Anda di halaman 1dari 2

CERPEN : SUMPAH PEMUDA

Pagi ini, matahari menyapaku dengan sinarnya yang seolah-olah


memelukku dengan kehangatan cahayanya. Matahari menyelamatkanku dari
dinginnya pagi untuk menyambut semangat dan harapan baru.
Jarak demi jarak ku tempuh demi menuju sekolah tercinta. Namun,
sepanjang jalan tidak kutemukan satupun bendera merah putih yang masih
berkibar di depan rumah warga pasca 17 Agustus kemarin. Padahal jika bendera
merah putih dikibarkan setiap hari, tidak akan menghalangi rumah mereka yang
nampak indah itu. Ada apa dengan rasa nasionalisme mereka? Sayapun tidak tahu.
Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit, akhirnya saya tiba di
sekolah. Suasana sekolah hari ini, tidak jauh berbeda dari biasanya hanya saja hari
ini terlihat beberapa siswa sedang sibuk mempersiapkan upacara dalam rangka
memperingati hari sumpah pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober.
Sembari berjalan menuju ke ruang kelas, saya tentunya menyapa dan
memberikan semangat untuk mereka, dan perhatian saya tertuju pada salah satu
siswa yang sedang bergumam sendirian di bawah pohon. Lalu sayapun
menghampirinya.
“Selamat pagi”

“Selamat pagi kak Riko”

“Lagi ngapalin apaan tuh?”

“Oh ini lagi ngapalin teks sumpah pemuda kak?

“Kamu nggak sekedar ngapalin aja kan, tapi dilakuin juga?

“Sekarang kan Indonesia sudah merdeka kak, jadi tidak perlu khawatir lagi. Kita
juga udah nggak perlu berjuang seperti pemuda dahulu kak”.

“Kata siapa, pemuda zaman sekarang udah merdeka? Pemuda zaman sekarang
lebih menyukai negara lain dibandung negara sendiri yaitu Indonesia. Misalnya,
banyak pemuda zaman sekarang yang bermain game namun yang dipasang pada
akun profil gamenya adalah bendera negara lain. Mengapa demikian? Karena
mereka merasa bendera asing lebih keren dibanding bendera Indonesia sehingga
mereka malu untuk menggunakan bendera Indonesia. Dari kejadian ini, dapat
dilihat bahwa kurangnya jiwa nasionalisme pemuda sekarang ini. Sampai kapan
pun tidak ada yang namanya kebebasan karena kita akan terus terjajah oleh diri
sendiri yang disebabkan atas obsesi dan kehendak berkedok nafsu demi eksistensi
yang membawamu ke arah yang sesat. Oleh karena itu, perlunya merawat jiwa
nasionalisme untuk memperkuat bagian yang rapuh”.

“Terima kasih atas nasihatnya kak, saya akan berusaha menjadi seseorang yang
memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.”

Tibalah hari dimana semua warga sekolah melakukan upacara sumpah pemuda.
Upacara berjalan dengan lancar hingga tiba saatnya pembacaan sumpah pemuda,
seorang siswa membacakan sumpah pemuda dengan semangat yang membara
diikuti oleh semua peserta upacara secara bersamaan.

Pembacaan sumpah pemuda tersebut, membuat kita semua merinding. Bayangkan


jika semua pemuda di Indonesia memiliki semangat nasionalisme yang membara.

Anda mungkin juga menyukai