Anda di halaman 1dari 2

Esuk-esuk srengengene wis metu, Ibu

Nyuwun pangestu keng putro badhe sinau, Ibu


Nyangking tas ing jerone isi sabak, Bapak
Sada lan grip wis cemepak neng kothak, Bapak

Pagi-pagi matahari telah terbit, Ibu


Mohon restu Ananda hendak belajar, Ibu
Membawa tas di dalamnya berisi sabak, Bapak
Lidi dan grip telah siap dalam kotak, Bapak

...
matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta
Bagi anak sekolah di Yogyakarta era 70-an, barangkali lagu tersebut seringkali

kanak - kanak menjadi bagian dari tugas menyanyi di depan kelas oleh Bapak / Ibu gurunya. Lagu yang
tanpa pendidikan bercerita tentang kesahajaan dan kesopanan seorang anak kepada kedua orang tuanya ketika
berangkat ke sekolah di pagi hari. Lagu yang bertutur tentang peralatan standar seorang murid
aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku dalam menuntut ilmu.
membentur meja kekuasaan yang
macet Jaman telah bergerak, menderu berdebu-debu. Anak-anak tumbuh dalam nuansanya masing-
dan papantulis - papantulis para
pendidik masing. Ada sebagian yang sangat beruntung bisa menikmati titel "lulus SD" sampai sebutan
yang terlepas dari persoalan "Pak Profesor", namun ada juga yang terpaksa menghentikan langkahnya. Dalam batinnya ia
kehidupan menangis. Terngiang perkataan Bapak dan Ibunya semalam, "Nak, mulai esok, engkau ikut bantu-
delapan juta kanak - kanak bantu orang tuamu ini. Biaya pendidikan terlampau tinggi, terlampau jauh untuk diraih, bahkan oleh
menghadapi satu jalan panjang angan kami sekalipun..."
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan Membuka-buka lembaran di tangan Anda ini, semoga bisa memberikan gambarang selintas
tanpa ada bayangan ujungnya tentang apa yang selama ini kami lakukan. Ada yang harus menemani dan meneguhkan
... semangat mereka.
W.S. Rendra, Sajak Sebatang Bahwasanya, masih ada harapan untuk bersekolah.
Lisong Bahwasanya, masih ada jalan untuk ditempuh.
Bahwasanya, masih ada kesempatan untuk membawa tas, buku, penggaris, dan pensil...

Seusai lembaran-lembaran ini Anda baca, kami berharap kita bisa bersama-sama menarik
gerbong pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik. Semoga saja.
V
Visi
Sekolah Rakyat, dalam setiap gerak langkahnya, selalu bernafaskan visi “menjadi LSM pelopor pendidikan
bagi masyarakat yang kurang mampu di seluruh pelosok Indonesia”.

Yayasan Sekolah Rakyat (NPWP: 02.198.481.0-413.000) merupakan sebuah Lembaga Swadaya


Masyarakat independen yang bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional untuk mewujudkan
terlaksananya program Wajib Belajar 9 Tahun. Didirikan pada tahun 2002 dan disahkan di depan notaris
Muhammad Hasan Sulsi, SH (akte tertanggal 28 Januari 2002 Nomor 5).

Salah satu program utama dari Yayasan Sekolah Rakyat adalah penyelenggaraan pendidikan SLTP Terbuka di
lebih dari 22 propinsi. Sebuah aktivitas pendidikan formal yang setara dengan SLTP Reguler namun lebih fleksibel
dalam pengaturan tempat dan waktu serta tidak adanya biaya apapun yang dibebankan kepada siswa-siswanya.

M Misi
· Menggalang semua lapisan masyarakat untuk berperan aktif mencerdaskan generasi muda harapan bangsa.
· Membuka sekolah-sekolah gratis bagi siswa miskin dan golongan kurang mampu di seluruh pelosok Indonesia.
· Memanfaatkan semua sarana dan potensi yang ada di masyarakat sebagai modal dasar pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai