skala Likert. Skala Likert diketahui bahwa nilai signifikansi pada
digunakan untuk mengukur sikap, linearitas sebesar 0.270. Hal ini
pendapat atau persepsi seseorang atau menyimpulkan bahwa antara variabel
sekelompok orang mengenai suatu manajemen waktu dengan kecenderungan
fenomena (Sugiyono, 2014). FoMO tidak terdapat hubungan yang
Penelitian ini menggunakan analisis linear. Dengan ini maka asumsi linearitas
regresi sederhana yaitu melihat suatu tidak terpenuhi.
hubungan antara satu variabel dengan Berikutnya, uji homogenitas dilakukan
variabel lainnya. Keseluruhan data yang melalui uji Independent Sampel T Test dan
didapat diolah menggunakan alat bantu uji One Way ANOVA. Uji homogenitas
SPSS. bertujuan untuk mengetahui apakah
beberapa varian populasi data adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN sama atau tidak. Jika nilai signifikansi >
Hasil penelitian membahas beberapa hal 0.05 maka dapat dikatakan bahwa varian
seperti uji normalitas, uji linearitas, uji dari dua atau lebih kelompok data adalah
homogenitas dan uji korelasi. sama. Berdasarkan hasil uji homogenitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar
model regresi variabel, apakah memiliki 0.425. Maka, manajemen waktu dengan
distribusi normal atau tidak dengan kecenderungan FoMO mempunyai varian
menggunakan uji statistik Kolmogorov- yang sama.
Smirnov. Kriterianya ialah data dinyatakan Uji Korelasi Pearson digunakan untuk
berdistribusi normal jika nilai signifikan > mengukur antara dua variabel secara
0.05. Sebaliknya jika nilai signifikan < 0.05 linear dan untuk mengetahui arah
maka data dinyatakan berdistribusi tidak hubungan yang terjadi. Kriteria
normal. Berdasarkan hasil uji normalitas interpretasi koefisien korelasi yaitu jika
diketahui bahwa nilai signifikan untuk korelasi > 0,05 maka hubungan kuat, jika
Manajemen Waktu sebesar 0.161 dan < 0,05 maka hubungan lemah.
FoMO sebesar 0.112. Maka dapat Berdasarkan uji korelasi diketahui bahwa
disimpulkan bahwa manajemen waktu nilai korelasi Pearson antara variabel
dan kecenderungan FoMO berdistribusi Manajemen waktu dengan Kecenderungan
normal (nilai signifikan > 0.05). FoMO sebesar -0.238. Nilai korelasi negatif
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui memiliki arti hubungan antar variabel
apakah masing masing variabel yang berbanding terbalik, yaitu semakin tinggi
dijadikan prediktor mempunyai hubungan nilai variabel manajemen waktu maka
linear atau tidak dengan variabel semakin rendah nilai variabel

5
Yara Andita Anastasya, Nur Afni Safarina, Safuwan, Hubungan antara Manajemen Waktu dengan
Kecenderungan FoMO selama Pandemi COVID-19 pada Ibu Bekerja

kecenderungan FoMO. Karena nilai


Billieux, J., Maurage, P., Lopez-fernandez, O.,
signifikansi 0.156 (0.206-0.05) lebih dari
Kuss, D. J., & Griffiths, M. D. (2015). Can
0.05 maka Ho diterima yaitu tidak ada disordered mobile phone use be considered
hubungan antara manajemen waktu a behavioral addiction? An update on
current evidence and a comprehensive
dengan kecenderungan FoMO.
model for future research. Current
Addiction Reports, 2, 156-162.
SIMPULAN http://dx.doi.org/10.1007/s40429-015-0054-y
Berdasarkan data hasil penelitian, hasil uji
Burke, M., Marlow, C., & Lento, T. (2010). Social
korelasi Pearson Correlation menunjukan network activity and social well-being.
bahwa nilai manajemen waktu dengan Postgraduate Medical Journal, 85, 455-459
FoMO sebesar -0.238 dan nilai signifikansi
Claessen, B, J, C., Eerde, W, V., Rutte, C, G., & Roe,
(sig.) sebesar 0.206. Nilai signifikan (sig) > R, A. (2007). A review of the time
0,05 menunjukkan tidak terdapat management literature. Personnel Review,
hubungan signifikan antara manajemen 36 (2), 255-276,
http://dx.doi.org/10.1108/0048348071072613
waktu dengan kecenderungan FoMO 6
selama pandemi COVID-19 pada ibu
bekerja. Korelasi negatif memiliki makna Dogan, V. (2019). Why do people experience the
fear of missing out (FoMO)? Exposing the
semakin tinggi manajemen waktu maka link between the self and the FoMO
semakin rendah kecenderungan FoMO through self-construal. Journal of Cross-
yang dimiliki oleh ibu bekerja, begitu pula Cultural Psychology, 1-15. http://doi:
10.1177/0022022119839145
sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan antara Fitriyani, Nurwati, N., &Humaedi, S. (2016). Peran
manajemen waktu dengan kecenderungan ibu yang bekerja dalam pemenuhan
kebutuhan dasar anak. 3 (1), 52-57, ISSN:
FoMO selama pandemi COVID-19 pada ibu 2442-4480
bekerja.
JWT Intelligence. (2011). Fear of missing out. (JWT
Research Report May 2011). Retrieved from
UCAPAN TERIMAKASIH http://www.jwtintelligence.com/wp-
Ucapan terima kasih tak terhingga content/themes/jwtintelligence/custom/
kami sampaikan kepada LPPM jwtpubsform.html

Universitas Malikussaleh yang telah JWT Intelligence. (2012). Fear of Missing Out
mendanai penelitian sehingga dapat (FoMO). Diunduh dari
www.jwtintelligence.com/wp-content/iploa
berjalan lancar. Terima kasih pula kepada
ds/2012/03/F_JWT_FOMO-
seluruh responden yang telah berkenan update_3.21.12.pdf
mengisi kuesioner.
Kang, I., Cui, H., & Son, J. (2019). Conformity
consumption behavior and FoMO.
DAFTAR PUSTAKA Sustainability, 11, 1-18. doi:
Agiani, P., Nursetiawati, S., & Muhariyati, M. 10.3390/su11174734
(2015). Analisis manajemen waktu pada ibu
bekerja. Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Kholisa, N. (2012). Hubungan manajemen waktu
Pendidikan, 4 (1), 27-35 dengan efektivitas kerja karyawan. Journal
of Social and Industrial Psychology, 1 (1), 56-
Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: 60
Pustaka Pelajar
Jurnal Diversita, 5 (2) Desember 2019: halaman. [Font: Calibri, size: 11, bold]

Macan, T, H. (1994). Time management: test of a


process model. American Psyhchological
Association, 79 (3), 381-391

Oberst, U., Wegmann, E., Stodt, B., Brand, M., &


Chamarro, A. (2017). Negative
consequences from heavy social networking
in adolescents: The mediating role of fear of
missing out. Journal of Adolescence, 55, 51-
60.
http://dx.doi.org/10.1016/j.adolescence.2016.
12.008

Ojo, L, B., & Olaniyan, D, A. (2008). Effective time


management in organization panacea or
placebo. The Social Science of Medwell
Journals, 3 (6), 401-405

Przybylski, A, K., Murayama, K., DeHaan, C, R., &


Gladwell, V. (2013). Motivational, emotional
and behavioral correlates of fear of missing
out. Computer in Human Behavior, 29 (4),
1841-1848. doi: 10.1016/j.chb.2013.02.014

Roberts, A, A., & David, M, E. (2019). The social


media party: fear of missing out (FoMO),
social media intensity, connection, and
well-being. International Journal of Human-
Computer Interaction, 1-6. doi:
10.1080%2F10447318.2019.1646517

Subathra, V., Nimisha, M., & Hakeem, M, N, L.


(2013). A study on the level of social
network addiction among college students.
Social Science, 3, 355-357

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tracy, B. (2013). Time management. USA:


American Management Association

Anda mungkin juga menyukai