Anda di halaman 1dari 93

Daftar Isi

1. Bahagia (hal. 3)
2. Makhluk Ciptaan Allah Itu “disebut” Manusia (hal. 8)
3. Tiga Kewajiban Ekspresi Muslim dalam Menghadapi Pandemi(hal. 13)
4. Jaga Iman Usai Ramadhan, di Tengah Virus Pandemi (hal. 19)
5. Menuju Pribadi Sulit Mengejek Sesama (hal. 26)
6. 4 Derajat Dalam Menghadapi Musibah (hal. 29)
7. Berbicara itu “Ngga Doang” (hal. 32)
8. Narasi Fitri Pandemi (hal. 36)
9. Peningkatan Kesholehan Sosial saat dan pasca Ramadhan serta
ditengah pandemi (hal. 45)
10. Mengembangkan Dakwah dan Pendidikan Berkebangsaan (hal. 50)
11. Iman Bersemi di Tengah Pandemi (hal. 55)
12. Nalar Moderasi Beragama Menyikapi Corona (hal. 59)
13. Meningkatkan Spiritualitas di tengah Pandemi (hal. 63)
14. Covid-19 & Spiritualitas Diri (hal. 67)
15. Hikmah di balik Musibah (hal. 71)
16. Rindu Ibu (hal. 75)
17. Kenali Tentang Covid-19 Yuk Kawan (hal. 78)
18. Sabar dan Sedekah Respon Islam Melawan Virus Corona (hal. 84)
19. Pandemi Covid-19 dan Jerat Desakralisasi Ekstrem Manusia Modern
(hal. 86)

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 1


Pengantar Redaksi
   

Assalamu’alaikum wr. wr.


Alhamdulillah Segala Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala , karena
dengan Ridho Nya Buletin Al Fatah kali ini bisa terbit kembali di tengah-tengah masa pendemi
Covid-19 yang hampir terjadi di seluruh Belahan dunia.

“Dakwah ibarat jantung yang harus tetap dipacu agar dapat mengalirkan makanan spiritual bagi
jiwa-jiwa yang gersang”.

Semenjak pemerintah mengeluarkan intruksi kepada seluruh lapisan masyarakat untuk


menghindari keramaian dengan tetap di rumah, Dakwah daring merupakan inovasi dalam kurun
waktu beberapa bulan terakhir untuk menghindupkan sendi-sendi dakwah yang Ukhuwah
Islamiyah, inovatif dan kreatif. Memanfaatkan media sosial sebagai alat penyebaran dakwah
secara daring mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat muslim yang haus akan siraman
rohani. Buletin Al Fatah terbit dengan Volume 9 Nomor 1 pada bulan Juni 2020 setelah tidak terbit
untuk beberapa volume dengan berbagai kendala teknis, kepengurusan, sumber penulis dan
alasan lainnya, yang seolah-olah dakwah melalui media tulis ini hilang dari peredaran di kegiatan
akademik Unisma Bekasi.

Kondisi inilah yang juga mengilhami kami sebagai penerbit Buletin Al Fatah dengan struktur dan
fungsi barunya bergerak cepat, tanggap dan sistematis dalam merumuskan konsep dan gagasan
untuk menerbitkan kembali Buletin Al Fatah.

Buletin AL Fatah secara garis besar berisikan tema-tema terkait kondisi wabah Covid-19 yang
melanda hampir seluruh dunia. Tema besar pada volume Volume 9 Nomor 1 pada bulan Juni 2020
adalah “Iman bersemi di masa pandemi” seperti : Muhasabah, Cerpen, Opini, Inspirasi, Tuntunan
Islam, Ibadah, Aqidah dan Akhlaq.

Akhirnya atas nama redaksi kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan
dikepengurusan Beletin Al Fatah, penulis dan tim yang telah membantu penerbitan kembali
Buletin ini.

Bekasi, 05 Juni 2020/ 13 Dzulqa’dah 1441H

Redaksi.

Penanggung Jawab: Redaksi Pelaksana: Humas dan Komunikasi:


Dr. H. Abdul Khoir, HS. M.Pd. Taufikur Rokhman, S.T., M.T. Sugeng, S.T., M.T.
M. Fadhil, S.I.P., M.I.P. Jaka Waluya, S.Pd., M.Pd.
Pemimpin Redaksi: Seta Samsiana, S.T., M.T. Siti Khadijah, S.Sos., M.Si.
Setyo Supratno, S.Pd., M.T. Ainur Rofiq, S.I.P., M.I.P. Dr. Husnul Khatimah, M.Si
Editor: Toridi
Sekretaris Redaksi: Dr. Yayat Suharyat
Tiu Illia Widya Putri, S.E. Ir. Abdul Hafid Paronda, M.T., I.P.M. Desain dan Layout
M. Amin Bakri, S.T., M.T. Sisferi Hikmawan, S.Kom.
Bendahara: M. Ikhwan R, S.T.P., M.Si. Arria Ilhamahesa, S.Kom.
Dian Sariyatiningsih, S.E. Dr. Akmal Rizki G. Hasibuan, MA.
Dr. Dindin Abidin, M.Si.

2 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


Cerpen

BAHAGIA?
Oleh: La Panrita Demmone

N
amanya Sekar. Pagi ini anaknya. Ibu juga tidak mau anaknya
dia sudah siap untuk kelaparan.
berangkat ke sekolah,
tidak pernah dia mau Kelas-pun dimulai, pelajaran demi
diantarkan oleh Ayahnya, ia lebih kerap pelajaran terus berganti, tugas sekolah
memilih untuk berjalan kaki atau naik dan perkerjaan rumah sudah penuhi
kendaraan umum saja. Kini ia sudah daftar tunggu otak murid-murid yang
menginjak kelas dua SMP. Teringat susah payah mengerti ocehan guru
terakhir kali ketika ia diantar Ayahnya mereka.
menuju sekolah, Sekar langsung
disambut dengan panggilan “mayat,
orang sekarat”. Sampai sekarang itupun
masih berlangsung.

Sekar pamit, diselipkan uang sepuluh


ribu rupiah, lima ribu dari Ibu dan
sisanya lagi tambahan dari Ayahnya. Bila
Sekar memutuskan untuk berjalan kaki,
uang itu bisa utuh sampai di sekolah,
kalau dipakainya untuk membayar
ongkos kendaraan umum, uang itu
hanya tersisa lima ribu rupiah saja,
itu-pun ia masih harus berjalan kaki
beberapa meter lagi sampai ia bertemu
dengan gerbang sekolah. Belum lagi bila
di pagi hari ia tidak sempat sarapan di
rumah, kadang Ibunya menambahkan
dua ribu perak untuk urusan perut, itu
juga dengan perasaan bersalah karena
tidak bisa memberi sarapan untuk

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 3


Hari ini ditutup dengan pelajaran sadar karena kalimatnya, suasana kelas
Bahasa Indonesia, tidak ada tugas di berubah jadi berisik pasar. Dalam
kelas maupun kerja kelompok, Sekar hatinya-pun menghina para murid
serta murid lain merasa lega; akhirnya sambil mengemis perhatian.
ada satu pelajaran tanpa tugas. Sang guru
hanya bercerita dari awal dia masuk, “Diam dulu semua” lanjut sang guru,
mulutnya komat-kamit memberitahu “tugas kalian besok hanya cukup
para murid tentang masa ceritakan hal yang
lalunya, sedari sang guru
susah atau senang. Ciri Apa yang membuat membuat kalian
bahagia, satu
khas pengajar bahasa di Sekar bahagia? Baju? persatu akan maju
ujung semester.  Triing.. Ia rasa tidak, setiap untuk bercerita.”
Triing.. Triing.. tanda jam peringatan hari Kartini
pelajaran berakhir, maka di sekolah, Sekar selalu P e n g u m u m a n
selesai sudah sekolah hari mengenakan kebaya tugas itu sekaligus
ini. Suara bel itu sangat
yang sama, di acara m e n u t u p
ditunggu oleh semua
murid.
resmi kebaya itu lagi, di pertemuan Sekar,
“Baiklah, karena besok foto keluarga lagi-lagi para murid, dan
kalian masih bertemu terlihat ia mengenakan sang guru. Hari
saya. Bapak akan kebaya merah dengan berakhir menjadi
memberi PR kepada corak batik pada tanda tanya
kalian” bawahannya. besar bagi Sekar.
Bahagia(?)

Perasaan lega dan bahagia


barusan runtuh karena kalimat yang Apa yang membuat Sekar bahagia?
diucapkan sang guru sebelum pergi Baju? Ia rasa tidak, setiap peringatan
meninggalkan kelas. Pujian yang sudah hari Kartini di sekolah, Sekar selalu
dinyanyikan dalam hari murid-murid mengenakan kebaya yang sama, di acara
untuknya kini berubah jadi cacian dan resmi kebaya itu lagi, di foto keluarga
hinaan yang tetap diucapkan dalam hati lagi-lagi terlihat ia mengenakan
mereka. “Yah… pak yah...” ricuh mulut kebaya merah dengan corak batik pada
para murid dengan nada protes namun bawahannya. Sedangkan murid yang
tanpa ada argumen. lain, tiap tahun selalu pakai baju yang
berbeda, di acara yang berbeda tidak
pernah sama apa yang mereka kenakan.
“Tenang, tenang, kali ini bapak tidak Lalu, apa yang buat ia bahagia? uang
kasih kalian tugas yang susah. Jadi jajan? sepertinya itu juga tidak. Tempat?
dengarkan bapak dulu” Sang guru tempat paling jauh saja dan paling

4 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


indah menurut Sekar yang pernah saling melontarkan pertanyaan untuk
dikunjunginya ketika ia rekreasi ke keduanya yang sama-sama mencari
Puncak Bogor, itupun bersama murid jawaban. Sekar yang penasaran dengan
sekolah. Pertanyaan dan pertanyaan situasi itu mencoba mendekat untuk
terus mengetuk pintu ingatannya, menguping, sayangnya sudah terlambat,
tentang kebahagiaan. Itu yang terus rasa penasarannya hanya berhasil
menemani langkah kaki Sekar untuk menangkap kaya syukur yang keluar
pulang. Uang sudah habis untuk makan dari mulut Ibunya. Sementara wanita
dan bayar kas kelas. yang barusan datang sambil berseri
sudah melangkah tinggalkan rumah
kontrakkan itu. Sekar masih penasaran
Begitupun ketika malam tiba. Sekar
dengan apa yang terjadi – buru-buru ia
yang sedari tadi duduk, kadang
datangi Ibunya dan langsung bertanya
melamun namun tiba-tiba melumat
“Ada apa bu?”
habis buku dan tugas-tugas dari
sekolah. Kini benar-benar terdiam
ketika mengingat kembali satu tugas Ibu menjawab pertanyaan itu dengan
yang belum dikerjakannya; soal apa wajah yang sangat bahagia sama
yang membuatnya bahagia(?) berserinya dengan sorot mata dan nada
bicara wanita yang rusak lamunan Sekar
dengan kegaduhannya. Percakapan
Malam itu menjadi gaduh – lamunan
antara Ibu dan anak itu pun diakhiri.
Sekar dirusak oleh kegaduhan tadi.
Suara ketukkan menghantam pintu
rumah kontrakan kecil berwarna “Itulah alasan kenapa dulu Ibu bisa
cokelat yang mulai mengelupas. Ibu jatuh cinta dengan Ayah. Bagi Ibu, Ayah
Sekar berlari buru-buru membukakan adalah pahlawan super yang biasa kamu
pintu, barangkali ada orang penting, lihat di film-film. Tapi ini versi aslinya” –
walaupun mana mungkin. Terlihat tangan ibu datang tepat ke arah hidung
seorang wanita berumur kurang lebih Sekar sambil memainkannya dengan
sama dengan Ibu Sekar, dengan wajah lembut, persis ketika ia berumur lima
berseri sembari bertanya, tahun dan didongengkan oleh Ibu di
pangkuan. Tangan itu kini mengelap
pipi Sekar, air matanya jatuh perlahan.
“Pak Hendra ada di rumah bu?”
Ibu melihat itu tersenyum, Sekar pun
ikut tersenyum.
“Kebetulan tidak ada, suami saya masih
berkerja. Memangnya ada apa ya?”

Tibalah Sekar di gerbang sekolahnya lagi


Percakapan antara dua Ibu-ibu dengan seperti biasa. Apel pagi dilaksanakan

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 5


dan diikuti seluruh penghuni sekolah, mendengar cerita tentang bahagia dari
sebelum jam pelajaran pertama segera mulut para murid. Huruf A sudah lewat,
dimulai, tepat hari ini yang pertama begitupun B, C, dan seterusnya. Sampai
adalah bahasa Indonesia. Benar saja, berhenti pada, “Sekar Anjani, silakan
selesai apel pagi, para murid sudah maju dan bercerita.”
mempersiapkan cerita mereka masing-
masing, cerita tentang kebahagiaan. Ini giliran Sekar. Langkahnya sangat
yakin, dia seakan membawa cerita
Sang guru masuk lebih awal karena tentang kebahagiaan dan juga kebenaran.
guru juga tidak boleh telat tentunya. Tentu saja yang baru ia dapat tadi malam
Dibukanya kelas pertama di pagi hari lewat percakapan dengan Ibu.
dengan doa dan ritual-ritual yang
lain; menghapus papan tulis mengisi “Selamat pagi semua” ucap Sekar dengan
absensi kelas, dan lain-lain. Setelah keras, namun ucapan itu ternyata dapat
semua selesai sang guru tiba-tiba balasan “Huu.. anak mayat”, “Ih Sekar…
berdiri – “Assalamualaikum, selamat aaaat”, “Mobilnya angker enggak kayak
pagi. Baik, seperti yang sudah bapak mobil gua”
bilang kemarin. Hari ini tugas kalian
adalah bercerita dengan tema hal yang
membuat kalian bahagia.” Suara Sekar menjadi lirih, pijakkan
kaki yang tadi tegas agak sedikit goyah,
keyakinan yang dibawanya tadi sirna
Seisi kelas agak ricuh di awal hari, ada seketika.
murid yang berbisik dan bertanya dengan
teman sebangkunya soal apa yang akan
diceritakannya, ada juga yang sudah Teringat senyum Ibu semalam, Sekar
bercerita bahkan sebelum apel pagi berusaha kalahkan suara lirihnya
dimulai. Sekar hanya berdiam, duduk, dan kembali yakin cerita yang akan
seolah meyakinkan dirinya sendiri akan dibawakannya semua orang harus
cerita yang nanti dibawakannya adalah dengar, bukan hanya kelas ini, seharusnya
benar-benar tentang kebahagiaan. seluruh dunia mendengarkan cerita
Bukan yang lain. Sekar.

“Bapak mulai dari urutan absen ya” “Ini cerita kebahagiaan yang baru
saya temukan dan sadari semalam. Ini
tentang Ayah. Dia bukan pengusaha, dia
Sudah watunya sang guru memanggil juga bukan boss, dia bukan orang cerdas,
satu persatu para murid melalu daftar keahliannya hanya menyetir mobil.
hadir di kelas. Menunggu giliran sambil

6 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


Saya punya satu
mobil, karena
mobil itu saya
dibuat malu untuk
menaikinya.
Sampai saya
melarang Ayah
untuk mengantar
atau menjemput
ke sekolah dengan
mobil itu. Bahkan
karena mobil
itu, kalian semua
memberikan saya
panggilan yang Sampai dimana kini saya sadar,
jujur tidak pernah sama sekali saya setiap kali ada orang yang tidak saya
pedulikan. Saya sudah cukup malu kenal datang ke rumah hanya untuk
waktu itu. mencarinya. Karena ingin ucapkan
terima kasih atas apa yang dilakukan
Ayah. Sebab nyawa dibawanya selamat
dan jasad dipulangkan dengan tenang di
waktu yang tepat.

Ayah adalah seorang pahlawan dengan


keahlian menyetir. Bisa saja sewaktu-
waktu Ayah saya beraksi untuk
menyelamatkan nyawa kalian atau
membawa keluarga kalian menuju
tempat istirahat terakhir. Begitupun
saya, kita semua akan berada di mobil
Kini saya sudah tidak akan merasakan itu”
itu kembali, sebab setelah tahu Ayah
bukan sekadar membawa badan tanpa
Bahagia rasanya untuk Sekar
nyawa menuju tempat terakhir mereka,
menceritakan apa yang mesti orang
atau mengantarkan nyawa yang sudah
tahu, agar yang tidak tahu tidak berubah
di ujung tanduk, gelisah, apakah harus
menjadi sok tahu. “Bahagia sekali” tutup
tinggalkan badan atau bertahan. Ayah
Sekar.
juga pertaruhkan nyawanya.

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 7


SIROH

Makhluk Ciptaan Allah Itu “disebut”


Manusia
Oleh Rayno Dwi Adityo

H
ampir lima
bulan sudah
pandemi
covid-19 merambah
tanah air, negara
yang kini sedang
diuji oleh Allah Swt,
sekaligus sebagai
sebuah bukti robohnya
kecongkakan manusia
dihadapan Tuhannya
melalui makhluk yang kebinatangannya, sebagaimana telah
ukurannya lebih kecil hingga tak nampak diabadikan dalam Q.S al-‘Araf ayat 176,
namun mampu meluluhlantahkan 179, dan Al-Baqarah ayat 65.
sendi-sendi kehidupan, memporak Ketika di awal pandemi
prandakan perekonomian masyarakat. terjadi panic buyying adapula yang
Tahun ini pula, kita telah selesai melalui sempat-sempatnya melakukan ikhitkar
bulan suci ramadhan dengan situasi dan (penimbunan) alat-alat medis untuk
suasana yang begitu berbeda dari tahun- keuntungan dirinya semata tak
tahun sebelumnya. Sebuah peristiwa perduli pihak lain. Contoh lain, terjadi
dimana sifat asli setiap individu penolakan terhadap jenazah korban
ditampakkan, ada tetap lurus ada pula covid-19 dan puncaknya sebagaimana
yang melenceng, bahkan beberapa yang dilansir Kompas.com tanggal 10
diantaranya lebih menampilkan sisi- April 2020 adalah penolakan jenazah
sisi ‘beringas’, terdegradasi dengan sifat seorang perawat di Semarang yang

8 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


meninggal akibat terpapar virus tersebut kemanusiaan, tetapi spontanitas dengan
setelah merawat pasien covid-19. Miris sigap serta responsif menolong saudara-
sekali memang, mereka lupa kalau saudaranya yang membutuhkan,
tenaga medis merupakan bagian dari upaya-upaya pertolongan itu masif
garda terdepan, mereka pahlawan kita bermunculan baik ditingkat kelompok
semua, mereka telah mengorbankan kecil swadaya masyarakat, relawan-
waktunya berpisah dengan keluarga, relawan lintas agama dan suku, seperti
mempertaruhkan nyawa, tak terbayang yang contohkan oleh warga Cipageran,
kelelahan yang dirasakan baik psikis Cimahi Jawa Barat. Dengan kesadaran
maupun fisik, namun apa yang terjadi tinggi membantu secara bergantian,
adalah sebaliknya. Di titik ini, mungkin memberikan suply kebutuhan pokok
ada benar perkataan Thommas Hobbe kepada keluarga yang terdeteksi
bahwa manusia itu ibarat serigala yang positif covid-19 ketika melaksanakan
selalu menerkam dan menyerang satu isolasi mandiri. Pada ruang lingkup
sama lain. yang lebih luas ormas-ormas pun
Sebuah sisi lain watak dan tidak ketinggalan turut andil dalam
karakter asli manusia, namun demikian peran-peran strategis filantropis itu.
ternyata disini pula letak pelajaran Satgas NU DKI Peduli covid-19
lain yang Allah Swt ingin tunjukkan, mendistribusikan bantuan kemanusiaan
dalam satu rangkaian peristiwa dengan perkiraan total nilai 1,1 Miliar.
selalu memiliki dua sisi mata uang. Begitu pula Muhammadiyah selain
Jika hal-hal di atas menggambarkan menerjunkan para relawannya melalui
bagaimana manusia terjatuh kedalam Muhammadiyah Covid-19 Command
standar derajat binatang atau mungkin Center telah menggelontorkan dana
lebih parah, namun di sisi lain senilai kurang lebih 123 Miliar. Tidak
terdapat kelompok manusia yang ketinggalan musisi tanah air yang baru
muncul dengan sifat-sifat paripurna. saja kemarin dipanggil Allah Swt,
Tanpa perlu dibekali segudang teori para penggemarnya menjulukinya ‘the
godfather of broken heart’,
populer dengan panggilan
pakde Didi kempot, tidak
tanggung-tanggung dana
yang disumbangkan mencapai
7,6 Miliar.
Bisa dipahami, bahwa
sifat keburukan, binatang
dan jahat selalu berhadapan
dengan sifat mulia, kebaikan
dan keluhuran. Meminjam

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 9


perkataan Ali Syariati, inisiator rausyan Nilai dan Kepribadian Manusia pada
fikr (intelektual yang tercerahkan), Intelektualitas, Spiritual dan Tanggung
memberikan perumpamaan pada jawab Sosial, menjabarkan empat
peristiwa terbunuhnya Habil oleh Qabil. hal perjalanan manusia menuju
Qabil sebagai representasi dari sisi kesempurnaan pribadi diantaranya;
ketamakan, arogansi, ketidakpedulian, (a) perjalanan manusia menuju Tuhan;
dan penindas, sedangkan Habil (b) perjalanan dengan Tuhan dengan
perwujudan dari kelompok yang mengenali-Nya; (c) perjalanan dengan
penuh kasih sayang tetapi ditindas dan Tuhan bersama makhluk Tuhan
menjadi korban. Menurut Cak Nur, (mengajak kebaikan dengan cara
manusia disamping mempunyai sifat berkelompok); dan (d) perjalanan
buruk, ia juga memiliki potensi ‘suci’, dengan Tuhan di tengah-tengah
karena sejatinya manusia mewarisi sifat makhluk demi keselamatan mereka
akhlakul karimah nabi Muhammad (aktifitas kemanusiaan). Pada poin
Saw, oleh karena itu seorang muslim terakhir seraya mengutip potongan
sejati melekat padanya etos untuk ayat al-Quran surat At-taubah ayat
selalu berbuat kebaikan, senantiasa 128,”.......amat belas kasihan lagi
pro-aktif pada perbuatan baik, sekecil penyayang terhadap orang-orang
apapun perannya. Aksi yang berdimensi mukmin.” Sedangkan terjemahaan
kemanusiaan (filantropis), merupakan Depag,” .....Penyantun dan penyayang
satu wasilah pencapaian menuju Tuhan. terhadap orang-orang beriman.”
Murtadha Muthahari dalam Pendidikan kemanusiaan
buku bertajuk Manusia Sempurna memiliki porsi yang penting dan

10 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


strategis dalam Islam, sampai-sampai dari rasa lapar, membebaskannya dari
KH. Ahmad Dahlan menekankan kepada kesulitan, dan membayarkan hutang-
murid-muridnya generasi awal terdahulu hutangnya.”
betapa penting menyantuni fakir miskin Padahal semakin seseorang
dan anak yatim, konteks penanaman merasa telah mengetahui Tuhan sejatinya
kemanusiaan beliau zaman itu, hingga mengetahui bahwa itu merupakan batu
berulang-ulang mengkaji surat Al- loncatan bagi kemanusiaan dan fitrah
Ma’un sampai empat bulan lamanya agar akhlak manusia. Sehingga dapat kita
murid-muridnya tidak berhenti pada simpulkan bahwa kesalehan individual
level sekedar hapal, paham melainkan tidak dapat berjalan sendiri tanpa
mampu mengimplementasikan. Beliau diiringi keshalehan sosial. Dari Ibnu
pernah berujar bahwa kita dapat Umar ra yang diriwayatkan Imam
mengukur kemiripan kita dengan nabi Bukhori, “Dan barangsiapa yang berusaha
(Muhammad Saw) dengan melihat memenuhi kebutuhan saudaranya maka
kepekaan kita terhadap penderitaan Allah juga akan memenuhi kebutuhannya.”
sesama. Islam mesti berfungsi praktis Redaksi hadis lain masih diriwayatkan
bagi pemecahan persoalan kehidupan Al-Bukhori, “Tidaklah mukmin, orang
kemanusiaan universal. yang kenyang sementara tetangganya lapar
Penulis kutip beberapa cuplikan sampai ke lambungnya.”
hadis dari buku berjudul,”Membuka Kesemua informasi di atas
Tirai Kegaiban-Renungan-renungan merupakan bentuk peringatan Allah
Sufistik”, hadis riwayat At-Tabharani Swt kepada kita, setiap manusia
yang kurang lebih terjemahnya sebagai merupakan insan individu yang dibekali
berikut: Berbicara Abu Syaikh, dari dengan dua potensi besar. Pertama,
bapakya, dari kakeknya, dia berkata: bahwa potensi yang menggiring kita
Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, pada keburukan, kejahatan, arogansi
“Ya Rasulullah tunjukkan kepadaku dan sikap masa bodo terhadap sesama.
amal yang menyebabkan aku masuk Kedua, potensi lurus manusia yang
surga.” Rasulullah Saw bersabda, “Yang memiliki rasa empati tinggi terhadap
memastikan kamu masuk surga dan kebutuhan kondisi sosial disekitarnya.
mendapat ampunan adalah suka memberi Potensi-potensi itu diberikan kepada
makanan, menebarkan salam, dan manusia, karena memiliki apa yang
berbicara dengan baik.”. Lalu ada hadis disebut dengan ‘kehendak’ memilih,
lain dari Ibn Hajar al-Asqalani yang dan setiap pilihan itu akan membawa
sekilas berbunyi: Ketika Rasulullah Saw manusia pada penghargaan berupa
ditanya, “amal apa yang paling utama?” neraka ataupun kenikmatan surga. Sekali
nabi Saw menjawab, “Seutama-utama lagi, selain ibadah mahdah seperti shalat
amal ialah memasukkan rasa bahagia pada lima waktu tentu tidak boleh ditinggal,
hati orang yang beriman, yaitu melepaskan untuk meyempurnakan ibadah-ibadah

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 11


mahdah tersebut, Allah Swt memberikan Bahan Bacaan
banyak jalan agar hambanya dapat
memperoleh jannah-Nya, salurannya Abdul Mu’thi (et.all), K.H. Ahmad
tidak tunggal, terbuka sangat lebar dan Dahlan, Jakarta: Musium kebangkitan
kita bebas memilih mau menggunakan Nasional Direktorat Jenderal
jalan mana saja, berkat Maha kasih- Kebudayaan Kementrian Pendidikan
Nya dan rahmat-Nya. Itulah sekelumit dan Kebudayaan, 2015.
hal yang tidak diberikan oleh Allah
Akmal R.G. Hsb, Menyinari Kehidupan
Swt kepada makhluk lainnya, Allah
dengan Cahaya Al-Quran, Jakarta:
Swt menciptakan sesuatu tanpa kesia-
Quanta Gramedia, 2018.
siaan, serta sangat paham betul bahwa
makhluknya yang satu ini memiliki nilai Jalaludin Rakhmat, Membuka Tirai
lebih diantara makhluk ciptaan lainnya Kegaiban Renungan Sufistik, Jakarta:
dan makhluk terbaik ciptaanNya itu Mizan, 2008.
‘disebut’ manusia. Wallahu’alam…
M. Subhi-Ibrahmi, Ali Syari’ati Sang
Ideolog Revolusi Islam, Jakarta: Dian
Rakyat, 2012.

Murtadha Muthahri (terj), Quantum


Akhlak, Cetakan Pertama, Yogyakarta:
Arti Bumi Intaran, 2008.

Murtadha Muthahari (terj), Manusia


Sempurna Nilai dan Kepribadian
Manusia pada Inteletualitas Spiritual
dan Tanggung Jawab Sosial, Yogyakarta:
Rausyan Fikr Institute, 2011.

Nurcholis Madjid, Pintu-Pintu Menuju


Tuhan, Jakarta: Dian Rakyat, 2008.

12 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


AQIDAH

Tiga Kewajiban Ekspresi Muslim dalam


Menghadapi Pandemi
Oleh Siti Khadijah


Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”
(QS. Al-Ankabut [29]: 2)

“Dan sesungguhnya kami telah menuji orang-orang sebelum mereka,


maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti
mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al-Ankabut [29]: 3)

Hidup adalah Ujian


Ayat diatas menegaskan
bahwa manusia hidup di dunia akan
senantiasa diuji dengan berbagai
cobaan untuk menguji seberapa besar
keimanan manusia tersebut. Ujian
adalah sunnah kauniyah (ketetapan
Allah swt yang pasti terjadi). Banyak
bentuk ujian yang diberikan Allah SWT
kepada manusia, diantaranya dengan
malapetaka, ketakutan, kesengsaraan
dan lain sebagainya. Hal ini telah di
sampaikan Allah swt dalam firmannya
pada QS. Al-Baqarah ayat 214 :

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 13


umat manusia di seluruh dunia, tak
terkecuali di Indonesia. Wabah ini
dianggap sebagai malapetaka yang
menimbulkan ketakutan pada
seluruh umat manusia diseluruh
dunia. Ketakutan ini terlihat jelas
dari berbagai kebijakan yang
diterapkan pada berbagai belahan
dunia, diantaranya lockdown di
beberapa negara dan PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala
Besar) di Indonesia. Berbagai
upaya dilakukan oleh pemerintah
untuk menekan penyebaran virus
ini, namun sampai saat ini jumlah
“Apakah kamu mengira bahwa korban yang terinfeksi masih tinggi
kamu akan masuk surga, padahal belum dan entah sampai kapan pandemi atau
datang kepadamu (cobaan) sebagaimana wabah ini akan berakhir, wallahu`alam
halnya orang-orang terdahulu sebelum bisshowab. Lantas bagaimana sikap
kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka kita sebagai seorang mukmin dalam
dan kesengsaraan, serta digoncangkan menghadapi wabah ini?.
(dengan bermacam-macam cobaan)
sehingga berkatalah Rasul dan orang- Bukan Ditakuti, tapi Dihadapi
orang beriman bersamanya: “Bilakah
datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Ketakutan dalam diri manusia
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat terhadap pandemi korona ini sudah
dekat. ” (QS. Al-Baqarah [2]: 214) pasti ada dan merupakan hal yang
wajar. Namun sebagai umat muslim
Ath-Thabrari dalam Jami Al- tentunya tidak menyikapi pandemi
Bayan menjelaskan, bahwa ayat diatas ini dengan ketakutan yang berlebihan,
merupakan pemberitahuan Allah swt tapi harus dihadapi dengan senantiasa
kepada umat muslim, bahwa Allah swt berprasangka baik pada Allah swt
akan menguji umat dengan perkara- bahwa pandemi ini akan berlalu dengan
perkara yang ringan maupun yang berat usaha dan senantiasa berdo`a. .Berdo`a
untuk menunjukan kadar keimanan dan adalah hal yang diajarkan oleh para
kemungkaran seseorang. Diantara ujian nabi terdahulu. Mulai dari nabi Adam,
yang diberikan kepada umat manusia nabi Musa, nabi Yunus dan para nabi-
saat ini adalah wabah penyakit korona nabi lainya. Diantara beberapa doa para
yang sudah menewaskan ratusan ribu nabi yang terdapat didalam al-qur`an

14 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


adalah doa nabi Yunus As ketika berada bagian dari ibadah hati seorang
didalam perut ikan paus. muslim. Tidak ada kejadian yang
tercipta tanpa makna, dibalik
ujian dan kesulitan, pasti akan ada
penyelesaiannya.

“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan


itu ada kemudahan.”(QS. Al-Insyirah
[94]: 5)

”Maka beliau (Nabi Yunus) menyeru Allah swt tidak akan berbuat
dalam keadaan yang sangat gelap: dzalim kepada makhluknya dengan
“Bahwa tidak ada tuhan yang berhak memberikan kesulitan di luar batas
sembah selain Engkau (Allah), Maha kemampuan makhluknya seperti
Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk termaktub dalam QS. Al-Baqarah
orang-orang yang dzalim”. (QS. Al- [2]: 286 yang berbunyi:
Anbiyaa [21]: 87)

Dalam melihat pandemic ini kita


“Allah tidak akan membebani
harus kembali kepada sang Maha
seseorang melainkan sesuai dengan
Pencipta, Allah Azza wazalla. Seperti
kesanggupannya…” (QS. Al-
pada firman Allah pada surat Al-
Baqarah [2]: 286)
Ankabut [29] ayat 2 dan 3 umat muslim
diingatkan bahwa setiap kejadian yang
Ayat diatas memberi kekuatan
menimpa manusia merupakan ujian
kepada kita untuk senantiasa
dan cobaan untuk mengukur seberapa
optimis dan semangat dalam
besar kadar keimanan seseorang. Agar
menghadapi pandemi ini.
kita bisa menang dalam ujian ini dan
Menyakini bahwa pertolongan
masuk dalam barisan orang-orang yang
Allah swt pasti akan datang disaat
beriman, maka umat muslim harus
yang tepat, seperti kisah nabi Musa
senantiasa:
as saat akan tersusul oleh pasukan
Fir’aun, “sesungguhnya Allah
1. Berprasangka baik pada Allah swt
bersamaku, dia akan memberikan
Berprasangka baik ketika mendapat petunjuk kepadaku” saat kita
ujian dari Allah swt menjadi ditimpa kesulitan yang seolah-

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 15


olah kita tidak mampu untuk diabadikan dalam al-qur`an.
mengahadapinya. Jadi, janganlah
bersedih dan takut atas setiap
kesulitan yang menghimpit kita,
karena pertolongan Allah Swt akan
selalu datang tepat pada waktunya.
Dengan datangnya kesulitan kita
akan memiliki hati yang lebih
kuat dan sadar atas kekurangan
serta kesalahan kita dan dijauhkan ”Maka beliau (Nabi Yunus) menyeru
dari sifat sombong karena pada dalam keadaan yang sangat gelap:
dasarnya manusia jauh dari “Bahwa tidak ada tuhan yang berhak
kesempurnaan dan serba dalam sembah selain Engkau (Allah), Maha
keterbatasan. Dalam hidup ini Suci Engkau, sesungguhnya aku
tidak ada hidup tanpa ujian, karena termasuk orang-orang yang dzalim.”
ujian adalah sunnah-Nya. Hanya (QS. Al-Anbiyaa [21]: 87)
saja yang kita perlukan bijaksana
dalam menyikapinya, seperti yang Semua kemudahan itu adalah
diajarkan oleh Imam Syafi`I ketika karunia dari Allah swt, bukan
menghadapi ujian dan musibah. kerja keras hambanya, karena
“Jika Semua Orang Menjauh Ketika itu bermunajatlah kepada Allah
Engkau Mendapat Kesulitan, Maka dengan kepasrahan dan butuh
Ketahuilah Bahwa Allah Swt Ingin pertolongan Allah swt serta
Membuatmu Kuat Dan Ia Akan mengakui segala kesalahan dan
Menjadi Penolongmu.”  (Imam kekhilafan sebagai manusia.
Syafi’i) Memohonlah pada pertolongan
Allah swt dengan memuji
keagungan-Nya, karena barang
2. Berdoa dan bertasbih siapa yang bertawakkal pada Allah
swt maka Dia akan memudahkan
Imam Syafi’i berkata: “Saya segala urusan hambanya.
tidak melihat ada hal yang lebih
bermanfaat untuk menghilangkan 3. Ikhlas dan Sabar
wabah dibanding bertasbih (kepada
Allah)”. (Hiyatul Awliya’: 9/136). Sebagai hamba, kita harus ikhlas atas
Diriwayatkan bahwa Allah swt segala ketentuan dan kehendak Allah
memberi pertolongan kepada nabi swt. Jika Allah swt berkehendak, tidak
Yunus as berkat doa dan tasbihnya ada seorang makhluk pun yang dapat
nabi Yunus sebagaimana yang menghalangi-Nya. Allah Maha Kuasa,

16 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


sumber : Mediaindonesia.com
Maha Gagah, Maha Kuat, termasuk agama dengan keluarga serta orang-
terjadinya wabah korona yang saat ini orang terdekat dan hal lainnya yang
sedang melanda seluruh dunia dimuka bernilai ibadah dihadapan Allah swt.
bumi ini. Kemudian Allah swt mengajarkan
Sabar menghadapi dan menjalani semua kepada umat muslim untuk senantiasa
ujian. Sabar bukan berarti hanya pasrah, mengiringi sabar dengan shalat. Seperti
melainkan ikhtiar. Walau Bekerja dalam firman Allah swt yang berbunyi:
dari Rumah (BDR), tetap berusaha
memberikan hasil yang terbaik untuk
kantor atau perusahaan tempat kita
bekerja, sebab, bekerja sebaik mungkin
itu bagian dari ibadah, dan bekerja
adalah bagian dari amanah yang harus
dipenuhi kewajibannya. “Dan mohonlah pertolongan (kepada
Sabar   juga berarti menjaga bahkan Allah) dengan sabar dan shalat...”
dapat meningkatkan nilai ibadah. (QS. Al-Baqarah [2] : 45).
Punya waktu lebih banyak di rumah,
maka tingkatkan ibadah, tidak hanya
melaksanakan ibadah yang wajib, Ujian, musibah serta cobaan
namun dapat menambahnya dengan yang diberikan Allah swt kepada
ibadah yang sunnah. Mendirikan manusia adalah sebagai wujud
shalat, membaca al-qur`an, menambah untuk menguji kesabaran manusia.
pengetahuan dan wawasan dengan Umat muslim diperintahkan
membaca buku-buku Islam, diskusi untuk senantiasa bersabar selama

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 17


menjalani ujian sehingga dapat Penutup
dengan mudah dilalui. Kesabaran
merupakan cerminan dari nilai Hidup adalah ujian. Selama
keimanan seorang hamba. Kita manusia  hidup, selama itulah manusia
bisa belajar dari kisah nabi Ayub akan diuji Allah swt. “yang menciptakan
As yang mendapat ujian dan mati dan  hidup, untuk menguji kamu,
cobaan dari Allah swt berupa siapa di antara kamu yang lebih baik
penyakit yang menggerogoti amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha
tubuhnya, kehilangan harta serta Pengampun.” (QS. Al-Mulk [67]:
anak istrinya. Namun nabi Ayub 2). Ketika manusia diuji maka harus
tetap sabar dalam menerima takdir Kembali kepada Allah swt dengan
yang telah ditetapkan Allah swt meminta pertolongan kepada Allah
dan justru semakin membuat nabi swt karena barang siapa yang meminta
Ayub rajin beribadah kepada-Nya tolong kepada Allah swt maka Dia akan
sampai akhirnya semua ujian yang memberi pertolongan-Nya.
ditimpakan kepada nabi Ayub di
cabut oleh Allah swt dan nabi
Ayub kembali sehat bahkan lebih
kuat. Kisah tersebut mengajarkan
bagaimana umat muslim harus
senantiasa sabar yang tak berbatas “Ya Allah, jangan Kau sandarkan
dalam menghadapi segala bentuk aku pada diriku sendiri meski hanya
ujian dan musibah seperti wabah sekejap”Ipis re perum ratem volo
korona saat ini. quatia aut quis nonsed quamus ullaut
voluptiant ad et faccum volore vide
rerfero ius dolore nat accus quis aped
ut aci te et rem facerum fugit aspero
dolorecta aut molore rest as derupta
sinum exceribus, consendae.

Dan sungguh akan Kami berikan


cobaan kepada kalian dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar.” (QS. Al-
Baqarah [2]: 155)

18 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


AKHLAQ

Jaga Iman Usai Ramadhan, di Tengah Virus Pandemi


Oleh Irnie Victorynie

I
stilah “Jaim”, tenar di
masyarakat dengan makna Jaga
Image. Kemudian, muncul lagi
arti lain yaitu Jaga Iman. Sering
kita menerima nasehat untuk selalu
Jaim (jaga Iman) dari ustadz, orang
tua atau lainnya. Fenomena ini sangat
menarik untuk dikupas, mengapa kita
disuruh untuk selalu Jaim?

Apa itu Iman? menurut pandangan syariat adalah


Mengawali pembahasan, kita pembenaran hati, dan amalan anggota
lihat dulu apa makna dari Iman. Saat badan”.
ini, mayoritas masyarakat memahami Jadi, dari beberapa penjelasan
iman berupa keyakinan dalam hati, tadi, Iman mencakup tiga hal, yaitu:
ucapan dengan lisan, dan pengamalan keyakinan, perkataan, dan perbuatan.
dengan anggota badan. Pernyataan Ketiga hal itu harus terealisasi, tidak
tersebut, tentu tidak muncul begitu saja. bisa hanya salah satu atau sebagian saja.
Berikut ini beberapa Berikut ini akan dirinci beberapa dalil
keterangan yang menjadi rujukan. dari setiap unsur Iman tadi.
Pertama, Al Imam Asy Syafi’i pernah Yang pertama, dalil tentang keyakinan
menulis dalam kitab Al Umm, bahwa hati. Beberapa dalil ini menguatkan
“Telah terjadi ijma’ (konsesus) di pemahaman kita bahwa memang
kalangan para sahabat, para tabi’in, dan benar, keyakinan dalam hati merupakan
pengikut sesudah mereka dari yang salah satu bentuk iman. Diantara
kami dapatkan bahwasanya iman adalah dalilnya, lihat firman Allah Surat Al
perkataan, amal, dan niat. Tidaklah Hujurat/49:14. Allah ta’ala berkata:
cukup salah satu saja tanpa mencakup
ketiga unsur yang lainnya”.
Sumber lainnya, dari
Imam Muhammad bin Isma’il bin
Muhammad bin al Fadhl at Taimi al Artinya, “karena iman itu belum masuk
Asbahani, mengatakan bahwa “Iman ke dalam hatimu”.

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 19


Selanjutnya, pada Surat lain, Musa dan Isa serta apa yang diberikan
yaitu surat Al Mujaadilah/58:22, yaitu: kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami
tidak membeda-bedakan seorangpun
diantara mereka dan kami hanya tunduk
patuh kepada-Nya”.
Kemudian, sabda Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam, dalam
Artinya, “meraka itulah orang-orang hadits riwayat Muslim, yang artinya:
yang telah menanamkan keimanan “Aku diperintahkan untuk memerangi
dalam hati mereka”. manusia hingga mereka mengucapkan,
‘Tidak ada tuhan (yang berhak
Yang kedua, dalil tentang perkataan disembah) melainkan Allah’, maka
lisan. Beberapa dalil ini menjadi sumber barangsiapa yang mengucapkan, ‘Tidak
yang meyakinkan kita bahwa iman ada tuhan (yang berhak disembah)
harus diucapkan dengan lisan. Salah melainkan Allah’, maka sungguh dia
satunya, firman Allah dalam Surat Al telah menjaga harta dan jiwanya dari
Baqarah/2:136. Allah menyebutkan: (seranganku) kecuali dengan hak Islam,
dan hisabnya diserahkan kepada Allah”
Yang ketiga, dalil tentang amalan
anggota badan. Beberapa dalil ini
menegaskan bahwa iman harus
dibuktikan dengan pengamalan.
Diantara dalilnya, Allah berfirman
dalam Surat Al Baqarah/2:143.


Artinya, “dan Allah tidak akan menyia-
nyiakan imanmu (shalatmu)”.
Selanjutnya, Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam dalam hadits riwayat
Muslim, mengatakan yang artinya :
Artinya, “katakanlah (hai orang- Artinya, “seorang mukmin tidak disebut
orang mu’min): “Kami beriman kepada mukmin saat ia berzina”.
Allah dan apa yang diturunkan kepada
kami, dan apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak
cucunya, dan apa yang diberikan kepada

20 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


untuk membina dan mendidik diri
dan hati. Disamping itu, ibadah puasa
menjadi ibadah yang sangat efektif
untuk meningkatkan iman dan takwa
kepada Allah. Seperti yang dinyatakan
dalam Surat Al-Baqarah/2:183, yang
Ramadhan, Momen Untuk Men- berbunyi:
charge Iman
Perumpamaan sebuah
handphone. Bila baterenya sudah
menipis, maka harus segera di-charge.
Bila tidak di-charge, maka akan mati
dan tidak berfungsi. Begitupun dengan
tanaman, bila tidak disiram secara Artinya, “wahai orang-orang yang
teratur, maka lama-lama akan layu dan beriman, diwajibkan atas kamu
mati. Pengibaratan tersebut, sebenarnya berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
bisa menjadi gambaran untuk iman kita. orang-orang sebelum kamu agar kamu
Bila iman tidak dijaga dan dipupuk, bertakwa.”
maka iman akan menurun, bahkan bisa
hilang. Tetap Jaim, Pasca Ramadhan
Ramadhan adalah bulan yang Meski Ramadhan telah
mulia, dengan beragam keutamaan berlalu, bukan berarti iman kita ikut
dan keistimewaan. Ramadhan juga layu. Berusahalah untuk tetap menjaga
dibilang sebagai bulan madrasah, bulan kontinuitas dan kualitas ibadah. Dengan

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 21


begitu, iman tetap bertahta dalam diri bahwa doa adalah senjata. Maksudnya,
kita. Allah sudah mengingatkan dalam melalui doa yang terpanjat dengan
Al-Quran, bahwa semua manusia penuh keyakinan, khusyuk, dan
diperintah untuk terus beribadah, merendahkan diri, berharap Allah
seumur hidupnya. Kapanpun dan di akan mengabulkan apapun permintaan
manapun. Pernyataan itu ada dalam hambaNya, selama tidak mengandung
surat Al Hijr/15:99, yaitu: unsur dosa di dalamnya. Seperti yang
Allah sampaikan dalam Al-Quran
Surat Al-Baqarah/2:186:
Artinya, “beribadahlah kamu kepada
Rabb-mu hingga datang kepadamu Al
Yaqin”. Maksud dari Al Yaqin di situ
adalah maut.

Ada banyak cara untuk tetap


memacu semangat beribadah, dan tetap
memelihara iman dalam diri, walau Artinya, “dan apabila hamba-hamba-
Ramadhan telah pamitan. Diantaranya, Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
pertama, bersemangat mempelajari maka (jawablah), bahwasanya Aku
ilmu syar’i. Kita menyadari bahwa adalah dekat. Aku mengabulkan
banyak keutamaan dari belajar ilmu permohonan orang yang berdoa
syar’i. Salah satunya, Allah ta’ala akan apabila ia memohon kepada-Ku. Maka,
mengangkat derajat kita dari orang hendaknya mereka itu memenuhi
yang tidak memiliki ilmu. Penjelasan (segala perintah)-Ku dan hendaklah
tentang ini, ada dalam Al-Quran Surat mereka beriman kepada-Ku, agar
Al-Mujaadilah/58:11, yaitu: mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Ini kesempatan bagi kita


untuk mengambil manfaat dari senjata
tersebut. Bukankah kita yakin bahwa
Allah-lah yang mengendalikan hati
Artinya, “Allah akan mengangkat semua manusia. Bahkan, hidayahpun
derajat orang-orang yang beriman berada dalam genggaman-Nya. Karena
diantara kalian dan orang-orang yang itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
diberi ilmu beberapa derajat.” menyuruh kita untuk selalu berdoa
kepada Allah, memohon agar iman
Kedua, Berdoa agar iman selalu terpelihara.
selalu terjaga. Semua mukmin tahu
Ada sebuah hadits riwayat

22 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


Hakim, dari Abdullah bin Amr bin sekaligus mentadabburi ayat-ayat Allah
Ash radhiyallahu ‘anhuma, yang dalam Al-Quran, maka akan semakin
memberitahu kita untuk terus berdo’a, mengetahui kekuasaan dan kebesaran
agar iman tidak pudar. Nabi shallallahu Allah, sehingga iman akan terus
‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: bertambah.
“sesungguhnya iman itu bisa memudar
pada hati kalian, sebagaimana kain bisa Pandemi Menguji Iman
memudar. Karena itu, berdoalah kepada Kita tahu, saat ini seluruh
Allah untuk memperbarui iman di hati penduduk dunia dihebohkan oleh
kalian.” makhluk mini, yang berasal dari Wuhan
Ketiga, memperbanyak Hubei China, yaitu Covid-19 (Corona
membaca dan mentadabburi Al-Quran. Virus Desease-2019). Dalam waktu yang
Membaca Al-Quran memberikan cukup singkat, virus ini berkembang
pengaruh yang besar pada hati kita. menjadi wabah yang dinyatakan sebagai
Setiap kali ayat Al-Quran dibaca, pandemi oleh WHO. Hingga tak heran,
akan mendatangkan ketenangan dan bila seluruh manusia dibuat resah
ketentraman bagi para pembacanya. olehnya.
Sehingga, semakin sering membaca dan
mengkaji Al-Quran, maka iman kita Namun, sebagai insan yang
semakin bertambah. memiliki iman, dibalik kekhawatiran
Allah sudah mengabarkan terhadap virus tersebut, kita meyakini,
tentang hal tersebut dalam Al-Quran, bahwa semua peristiwa yang terjadi di
Surat Al-Anfal/8: 2, yaitu: muka bumi ini adalah bagian dari rencana
dan kehendak Allah. Hal penting yang
harus kita perhatikan adalah bagaimana
cara kita mensikapi peristiwa ini dengan
benar, sesuai syari’at Islam, agar iman
kita tetap terjaga.

Ada beberapa cara yang bisa


Artinya, “sesungguhnya orang-orang kita lakukan, diantaranya: Pertama,
yang beriman ialah mereka yang bila meyakini bahwa Allah ta’ala yang
disebut Nama Allah gemetarlah hati mengatur alam semesta ini. Segala
mereka, dan apabila dibacakan ayat- penciptaan, kehidupan, dan kematian,
ayat-Nya bertambahlah iman mereka terjadi atas kehendak Allah. Bahkan,
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah semua yang terjadi di langit dan bumi
mereka bertawakkal.” seluruhnya, tidak luput dari pengaturan
Allah. Termasuk datangnya musibah
Jadi, bila kita rutin membaca bagi manusia, juga dalam kontrol Sang

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 23


Sutradara Kehidupan. Misal, terjadinya Semua berjalan dengan ilmu dan
bencana alam, peperangan, pembunuhan, hikmah-Nya Allah. Termasuk virus
dan wabah penyakit. pandemi yang tengah asyik mengobrak-
abrik kehidupan kita, terjadi atas Ilmu
Setiap manusia mestinya dan Hikmah-Nya Allah, dan semua
sadar, bahwa covid-19 yang muncul telah tercatat dalam Lauh Mahfuzh.
di permukaan bumi, tentu terjadi atas
izin-Nya. Bukankah Allah Maha Kuasa, Kedua, Lakukan introspeksi
mampu berbuat apa saja menurut diri. Siapa tahu virus corona datang
kehendak-Nya. Seperti dijelaskan dalam karena stimulasi dari ulah manusia, dosa-
Al-Quran, Surat Al-Buruj/85:14-16, dosa manusia yang mulai menggunung,
yaitu: bisa jadi salah satu pemicu hadirnya
wabah mematikan ini. Seperti dijelaskan
oleh Allah dalam Quran Surat Ar-
Rum/30 : 41-42, yang berbunyi:

Artinya, “dan Dialah Yang Maha


Pengampun, Maha Pengasih yang
memiliki ‘Arsy. Lagi Maha Mulia, Maha
Kuasa berbuat apa yang Dia kehendaki.”

Ayat lain dalam Al-Quran,


menyampaikan bahwa ilmu Allah itu
meliputi segala sesuatu. Tidak ada
satupun yang terlepas dari ilmu Allah,
baik yang terjadi di langit maupun di Artinya, “telah tampak kerusakan di
bumi. Ayat tersebut ada dalam Surat darat dan di laut disebabkan karena
At-Thalaq/65:12, yang artinya, “… perbuatan tangan manusia; Allah
bahwasanya Allah Maha Berkuasa atas menghendaki agar mereka merasakan
segala sesuatu, Dan ilmu Allah benar sebagian dari (akibat) perbuatan mereka,
benar meliputi segala sesuatu.” agar mereka kembali (kejalan yang
benar). Katakanlah (Muhammad),
Jadi, kendati Allah memiliki “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah
kekuatan dan kekuasaan atas apapun, bagaimana kesudahan orang-orang
setiap kehendak-Nya tentu tidak ngasal. dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah
Semua terjadi atas pertimbangan dan orang-orang yang mempersekutukan
pengukuran yang tidak pernah meleset. (Allah).”

24 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


memberikan kebaikan kepada siapa saja
Sudah jelas bukan, bahwa yang Allah kehendaki di antara hamba-
kerusakan yang terjadi di muka bumi, hamba-Nya. Allah Maha Pengampun,
termasuk covid-19 muncul, bisa jadi Maha Penyayang.”
disebabkan oleh dosa-dosa manusia.
Dengan diberikan musibah ini, Allah Namun, tawakkal bukan berarti
hendak menyadarkan kita akan diam pasrah, tanpa berbuat apapun,
banyaknya kelalaian dan kesalahan yang itu keliru. Tawakkal pada Allah sambil
sudah kita lakukan, dan Allah ingin dibarengi dengan ikhtiar mengatasi
kita kembali kepada-Nya, serta kembali musibah. Kita harus bersinergi dengan
memperbaiki ibadah dan iman. semua pihak. Taati arahan dari
Pemerintah, Majelis Ulama, dan Dokter
Ketiga, Bertawakkal kepada yang ahli dalam bidang ini.
Allah. Semua peristiwa sudah
ditakdirkan oleh Allah, karenanya Disamping itu, Kita wajib
tawakkallah pada-Nya. Tawakkal di sini, berhati-hati dan waspada terhadap virus
artinya menggantungkan segala urusan corona. Tidak boleh meremehkannya.
hanya kepada Allah, dan menyandarkan Tapi, bersikaplah secara wajar, jangan
hati kita hanya pada-Nya pula. Dengan berlebih-lebihan, dan jangan pula
tawakkal kepada Allah, maka Allah menakut-nakuti orang dengan kematian.
jualah yang akan memberikan jalan
keluar, sebagaimana yang disebutkan
dalam Firman-Nya, Surat Yunus/10:107,
yang berbunyi:

Artinya, “dan jika Allah menimpakan


suatu bencana kepadamu, maka tidak ada
yang dapat menghilangkannya kecuali
Dia. Dan jika Allah menghendaki
kebaikan bagi kamu, maka tidak ada
yang dapat menolak karunia-Nya. Allah

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 25


AKHLAQ

MENUJU PRIBADI SULIT


MENGEJEK SESAMA
Oleh Muhammad Alfarisyi

B
anyak di antara kita
yang mungkin kurang Maksudnya bagaimana?
memperhatikan hal kecil, tidak
memikirkannyal, sehingga Contohnya seperti ini, ketika
pelajaran hidup yang justru sangat kita melihat kucing tanpa buntut di
berharga bisa saja terlewatkan bahkan jalan, atau melihat kucing yang mukanya
terabaikan. Melihat seekor kucing tidak menarik, maka cobalah untuk
tanpa buntut di pinggir jalan, ternyata tidak mengeluarkan penilaian seperti
dapat ditemukan sebuah pelajaran ini “Ih kucing aneh!” atau “kucing jelek”
tentang “Stop Mengejek.” Semoga kita
bisa mengambil hikmaknya. Nah, jika kita sudah bisa
menahan hal tersebut dan betul-betul
Bagaimana caranya dari seekor serius melatih diri untuk itu, selanjutnya
kucing tanpa buntut dapat memberikan kita akan mulai terbiasa untuk tidak
pelajaran tentang pentingnya “Stop mengejek siapapun.
Mengejek”??
Mungkin sebagian dari
Cara belajar untuk berhenti kita kadang mendengar seseorang
mengejek itu sebenarnya sangat memanggil atau mengejek orang lain
sederhana, yaitu mulai dari hal yang dengan seperti “E Gendut!’ atau “si
paling kecil dahulu. Apakah itu? Salah Pesek!” atau “Si Hitam!” dan ujaran
satunya adalah dengan memperbaiki lainnya yang menyayat hati seseorang.
sikap dalam menilai makhluk Allah Terhadap perilaku orang lain tersebut
selain manusia. kita tidak bisa mengkontrol, tetapi kita

26 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


bisa mengkontrol diri sendiri. Dalam memakannya. Apabila beliau tidak
batas tertentu, biarlah orang lain yang suka, beliau pun meninggalkannya
mengejek, kita harus bisa mengontrol (tidak memakannya).”  (HR. Bukhari
diri untuk tidak ikut-ikutan. Idealnya no. 5409 dan Muslim no. 2064)
kita bisa mencegah mereka untuk tidak
nelakukan kekejaman verbal seperti Melalui membaca Sirah Nabi,
contoh tersebut, serta menegajaknya bahwa beliau tidak pernah mencela atau
memperbaiki akhlak. menghina makanan, kita bisa ambil
bahwa itu bukan akhlak yang baik,
Kembali ke contoh kasus apabila kita menghina makanan.
kucing di atas, muncul pertanyaan,
apakah bisa dengan cara membiasakan Melalui hadist tersebut, kita bisa
tidak mengejek makluk Allah selain kaitkan dengan bahasan di atas, maka
manusia membuat kita terbiasa untuk kita bisa mengambil hikmah bahwa
tidak mengejek sesama manusia ? dengan melatih untuk tidak mencela
atau mengejek makanan akan timbul
Boleh jadi kita sempat berpikir, sebuah kebiasaan atau habbit dalam diri
tidak mengapa mengejek binatang, untuk tidak mudah mengejek makhluk
kan tidak punya hati. Nah, Jika kita Allah lainnya.
bisa menjaga lisan dari mengejek
makhluk tanpa hati, pasti kita akan Baiklah, kalau begitu, kita
bisa menjaga ucapan dari menyakiti butuh waktu berapa lama untuk
makhluk yang memiliki hati. Apabila membiasakan hal tersebut?
terhadap makhluk selain manusia yang
derajatnya di bawah manusia, kita bisa Untuk melatih perubahan
menahan diri untuk tidak mengejek, seperti itu memang butuh waktu.
maka terhadap sesama manusia, Perubahan dari malam menuju siang
pastinya bisa. dan sebaliknya membutuhkan sebuah
proses. Ulat yang kita anggap jijik
Sang Teladan Agung Nabi kemudian berubah menjadi kupu-kupu
Muhammad, SAW mengajarkan yang cantik juga membutuhkan sebuah
kepada kita untuk tidak mencela proses. Merubah sikap dan perilaku
makanan, sebagaimana sabda beliau. pasti juga membutuhkan sebuah waktu
untuk berproses hingga terbiasa dengan
hal tersebut.
Dari Abu Hurairah  radhiyallahu
‘anhu,  Nabi  shallallahu ‘alaihi wa Selama kita bisa konsisten
sallam bersabda, yang artinya : dan terus intropeksi diri, insyaAllah
kita akan bisa mencapai hal tersebut.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak Maka marilah terus melatih untuk tidak
pernah mencela makanan sekali pun. mengejek makhluk ciptaan Allah selain
Apabila beliau berselera (suka), beliau manusia, in syaa Allah secara bertahap

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 27


kita akan bisa meninggalkan kebiasaan bukan hanya melatih lisan saja, namun
buruk menyakiti orang dengan lisan harus melatih juga jari jemari kita dari
kita. mengetik hal-hal yang menyakitkan.

Yuk, belajar dari hal yang paling


Simpulan, kecil. Berhenti mengejek binatang dan
tumbuhan, sampai akhirnya kita punya
Mari kita terus melatih diri derajat akhlaq ... sulit mengejek sesama
akan hal tersebut, in syaa Allah kita akan manusia.
bisa meninggakan kebiasaan mengejek
rupa atau fisik dari makhluk ciptannya Semoga Allah senantiasa
Allah. Karena hakikatnya jasmani memberikan kita keistiqomahan dan
ini tidak bisa kita order ketika lahir, Allah memberikan kita semangat untuk
sehingga manusia diciptakan Allah senantiasa berubah menjadi hambanya
dengan beragam keadaan fisik, ada yang yang beriman dan bertaqwa.
menarik ada juga yang kurang menarik.
Kalau boleh pesan, kita mungkin Dari Abu Hurairah bahwa
kepingin punya fisik seperti Nabi Yusuf, Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa
AS atau Rasulullah Muhammad, SAW. sallam bersabda, yang artinya :
“Barang siapa yang beriman kepada
Jangan sampai lisan kita Allah dan Hari Akhir maka hendaklah
menjadi toxic yang menyakiti bahkan ia berkata baik atau hendaklah ia diam.”
membunuh orang lain, karena sangat (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018;
banyak sekali kasus bullying yang Muslim, no.47)
berujung pada depresi, atau bahkan
yang lebih mengerikan adalah kematian NOTE untuk team redaksi : Untuk
(bunuh diri). nama penulis jika diperkenankan agar
di rahasiakan ya. Terimakasih banyak,
Menghadapi Era digital, kita sukses selalu.

28 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


IBADAH

4 Derajat Dalam Menghadapi Musibah


Oleh Taufiqur Rokhman

Di
antara nikmat yang sebelumnya. Umat muslim menghadapi
sangat besar yang ujian yang bagi sebagian orang tidaklah
Allah anugerahkan ringan. Ada yang harus kehilangan
kepada kita selaku pekerjaan karena PHK, ada yang
hamba-Nya adalah dipertemukan kekurangan harta dan makanan  dan
kembali dengan bulan ramadhan hingga bahkan ada yang harus kehilangan
penghujungnya. Betapa banyak manusia sanak saudara tersebab meninggal dunia
yang terhalangi dari nikmat tersebut, karena wabah. Itulah diantara ujian yang
entah karena mereka sudah tiada atau harus dihadapi oleh umat islam saat ini.
mereka yang tidak mendapatkan manfaat Demikianlah sunnatullah yang berjalan
dari hadirnya ramadhan selain manfaat di atas permukaan bumi ini. Setiap
duniawi. Siapa lagi kalau bukan non manusia yang mengaku beriman
muslim atau orang-orang ateis. Semoga pasti akan diuji untuk membuktikan
kita keluar dari bulan ramadhan dalam keimanannya sampai kepada kadar
keadaan dosa kita diampuni. Aamiin. keyakinan astau hanya ampai dibibir
saja. Sebagaimana Firman Allah dalam
Ramadhan yang baru saja kita lalui ini surat al Ankabut (29:2-3):
memang berbeda dengan ramadhan

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 29


kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Pada Tafsir Al Muyassar, dijelaskan


bahwasanya Allah bersumpah kepada
orang-orang beriman bahwa Dia akan
menguji mereka dengan beberapa jenis
Apakah manusia itu mengira bahwa
cobaan; seperti rasa takut dari musuh,
mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
kelaparan, kehilangan harta benda,
“Kami telah beriman”, sedang mereka
kehilangan orang-orang yang dicintai,
tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya
dan kekurangan buah-buahan. Wahai
kami telah menguji orang-orang yang
Rasulullah, berilah kabar gembira bagi
sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
orang-orang yang bersabar atas cobaan
mengetahui orang-orang yang benar dan
tersebut dengan surga.
sesungguhnya Dia mengetahui orang-
Semoga umat islam mampu melewati
orang yang dusta.
ujian ini dengan bersabar dan dengan
tetapnya iman. Aamiin.
Secara langsung ditegaskan pula dalam
Terkait dengan musibah dan ujian yang
firman Allah pada surat al Baqarah
menimpa seorang muslim, terdapat
(2:155). Bahwa cobaan dan ujian dalam
empat derajat dalam menghadapinya.
hidup pasti akan dialami oleh setiap
Pertama marah, kedua sabar, ketiga
manusia baik secara individu maupun
ridha dan keempat syukur.
kelompok, namun demikian bagi
Yang pertama, (marah) hukumnya
orang yang sabar tetap diberikan rasa
haram, bahkan ia termasuk dosa besar,
kegembiraan hatinya oleh Allah SWT.
seperti menampar pipi atau mencukur
rambut atau merobek baju  atau berkata,
wah sialan, atau berdoa atas dirinya agar
celaka dan lainnya yang menunjukkan
kemarahan. Nabi bersabda (yang
artinya),
“Bukan termasuk golongan kami orang
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan yang merobek kerah baju, menampar
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, pipi dan menyeru dengan seruan

30 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


jahiliyah.”(HR. Bukhari) tersebut menjadi nikmat baginya yang
Kedua, sabar dengan menahan diri, hati, patut disyukuri.
lisan, dan perbuatan dari kemurkaan, ini Kedua, jika seseorang bersabar atas
wajib, musibah yang dialaminya, maka dia akan
Ketiga, ridha, bedanya dengan sabar dibalas dengan pahala, sebagaimana
adalah bahwa orang yang sabar merasakan firman Allah Ta’ala, yang artinya :
kegetiran tetapi dia tidak marah, hanya “Sesungguhnya hanya orang-orang yang
saja itu adalah sesuatu yang sulit dan bersabarlah yang dicukupkan pahala
pahit dalam dirinya, seperti ucapan mereka tanpa batas.” (Az-Zumar 39: 10)
seorang penyair, Karenanya, dia bersyukur kepada Allah
Sabar itu seperti namanya, pahit atas musibah yang menimpanya karena
rasanya mendatangkan pahala.
Akan tetapi akibatnya lebih manis Ketiga, sabar termasuk derajat yang
daripada madu tinggi di kalangan orang-orang yang
Akan tetapi orang yang ridha tidak memiliki perhatian terhadap etika
merasakan pahit, dia senang, seolah-olah pergaulan, yang tidak diraih kecuali
apa yang menimpanya bukanlah apa-apa. dengan adanya sebab-sebab, maka dia
Jumhur ulama berpendapat bahwa ridha bersyukur kepada Allah, karena meraih
terhadap apa yang ditetapkan Allah, derajat tersebut.
sangat dianjurkan. Dikisahkan bahwa sebagian wanita ahli
ibadah mendapatkan penyakit pada
Keempat, syukur, yaitu dia jarinya, namun dia bersyukur kepada
mengungkapkan  alhamdulillah  dengan Allah, ketika dia ditanya tentang hal
lisan dan tindakan, dia melihat bahwa tersebut, dia menjawab, “Pahalanya
musibah adalah nikmat. Tetapi untuk yang manis membuatku lupa pahitnya
derajat ini mungkin ada yang berkata, bersabar darinya.”
bagaimana mungkin? Jawabannya adalah Wallahu a’lam bi ashowab.
itu sangat mungkin bagi orang yang
diberi diberikan Taufiq oleh Allah Ta’ala.
Pertama, karena jika seseorang
mengetahui bahwa musibah adalah
pelebur dosa, dan bahwa hukuman atas
dosa di dunia adalah lebih ringan daripada
ditundanya ia di akhirat, maka musibah

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 31


IQRA

BERBICARA ITU “NGGA DOANG”


Oleh Rizal

B
erbicara ialah kepandaian
manusia dalam
mengeluarkan suara dan
menyampaikan pendapat
dari pikiran atau kegiatan kreatif
dengan melibatkan berbagai anggota
tubuh. Berbicara suatu anugerah yang
di berikan oleh Allah swt yang sudah
di jelaskan pada firman-firmanya

“Hai orang-orang yang beriman,


bertakwalah kamu sekalian kepada Allah
Ketika kita diberikan nikmat dan katakanlah perkataan yang benar,
berbicara, maka berbicaralah hanya niscaya Allah memperbaiki amalan-
yang baik saja. Sebagaimana Allah amalanmu dan mengampuni dosa-
telah perintahkan. dosamu. Barangsiapa mentaati Allah
dan RasulNya, maka sesungguhnya
ia telah mendapat kemenengan yang
besar” (QS : Al-Ahzab 70-71).

32 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


Jika berbicara secara langsung, maka saja. Namun banyak sekali pemaknaan
pandanglah wajah orang yang berbicara dalam halnya berbicara ini.
tersebut. Hal ini akan membuat
mereka merasa lebih dihargai. Dari Berikut ini beberapa keterangan
ibnu ‘Abbas berkata yang artinya : yang menjadi rujukan. Dalam kitab
Mau’idhatul Mu’minin, Imam Syafi’i
beliau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi menjelaskan “Milikilah kepandaian
wa sallam mempunyai sebuah cincin berbicara dengan banyak berdiam, dan
dan memakainya, berikut sabdanya, milikilah kepandaian dalam mengambil
“Cincin ini telah menyibukkanku keputusan dengan berpikir” kalimat
dari (memperhatikan) kalian sejak tersebut menyatakan bahwasannya
hari ini (aku memakainya), sesaat aku keterampilan berbicara semestinya harus
memandangnya dan sesaat aku melihat di latih dengan bicara pula, bukannya
kalian”. Kemudian beliau pun melempar latihan berdiam. Banyak sudah artikel
cincin tersebut.”(Shahih An Nasa’i : atau buku yang membahas bagaimana
5304). cara melatih keterampilan berbicara
tentu kita akan mendapati salah satu
tipsnya ialah banyak berlatih bukan
Ibnu Abbas menjelasakan tiga sikap banyak berdiam. Makna yang bisa
yang baik ketika berbicara. Beliau kita ambil ialah dengan lebih banyak
berkata, teman dudukku (teman bicara) mendengar terlebih dahulu sebelum
mempunyai tiga hak yang menjadi bertutur kata agar kita bisa memahami
kewajibanku : sepenuhnya konteks pembicaraannya.
Ibnu Hajar menjelaskan “ Berbicara
[1] Aku arahkan pandanganku padanya adalah sebuah ucapan ringkas yang
jika berbicara padat makna; semua berbicara bisa
[2] Aku luaskan tempat duduknya jika berupa kebaikan, keburukan atau
ia akan duduk (mempersilahkan dan beri salah satu di antara keduanya.”
tempat yang nyaman)
[3]Aku dengarkan seksama jika ia Dalam berbicara harus memiliki
berbicara.” adab, Abu zakaria Al-Anbari
(‘Uyuunul Akhbaar 1/307) berkata; ilmu tanpa adab bagaikan
api tanpa kayu bakar. Adab tanpa
Apa makna berbicara ? ilmu bagaikan ruh tanpa jasad.
(Imam As-Sam’ani, Adab Al-Imla’ wa
Mengawali pembahasan, kita
Al-Istimla; Al-Khathib Al-Baghdadi,
lihat dahulu apa makna dari berbicara
Kitab Al-Jami’ hal 17)
itu. mungkin orang-orang memaknai
berbicara itu seperti hal yang normal Pertama adab dalam berbicara

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 33


ialah, Berfikir sebelum bebicara. “Lisan banyak teknologi semakin berkembang
orang memiliki akal timbul dari hati dengan pesat dan canggih, sudah tidak
nuraninya. Maka saat ingin berbicara, di ragukan bahwasannya seseorang
lebih dahulu dia kembalikan kepada mampu dalam melakukan berbicara
nuraninya. Jika ada manfaat bagi dirinya, kepada orang banyak contoh halnya
dia berbicara dan jika berbahaya maka seperti media youtube dan podcast
dia menahan diri. Semantara itu, hati banyak orang-orang mulai mengasah
orang bodoh berada di mulutnya, dalam halnya berbicara. Nyatanya masih
dia berbicara sesuai apa saja yang dia banyak orang orang di luar sana yang
mau”(HR.Bukhari-Muslim) ragu dalam berbicara kepada khalayak,
entah karena takut di bully atau insecure
Kedua, Tidak banyak bicara pada diri sendiri, hal yang seperti ini
dan sombong. “ Dan sesungguhnya harus di buang jauh jauh pada diri kita
manusia yang paling aku benci dan kenapa ? karena berbicara itu sesuatu
paling jauh dari aku nanti di hari kiamat yang normal sebagaimana kita berbicara
adalah orang yang banyak berbicara, kepada orang yang baru di kenal atau
orang pura-pura fasih dan orang yang yang sudah lama di kenal. Dengan hal
mutafaihiqun” Para sahabat bertanya: berbicara saja banyak orang orang besar
Wahai Rasulullah, apa itu mutafaihiqun yang lahir di sini karena mengasah dan
? Rasulullah menjawab : “Orang-orang memaknai tentang berbicara seperti
yang sombong” (HR. At-Tirmidzi) Najwa Shihab, Pandji Pragiwaksono,
Andy F Noya, Enerst Prakasa mereka lah
Ketiga, Tenang dalam berbicara.
yang mungkin dulu menganggap dirinya
Aisyah berkata; “ Sesungguhnya Nabi
bakal jadi omongan orang karena dalam
Saw jika membicarakan suatu perkataan,
halnya berbicara dan merasa dirinya
jika ada orang yang menghitungnya
insecure, namun dengan mengasah
niscaya dapat menghitungnya” (Mutta-
anugerah yang telah di berikan ALLAH
faqun ‘alaih)
SWT mereka tidak menyia-nyiakan
nikmatnya tersebut. Semua orang sama
Berbicara itu bisa membuat seseorang punya kenikmatan berbicara bagaimana
termotivasi, Kok bisa ? diri kitanya mau menjadi seseorang
yang mewarnai atau tetap mau menjadi
Karena dengan adanya penonton saja. Jadikanlah berbicara itu
kemampuan berbicara seseorang dapat menjadi suatu anugerah yang kita syukuri
termotivasi, namun sayangnya tak dan jadikan berbicara itu memotivasi
semua orang memiliki kemampuan seseorang jangan menjadikannya sebagai
ini. Karena dalam hal kemampuan ini menjatuhkan seseorang.
seseorang harus sering berlatih dalam
setiap ucapannya. Zaman sekarang

34 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


Bagaimana agar kita berani berbicara orang lain. Orang yang kita ajak bicara
di hadapan orang-orang ? selalu lebih memperhatikan diri mereka
sendiri di bandingkan diri kita.
Berbicara itu bagaikan seni harus
mempunyai tahapan dalam melakukan Bahasa tubuh sama halnya
sesuatu begitupun dengan berbicara. dengan bahasa lisan. Jika terjadi secara
Mulailah dengan cara memecah beku, alami, bahasa tubuh akan menjadi bentuk
cara terbaik untuk mengatasi rasa malu komunikasi yang sangat reflektif dan jika
ialah dengan mengingatkan diri sendiri di buat buat tampak palsu. Buatlah dan
bahwa kita semua adalah manusia dan pertahankan kontak mata yang baik akan
karena itu tidak perlu gugup ketika membuat kita menjadi pembicara yang
berbicara dengan siapapun. Orang yang hebat di mana pun. Tapi jangan terus-
kita ajak bicara akan semakin menikmati menerus karena banyak orang yang
percakapan jika mereka tahu bahwa kita merasa kurang nyaman jika berbicara
juga menikmati percakapan tersebut. sambil kontak mata. Periharalah kontak
Kita dapat menjadi pembicara yang baik mata jika teman atau siapapun bicara
bila kita mampu mengatasi kekhawatiran kita sedang berbicara atau ketika kita
diri kita sendiri dan menjadi terbiasa mengajukan pertanyaan, jangan pernah
dengan suara kita sendiri. Cara memecah memalingkan mata ke awang-awang/
kebekuan dengan orang yang pertama kesana-kemari seakan akan sedang
kali kita ajak berbicara ialah dengan mencari seseorang atau sesuatu.
membuat mereka merasa nyaman.
Sebesar apapun bakat berbicara kita
Cara membuka pembicaraan yang telah di anugerahi ALLAH
dengan orang lain ialah dengan SWT, Kita masih harus melatihnya
membicarakan topik yang di ketahui agar kemampuan alami tersebut terus
oleh orang lain tersebut. Cobalah berkembang dengan sempurna. Apalagi
membuka dengan topik yang sedang jika bakat tersebut baru benar-benar
hangat di masyarakat atau bahkan di asah, kita harus berani melawan
mengenai segala hal yang di sukai. ketakutan akan kegagalan yang
Hindari pertanyaan ya atau tidak karena menghantui kita.
itu sama saja dengan mencari jalan
buntu. Hukum pertama berbicara ialah
jika anda ingin belajar banyak hari ini,
Anda harus melakukannya dengan
mendengarkan dan jangan pernah
menanyakan kabar seseorang jika
anda tidak benar benar peduli dengan
jawabannya. Perhatikanlah jawaban

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 35


ESSAY

NARASI FITRI PANDEMI


Oleh Abdul Hafid Paronda

R
amadhan membuka Eskalasi Pencerahan
ruang penyegaran kualitas
kehambaan selama sebulan Episode spiritual berbasis ma’rifat
penuh. Variasi kegiatan menyambut para partisipan dengan
ibadah yang terbingkai dengan struktur, tiga eskalasi signifikan. Diawali dengan
terpadu, dan menyeluruh hadir di penyambutan Ilahiyah yang sangat
dalamnya. Itulah agenda terapi tahunan manusiawi berupa tebaran kasih sayang
(annual theraphy) yang memandu (Rahmatullah). Di samping menjadi
manusia beriman menuai pencerahan akomodasi yang menempatkan para
yang meliputi segenap aspek kehidupan. mukminin sebagai hamba apa adanya,
Pengembangan kesadaran individual – eskalasi pertama ini menajamkan
sosial, peningkatan kualitas intelektual kesadaran setiap hamba akan kekhilafan
– spiritual , serta pengendalian diri masa lalunya. Bagai membuka file
atas akses material, psiko-biologis, dan ’Big Data’, sebuah transmisi yang
hak kepemilikan ekonomi. Semuanya menghadirkan sinyal – sinyal perilaku
terangkai secara sistemik dengan dan informasi kepribadian sebelum
mekanisme ”imsakiyah” – motivasi Ramadhan menyeruak dalam benak.
pengendalian diri (self control) untuk Kejujuran yang terbangun secara
meraih kesucian martabat. intensif menguak kebutuhan para
partisipan akan ampunan Ilahi.
Suatu kesungguhan untuk me-
reposisi pemihakan dan perilaku

36 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


kemanusiaan kepada kemuliaan, yang yakni : Qira’at, Tilawah, dan Tadarrus
menepis sehalus apapun kenistaan, (pembacaan huruf dan kosa kata hingga
dengan permakluman atas sebesar tahsinul qira’ah yang tartil, penelusuran
apapun kekhilafan. Ampunan Ilahi makna ayat – ayat, hingga kajian
(maghfiratullah) hadir menyatu dengan holistik yang menjadikan Al Qur’an
kasih sayang-NYA, pada eskalasi kedua sebagai rujukan utama pembelajaran
ini. – kurikulum kehidupan). Termasuk
penyerapan atas fungsi – fungsi Al
Kekuatan spiritual mengalami Qur’an (hudan-petunjuk, al bayan-
pengembangan dengan perulangan penjelas, al furqan-pembeda, adz dzikr-
format ibadah yang menghadirkan pelajaran dan peringatan, syifa’un
pendalaman kualitas pendekatan diri warahmah – obat penawar dan rahmat).
kepada Allah swt (taqarrub ilallah).
Durasi waktu puasa yang diperkaya
dengan aneka ragam amal shaleh
menegaskan jati diri insan sejati. Ideologi Narasi
Seolah menukik sebuah keberanian
bernegosiasi dengan Tuhan Ilahi Rabbil Alumni Ramadhan semestinya
Alamin. Namun, sesungguhnya itu meraih peningkatan berbagai aspek
tidak lain hanyalah rasa butuh yang kulitas diri. Tentu saja, jika eskalasi
menghunjam pada relung sukma yang pencerahan spiritual yang dijalaninya
teramat dalam. Altar penghambaan, berlangsung secara konsisten. Terutama
puncak pengharapan, dan pusat semesta peningkatan kapasitas personal yang
pencerahan, yakni Allah swt dengan terkait dengan kualitas tata kelola
kekayaan Jamaliyah-NYA, didekati potensi kemanusiaan (hak kepemilikan
dengan memohon kemaafan (al ‘afwu)- material – individual, kepedulian
NYA, juga keterbebasan dari neraka- sosial, dan pencerahan spiritual). Juga
NYA. Sebuah kulminasi munajat kaitannya dengan kualifikasi syukur,
berjenjang kepada Sang Mujibassailin, taqwa, dan irsyad (memilih prinsip
yang dengan kesempurnaan-NYA, telah hidup yang berlandaskan kebenaran).
menyambut para pegiat Ramadhan
Aktualisasi kehanifan fitrah sebagai
untuk menemukan diri sejatinya
anasir utama kepribadian insani
kembali. Di titik ini, penghujung
merupakan luaran fundamental ibadah
eskalasi ketiga, setiap partisipan
Ramadhan dan Idul Fitri. Respons
disilahkan memasuki kehidupan ’New
yang akurat, stabil, dan proporsional
Normal’, dengan formulasi spiritualitas
menghadapi pandemi virus corona
yang paling standar – yakni Idul Fitri
baru – Corona virus disease 2019
(kembali ke fitrah).
(Covid-19) sangat potensial dibangun
Kualitas eskalasi pertumbuhan dari prinsip ini. Di satu sisi, kehanifan
spiritual juga dikembangkan melalui fitrah mengaktifkan penyerapan nilai –
interaksi dengan Al Qur’an. Tiga nilai Ilahiyah untuk mengembangkan
metode pendekatan bisa diterapkan, kreativitas kemanusiaan. Termasuk

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 37


di dalamnya, penawaran solusi mengikuti protokol kesehatan yang
konstruktif bagi kehidupan masyarakat sudah ditetapkan pemerintah.
yang diolah dengan pikiran jernih dan
keshalehan produktif. Pada sisi yang Narasi Fitri Pandemi adalah aktualisasi
lain, pengembangan kapasitas pribadi fitrah Ulil Albab, di mana penyerapan
fitri mendorong terciptanya dinamika nilai – nilai kehanifan Tauhid secara
pencerahan intelektual – spiritual dalam konsisten mengisi hirarki pencerahan
konstelasi ”sustainable improvement” intelektual – spiritual yang tumbuh
yang kian mematangkan kualifikasi Ulil sangat dinamis dan berkelanjutan
Albab pada diri orang beriman. (QS.30:30 ; 03:190-191). Penyebaran
informasi dilakukan dengan menjunjung
Selanjutnya, ideologi narasi tersusun tinggi etika komunikasi dan martabat
sebagai formulasi yang memadukan Al kemanusiaan. Perkataan (Qauwlan)
Qur’an dan akal sehat. Sebuah simbiosis sebagai basis narasi disemaikan dengan
yang membukakan ruang proporsional sangat cermat dan elegan dalam setiap
bagi pengembangan penelitian, ilmu kondisi dan konteks kemanusiaan
pengetahuan dan teknologi (iptek), (Qawlan Sadiida, Qauwlan Layyina,
serta menghadirkan legitimasi wahyu Qaulan Maisuura, Qauwlan Baliigha,
pada saat yang bersamaan. Konsekuensi Qawlan Kariima). Hal ini berhubungan
logisnya, narasi yang dibangun dengan berbagai fungsi dan tujuan
mengedepankan elaborasi independen komunikasi, sebagai bentuk pelayanan
sehingga tidak akan terjebak dalam eksternal. Menghentikan sebuah
polarisasi Qadariyah (free will) – narasi menjadi pilihan utama, ketika
Jabariyah (fatalisme). Inilah Narasi Fitri harus menghindari muatan wacana
Pandemi, konteks narasi pro-Covid-19, yang cenderung bergeser dari standar
yang diperoleh dari saripati beberapa kebaikan (Falyaqul khairan auw
ayat Al Qur’an dan Hadits Nabi SAW, liyashmut – Hadits).
serta informasi penelitian dan iptek.
Sebaliknya, penerimaan informasi dari
Kehadiran Ramadhan yang baru saja luar untuk dikelola dan dijadikan acuan
berlalu telah menyuguhkan fakta pengambilan keputusan (akomodasi
unik dan sekaligus kontroversial. dan hujjah internal), dilakukan dengan
Unik, karena momentumnya diliputi opened mind access, kritis, obyektif,
oleh suasana pandemi Covid-19, dengan penyaringan berjenjang yang
sehingga pelaksanaan ibadah di sangat ketat. Menerapkan tata kelola
dalamnya berbeda dengan tahun – narasi Ulil Albab:”…..senantiasa
tahun sebelumnya. Kehadirannya mendengarkan perkataan dan
kontroversial, karena keinginan berbagai mengikuti yang terbaik……” (QS.39:18).
pihak untuk menawarkan solusi yang Katerbukaan terhadap setiap informasi
setepat mungkin, justru membuka merupakan keniscayaan, kemudian
ruang polemik yang tidak sederhana. akan disaring secara berjenjang untuk
Termasuk diskursus fiqhiyah berkenaan dijadikan acuan. Dimulai dengan
ibadah pokok rutin yang harus inventarisasi, identifikasi, kategorisasi

38 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


dan klasifikasi atas segenap informasi tidak perlu terganggu melaksanakan
yang diterima. Kemudian dilakukan ibadah pada bulan Ramadhan,
verifikasi dan validasi, yang dilanjutkan tetapi bahkan lebih dari itu, justru
dengan penetapan preferensi disertai mendapatkan kesempatan mendalami
konsistensi dan kesiapan menghadapi koeksistensi Ayat Kembar Ramadhan
konsekuensi. Dalam proses membangun (silakan kunjungi http://www.facebook.
narasi, setiap nilai yang tidak memenuhi com/abdulhafid.paronda). Suatu momen
standar pasti tertolak, sedangkan langka dan berkualitas tinggi untuk
sebaliknya, muatan informasi yang mengasah pisau ma’rifatullah dengan
memenuhi kelayakan, teruji dan valid, pencerahan intelektual – spiritual.
akan dipertahankan dengan penuh Mengembangkan ketaqwaan kapan dan
kesungguhan. di manapun (haitsu ma kunta – every
where, every time), dan menyemaikan
Penerapan Narasi Ulil Albab sebagai narasi keadaban tanpa mempersoalkan
Narasi Fitri Pandemi dapat dicermati protokol kesehatan, apakah Lockdown
pada beberapa konteks berikut. atau Pembatasan Sosial Berskala Besar
Pertama, kehadiran Ayat Kembar (PSBB).
Ramadhan dalam sistematika wahyu.
Seperti diketahui bahwa dalam Kedua, penghentian sementara kegiatan
kategorisasi ayat – ayat Allah swt. ibadah berjama’ah. Terkait dengan
terdapat ayat – ayat Tanziliyah (wahyu) ini, sikap ummat Islam terbagi tiga.
dan ayat – ayat Kauniyah (ciptaan). Kelompok pertama, mereka yang sama
Sehubungan dengan itu, pewahyuan sekali tidak menerima. Bagaimana
Al Qur’an terkesan sangat monumental mungkin kegiatan berjama’ah ( shalat
di tengah realitas pandemi Covid-19. 5 waktu, shalat Jum’at, beberapa jenis
Betapa tidak, bahwa Ramadhan ibadah Ramadhan) akan dihentikan
ditetapkan sebagai waktu pelaksanaan walau sementara, sedangkan Allah swt.
ibadah puasa selama sebulan penuh, mendatangkan ujiannya. Semestinya,
karena pewahyuan Al Qur’an kepada intensitas ibadah ditingkatkan dan
Rasulullah SAW yang pertama kali kesungguhan mendekatkan diri
terjadi di dalamnya (QS.02:185). Yang kepada-NYA semakin dimantapkan.
lebih menarik lagi adalah fakta spesifik, Pada saat yang sama, komunikasi, doa,
bahwa wahyu perdana yang berupa dan munajat kepada Allah swt. justru
Ayat Tanziliyah justru berisi penegasan perlu diupayakan melebihi suasana
untuk mendalami ayat – ayat Kauniyah sebelumnya. Bukankah ajal dan
(QS.95:1-5). Oleh karena itu, kehadiran musibah, semuanya sudah ditentukan
Covid-19 dalam Ramadhan 1441H ini oleh Allah swt.?. Sikap yang demikian,
menjadi penyanding Al Qur’an sebagai biasanya didasarkan – paling tidak, pada
koeksistensi ayat kembar (Tanziliyah- 2 ayat ini (QS.57:22, dan QS.03:145).
Kauniyah) yang sebaiknya dikaji (Iqra).
Kelompok kedua, mereka yang merasa
Juga, dengan perspektif Narasi Fitri cukup aman dan percaya diri dengan
Pandemi, bukan hanya ummat Islam kebijakan formal yang ditetapkan oleh
Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 39
pemerintah dan beberapa Lembaga dan dahsyat. Informasi ini diperoleh
pendukung terkait. Arahan dan dari kegiatan penelitian, penggunaan
instruksi presiden, Keputusan dan perangkat teknologi, dan tentu saja,
Surat Edaran Menteri Kesehatan, penguatan akal sehat.
Peraturan Pemerintah Daerah, serta
Lembaga Keagamaan Islam (MUI, NU, Bukan hanya akal sehat. Kelompok
Muhammadiyah), dijadikan rujukan. ketiga ini juga mengembangkan kajian
Apatah lagi, karena pemerintah pun tematik atas ayat – ayat Al Qur’an
melibatkan komunitas profesional dan Hadits Nabi saw. yang terkait
dan asosiasi keahlian terkait (pendekatan Tafsir Maudhu’i). Allah
untuk mendapatkan masukan dan swt. sangat mencintai hamba – hamba-
pertimbangan terkait proses penetapan NYA, sehingga dilarang menjerumuskan
kebijakan. dirinya ke dalam kehancuran
(QS.02:195). Dengan demikian,
Kelompok ketiga, mereka yang sangat manusia wajib berikhtiar seoptimal
menjaga obyektivitas dan kajian kritis. mungkin dengan menggunakan segala
Mengikuti perkembangan fenomena sarana dan prasarana yang dimilikinya.
Covid-19 yang diinformasikan para Manusia tidak boleh mengalah dengan
ahli kesehatan dan kedokteran, serta musibah, bahkan doa pun perlu dikawal
peneliti dan pakar mikroorganisme – oleh ikhtiar. Olehnya itu, ketetapan
khususnya virolog. Paduan sinergis Allah swt. tentang musibah dalam
monitoring data – perangkat iptek dan QS.57:22 dipahami sebagai standar
kajian tematik dalil naqli pun selalu kausalitas makro di mana bentuk proses
menguatkan proses penilaian dan kejadiannya bisa mengakomodasi
pengambilan keputusannya. Bersedia ikhtiar manusia yang mendasarkan
menerapkan physical distancing dan pendekatannya pada karakteristik
social distancing, dll., bukan karena alam dan materi yang telah disifatkan
semata – mata mengikuti Protokol oleh Allah swt. sebagai ayat Kauniyah.
Kesehatan yang disosialisasikan Berkenaan dengan konteks ini,
pemerintah. Namun, karena lebih afirmasi Tuhan pada kreativitas ikhtiar
dari itu, kelompok ini pun memahami manusia (termasuk sikap menghadapi
betapa dramatis dan intensifnya potensi musibah) penting disambungkan
penjalaran virus corona di tengah dengan QS.13:11(Allah swt. tidak akan
kerumunan manusia. Jalur penjalaran mengubah nasib suatu kaum sebelum
terbuka dengan kuantitas pertambahan yang bersangkutan mengubah apa yang
mengikuti fungsi kuadrat, sementara ada pada dirinya). Dan pada bagian
kecenderungan terpapar positif secara akhir QS.03:145 (tentang izin dan
statistik sesuai dengan deret ukur atau ketatapan Allah swt. akan kematian
deret geometri (sains-matematik). ajal manusia), Allah swt. mengapresiasi
Implikasi praktisnya, bahwa jika virus orang – orang yang bersyukur ( termasuk
berada pada kerumunan manusia, maka yang mengoptimalkan pemanfaatan
kemungkinan menularnya sangat besar akal sehat, penelitian, dan iptek, untk

40 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


kehidupan yang lebih baik). wabah seperti itu, maka ia mengatakan
bahwa justru karena ingin mencari
Dengan perkataan lain, sesuai sifat takdir yang lebih baik. Konsekuensi logis
melekat yang telah Allah swt. berikan dari konteks ini adalah berkembangnya
kepada virus corona, maka Covid-19 wacana tentang pentingnya ”Memilih
akan menerpa siapa pun yang memenuhi Takdir Allah” sebagai upaya ikhtiari
syarat penjalarannya. Virus tidak menyongsong kondisi terbaik dalam
membedakan orang kaya atau miskin, setiap realitas kehidupan. Pola pikir
pejabat atau bukan, bahkan antara dan perspektif yang dikembangkan
ustadz sang penganjur keshalehan atau oleh kelompok ketiga lebih mendekati
si pendosa sekalipun. Karena itu, jika penerapan Narasi Fitri Pandemi.
sudah dipastikan keberadaan virus di
suatu wilayah, maka langkah preventif Ketiga, Pelonggaran PSBB menuju
adalah keputusan yang paling tepat dan kehidupan ”New Normal”. Kelompok
sikap yang paling bijak. Termasuk ketika pertama seolah gegap gempita dan
harus menghentikan untuk sementara riang gembira menyambut kondisi
waktu kegiatan berjama’ah di masjid ini. Ekspresi kerinduan beribadah di
– masjid, pertemuan silaturrahim, masjid, penyegaran silaturrahim, dan
dan pengajian majlis ta’lim sekalipun. terbukanya kembali kesempatan untuk
Manakala hal ini dilakukan dengan mengaktifkan majlis ta’lim, adalah
ketulusan dan kesabaran, maka bukan sebagian kecil alasan yang terkait.
hanya pelakunya tidak berdosa, tetapi Apalagi mereka yang berdomisili pada
bahkan akan mendapatkan pahala yang wilayah yang dinyatakan sebagai zona
berlipat ganda, karena dengan sepenuh hijau (tidak ada warganya yang terpapar
hati dan kesungguhan membantu Covid-19). Kelompk kedua merespon
penyelamatan jiwa manusia yang lain. lebih sederhana, siap mengikuti arahan
Karena, membunuh dengan sengaja pemerintah. Berbeda dengan itu,
seseorang yang tidak bersalah, sama kelompok ketiga menyikapinya dengan
halnya dengan membunuh manusia sangat cermat dan kritis.
sedunia; dan sebaliknya, mendukung
upaya untuk menghidupkan seseorang, Dengan penerapan Narasi Fitri Pandemi,
sama halnya dengan menghidupkan upaya pelonggaran PSBB saat ini oleh
orang sedunia (QS.05:32). pemerintah dengan merekomendasikan
kegiatan ”New Normal”, tidak semudah
Lebih dari itu, ummat Islam diajari oleh itu diterapkan. Ada potensi kerawanan
Nabi saw. agar selalu mengupayakan yang bisa mengagetkan. Yakni: (1)
takdir terbaik dalam kehidupannya Upaya pemutusan rantai penyebaran
melalui ikhtiar yang optimal. Jika wabah Covid-19 yang belum sepenuhnya
penyakit terjadi di suatu kampung, maka berhasil. Selain karena jumlah orang
sebaiknya tidak ada orang yang keluar yang terpapar positif masih bertambah,
dari atau masuk ke kampung tersebut. juga karena penetapan status zona yang
Ketika Umar Ibn Khattab ra. berusaha kurang signifikan (misalnya, suatu
meninggalkan kampung ketika terjadi wilayah dinyatakan sebagai zona hijau
Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 41
hanya karena belum ada warganya yang Obyektivasi Spiritualitas
terbukti positif terpapar. Bukan hasil
Swab Test yang dilakukan kepada semua Kenyataannya, Covid-19 tidak melulu
warga yang ada di wilayah tersebut) ; wabah penyakit. Keberadaannya juga
(2) Orang Tanpa Gejala (OTG) masih menunjukkan potret nyata kehidupan
banyak tersebar pada berbagai wilayah, manusia, baik lokal, regional, maupun
sementara mobilitasnya tidak mudah global. Begitu pentingnya merawat
dipantau dan dikendalikan. Tentu saja, kesamaan visi dan orientasi merawat
hal ini merupakan ancaman potensial kehidupan di muka bumi agar bisa
bagi orang – orang yang berada di menjadi ajang berbagi kemaslahatan
sekitarnya (termasuk mereka yang dan saling peduli. Dalam kondisi
berdomisili di sekitar tempat transit atau tertentu, kemaslahatan di suatu tempat
jalur lintasan para OTG); (3) Penerapan sangat memungkinkan menjadi sumber
”New Normal” yang terkesan terburu – pancaran kemaslahatan bagi orang lain
buru, cenderung menguatkan analisis di belahan dunia manapun. Sebaliknya,
tentang ketidakseriusan pemerintah dengan prinsip yang sama, maka proyek
dalam menggalakkan perlawanan perusakan dan eksploitasi sumberdaya
terhadap Covid-19 (memilih PSBB pada bagian tertentu di muka bumi,
ketimbang Lockdown, tidak adanya berpotensi sebagai ajang kehancuran
blokade total terhadap WNA yang bagi penghuni bumi yang lainnya.
datang, diizinkannya Konser BPIP, dll). Pada gilirannya, dampak kegiatan yang
berlangsung, kembali akan menerpa
Kehidupan fitri identik dengan mereka yang telah berperan sebagai
kesiapan menyerap aturan Ilahi inisiatornya.
dalam menerapkan kehidupan aktual
keseharian. Dengan demikian, para Nuansa segitiga kontroversi Covid-19
alumni sejati Ramadhan seyogyanya yang melibatkan Amerika Serikat,
memiliki kemampuan bertindak Republik Rakyat China (RRC), dan
independen dan proporsional. Termasuk organisasi kesehatan dunia – World
ketika harus merespons berbagai aspek Health Organization (WHO) dengan
dalam pusaran pandemi Covid-19. aroma senjata pemusnah biologis
Tidak terpasung dengan perasaan saat (biological weapon), adalah satu
menerapkan fiqhi ibadah, karena bisa fakta yang mewakilinya. Di dalam
berkembang menjadi egoisme kolektif negeri, begitu banyak pekerja harian
spiritualitas atas nama penghambaan kehilangan sumber nafkahnya karena
kepada Allah swt. Sebaliknya, juga harus menerapkan protokol pandemi,
tidak membuka ruang kecenderungan sementara di luar sana, liberalisme
mempermainkan agama hanya karena dan kapitalisme dunia sedang
alasan kepentingan sosial ekonomi, bertarung untuk merebut hak produksi
karena bisa menjadi target protes vaksin dalam bisnis industri farmasi
masyarakat yang selama ini merasa internasional. Sangat disayangkan,
’dihalangi’ beribadah. karena pemerintah Indonesia tidak
cukup kreatif memanfaatkan kecerdasan

42 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


Sang ”Srikandi Anti Pandemi” – Siti yang mengikatkan diri dalam komitmen
Fadilah Supari (mantan Menteri unifikasi kemaslahatan bersama. Dalam
Kesehatan, yang berhasil melawan WHO Narasi Ulil Albab disebut sebagai peran
untuk tidak menyatakan Flu Burung kerahmatan semesta (Rahmatan Lil
sebagai pandemi), dan hanya mampu Alamin - QS.21:107) yang diwujudkan
menjadi pemasok setia masker ke RRC oleh insan ”Khairu Ummah” sebagai
– ketika Wuhan berstatus episentrum aktualisasi nilai – nilai fitrah. Manusia
Covid-19. tidak hanya membutuhkan kebaikan,
melainkan juga tidak bisa melepaskan
Satu bumi milik bersama, yang diri dari saling ketergantungan
semestinya dikelola dan dirawat (interdependensi). Sebuah tantangan
dengan komitmen yang sama. Manusia pembangkit motivasi dalam penerapan
memiliki payung yang sama dalam Narasi Fitri Pandemi.
martabat kemanusiaan dan keadaban.
Kesehatan dan keselamatan jiwa semua Dengan pendekatan khazanah
manusia harus dijaga secara bersama – spiritualitas Islam, Narasi Fitri Pandemi
sama, tanpa membeda – bedakan suku, dapat dijabarkan dalam berbagai derivasi
profesi, bangsa, negara, agama, dan ujaran secara obyektif. Misalnya: (1)
kepercayaan. Semua manusia normal Aktualisasi hakikat diri secara spiritual
meniatkan untuk lebih baik, aman, tidak hanya membutuhkan hati yang
damai, dan sejahtera. Namun karena suci, tetapi juga perlu dukungan
keterbatasannya pada hal – hal tertentu, pikiran jernih menuju Qalbun Salim
maka kemudian tidak sedikit dari mereka (hati yang damai), (2) Penajaman
yang terbingkai dalam permasalahan ma’rifatullah tidak bisa dicapai hanya
tanpa solusi berkepanjangan. Oleh dengan perenungan hati, melainkan
karena itu, saling membantu, saling juga dengan pasokan informasi atas
peduli dan saling mendukung dalam kesaksian tentang prosesi alam semesta,
segala lapangan kemaslahatan harus (3) Penelusuran jalan spiritual tidak
dikembangkan terus dan dievaluasi agar bisa hanya dengan menelaah bait – bait
konstelasi peradaban bisa dikendalikan. wahyu, tetapi juga perlu melibatkan akal
insani (pasangan sinergis yang akan
Dengan fenomena Covid-19, keaslian menyerap ayat kembar Ilahi). Dengan
manusia ditampakkan, bahwa perkataan lain, sebagai salah satu aspek
tiada satupun manusia yang tidak pertumbuhan kualitas manusia, maka
membutuhkan bantuan dan kepedulian spiritualitas harus dikembangkan
sesamanya. Semuanya itu akan secara obyektif dengan melibatkan akal
terakomodasi dalam pelayanan yang sehat secara signifikan. Paling tidak,
tulus, jika menerapkan nilai – nilai dengan menggunakannya secara aktif
fitrah insani dalam interaksi sosial dan untuk mengkritisi makna ayat – ayat Al
hubungan antar bangsa. Realitas dan Qur’an dan Hadits Nabi saw. Diskursus
fenomena kehidupan global semakin obyektivasi spiritualitas telah banyak
membutuhkan koordinasi kemanusiaan dikembangkan oleh para filosof dan

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 43


‘urafa. Salah satu di antaranya, paparan karena perbuatan baiknya lebih banyak
Abbas Nikzad dalam buku ”Akal dan daripada karena jatah umurnya, dan
Agama Dalam Perspektif Mulla Sadra matinya manusia karena perbuatan
dan Filosof Sadrian Kontemporer” dosanya lebih banyak daripada
(Diandra Kreatif, Yogyakarta, Maret karena batasan ajalnya. Dari untaian
2019). hikmah di atas dapat dipahami dua
hal. Pertama, penentuan ajal adalah
Pada puncak ikhtiar yang optimal, otoritas mutlak Allah swt., yang bagi-
doa dan munajat menemukan NYA sangat fleksibel sebagai yang Maha
momentumnya yang akurat, sehingga Menghidupkan, sementara bagi manusia
nuansa tawakkal dihayati sebagai adalah ketetapan (karena tak sedikitpun
pengakuan atas Kemahakuasaan Tuhan, memiliki pengetahuan tentangnya).
bukan penghindaran atas kreasi insani Kedua, dengan Kemahakuasaan-
karena ketidakmampuan membebaskan NYA, Allah swt. pun menerapkan
diri dari fatalisme deterministik. pola hubungan yang fungsional antara
Diversifikasi nuansa musibah kualitas perbuatan (kebaikan atau dosa)
juga penting direnungkan, bahwa dengan umur dan ajal para hamba-NYA.
kehadirannya selalu merepresentasikan Lagi – lagi , itu adalah Hak Prerogatif-
3 dimensi perlakuan untuk manusia: NYA. Wallahu a’lam bishshawab.
ujian, peringatan, dan adzab. Dan
Mahasuci Allah swt. yang terbebas dari Yang pasti, tiada satu pun peristiwa yang
kecenderungan malpraktek sehalus terjadi di alam semesta ini kecuali atas
apapun ketika mengalamatkan musibah izin, ketetapan, dan perkenan Allah
pada hamba-NYA. swt. Namun, juga perlu dicamkan
secara seksama, bahwa tidak semua
Dengan Narasi Fitri Pandemi, baik yang diizinkan oleh Allah swt. otomatis
sangka hamba kepada Tuhan kian diridhai-NYA. Karena setelah IA
melejit, justru dengan kreativitas ikhtiar menganugerahkan akal dan wahyu, maka
yang terus dipacu sebagai sisi lain manusia diberikan hak memilih dan
dari penghambaan. Nuansa berpikir memperjuangkan keinginannya secara
spiritualistik mengejawantah sebgai independen (dengan tetap memadukan
bagian signifikan dari obyektivasi ikhtiar, doa, dan munajat) – QS.02:256,
spiritualitas. Beberapa sabda Nabi saw. sehingga tidak seorang pun yang luput
dalam ”Mizan al Hikmah” menarik dari amanah pertanggungjawaban.
untuk direnungkan: (1). Allah swt. Salah satunya, ketika merespon pandemi
telah menciptakan ajal manusia. Covid-19. Dari geliat ibadah Ramadhan
Maka kemudian diperpanjang dan Idul Fitri kali ini, Narasi Fitri
atau diperpendek, disegerakan Pandemi sangat pantas dan proporsional
atau diperlambat oleh-NYA. Dan untuk diterapkan sebagai perspektif
dihubungkan kepada kematian sebagai pencerahan. Sebuah penajaman Narasi
sebabnya ; (2). Ajal dilonggarkan Ulil Albab untuk membebaskan diri dari
dengan sedekah ; (3). Hidupnya manusia suasana gamang dan kegelisahan kolosal.

44 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


INSPIRASI

Peningkatan Kesholehan Sosial Saat dan


Pasca Ramadhan serta di Tengah Pandemi
Oleh Bobie Suhendra

PENDAHULUAN perusahaan swasta melakukan aktivitas


Penularan COVID-19 di karyawan dari rumah (work from home)
Indonesia teridentifikasi di akhir bulan atau meminimalisir jumlah karyawan
Februari 2020 dan hingga akhir bulan yang masuk kerja di kantor (masuk
Mei dinyatakan positif terinfeksi virus bergilir).
corona di atas 25.000 orang. Bila Yang paling terasa dampaknya
dibandingkan dengan penularan di adalah masyarakat yang bekerja pada
seluruh dunia hampir mencapai angka sektor informal, yang harus tetap
5,7 juta orang kasus terinfeksi (covid19. bekerja dengan upah harian untuk
go.id). mencukupi kebutuhan keluarganya.
Dampak yang ditimbulkan Pemerintah telah melakukan upaya
hampir menyentuh seluruh aspek untuk mengantisipasi dampak ekonomi
kehidupan. Untuk menghindari ini, dengan memberikan bantuan
penyebaran virus, pada sektor sosial khususnya bagi masyarakat kecil.
Pendidikan proses pembelajaran Dalam kondisi seperti ini, banyak
dilaksanakan di rumah dengan melalui masyarakat terkena dampak
pembelajaran daring (e-learning). COVID-19 dan berimbas pada kondisi
Instansi pemerintah dan perusahaan-

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 45


ekonomi yang makin memprihatinkan Puasa tak hanya membentuk kesalehan
yang mengakibatkan persoalan sosial. pribadi (individual), tetapi sekaligus
Berpuasa Ramadhan ditengah juga kesalehan sosial. Secara dimensi
pandemi Covid-19 tentu terasa berbeda mental, puasa melatih kesabaran
dibanding tahun-tahun sebelumnya, dan menguatkannya, menghadirkan
karena segala aktifitas termasuk ibadah nilai-nilai ketakwaan di dalam
harus dilakukan di rumah untuk jiwa, dan memberikan pembinaan
mencegah penyebaran virus corona kepadanya sehingga diharapkan dapat
semakin luas. Kemudian kita lihat meningkatkan semangat pencegahan
Ramadhan dari perspektif sosial, apakah (kaffun wa tarkun)  dari hal-hal yang
memang puasa dapat memperbaiki destruktif (al-muhlikat). Semangat yang
persoalan sosial? apakah setelah pertama ini menjadi basis kesalehan
melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, individual.
rasa empati kita meningkat ditengah
Secara dimensi kesehatan,
pandemi ? pikiran inilah mengkaji
bahwa puasa bisa membersihkan
Ramadhan tidak akan pernah ada
usus dan memperbaiki pencernaan,
habisnya. Selalu menarik untuk dibahas
membersihkan badan dari sisa-sisa
dan selalu aktual serta kontekstual.
zat, mengurangi berat badan yang
berlebihan dan mengecilkan perut
PEMBAHASAN
akibat tumpukan lemak. Dalam hadist
Puasa merupakan ibadah yang
dikatakan: “Berpuasalah kalian, niscaya
diwajibkan atas umat Nabi Muhammad
kalian akan sehat” (HR.Ibnu Sina dan
SAW sebagaimana Allah SWT
Abu Nu’aim. As-Suyuthi mengatakan
mewajibkan atas umat-umat terdahulu,
bahwa sanad hadist ini hasan). Manfaat
sesuai firmanNya “ Hai orang-orang
puasa lainnya yakni dapat membantu
yang beriman, diwajibkan atas kamu
meregenerasi sel sistem kekebalan tubuh
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
dan mengurangi virus serta penyakit
orang-orang sebelum kamu, agar kamu
kekebalan tubuh. Seperti dilansir dari
bertakwa” (Al -Baqarah:183). Perintah
Khaleej Times, Rabu (6/5/2020), Dr
ini turun pada hari Senin, bulan Syakban
Ayoub Al jawaldeh, penasihat Gizi
tahun 2 hijriah.
Regional WHO mengatakan, puasa
Hikmah dan kebajikan puasa
membatu orang membuang racun,
bersifat multidimensional, tak hanya
mengurangi kadar gula darah. Puasa
mental dan kesehatan tetapi juga sosial.

46 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


ditengah pandemi juga bisa membantu diperintah banyak bederma. Nabi
meningkatkan kekebalan dalam tubuh. Muhammad SAW menyebut, bulan
puasa sebagai  Syahr Al-Muwasah  atau
Secara dimensi sosial, bulan kepedulian sosial. Rasulullah
puasa menjadikan seorang mukmin SAW sendiri merupakan orang
berlemah lembut, berkasih sayang, dan yang paling banyak bederma, dan
bersikap ihsan sehingga diharapkan dalam bulan Ramadhan, beliau lebih
dapat meningkatkan semangat kencang lagi bederma, melebihi angin
pengembangan/motivasi dan dukungan barat. (HR Hakim dari Aisyah).
(hatstsun wa `amalun)  terhadap hal- ketiga, pada penghujung puasa, kita
hal yang memuliakan, konstruktif, atau disuruh mengeluarkan zakat fitrah,
dalam bahasa Imam Ghazali, dukungan di luar zakat mal. Dari Ibnu Abbas
terhadap hal-hal yang menyelamatkan Radhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata,
manusia (hatstsun ila al-munjiyat). ” Rasulullah shallallahu alihi wa
Semangat ini menjadi pangkal sallam mewajibkan zakat fitrah untuk
kepedulian sosial yang pada gilirannya menyucikan orang yang berpuasa dari
membentuk kesalehan sosial. bersenda gurau dan kata-kata keji, dan
juga untuk memberikan makan orang
Dimensi sosial dalam ibadah
miskin. Barang siapa yang menunaikan
puasa sangat kentara ditilik dari
beberapa hal ini. Pertama, orang yang sebeum shalat maka zakatnya diterima
dan barang siapa yang menunaikannya
puasa harus menahan diri dari rasa haus
setelah shalat maka itu hanya dianggap
dan lapar. Penting diketahui, lapar itu
sebagai sedekah diantara berbagai
ada dua macam, yaitu lapar biologis dan
sedekah.” (HR.Abu Daud 1609;Ibnu
lapar psikologis. Lapar fisik /biologis
Majah 1827. Al-hafizh Abu Thahir
lekas sembuh dengan makan. Lapar non
mengatakan bahwa sanad hadist ini
fisik/psikologis, seperti lapar kekuasaan,
hasan). Kewajiban ini seakan melengkapi
kehormatan, dan kekayaan, tak gampang
dimensi sosial dari ibadah puasa.
disembuhkan. Puasa menyembuhkan
Di luar semua itu, puasa melatih
kedua macam lapar itu sehingga kita bisa
dan mendidik kita agar menjadi manusia
terbebas dari penyakit-penyakit hati,
bermental giver (pemberi), bukan taker
untuk selanjutnya lebih peduli dan sadar
(peminta-minta). Ungkapan take and
akan kepentingan orang lain (sosial).
give yang populer di masyarakat kita,
Kedua, orang yang puasa
tentu tidak sejalan dengan sepirit puasa.

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 47


Ungkapan itu semestinya
berbunyi,  giving is receiving
(memberi itu hakikatnya
menerima). Contoh,
Sedekah ini empirisnya
terkesan mengurangi aset
atau harta, tetapi menambah
pada sisi lainnya, yang pada
akhirnya akan berimbas
pada penambahan nominal
itu sendiri. Abdurahman
bin Auf memang banyak
mengeluarkan sedekah,
tetapi sedekah itu pula yang
membuatnya kewalahan

dapat menyelesaikan persoalan sosial?


Jawabannya adalah iya. Target dari puasa
menerima keuntungan dalam bisnis
adalah menjadi hamba yang Muttaqin.
yang dijalaninya.
Bertaqwa berarti menjadi hamba Allah
Kembali kepada pertanyaan di
yang menjalankan risalah ketuhanan
pendahuluan, apakah lantas Ramadhan
dimuka bumi dan menjadi hamba yang
yang didalamnya diwajibkan puasa ini

48 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


taat. Inilah yang akan mengantarkan harinya. Sehingga diharapkan tidak
negara kita ini menjadi makmur penuh ada lagi kasus kakak beradik di daerah
berkah baldatun Thayyibatun wa sumatera selatan yang ditemukan dalam
Rabbun Ghafur (Negeri yang subur dan kondisi sangat kurus kering di sebuah
makmur, adil dan aman) seperti dalam rumah ketika personel TNI dan polisi
QS Al A’raaf ayat 96 yang artinya”Jika sedang melakukan bakti sosial terkait
sekiranya penduduk negeri-negeri COVID-19.
beriman dan bertakwa, pastilah kami
akan melimpahkan kepada mereka KESIMPULAN
berkah dari langit dan bumi, tetapi Dalam uraian diatas, ada
mereka mendustakan (ayat-ayat kami) pesan yang ingin disampaikan, yaitu
itu, maka kami siksa mereka disebabkan hikmah dan kebajikan puasa bersifat
perbuatannya.” multidimensional, tak hanya mental
Kemudian apakah rasa empati dan kesehatan tetapi juga sosial. Puasa
kita meningkat ditengah pandemi? tak hanya membentuk kesalehan
hal itu bisa kita tanyakan ke diri pribadi (individual), tetapi sekaligus
sendiri, apakah kita peka terhadap juga kesalehan sosial. dan dalam bahasa
lingkungan sekitar kita?, apakah ada agama disebut habl min Allah wa habl
tetangga kita yang mengalami kesulitan min an-nas (hubungan manusia dengan
ekomomi? apakah sudah memberi infaq, Allah dan hubungan manusia dengan
sedekah? Apakah pandemi ini menjadi sesama) merupakan dua sisi ibadah
alasan untuk menutup diri terhadap yang tidak dapat dipisahkan. Kita tidak
lingkungan sekitar? Bukankah sedekah diperbolehkan hanya mementingkan
yang paling utama adalah sedekah Ibadah ritual atau kesalehan pribadi,
pada bulan Ramadhan? Toh, dalam Al- dan melupakan kesalehan sosial,
Qur’an satu sedekah atau infaq, Allah atau  sebaliknya, Sehingga diharapkan
janjikan balasan hingga 700 kali lipat puasa Ramadhan ditengah pandemi ini
(QS.Al Baqarah:261). Empati muncul dapat meningkatkan empati kita antar
jika kita paham orang lain dengan sesama dan dapat membantu dalam
membayangkan apa yang orang lain penanganan persoalan sosial di negeri
rasakan, seperti hikmah puasa yang tercinta ini. Wallahu a`lam.
dibahas sebelumnya. Kita menahan
lapar, agar dapat memahami saudara-
saudara kita yang kesusahan setiap

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 49


INSPIRASI

MENGEMBANGKAN DAKWAH DAN


PENDIDIKAN BERKEBANGSAAN
Oleh Irham Yuwanamu

P
ancasila sebagai dasar negara Memelihara Pancasila
dan menjadi pemersatu
perbedaan masyarakat Era globalisasi menjadi tantangan serius
Indonesia. Sejak berabad- bagi bangsa Indonesia. Kelompok ormas
abad sebelum Indonesia merdeka pun keagamaan maupun gerakan-pemikiran
Pancasila sudah ada. Gus Dur sebagai yang anti Pancasila, atau anti perbedaan
presiden ke-4 pernah menyatakan dan kemajemukan mulai nampak
Pancasila tanpa nama yang disebut secara terang-terangan, dan tentu akan
dengan Bhinneka Tunggal Ika, dan kini terus berkembang. Secara sadar hal
menjadi semboyan negara. Semboyan itu sulit dihindari. Pada akhirnya akan
ini senjata ampuh mempersatukan menggangu stabilitas nasional. Maka
perbedaan menjadi satu tujuan bangsa dalam hal ini perlu kerja keras, bangun
Indonesia. Di usia kemerdekaan yang bangsa Pancasila (Kompas, 25/8/2016).
mendekati 75 tahun ini, bagaimana Upaya serius yang dapat dilakukan
upaya Indonesia agar tetap dapat adalah menyegarkan kembali dunia
menjaga dan merawat semboyan pendidikan dalam membentuk karakter
tersebut ? anak bangsa yang sesuai dengan

50 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


semboyan negeri. Upaya ini dapat sebagai bagian dari membangun
membentengi masyarakat Indonesia dari pendidikan kewarganegaraan dan cinta
dampak negatif globalisasi atas keutuhan pada tanah air. Menurut istilah Banks,
NKRI. pendekatan tersebut dikatakan sebagai
pendidikan multikultural ( James Banks:
Mengembangkan pendidikan yang 2008).
kembali pada semboyan bangsa
Indonesia, perlu mengedepankan Selain itu, pendidikan yang
pendekatan kemajemukan. Pendekatan mengedepankan kemajemukan
pendidikan ini sebagai gerakan dapat dibangun dengan pendekatan
pembaharuan yang dirancang untuk agama. Argumentasinya adalah agama
membuat perubahan besar dalam dunia mengakui dan mengajarkan untuk
pendidikan, seperti di sekolah-sekolah, menerima keragaman dan kemajemukan.
perguruan tinggi, dan sejenisnya. Tujuan Misalnya, agama Islam yang telah
gerakan pendidikan ini, pertama, untuk menjelaskan Tuhan menciptakan
menanamkan cara pandang kepada manusia dari jenis yang berbeda antara
seseorang agar mengenali budayanya laki-laki dan perempuan. Kemudian
sendiri, dan budaya orang lain. menjadi majemuk karena berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku. Artinya,
Selanjutnya, yang kedua, menyediakan keberadaan manusia secara sunnatullah
pemenuhan kebutuhan siswa dengan adalah beragam dan majemuk, dengan
berbagai alternatif bahasa, budaya, ini dimaksudkan agar manusia saling
dan etnik. Ketiga, menyediakan mengenal satu dengan lainnya yang
pembelajaran bagi semua siswa dengan berbeda (QS. al-Hujurat: 13). Dengan
memberikan keterampilan, sikap, dan adanya landasan teologis yang seperti
ilmu pengetahuan yang dibutuhkan agar ini, maka sudah seharusnya pendidikan
bisa berfungsi untuk berinteraksi pada agama menjadi basis untuk menjaga
komunitas budaya yang ada. Keempat, kebhinekaan. Jadi, bukan sepatutnya
menghindari diskriminasi karena pendidikan agama sebagai pemicu
perbedaan. Kelima, membantu anak fundamentalisme, konservatisme,
didik untuk dapat membaca, menulis, apatah lagi radikalisme, atau pendidikan
dan menyesuaikan keterampilan yang agama sebagai idiologisasi yang dapat
dibutuhkan, supaya berfungsi secara meretakkan kebhinekaan. Semestinya
efektif pada kebutuhan kehidupan. pendidikan agama sebagai penggerak
Keenam, memberikan kesempatan transformasi nilai-nilai ketuhanan,
warga untuk mencoba mengasimilasikan kemanusiaan, dan nilai-nilai kealaman
dengan berbagai budaya yang berbeda

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 51


dalam kehidupan sosial. cerminan awal bentuk pendidikan
yang mengantarkan secara operasional
Pendekatan Berkemajemukan dalam programnya. Terlebih, para
pengelola pendidikan harus mengerti
Dakwah dan pendidikan dengan dan memahami yang sebenarnya tentang
pendekatan berkemajemukan dalam hal fitrah/hakikat manusia, khususnya dalam
ini memiliki fungsi menjaga semboyan konteks kemajemukan.
negara. Dalam rangka membangun
pendidikan yang berkemajemukan Kedua, pada level operasional lembaga
tidak cukup mengandalkan satu elemen pendidikan memiliki sumber daya
saja, misalanya pada mata pelajaran manusia (SDM) yang terbuka
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). pemikirannya, baik pendidik, staf
Akan tetapi, untuk mewujudkannya ataupun karyawan. SDM sekolah
secara sepenuhnya, semua aspek yang memiliki kesadaran ini mampu
kependidikan harus terlibat. Berikut membawa arah pendidikan yang bervisi
ini, ada lima elemen penting tersebut. Untuk memiliki staf (SDM)
yang harus diperhatikan untuk sekolah yang memiliki visi yang sama
mewujudkannya. Pertama, menekankan dengan pandangan dasar sekolah dapat
visi penyelenggaraan pendidikan melalui dua cara. Pertama, dengan cara
yang mencerminkan falsafah dan menerima tenaga kependidikan yang
visi kebhinekaan. Visi ini sebagai memiliki wawasan kemajemukan, dan

52 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


jelas. Selain menggunakan
kurikulum nasional, perlu
kiranya sekolah membuat
kurikulum unggulan yang
dirancang atas dasar cita-
cita dan kebutuhan anak
didik. Selanjutnya kurikulum
pembudayaan sebagai hidden
kurikulum, bertujuan untuk
membangun budaya sekolah
kedua, memberikan pembinaan agar staf dalam membentuk karakter
pengajar memiliki visi yang sama atau anak secara personal maupun secara sosial
meng-upgrade kembali pemahamannya. di lingkungan sekolah. Dan kurikulum
SDM sekolah berfungsi sebagai aktor ekstra sekolah sebagai kurikulum yang
dalam mengembangkan pendidikan bersifat skill/membangun potensi anak
bervisi kebhinekaan. Tanpanya, didik. Pengembangannya dapat melalui
sebaik apapun visi atau landasan program-program plus sekolah yang
dasar penyelenggaraan pendidikan dapat mendukung, dengan karakter
akan sulit berhasil, sebab pendidik kemajemukan.
mempunyai peran sebagai uswah
hasanah, kemudian sebagai seorang Yang keempat, menciptakan sistem
yang mentransformasikan cita-cita/ pembelajaran yang integratif.
visi-misi, dan program-program sekolah Membangun sistem ini melalui program
(transformer). pembelajaran, baik metode pembelajaran,
materi, atau dalam perangkat-
Ketiga, merancang kurikulum penuh perangkatnya. Metode pembelajaran
yang integral di sekolah. Kurikulum dapat menggunakan pendekatan
penuh meliputi kurikulum formal, tematik atau menggunakan pendekatan
kurikulum pembudayaan, dan kurikulum transformatif. Sistem integrasi berupaya
ekstra. Ketiga kurikulum ini tentu harus memberikan tautan atau keterpaduan
terintegrasi untuk menuju pada satu dalam satu pembahasan, atau dalam
tujuan yang menjadi cita-cita bersama. satu pelajaran dengan pembahasan
Kurikulum formal sebagai kurikulum lainnya. Sistem seperti ini dapat
yang sistematis, dapat diukur dan dapat membentuk persepsi yang lebih utuh.
dievaluasi, sebab dalam kurikulum ini Untuk menerapkan sistem pembelajaran
memiliki perangkat pembelajaran yang yang integratif, syarat yang paling

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 53


utama adalah kualitas SDM/pendidik tahun pelajaran baru, per semester atau
yang mempunyai paradigma inklusif/ tiap minggu, dengan program sosialisasi
multidisiplin. Pendidik adalah aktor budaya sekolah (SBS), semacam masa
yang membuat sistem pembelajaran orientasi. Salah satu fungsi program ini
integratif itu berhasil. , memberikan kesadaran kepada siswa
tentang keberadaan sekolah sehingga
Elemen yang kelima , yaitu menjadikan siswa dapat mengetahui hakikat dirinya
pendidikan agama sebagai penggerak/ di sekolah dan lingkungannya. Proses
pemicu moral kemajemukan anak kesadaran pengenalan hakikat diri
didik. Agama telah mengajarkan akan mengantarkan tindakan untuk
umat manusia untuk bervisi integral memperlakukan orang lain, dan alam
dalam rangka mewujudkan rahmatan lingkungan seperti memperlakukan
lil’alamin, termasuk juga kesadaran dirinya sendiri. Program ini merupakan
kebhinekaan manusia. Dengan visi bagian dari upaya membangun rasa cinta
besar yang demikian, maka pendidikan kepada semuanya dengan sikap memberi
agama menjadi medium untuk tanpa menerima, dan tanpa melihat lagi
mentransformasikan ajarannya ke dalam perbedaan.
kehidupan manusia. Secara bersamaan
pendidikan agama sekaligus berfungsi Konsep pendidikan di atas tidak bertolak
untuk melaksanakan pendidikan belakang dengan konteks sosio-histori
secara vertikal (berhubungan kepada dan sosio-kultur bangsa Indonesia.
Tuhan), kemudian pendidikan peka Para pengelola pendidikan milik negara
diri (hubungan manusia dengan maupun milik swasta harus sadar atas
sesama manusia, maupun alam sekitar). hal itu. Penting kiranya untuk melihat
Pada hakikatnya pendidikan agama kembali falsafah-falsafah bangsa untuk
adalah komprehensif visinya, berbasis pendidikan. Semakin tinggi semangat
kemajemukan; hanya saja tergantung pendidikan kembali pada falsafahnya,
pada pendekatan yang digunakannnya. khususnya falsafah bangsa, maka semakin
tinggi pula ruhnya yang terkandung.
Di samping lima elemen tersebut, Pendidikan yang dapat membangun
kesadaran anak didik perlu dibangun di peradaban bangsa adalah pendidikan
atas realitas kemajemukan. Kesadaran yang memiliki ruh yang tinggi. Dengan
ini yang memberikan pengertian anak ini, pendidikan membawa misi dakwah
didik atas hakikat dirinya agar sadar Islam yang berwawasan nasionalis dan
untuk melakukan apa dan bagaimana. kemanusiaan.
Upaya ini dapat dilakukan pada awal

54 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


INSPIRASI

Iman Bersemi di Tengah Pandemi


Oleh Arwani Amin Supar

R
amadhan telah berlalu, akan Pembelajaran Spesial
tetapi nuansanya masih
terekam kuat di alam jiwa. Kehadiran Ramadhan
Bahkan, di sepanjang bulan tahun ini di tengah wabah pandemi
Syawal, masih terbentang rangkaian Covid-19 tidaklah kebetulan, karena
ibadah yang menjadi follow-upnya, setiap peristiwa yang terjadi dalam
yaitu puasa sunnah enam hari. kehidupan ini, yang besar maupun
Dengan menunaikannya setelah puasa yang kecil, semuanya telah tertulis
Ramadhan, maka nilainya sama dengan dalam catatan ilmunya Allah swt.2 Ini
berpuasa setahun lamanya. Inilah Ramadhan spesial, yang dalam rangka
yang ditegaskan Rasulullah saw dalam menjaga keselamatan jiwa manusia
sabadanya: dari bahaya penularan virus Covid-19,
umat Islam menunaikan shalat fardhu
dan shalat tarawih di rumah masing-
masing bersama keluarga. Umat Islam,
melalui masjid-masjidnya, berada di
garda terdepan dalam menghindari
kerumunan orang banyak, sehingga
“Siapa yang berpuasa Ramadhan, shalat berjamaah untuk sementara
kemudian mengiringinya dengan puasa tidak diselenggarakan di masjid-masjid,
(sunnah) enam hari di bulan Syawal, termasuk di Masjidil Haram Makkah
maka nilainya seperti puasa satu tahun” dan Masjid Nabawi Madinah, sampai
(HR. Muslim).1 kondisinya memungkinkan.

1 Shahih Muslim, nomor 1164. 2 Baca QS. Al-An’am/6: 59.

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 55


Di balik itu, umat menikmati melebihi kebahagiaan orang yang
pembelajaran berislam yang luar biasa. menerima pemberiannya. Balasan dan
Umat mendapatkan pelajaran penting kebahagiaan yang lebih besar, akan
bahwa antara ibadah dan kehidupan Allah berikan kepadanya secara penuh
nyata tidak boleh dipisahkan, tidak di akhirat.
sekuler. Menjaga keselamatan jiwa yang
menjadi salah satu tujuan pokok syari’at Amal-amal mulia itu bisa
Islam tidak boleh diabaikan atas nama tertunaikan semata-mata karena taufiq
keterikatan hati dengan masjid, karena (bimbingan dan pertolongan) dari
“menangkal mafsadah (bahaya) itu lebih Allah. Dengan kesadaran ini, maka
didahulukan daripada mendatangkan seorang alumni Ramadhan semakin
maslahah (manfaat)”.3 Umat juga tertunduk syukur kepada Allah atas
semakin memahami bahwa semangat segala anugrahNya, dan tersipu malu
dan keikhlasan beribadah harus dipandu kepadaNya atas segala dosa yang
dengan ilmu dan pemahaman. Kalau ditutupiNya. Semoga amal-amal mulia
tidak, maka akan terjadi praktek-praktek itu selalu terjaga adanya dan tidak berlalu
kontradiktif, seperti mengabaikan upaya bersama berlalunya bulan Ramadhan.
pencegahan atas nama tawakkal dan Amin.
tidak takut mati, yang mana hal itu tidak
Spesial Menakjubkan
selaras dengan ruh (semangat) Islam dan
keutuhan ajarannya. Tidak selalu bertabur bunga
dan berhampar permadani, itulah
Apapun keadaannya, umat
kehidupan. Ada lapang ada sempit. Ada
telah mengikuti pendidikan dan
sehat ada sakit. Ada kaya ada miskin. Ada
pelatihan berskala global selama
nikmat ada musibah. Bahkan ada hidup
satu bulan penuh. Ada ibadah puasa
dan ada mati. Itulah tabiat kehidupan
Ramadhan yang mejadi pondasi
dunia. Semua itu adalah materi ujian
keikhlasan dan pengendalian diri, ada
untuk memunculkan orang-orang
ibadah shalat tarawih dan tadarus Al-
pilihan yang selalu eksis dalam kebaikan.
Qur’an yang melejitkan ruhani menuju
Allah swt berfirman.
puncak spiritualnya, dan ada ibadah
sedekah serta membantu sesama yang
melembutkan jiwa dan meluaskan
lingkaran kebahagiaan. Ya, ketika
seseorang memberi, pada saat itu ia
telah menerima imbalan kebahagiaan,
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya
3 Ini terjemah dari Kaedah fiqh yang Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
redaksinya sebagai berikut: “Dar’ul-mafasid yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
muqaddam ‘ala Jalbil-mashalih”

56 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al- Upgrade Kapasitas Diri
Mulk/67: 2).
Orang beriman itu fokus
Dalam menyikapi berbagai melihat nikmat yang ada, sehingga
keadaan tersebut, orang beriman jiwanya selalu bersyukur. Ia berfikir
selalu berfikir dan berusaha untuk tentang apa saja yang bisa ia lakukan,
menjadikannya sebagai peluang sehingga selalu berpandangan positif
kebaikan. Ia menjadikan nikmat yang dan konstruktif. Ia berbuat sesuai
diterimanya sebagai sarana untuk kemampuan, sehingga potensinya
mengokohkan jati dirinya sebagai hamba tergali secara maksimal dan lebih siap
yang banyak bersyukur, sebagaimana ia menangkap peluang sekecil apapun.
menjadikan musibah yang menimpanya Berbeda dengan orang yang berfikir
sebagai kesempatan untuk menghiasi bahwa dirinya tidak punya sesuatu, dan
diri dengan sifat sabar. merasa tidak bisa berbuat ini dan itu,
maka jiwanya akan sesak dengan keluh
Dengan begitu, keadaannya kesah, dan potensinya akan tumpul
selalu spesial dan selalu menakjubkan. dengan berpangku tangan.
Itulah keadaan orang beriman.
Rasulullah saw bersabda: Allah swt telah memberi
nikmat kepada setiap hambaNya, sesuai
kadar dan hikmah yang dikehendakiNya.
Tidak ada seorangpun yang nihil
nikmat, dan tidak ada seorangpun yang
nihil potensi. “Maka, nikmat Tuhanmu
yang manakah yang kamu dustakan?”.
(QS. Ar-Rahman/55: 13). Tidaklah
bersyukur orang yang mengabaikan
nikmat yang ada. Tidaklah bersyukur
orang yang tidak mendaya-gunakannya
“Keadaan orang beriman itu untuk kebaikan dunia dan akhiratnya.
menakjubkan, karena semua urusannya Bukankah nikmat itu akan terjaga dan
adalah baik. Yang demikian itu tidak bertambah-tambah ketika dioptimalkan
dimiliki oleh siapapun selain orang dan disyukuri?. “Sesungguhnya jika
beriman. Kalau ia menerima nikmat, ia kamu bersyukur, niscaya Aku akan
bersyukur, maka itu menjadi kebaikan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi
baginya. Dan kalau ditimpa musibah, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
ia bersabar, maka itu menjadi kebaikan maka pasti azab-Ku sangat berat”. (QS.
pula baginya”. (HR. Muslim).4 Ibrahim/14: 7).

4 Shahih Muslim, nomor 2999.

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 57


Barangkali ada yang bertanya: Ia meyakini sepenuh hati bahwa
“Bukankah kita sekarang dalam kesulitan kemudahan pasti ada, jalan keluar pasti
luar biasa akibat wabah corona yang perbuka, dan Allah tidak akan membuat
membuat banyak orang harus bekerja sia-sia balasan terbaik bagi orang yang
dari rumah, bahkan tidak sedikit yang berbuat baik.
dirumahkan dan kehilangan mata
pencahariannya?”. Alumni Ramadhan Untuk itu, ia menjadikan
tidak menyangkal realita yang ada, akan upgrade kapasitas diri sebagai
tetapi ia melihatnya secara proporsional agenda hariannya, sebagaimana yang
bahwa dalam segala keadaan, nikmat ditunjukkan oleh Rasulullah saw melalui
yang Allah berikan tetap lebih banyak doanya usai menunaikan shalat shubuh.
dan lebih dominan dibanding musibah yang artinya:
yang menimpa. Ia meyakini bahwa
“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon
setiap ada satu kesulitan pasti ada dua
kepada-Mu ilmu yang bermanfaat,
kemudahan bersamanya, sehingga
rizki yang baik (halal) dan amal yang
“Satu kesulitan tidak akan mengalahkan
diterima”. (HR. Ibnu Majah. Shahih).6
dua kemudahan”. (HR. Baihaqi).5
Seiring dengan semakin
Sebagaimana ia juga meyakini bahwa
besarnya tantangan, ilmu harus
ada banyak kebaikan-bukan hanya satu
selalu diupgrade agar bisa menjawab
kebaikan- di balik setiap peristiwa
dan mengatasinya. Bukan asal ilmu,
yang tidak ia sukai. “Boleh jadi kamu
melainkan ilmu yang berguna dan
tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
bermanfaat. Skill, keahlian atau
menjadikan kebaikan yang banyak
ketrampilan kerja dan usaha juga
padanya” (QS. An-Nisa/4: 19).
harus selalu diasah setiap hari untuk
Alumni Ramadhan mendapatkan keluasan rizki yang halal.
menfokuskan perhatiannya pada upaya Amal shalih selalu ditingkatkan kualitas
apa saja yang bisa ia lakukan untuk keikhlasan, keseseuaiannya dengan
mendapatkan banyak kebaikan di syariat, dan tingkat ihsannya, agar
balik keadaan yang tidak disukainya. diterima oleh Allah swt.
Begitulah cara kita memaknai
5 Sunan Al-Baihaqi, nomor 9541.
Sesuai dengan firman Allah swt: “Maka Iman yang Bersemi di Tengah Pendemi.
sesungguhnya beserta kesulitan ada
kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan
itu ada kemudahan” (QS. Asy-Syarh/94:
5-6). Kata al-yusr (kesulitan) dalam bentuk
makrifah yang menunjukkan satu kesulitan
yang disebut dua kali. Sedangkan kata ‘Usr
(kemudahan) disebut dua kali dalam bentuk
nakirah yang menunjukkan dua kemudahan,
kemudahan pertama dan kemudahan kedua. 6 Sunan Ibnu majah, nomor 925.

58 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


TUNTUNAN ISLAM

Nalar Moderasi Beragama Menyikapi


Corona
Oleh Akmal RG Hsb.

S
adar dan nirsadar Pandemi penuh sudah menutup pintu rapat-rapat
Covid-19 telah menjadi masjidnya untuk dipakai shalat 5 waktu.
wabah penyakit global yang Namun sebagian masjid yang lain ada
menimbukan kecemasan, yang masih membuka pintunya untuk
kegelisahan dan kekecutan. Pandemi dipakai shalat 5 waktu berjamaah dan
ini memaksa manusia menjadi seperti shalat Jum’at. Bagaimana menyikapinya,
kehilangan sopan santun (senyuman,
tentu diperlukan sikap yang bijak, tidak
keramahan) antar sesama. Betapa tidak,
hanya dengan hitungan bulan, Pandemi saling menyalahkan apalagi mencela
Covid 19, telah memaksa sebagian keputusan dan ikhtiar masing-masing.
manusia (elit hingga rakyat jelata) untuk Namun, agar pembicaraan
saling curiga, tidak saling percaya, dapat lebih fokus, tulisan ini akan
merasa paling benar, bahkan tak jarang mengerucutkan pada pertanyaan
ada kecenderungan mementingkan diri mendasar dalam benak ummat Islam,
sendiri dalam berbagai aspek, termasuk “Bagaimana seyogianya nalar moderasi
ekspresi beragama. beragama menyikapi corona?”
Dalam konteks shalat Diskursus Moderasi Beragama
berjamaah di masjid atau musholla Terlepas adanya penerimaan
misalnya, secara kasat mata tampak dan penolakan tentang asal usul
persilangan pendapat dan sikap. Sejak istilah moderasi itu sendiri, yang jelas
sebagian wilayah Indoensia dinyatakan masyarakat muslim Indonesia tidak
sebagai zona merah virus corona jenis dapat menghindarkan diri dari proses
baru (Covid-19), sebagian masjid secara globalisasi, jika ingin survive dan berjaya

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 59


agama dengan sangat
longgar, bebas, bahkan
nyaris meninggalkan garis
kebenaran agama sekalipun
(tafrîth).
Makna Islam sebagai
agama wasathiyah harus
diambil dari penjelasan para
ulama, agar tidak memicu
‘missunderstanding’ dan sikap
intoleran yang merusak citra
Islam itu sendiri. Pemahaman
makna wasathiyah yang
ditengah perkembangan dunia yang benar mampu membentuk
sikap sadar dalam ber-Islam yang
kian kompentitif di masa kini. Secara
moderat dalam arti yang sesungguhnya
historis, globalisasi bukanlah fenomena (ummatan wasathan). Yaitu mampu
baru. Pembentukan dan perkembangan menjadi ummat terbaik “mensinergikan
masyarakat muslim Indonesia bahkan ilmu dan amal” (Q.S. Al-Baqarah: 238),
berbarengan dengan datangnya berbagai tidak berlebihan “proporsional” (Q.S.
gelombang global secara konstan dari Al-Maidah: 89), Adil “mensinergikan
waktu ke waktu. Sumber globalisasi antara teks, konteks, dan kontekstualisai
itu adalah Timur Tengah, khususnya beragama” (Q.S. Al-Baqarah: 143).
mula-mula Mekah dan Madinah dan
sejak akhir abad ke-19 dan awal abad Dalam menerapkan moderasi,
paling tidak memerlukan pengetahuan
ke-20 juga Kairo, meskipun harus diakui
mengenai:
dewasa ini Barat lebih mendominasi.
Ummat Islam sebagai 1. Fiqh Al-Maqasid yang menuntut
ummat yang moderat harus mampu penelitian tentang illah (latar
mengintegrasikan dua dimensi yang belakang atau sebab) dari satu
berbeda; dimensi theocentris (hablun ketetapan hukum. Bukan sekedar
min Allah) dan anthropocentris (hablun pengetahuan tentang bunyi teksnya.
min an-nas). Tuntutan tersebut bukanlah 2. Fiqh Al-Awlawiyat yakni
tuntutan zaman, tetapi tuntutan Al- kemampuan memilih apa yang
Qur’an yang wajib dilaksanakan terpenting dari yang penting,
(Berlaku setiap tempat dan waktu). dan yang penting dari yang tidak
penting. Kesalahan dalam hal ini
Hanya saja perlu diperhatikan, makna
dapat berakibat mendahulukan apa
wasathiyah tidak sepantasnya diambil yang mesti ditangguhkan atau apa
dari pemahaman para ekstremis yang yang mestinya didahulukan.
cenderung mengedepankan sikap 3. Fiqh Al-Muwazanat yaitu
keras tanpa kompromi (ifrâth), atau kemampuan membandingkan
pemahaman kelompok liberalis yang kadar kebaikan/kemaslahatan
sering menginterpretasikan ajaran untuk dipilih mana yang lebih baik.

60 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


Demikian juga membandingkan kepada ahlinya (ilmu) jika kamu
antara kemaslahatan dan tidak mengetahui” (Q.S. An-Nahl:
kemudaratan. 43).
4. Fiqh Al-Ma’alat yang tujuannya
meninjau dampak dari pilihan, Dapat dipahami, jangan sampai
apakah mencapai target yang pemahaman parsial teologis “dalih
diharapkan atau justru sebaliknya takdir di tangan Allah” lantas
menjadi kontra produktif dan lain- kemudian mengabaikan anjuran
lain yang berkaitan dengan dampak kesehatan, yang merupakan bagian
kebijakan. integral ilmu yang bersumber dari
Allah. Ini pentingnya moderasi
Membumikan Nalar Moderasi dalam beragama. Sikap beragama
Beragama Meyikapi Corona yang eksklusif, tertutup dengan
keimanan buta, justru berbahaya.
Menyikapi penerapan teori Beragama seharusnya dengan
moderasi di atas, hemat penulis inklusif berpikiran terbuka,
terdapat beberapa ikhtiar muslim dalam termasuk terbuka untuk mengikuti
menghadapi Corona: penjelasan dan masukan dari
1. Dalam konteks Fiqh Al-Ma’alat pakar di bidang kesehatan. Setelah
Fiqh Al-Maqasid yang di dalamnya melakukan ikhtiar ilmiah secara
terdapat dua di antara lima poin sungguh-sungguh itulah kemudian
pemeliharaan “pemeliharaan kita melakukan ikhtiar ruhaniyah.
agama” dan “pemeliharaan Tawakkal atau menyerahkan
jiwa”, seyogianya setiap muslim semua keputusan kepada Allah
membumikan ikhtiar bersifat Swt merupakan bagian dari ikhtiar
ilmiah namun dalam saat yang ruhaniyah ini.
sama terpatri ikhtiar bersifat
ruhaniyah. Ketika berhubungan Terkait ikhtiar ini, tergambarkan
dengan medis (ikhtiar ilmiah), ilustrasi sangat indah dari
maka seharusnya mengikuti saran tanya-jawab Habib Ali al-Jufri
ahli medis yang pakar dibidangnya. kepada Habib Umar bin Hafidz,
Bukankah Rasulullah Saw sendiri gurunya.  “Wahai guruku,
ketika ditanya persoalan empiris- bagaimana cara agar kita tetap bisa
pengetahuan yang berkaitan bertawakkal dengan tenang dan
dengan kehidupan dunia, beliau tetap berusaha dalam mencegah
bersabda; wabah (corona)?” tanya Habib
Ali. Habib Umar menjawab,
“Menghadapi Corona itu seperti
menanam pohon. Kita harus
tetap berusaha menanamnya,
“Kamu lebih mengetahui urusan menyiraminya, memberinya pupuk,
duniamu.” (HR. Muslim, no. 2363) dan merawatnya dengan baik.
Namun kita juga harus meyakini
dan percaya kepada Allah bahwa
Isyarat hadis di atas juga senafas hanya Dia yang bisa membuatnya
dengan ayat Alquran, “bertanyalah berbuah”. Menanam pohon adalah

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 61


bentuk ikhtiar ilmiah-empirik yang Penutup
kita lakukan. Setelah usaha tersebut,
ikhtiar ruhaniyah kita adalah Dengan demikian, nalar
pasrah kepada Allah, karena hanya moderasi beragama seorang muslim
Dia yang bisa membuat pohon dalam menghadapi pandemi Corona
berbuah manis atau asam, banyak tidak bisa memisahkan antara ikhtiar
atau sedikit dan lain sebagainya. ruhaniyah dan ikhtiar ilmiah. Artinya
dibutuhkan pemahaman yang integral
2. Dalam konteks Fiqh Al-Awlawiyat (menyeluruh), tidak parsial. Tidak
Fiqh Al-Muwazanat, seyogianya cukup hanya menawarkan metode
setiap muslim membumikan keagamaan (ikhtiar ruhaniyah) semata,
nalar mengedepankan logika sebab manusia adalah makhluk jasmani.
publik di atas logika privat, baik Begitu juga tidak cukup hanya melalui
dalam aspek “ubudiyah” maupun medis (ikhtiar ilmiah) sebab manusia
“mu’amalah”. Dalam kaidah fiqih juga makhluk rohani. Disamping itu,
terkenal pernyataan “menampik seyogianya sebagai muslim dituntut
kemudaratan lebih diutamakan kemampuan untuk membumikan
daripada mendatangkan nalar mengedepankan logika publik
kemaslahatan”. Senada dengan di atas logika privat, baik dalam aspek
ha di atas, terdapat juga kaidah “ubudiyah” maupun “mu’amalah”.
lainnya:

Bahan Bacaan
“Sesuatu yang multimanfaat (sosial) Akmal R.G. Hsb, Menyinari Kehidupan
lebih utama ketimbang manfaat dengan Cahaya Al-Quran, Jakarta:
terbatas”
Quanta Gramedia, 2018.
Sependek pemahaman penulis,
boleh jadi kaidah di atas terilhami Abd. Muid N, “Ras Pengecut”, Nuansa
dari hadis Nabi SAW berikut : Islam, 12 April 2020.

Quraish Shihab, Wasathiyyah: Wawasan


Islam Tentang Moderasi Beragama,
Ciputat: Lentera Hati, 2019.
Sebaik-baiknya manusia
adalah yang paling bermanfaat
bagi manusia lainnya.  (HR.
Ath Thabarani,  Al Mu’jam Al
Awsath No. 5787)

62 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


TUNTUNAN ISLAM

MENINGKATKATKAN
SPIRITUALITAS DI TENGAH
PANDEMI
Oleh Abdul Ghofur

beliau memutuskan untuk


pulang kampung. Dalam
perjalanan pulangnya,
beliau melewati sebuah gua.
Sejenak dia beristirahat dan
menyaksikan sebuah stalagtit
yang meneteskan air, dan
setiap tetesan air tersebut
mampu melubangi batu cadas
keras yang ada di bawahnya.
Lantas dia berfikir, jika batu
cadas yang keras saja mampu
dilubangi oleh tetesan air
yang lembut maka bagaimana
dengan dirinya? Akhirnya

D
dia memutuskan kembali ke
alam dunia Hadits, nama
Mesir dengan semangat baru.
Ibn Hajar Al-Atsqalani
Perlahan tapi pasti, semua cita-cita dan
adalah seorang ulama
niat untuk mempelajari ilmu agama
yang sangat populer.
akhirnya beliau raih. Dari perjalanan
Beliau paling banyak mensyarah kitab
hikmah tersebut, akhirnya beliau
Sahih Bukhari. Sebelum menjadi ulama
dijuluki Ibnu Hajar (Putra Batu).
besar, dahulu beliau adalah orang yang
biasa saja. Bahkan pernah mengalami Manusia diperjalankan oleh
putus asa yang luar biasa. Saat di Mesir, Allah dengan dibekali indra dan akal
beliau termasuk orang yang susah sebagai alat untuk bertahan hidup. Di
menghafal dan merasa kesulitan saat antara anugerah terbesar yang Allah
proses belajar. Dalam keputusasaan, berikan kepada manusia tersebut adalah

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 63


Akal. Dengan akal manusia mampu
membedakan benar atau salah.
Dengan akal pula manusia akan
mencoba menghindar dari segala
hal yang akan membahayakannya.
Termasuk serangan dari makhluk
yang tidak tampak, seperti virus
Corona yang saat ini sedang
kita hadapi. Berbagai spekulasi
dan penelitian dilakukan untuk
mendapatkan informasi seakurat sebuah ayat yang artinya: ”Dan kami
mungkin tentang objek yang diteliti. pasti akan menguji kamu dengan sedikit
Namun hingga saat ini belum ditemukan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
secara pasti vaksin untuk menanggulangi jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah
Pandemi virus Corona. Akal tentu sudah kabar gembira kepada orang-orang yang
bekerja maksimal. Akan tetapi, ketika akal sabar (Al-Baqarah, 155).
tidak mampu menjawab problematika,
Ternyata kunci keberhasilan
maka di situlah letak keterbatasan akal
saat menghadapi ujian adalah kesabaran.
manusia. Selama ini manusia pongah
Kesabaran di sini bermakna sabar aktif,
dengan kesombongannya, seolah dengan
dan bukan diam. Sabar secara umum
hadirnya teknologi mampu mengatasi
terbagi menjadi tiga. Pertama, sabar
semua problematika kehidupan.
saat menghadapi ujian. Kedua, sabar
Ternyata dengan makhluk kecil saja
dalam menghindari kemaksiatan, dan
manusia tak berdaya dan butuh tempat
ketiga, sabar dalam ketaatan. Pandemi
untuk bergantung dari ujian yang sedang
bukan penghalang untuk mendekatkan
dihadapinya.
diri kepada Tuhan. Karena media untuk
Sebagai seorang Muslim, mendekatkan diri kepada Tuhan bukan
bagaimana sikap kita saat menghadapi semata-mata hanya ada di Masjid.
Pandemi seperti saat ini? Bukankah Sebaliknya, dari perspektif Tasawuf
ibadah kita semakin terbatasi? Setiap justru di situlah kita akan menemukan
gerak langkah kebaikan yang akan kita banyak hikmah dari Pandemi ini. Salah
lakukan menjadi terhambat? Bahkan satu contoh, dengan terhalangnya
rutinitas ibadah berjamaah saja menjadi manusia untuk melakukan shalat
”susah”. Untuk menjawab semua berjamaah ( karena diterapkannya
pertanyaan di atas, penulis mengutip Social Distancing), maka seseorang akan
dituntut untuk menghindari keramaian,

64 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


termasuk dalam hal ibadah. Terkait memajukannya (QS. Al-A’raf - 07:34).
dengan aktivitas yang banyak dilakukan Keyakinan terhadap setiap ketentuan
dengan kesendirian maka sejatinya itulah yang akan berdampak kepada
seseorang digiring untuk berkhalwat. ketenangan jiwa. Dan jika jiwa seseorang
Dalam kesendirian (khalwat), manusia sudah mengalami ketenangan maka
akan tampak kualitas kesungguhan saat semua problematika kehidupan akan
beribadah. Karena biasanya ibadah yang dapat teratasi.
dilakukan saat dalam kesendirian tidak
memiliki tendensi apapun kecuali yang Dari sekelumit telaah di atas,
dituju adalah Allah. Dengan perkataan dapat disimpulkan bahwa orang beriman
lain, ibadah tersebut dilakukan secara selalu akan diuntungkan. Dalam kondisi
totalitas hanya untuk Allah SWT. apapun akan selalu menjadi kebaikan
untuknya. Jika mendapat ujian dan
Seseorang, jika semakin asyik dia bersabar atas ujian itu maka,
berdua-duaan dengan Rabb-nya dengan kesabarannya akan menjadi kebaikan
menjalin hubungan secara intens dan untuknya. Begitu pun sebaliknya, saat
berkesinambungan, maka tidak mustahil diberikan nikmat, rezeki serta kebaikan-
Allah akan memberikan karunia kebaikan lain, dan dia bersyukur, maka
“Muhibbah” kepadanya. Anugerah rasa syukur tersebut pun akan menjadi
tersebut bukan karena lantaran kebaikan untuknya. Baik sabar maupun
banyaknya ibadah yang telah dia syukur sejatinya adalah sebuah media
persembahkan kepadaNya tetapi murni bagi orang beriman untuk meningkatkan
karena rasa sayang Tuhan kepadanya. spiritualitas keimanan di hadapan Allah
Dalam tradisi Sufi istilah tersebut sering SWT.
disebut dengan Karamah.
Pandemi yang kita hadapi saat ini
Sekalipun tetap mengikuti tentu adalah sebuah ujian. Oleh karena
protokoler kesehatan dengan cara itu, sikap kita adalah meyakini bahwa
menjaga jarak, sering mencuci tangan, ketika kita mampu menghadapi ujian
dan terus menjaga kebersihan, seseorang tersebut, sesungguhnya Allah sedang
yang beriman tetap harus meyakini mempersiapkan anugerah yang jauh
bahwa kematian telah ditetapkan oleh lebih besar untuk bangsa Indonesia.
Allah. Sebagaimana firman Allah:“Tiap- Insya Allah.
tiap umat memiliki batas waktu
kematian. Maka apabila telah datang ajal
mereka tidak dapat mengundurkannya
barang sesaatpun dan juga tidak dapat

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 65


TUNTUNAN ISLAM

COVID 19 DAN SPIRITUALITAS


DIRI
Oleh Yayat Suharyat

A. Ma’rifat Bala wal Waba’ disebutkan bahwa kata ”waba`”


memiliki arti berjangkitnya suatu
Makna kata ”bala” dalam Kamus Besar penyakit menular dalam masyarakat,
Bahasa Indonesia (KBBI), diartikan yang jumlah penderitanya meningkat
sebagai ”malapetaka”, ”kemalangan”, secara nyata melebihi keadaan lazim
atau ”cobaan”. Selanjutnya, di dalam pada waktu dan daerah tertentu, serta
al Quran, ”bala” mempunyai makna dapat menimbulkan malapetaka.
spesifik. Seperti yang disampaikan Menteri menetapkan dan mencabut
oleh M. Quraish Shihab, menyebutkan status daerah tertentu dalam wilayah
kata ”bala” digunakan dalam al Quran Indonesia yang terjangkit waba’/wabah.
sebanyak enam kali, selain sekitar 28 Selanjutnya, di dalam hadist disebutkan
kali bentuk lain dari akar kata yang bahwa kata waba’ identik dengan kata
sama. Al Quran menyebutkan al-bala jārif, ”waba`”, untuk menyebut sebuah
bermakna al-ikhtibar atau ujian. Istilah penyakit sejenis wabah yang menyerang
tersebut dapat digunakan dalam dua masyarakat secara umum di suatu
makna, yaitu untuk menggambarkan daerah tertentu. Kata waba` dan tha’un
ujian yang baik (positif ), ataupun ini yang kemudian dikaitkan ahli agama
yang buruk (negatif ). Sesuai dengan untuk Covid-19 atau virus corona yang
firman Allah swt. dalam surat al A’raf terjadi pad awal 2020.
– QS.7:168 “... Dan Kami coba mereka
dengan (nikmat) yang baik-baik dan Selanjutnya, telah diungkap oleh para
(bencana) yang buruk-buruk agar ulama bahwa al Quran menyebut kata
kembali (kepada kebenaran).” ”syukur” dan ”bala” masing-masing
75 kali. Hikmah yang terkandung di
Dalam indeks Kamus Kesehatan dalamnya adalah manusia  yang pandai

66 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


bersyukur kepada Allah, hidupnya akan iradah Allah swt. Dan jika ingin
terhindar dari segala macam bala’ atau selamat, maka kembalilah untuk datang
musibah dan ujian. kepada Nya.

B. Ma’rifat Ibadah (sebuah korelasi


antara rasa syukur dengan
terhindarnya dari Bala wal Waba’)

Ibadah adalah bentuk perbuatan yang


berasal dari hati, dan amaliyah atas
dasar keyakinan yang membimbing (17. Dan jika Allah menimpakan sesuatu
seseorang. Rasa syukur bukan berasal kemudharatan kepadamu, maka tidak
dari lisan, tetapi lebih dalam lagi, ada yang menghilangkannya melainkan
merupakan bahasa batin (keyakinan). Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan
Allah SWT tidak memberikan ruang kebaikan kepadamu, maka Dia Maha
ibadah kecuali ada keyakinan yang selalu Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. 18. Dan
menyertai orang yang melakukannya. Dialah yang berkuasa atas sekalian
Firman Allah swt dalam surat al hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang
Baqarah (2):172, Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui).

Maka dari itu sudah jelas bahwa ibadah


adalah strategi yang paling pasti untuk
terhindar dari bala wal waba’, karena
dengan ibadah, maka Allah SWT
akan menjadi pelindungnya, Dia yang
berkuasa atas hamba-NYA.
(dan bersyukurlah kepada Allah,
jika benar-benar kepada-Nya kamu Rasulullah SAW memberi makna
menyembah). syukur dan sabar dalam menghadapi
kondisi wabah seperti sekarang ini.
Kata menyembah merupakan makna Itulah mu’min yang sesungguhnya,
lain dari ibadah. Karena itu, ibadah ikhtiar dan kesabaran yang berperan
merupakan bukti rasa syukur kepada sebagai obatnya, sesuai dengan
Allah swt, sehingga keyakinan sabdanya:
sepenuhnya tentang hal ini akan
mengakibatkan terhindarnya seseorang Seorang mukmin itu sungguh
dari bala wal waba’. Selain itu, di dalam menakjubkan, karena setiap perkaranya
surat al An’am (6):17-18 dikuatkan oleh itu baik. Namun tidak akan terjadi
Allah swt bahwa apapun fenomena demikian kecuali pada seorang
di alam raya ini, termasuk musibah, mu’min sejati. Jika ia mendapat
bencana bala wal waba’ , berasal dari kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 67


baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
ia bersabar, dan itu baik baginya” sendiri melainkan telah tertulis dalam
(HR. Muslim, Ahmad, Ad Darimi, dan kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami
Ibnu Hibban) menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah.
C. Setiap Musibah Sudah Tertera
di Lauhil Mahfuzh (Tauhid Sangat mudah bagi Allah untuk
Uluhiyyah) mendatangkan musibah, bala wal waba’,
begitupula untuk menghilangkan dari
Surat al Hadid (57):22 benar-benar bumi-Nya. Ini menujukkan bukti
telah menerangkan bahwa hakikat manusia harus siap untuk bertaubat
makhluk tidak bisa mengelak dari menuju Allah. Sudah terlampau
qadha dan qadar Allah swt. Mutlak banyak dosa, khilaf, keliru, dan bahkan
akan terjadi bahwa setiap musibah kesalahan yang telah diperbuat oleh
telah tertera di lauhil mahfuzh. Hanya manusia. Insyaa Allah, manusia akan
orang-orang yang yang bertaqwa dan sadar setelah musibah datang. Maka
berbuat kebaikan yang akan mendapat masih beruntunglah mereka yang
perlindungan sejati di sisi Allah swt. mau menata kembali kehidupan dan
spiritualitas keyakinannya. Sebaliknya,
jika hati mereka sama sekali tidak
tergerak menuju iman yang lurus, maka
musibah lain yang lebih dahsyat akan
segera menyusul menimpanya. Dan itu
sebuah kepastian yang nyata.

Tiada suatu bencanapun yang menimpa Dengan beralih segera menuju taubat
yang sesungguhnya, maka kemurkaan

68 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


Allah akan teredam. Sangat jelas, bumi Dalam buku Nashoihul Ibad, Syaikh
ini masih dalam kondisi baik dan dapat Nawawi Al Bantani (h.34), tokoh
dikendalikan semua atas izin-Nya. Sufi yang masyhur, Sufyan At Tsauri
Semua atas pertimbangan Allah swt. berkata: ”Ada 2 sebab kemaksiatan,
, karena masih ada tersisa orang yang yaitu (1) kemaksiatan yang timbul dari
saleh yang menjadi kekasih-NYA. dorongan nafsu (jenis kemaksiatan ini
Mereka menengadahkan tangannya di masih bisa diharapkan ampunan-NYA),
waktu pagi, siang, sore, dan malam hari, (2) kemaksiatan yang timbul karena
untuk menunjukkan keyakinan tauhid. kesombongan (kemaksiatan ini hampir
Insyaa Allah, dengan cara istiqomah, pasti tidak dapat diharapkan ampunan-
kesalehan mereka dapat menjadi cahaya NYA).
kasih sayang Allah swt. untuk seluruh
makhluk bumi. Setiap kemaksiatan pasti menjauhkan
seseorang dan suatu kaum dari Allah
swt. Manusia sebagai penghuni
alam telah larut dalam kemaksiatan,
D. Menjadikan diri dicintai Allah sedangkan jalan taubat tidak
dan Rasul-Nya (Tauhid Sebagai dimasukinya. Bertumpuklah dosa
Jalan Keluar) yang menggunung pada diri mereka,
sehingga Allah mendatangkan bencana
Dalam pembahasan tetang Taubat (Al kepadanya. Diberikan makhluk kecil
Fathur Rabbani wal Faidlur Rahmani, yang bahkan tidak terlihat oleh mata
h.35), Syaikh Abdul Qadir Al Jaelani lahiriyah kita. Kondisi dunia sudah
menyampaikan:”Hendaknya engkau chaos sedemikian rupa. Maka sebagai
bersegera dalam mengambil keuntungan bangsa religius, sikap kita harus berbeda
dari pintu kehidupan selagi pintu itu dengan bangsa lain. Menemukan solusi
belum ditutup untukmu. Selagi masih dengan pengetahuan manusia itu adalah
ada kesempatan, perbanyaklah melakukan ikhtiar dan mubah hukumnya. Tetapi,
amal-amal shaleh. Selagi pintu itu masih menemukan solusi spiritual untuk
terbuka bagimu, bersegeralah memasuki mencari dan menemukan kembali
pintu taubat. Selagi pintu doa masih jalan menuju Allah swt. adalah strategi
terbuka untukmu, maka masukilah pintu yang paling valid untuk kondisi seperti
itu.” sekarang ini. Mari mencari Allah,
temukan Dia dan mohonkan ampunan
Hal ini bermakna bahwa bala dan
serta doa yang terbaik untuk negara dan
waba’ Covid-19 harus menjadikan
bangsa ini.
kita kembali masuk kepada Allah
melalui pintu-pintu yang telah Allah Hujjatul Islam, Zainuddin al Thusi
sediakan. Pintu taubat yang paling (Imam Al Ghazali) menyampaikan
utama, dan lanjutkan masuk ke dalam bahwa setiap hamba Allah
pintu berikutnya, yaitu istiqamah dalam seharusnya hanya bersandar pada
ibadah. Oleh karena setiap ibadah satu keutamaan sandaran, yaitu Allah
adalah doa bagi hamba yang beriman.

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 69


SWT. Pengetahuan, pikiran, budaya, apapun. Beliau menyampaikan satu ayat
intelektual, kecerdasan, dan apapun dalam al Quran, surat an Nahl (16):128:
yang tersedia di alam raya ini, karena
sebab yang satu (Ahad, surat al Ikhlas
– Allah SWT). Ada 3 keutamaan yang
menyelamatkan bumi dan makhluk
dari murka dan ujian Allah, yaitu
: (1) ma’rifatullah—mengenal dan
sam’an watha’atan kepada Allah, (2) Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
mengetahui akhirat, (3) mengetahui yang bertakwa dan orang-orang yang
jalan yang lurus. berbuat kebaikan.
Allah mencintai seorang hamba dan Bala dan waba’ covid ini hendaknya
suatu umat yang besar jika seluruhnya membuka spiritualitas setiap orang
atau sebagian besarnya menjadi tentang hakikat diri (manusia) yang
pengamal al Quran. Karena ketiga tidak berdaya, manusia yang faqir
keutamaan yang disampaikan oleh dan jahil, dhaif dan fana. Hanya Allah
Imam segala ruh ilmu tersebut berasal yang akbar. Mari mencintai Allah
dari al Quran – yang diamalkan secara SWT dan Rasulullah Muhammad
langsung, istiqomah, dan berjamaah. SAW dengan kembali kepada al Quran
Guru penulis, Syaikh KH. Saadih yang diamalkan dengan keshalehan dan
Al Batawi (Pimpinan Majelis Dzikir istiqamah. Ketaqwaan dan amal shaleh,
Assamawat Al Maliki) menyampaikan itulah jalan menuju ridha-Nya. Semoga
bahwa umat yang terbaik adalah yang Allah selalu melindungi kita, keluarga,
paham agamanya, yaitu yang menjadikan negara dan bangsa kita. Insyaa Allah,
al Quran sebagai ilmu, iman, dan amal semoga dengan kekuasaan-Nya, Allah
shaleh. Maka dengan cara ini Allah segera mengangkat bala wal waba` dari
akan menghindarkan suatu bangsa dari negara kita. Amin YRA.
ujian dan adzab yang berat dalam wujud

70 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


MUHASABAH

Oleh Bambang Widiatmoko

S
aat  ini dunia tengah dilanda Antara lain, melakukan sosialisasi pola
wabah corona virus disease hidup bersih dan sehat, menganjurkan
(Covid) 19 yang begitu penggunaan masker bagi masyarakat,
mencekam. Di seluruh melaksanakan program rapid test,
kawasan dunia, korban virus sampai dengan menerapkan karantina
ini dari waktu ke waktu terus bertambah. kota atau negara (lockdown). Semua ini
Menurut catatan, sampai dengan akhir adalah upaya dalam konteks dunia, yaitu
Mei 2020 di seluruh kawasan dunia ikhtiar duniawi, yang harus didukung
virus ini telah merenggut kurang oleh segenap lapisan masyarakat agar
lebih 362.365 jiwa. Di Indonesia kasus dapat berhasil.
infeksi positif corona tersebar di sekitar
24 provinsi dengan jumlah korban jiwa Selain melaksanakan upaya
(sampai dengan akhir Mei 2020) sekitar atau ikhtiar duniawi, manusia juga
1.520 orang. Begitu masifnya wabah ini perlu melakukan upaya yang bersifat
sehingga organisasi kesehatan sedunia ukhrawi atau spiritual untuk mengatasi
(WHO) menetapkannya sebagai wabah ini. Upaya ini ditempuh dengan
pandemi global. Artinya, penanganan cara meningkatkan kualitas hubungan
wabah ini tidak lagi dapat dilakukan hamba dengan Tuhan sebagai Sang
oleh negara per negara, tetapi harus Khalik atau sebagai Pencipta alam
melibatkan kerjasama internasional. semesta, dengan memperbanyak zikir,
doa, dan munajat kepada-Nya.
Upaya Mengatasi Wabah
Dalam sebuah hadits
Sejauh ini, upaya mengatasi diriwayatkan bahwa salah seorang
virus Corona oleh pemerintahan di sahabat pernah bertanya kepada
berbagai negara termasuk cukup massif. Rasulullah, “Ya Rasulullah, pesankan

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 71


sesuatu kepadaku yang akan berguna sesungguhnya Allah akan memberinya
bagiku dari sisi Allah.” Rasulullah dengan sesuatu yang lebih baik daripada
menjawab, “Perbanyaklah berdoa. yang dimintanya. Rasulullah bersabda,
Sesungguhnya kamu tidak mengetahui “Tiada seorang berdoa kepada Allah
kapan doamu akan terkabul.” (HR ath- dengan suatu doa kecuali dikabulkan-
Thabrani). Nya dan Dia memperoleh salah satu dari
tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya
Melalui hadis tersebut, baginya di dunia, disimpan (ditabung)
Rasulullah meminta orang mukmin untuknya sampai di akhirat, atau diganti
banyak berdoa dalam segala kondisi, dengan mencegahnya dari musibah.”
baik saat lapang maupun sempit. Beliau (HR ath-Thabrani).
mengingatkan bahwa dalam kondisi
lapang atau senang pun harus berdoa. Seorang mukmin harus banyak
Rasulullah bersabda, “Berdoalah kepada berdoa dan meyakini bahwa doanya
Tuhanmu saat kamu senang (bahagia). akan terkabul. Semakin banyak seorang
Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Barang mukmin berdoa, semakin Allah dekat
siapa berdoa (memohon) kepada-Ku dengannya. Ketika Allah sudah dekat
pada waktu dia senang (bahagia) maka dengannya, segala permintaan pun
Aku akan mengabulkan doanya pada akan dikabulkan. Dalam sebuah hadis
waktu dia dalam kesulitan.’” (HR ar- dijelaskan bahwa Allah merasa malu jika
Rabi’). ada orang berdoa kepada-Nya tetapi Dia
tidak mengabulkan. Rasulullah bersabda,
Doa adalah senjata orang “Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan
mukmin, juga pilar agama  serta cahaya Maha Pemurah. Allah malu apabila
langit dan bumi. Rasulullah bersabda, ada hamba-Nya yang menengadahkan
“Doa adalah senjata seorang mukmin tangan (memohon kepada-Nya), lalu
dan tiang (pilar) agama serta cahaya dibiarkan kosong dan kecewa.” (HR al-
langit dan bumi.” (HR Abu Ya’la). Doa Hakim).
juga merupakan otak atau inti ibadah.
Rasulullah bersabda, “Doa itu adalah Hikmah di Balik Wabah
otaknya ibadah.” (HR Abu Dawud
dan at-Tirmidzi). Doa juga merupakan Dengan semakin
sesuatu yang paling utama di sisi memperbanyak doa, zikir dan munajat,
Allah. Rasulullah bersabda, “Tidak ada hati dan pikiran seorang hamba akan
yang lebih utama (mulia) di sisi Allah semakin terbuka. Seiring dengan itu,
daripada doa.” (HR Ahmad). ia akan merespon setiap gejala alam
atau fenomena alam secara positif,
Seorang mukmin sejati tidak yaitu menafsirkannya sebagai pesan
boleh lelah dan bosan untuk berdoa dan peringatan Allah Swt. kepada umat
setiap saat. Jika apa yang diharapkannya manusia. Ia percaya bahwa di balik setiap
melalui doa belum terwujud, itu bukan musibah—termasuk berjangkitnya
berarti doanya tidak terkabul karena Covid 19—ada pelajaran yang dapat

72 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


dipetik. Setidaknya, ada tiga hikmah di azab yang dikirim kepada Bani Israil
balik pandemi ini. atau kepada umat sebelum kalian. Maka
apabila kalian mendengar keberadaannya
Pertama, manusia diingatkan di suatu negeri janganlah kalian
bahwa dia adalah makhluk yang lemah, memasukinya. Dan apabila ia terdapat di
yang tidak memiliki kekuatan apa- suatu negeri sementara kalian berada di
apa. Buktinya, ketika suatu jenis virus dalamnya, maka janganlah kalian keluar
menyerang, merasuki sendi-sendi untuk melarikan diri darinya.”
kehidupan mereka, serta mengancam
jiwanya, mereka sama sekali tidak Kedua, melalui wabah Covid
berdaya. Manusia diingatkan bahwa 19 manusia diingatkan oleh Allah Swt.
yang memiliki kekuatan yang sejati dan agar selalu menjaga kebersihan diri dan
hakiki hanya Allah, Zat Yang Maha lingkungan. Kebersihan adalah pangkal
Kuat. Hamba yang beriman tentu sadar kesehatan. Melalui wabah ini manusia
akan hal ini, lalu dia akan berserah diri diimbau untuk meninggalkan sikap
hanya kepada Allah, serta meningkatkan masa bodoh apalagi apatis terhadap
amal ibadah dan doanya. kebersihan lingkungan. Setiap hamba
diharapkan bertanya: sudahkah saya
Allah Ta’ala berfiman benar-benar menjaga kebersihan
“Telah tampak kerusakan di darat dan jasmani?
di laut karena sebab perbuatan tangan
manusia, Allah menghendaki agar Allah Swt. berfirman
mereka merasakan sebagian (akibat) dari
perbuatan mereka, agar mereka kembali “Sesungguhnya Allah menyukai orang-
(ke jalan yang benar).” (QS ar-Rum orang yang bertobat dan orang-orang yang
[30]: 41) mensucikan diri.” (QS al-Baqarah [2]:
222).
Allah Ta’ala juga berfirman
“… Dan musibah apa pun yang Quraish Shihab—di dalam
menimpa kalian adalah disebabkan oleh Tafsir Al-Mishbah—menjelaskan
perbuatan tangan kalian sendiri, dan maksud ayat di atas sebagai berikut:
Allah memaafkan banyak (dari dosa-dosa “Allah menyukai hamba-hamba yang
kalian).” (QS asy-Syura [42]: 30) banyak bertobat dan bersuci dari segala
kotoran dan kekejian.”
Di antara bentuk hukuman
terdahulu yang mirip dengan wabah Sementara itu, dalam sebuah
dewasa ini adalah tho’un, yaitu wabah hadis dari Abu Malik Al-Ash’ari ra.
mematikan yang Allah kirimkan kepada diriwayatkan bahwa Rasulullah saw.
Bani Israil. Di dalam kitab Shahih al- berkata, “Kebersihan adalah sebagian
Bukhari dan Shahih al-Muslim, terdapat dari iman.”
hadis dari Usamah bin Zaid ra. yang
menyatakan bahwa Rasulullah saw. Selalu menjaga kebersihan
bersabda, “Tho’un adalah siksaan atau anggota tubuh, termasuk tangan, adalah

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 73


salah satu ajaran Islam.  Demikian pula, “Dan apa saja harta yang baik yang kamu
menjaga wudu sangat dianjurkan kepada nafkahkan, niscaya kamu akan diberi
setiap muslim. Orang yang menjaga pahalanya dengan cukup dan kamu tidak
wudu niscaya selalu terjaga kebersihan akan dianiaya sedikit pun.” (QS al-
tubuh dan kulitnya sehingga terhindari Baqarah [2]: 272).
dari ancaman virus.
“… Dan barang siapa dijaga dari kekikiran
Ketiga, dari musibah Covid dirinya, maka mereka termasuk orang-
19 ini, manusia diingatkan agar mereka orang yang berbahagia.” (QS al-Hasyr
senantiasa meningkatkan solidaritas [59]: 9).
sosial yaitu saling membantu dalam
menghadapi masa-masa sulit. Semangat Dalam hadis diriwayatkan bahwa
berbagi dan tolong-menolong perlu Rasulullah saw. bersabda:
ditumbuhkan di tengah masyarakat
dalam setiap keadaan, tidak hanya “Takutlah oleh kalian sifat kikir
ketika terjadi musibah. Tidak sedikit oleh karena sifat kikirlah yang telah
dana yang dibutuhkan untuk mengatasi menghancurkan kaum sebelum kalian
dampak sosial maupun dampak ekonomi sehingga mereka berani menumpahkan
pandemi ini. Oleh karena itu, orang yang darah dan menghalalkan hal-hal yang
memiliki kemampuan ekonomi lebih telah diharamkan kepada mereka.” (HR
hendaknya aktif memberikan bantuan Bukhari)
materi dalam upaya menanganinya. “Tidaklah kepada seorang hamba itu,
pada setiap pagi, melainkan dua malaikat
Banyak terdapat ayat Alquran turun dan berdoa. ‘Ya Allah, berilah
maupun hadis Nabi saw. yang berkaitan kepada orang yang mengeluarkan infak
dengan perintah kepada manusia untuk itu ganti.’ Dan yang lain berdoa, ‘Ya
tolong-menolong dan berbuat kebajikan. Allah, datangkanlah kepada orang yang
Antara lain, Allah Swt. berfirman kikir itu kehancuran.’” (HR Bukhari)

Musibah Covid
19 ini, manusia
diingatkan agar
mereka senantiasa
meningkatkan
solidaritas sosial
yaitu saling
membantu dalam
menghadapi
masa-masa sulit.

74 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


MUHASABAH

Rindu Ibu
Oleh Seta Samsiana

teringat dirimu dimasa lalu,


begitu banyak kenangan dan
memori tentangmu.

Kubuka lembaran
foto rumahku…
Tempat dimana
aku tumbuh dari bayi,
TK, SD sampai suamiku
Ibu,…. membawaku ke Jakarta.
Begitu rasa rindu ini terasa Terasa sedih menyayat hati, aku rindu
tiba-tiba. Ah, mungkin…. rasa rindu tapi takkan mungkin bisa ku ulang
ini dampak dari video call dengan kembali waktu dan masa lalu. Teras
beliau tadi malam. Maafkan aku ibu.. warna gading tempatku bermain,
ramadhan tahun ini aku tidak bisa berkumpul dengan anak-anak Karang
pulang, bukan aku tidak mau..tapi masa Taruna dulu. Kamar biru tempat Ibu
pendemi covid 19 yang membuat ini selalu memanjakanku, memelukku dan
harus terjadi. membelaikau disaat aku sakit ataupun
sulit tidur hingga aku terlelap.
Perlahan, kubuka kembali Ibu, aku rindu celotehanmu
album foto merah marun itu…..disitu dulu. Aku rindu sayur asem dan sambel
terlihat jelas gambaran kisah tentangmu terasi pedas buatanmu. Aku rindu cerita-
IBU. cerita indah tentang berwarnanya masa
Ibu, kulihat engkau tak semuda mudamu dulu. Rinduku akan hangatnya
dan segesit dulu, kulihat letih dan lelah pijatanmu, sentuhan hangat tanganmu
diwajahmu. Ada jelas goresan usia dan doa yang engkau sampaikan saat
diwajahmu. Aah, kenapa waktu cepat aku akan menempuh ujian dulu.
berlalu …75 th perjalanmu. Masih

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 75


Anakmu ini ingin ibu bangga punya
aku, aku tak ingin pengorbanan ibu
membesarkanku sia-sia. Ibu, sungkem
takdim anakmu…matur sembah nuwun
sangettt… telah menemaniku hingga
aku menjadi seorang IBU sepertimu.
Seseorang datang kepada
Rasullah shalallahu’alaihi wassalam
dan berkata, “Wahai Rasulallah kepada
Ibu, Kulihat fotomu saat engkau
siapakah aku harus berbakti pertama
terlelap.
kali? Nabi shalallahu’alaihi wassalam
Dibalik indah mimpimu..
menjawab,”Ibumu!”. Dan orang tersebut
aku masih melihat senyuman yang
kembali bertanya. Kemudian siapa
sama senyuman ketulusan hati ibuku.
lagi?’ Nabi shalallahu alahi wassalam
Senyuman yang selalu aku cari disaat
menjawab,”Ibumu!”. Orang tersebut
aku dimarahi Bapak. Senyuman yang
bertanya sekali lagi, ‘Kemudian siapa
sama yang dapat menguatkanku disaat
lagi?’ Beliau menjawab,”Ibumu!”. Orang
aku putus asa.
tersebut bertanya kembali,” kemudian
Ah, waktu begitu cepat berlalu
siapa lagi,’Nabi Muhammad shalallahu
…rasanya ingin aku berteriak dan
alaihi wassalam menjawab,” Kemudian
menghentikan waktu. Tak pernah ku
ayahmu”
sadari kapan engkau menjadi menua dan
(HR.Al Bukhari)
renta begini. Ingin rasanya aku menangis
ketika melihat engkau tak seperti dulu
”sesungguhnya Allah berwasiat
lagi. Kini tubuhmu semakin rapuh
3x kepada kalian untuk berbuat baik
didalam kusri roda. Ahh, Ibu engkau
kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah
tak bisa mengejarku lagi seperti dulu….
berwasiat kepada kalian untuk berbuat
baik kepada ayah kalian, sesungguhnya
Kubuka kembali lembaran
Allah berwasiat kepada kalian untuk
foto disaat engkau memelukku dihari
berbuat baik kepada kerabat yang paling
pernikahanku.
dekat kemudian yang dekat”
Aaah,.. Ibu …terlihat tetesan
(HR. Ibnu Majah, shahih
air mata bahagia dan sedihmu saat itu.
dengan syawahid-nya).
Ibuku sayang, jangan sedih.., jangan
menangis…, anakmu ini tak ingin Dari cerita dan hadist diatas,
melihat wajah kesedihan di wajahmu. Rasulallah shalallahu alaihi wassalam
Anakmu ini ingin membahagiakanmu.

76 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


menyebut Ibu sebanyak 3 kali dan Bahagiakanlah ibu kita disisa waktunya,
menyebut ayah sebantak 1 kali. buatlah dia tersenyum dan tertawa
Dalam riwayat lain disebutkan bahagia, jangan biarkan air mata
tentang sahabat Nabi saw bernama kesedihan menghiasi wajahnya karena
Uwais Al-Qarni yang dijamin surganya sungguh itu adalah dosa besar. 
Allah Swt karena sikapnya yang sangat
memuliakan ibunya Membuat ibu tersenyum
Dari cerita dan hadist diatas, tidaklah sulit, melihat dan
Rasulallah shalallahu alaihi wassalam mendengarkan kita tertawa saja sudah
menyebut Ibu sebanyak 3 kali dan membuatnya bahagia. Satu yang kuingat
menyebut ayah sebantak 1 kali. disaat kepulangan terakhirku. Ibuku
Nabi saw bersabda, berkata, bahwa tangisannya adalah
tangisan bahagia untuk anak-anak dan
“Sesungguhnya tabi’in yang cucunya.
terbaik adalah seorang lelaki bernama
Uwais Al-Qarni, ia memiliki seorang ibu Ahh, IBU… aku RINDU
dan ia memiliki tanda putih di tubuhnya. Medio Mei 2020 COVID 19
Maka temuilah ia dan mintalah ampunan
kepada Allah melalui dia untuk kalian.”
(HR. Muslim)

Begitulah pesan Rasulullah


saw kepada Umar bin Khattab dan
Ali bin Abi Thalib yang menjadi
bukti bahwa dengan memuliakan
seorang ibu adalah suatu
keharusan dan kewajiban anak
sholeh dan sholehah.

Sudah cukup
letih dan lelah ibu untuk
mengandung, melahirkan,
dan membesarkan kita.
Jangan biarkan ibu
kita lelah lagi karena
permasalahan kita.

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 77


OPINI

KENALI TENTANG COVID 19 YUK


KAWAN
Oleh Tati Sonia

Hai kawan, apakah kalian tau apa yang Beberapa jenis coronavirus diketahui
itu COVID 19 ? menyebabkan infeksi saluran pernafasan

C
pada manusia mulai dari batuk pilek
OVID 19 yang merupakan hingga yang lebih parah seperti Middle
sebuah virus tergolong Eart Respiratory Syndrome (MERS)
bahaya, mengapa dikatakan dan Severe Acute Respiratory Syndrome
bahaya ? karena penyakit (SARS). Coronavirus jenis baru yang
menular yang disebabkan oleh jenis ditemukan menyebabkan penyakit
virus baru dan penyakit yang sbelumnya COVID 19.
tidak dikenal sebelum terjadi wabah
di Wuhan, Tiongkok pada bulan Lalu apa dampak dari munculnya
desember 2019 lalu. Kata COVID 19 wabah ini di Indonesia ?
bermula dari sebuah nama virus yakni
Coronavirus. Coronavirus adalah suatu Beberapa kegiatan usaha dan
kelompok yang dapat menyebabkan perkantoran bahkan perusahaan yang
penyakit pada hewan atau manusia. mengharuskan memproduksi bahan

78 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


pangan atau bahan kebutuhan lainnya tersebut sudah melemah hingga dirawat
pun terpaksa sedikit terhambat bahkan di rumah sakit terdekat.
ada yang memilih untuk menutupnya
untuk mencari aman agar tidak terpapar Bahkan, yang kita tahu bahwa
oleh virus yang kini menjadi buah bibir ojek online yang biasanya menarik
disegala penjuru daerah di Indonesia. penumpang, mengantar barang, pesan
Menjadikan para pekerja kehilangan makanan dll. Namun karena wabah ini
pekerjaan dan merasa kebingungan mereka terkena dampak nya hingga
bagaimana cara untuk mencari kerja tidak diperkenankan untuk menarik
untuk membiayai kehidupan harian penumpang, hanya mendapatkan
mereka, jika tidak bekerja bagaimana ijin untuk menerima order berupa
mereka akan dapat memenuhi pengiriman barang atau pesanan
kebutuhan mereka, apalagi kini sedang makanan saja. Naasnya kini warga
menjalani ibadah bulan puasa, yang pun sudah jarang memesan dan lebih
mereka pikirkan dengan apa ia berbuka memilih untuk membuat makanan
dan apa yang akan ia makan untuk sendiri di rumah. Hingga mereka kurang
sahur ? sungguh terasa berat jika itu pendapatan dan ingin pulang pun merasa
semua terjadi pada kita bukan ? maka, bingung karna tidak mendapatkan uang
bersyukurlah jika masih bisa sahur dan hasil kerjanya. Maka dari itu sering kita
berbuka menikmati sedikit rezeki yang jumpai ojek online menjajah di pinggir
kita miliki, bahkan merasa bahagia jika jalan atau di lampu merah dan beralih
berkumpul melihat tawa riang keluarga menjadi pedagang tissue, Koran, hingga
dirumah. aqua.

Dalam berita pemberitahuan Lalu apa hikmah dari wabah COVID


lalu, bahwa pemerintah akan 19 ini menurut berbagai sumber ?
memberikan bantuan untuk mereka
Menurut Tatang Adhiwidharta
yang kehilangan pekerjaan dan memiliki
(29) seorang karyawan swasta di Jakarta
kebutuhan yang kurang cukup. Namun
mengemukakan sejak pandemi virus
hingga kini hanya beberapa daerah saja
Corona Covid-19 jadi semakin menjaga
yang telah menerima bantuan tersebut,
kebersihan dan kesehatan. Ia menyadari
mengapa ? apakah mereka yang memiliki
kesehatan dan kebersihan merupakan
kesulitan tidak diketahui atau memang
hal yang sangat berharga, karena bisa
tidak terdaftar dalam laporan rt/rw
melindunginya dari berbagai penyakit,
dan desa setempat ? sunggu malang
termasuk Corona Covid-19. “Hidup jadi
nasib mereka, bahkan kabar kemarin
lebih bersih, steril, menjaga kebersihan
ditemukannya dua anak mengalami
diri kita jadi sadar hal itu. Dulu tuh
kelaparan karena sudah beberapa hari
rasanya biasa aja, sekarang ketat banget
tidak makan bahkan salah satu dari anak

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 79


soal kebersihan,” ungkap Tatang. kita artinya kita juga menjaga orang lain
agar tidak terpapar. Banyak hal yang dapat
kita petik agar pikiran kita tetap positif,”
tutup Meity.

Perihal musibah wabah dalam lingkup


Al-Qur’an, Tafsir dan Hadist

Q.S At-Taubah ayat 126

Dikutip dari Indozone.Id Menurut


Meity, hal-hal positif tersebut adalah
kita bisa lebih banyak meluangkan
waktu dengan keluarga di rumah, dan
bisa berbuat berbagai hal baik, seperti
memberikan donasi, membantu pekerja-
pekerja di jalanan. “Saat ini kita semua Dan tidaklah mereka (orang-orang
bersatu saling menjaga, keluarga, jadi munafik) memperhatikan bahwa mereka
lebih banyak bersama di rumah, kita diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan
diminta untuk saling berbagi lewat doa,” mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak
ungkap Meity kepada Indozone, Jumat (pula) mengambil pelajaran?
(27/3/2020). “Dan donasi buat petugas
medis, tentara, polisi, petugas di jalan-
jalan, masyarakat yang masih harus bekerja Menurut tafsir Jalalayn yakni (Dan
seperti driver online, pedagang dan lain- tidakkah mereka memperhatikan) bila
lain,” tambahnya. dibaca yarauna, fa’ilnya adalah orang-
Lebih lanjut, Meity juga mengungkapkan orang munafik, dan bila dibaca tarauna,
kalau sisi positif yang bisa diambil adalah fa`ilnya adalah orang-orang mukmin
keegoisan kita sebagai manusia berkurang, (bahwa mereka diuji) dicoba (sekali
dan bahkan dihilangkan dengan adanya atau dua kali setiap tahun) dengan
kasus wabah virus corona ini. Oleh sebab musim paceklik dan wabah penyakit
itu, ia berharap kalau masyarakat bisa (kemudian mereka tidak juga bertobat)
tetap tenang dan tidak panik meskipun dari kemunafikannya (dan tidak pula
kini tengah menghadapi masalah virus mengambil pelajaran) artinya pelajaran
Corona yang telah mengintai seribu warga buat dirinya.
Indonesia terpapar Covid-19. “Kita di ajak
untuk tidak egois dan hanya memikirkan
diri sendiri, namun saat kita menjaga diri

80 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


Q.S Al-Anbiya ayat 83 makanan untuk  kuncian  antispasi    ,
hingga persiapan menipis karena
serakah.  Justru dihindari semakin
giatlah berbagi karena sedekah itu kata
Rasulullah x dapat ditolak bencana
wabah. Rasulullah x bersabda:
“Sedekah dapat ditolak 70 jenis bencana,
dan yang paling ringan adalah penyakit
dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia kusta dan sopak (vitiligo).”  (Riwayat
menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), Imam Thabrani)
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit Bencana selamanya takkan bisa
dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha mendahului sedekah, Rasulullah x
Penyayang di antara semua penyayang”. bersabda: 
“Bersegeralah bersedekah, sebab bencana
tidak bisa mendahului sedekah .” (Riwayat
Menurut Tafsir Jalalayn yakni (Dan)
Imam Baihaqi).
ingatlah kisah (Ayub,) kemudian
Sedekah bukan hanya menentang
dijelaskan oleh Badalnya, yaitu (ketika
bencana, malah ia bisa menjadi benteng
ia menyeru Rabbnya) pada saat itu dia
dari panasnya Neraka, melainkan
mendapat cobaan dari-Nya; semua
sabdanya; 
harta bendanya lenyap dan semua anak-
“Bentengilah dirimu dari siksa api
anaknya mati serta badannya sendiri
neraka sementara dengan buah kurma
tercabik-cabik oleh penyakit, semua
orang menjauhinya kecuali istrinya. terpisah  .”  (Riwayat Imam Bukhari dan
Imam Muslim)
Hal ini dialaminya selama tiga belas
tahun, ada yang mengatakan tujuh belas
2. Bersikap Tenang
tahun dan ada pula yang mengatakan
Untuk mengatasi wabah, corona
delapan belas tahun. Selama itu
harusnya tidak rumit, tetapi tetaplah
penghidupan Nabi Ayub sangat sulit
tenang, karna sikap tenang dan itu sifat
dan sengsara (“Sesungguhnya aku) asal
orang mukmin sejati.
kata Annii adalah Bi-ann (telah ditimpa
“  Dia-lah yang telah menurunkan
kemudaratan) yakni hidup sengsara (dan
ketenangan ke dalam hati orang-orang
Engkau adalah Yang Maha Penyayang
mukmin meminta keimanan mereka
di antara semua penyayang”).
bertambah di sebelah keimanan mereka
Di bawah ini lima kunci terhindar dari (yang telah ada).  Dan kepunyaan Allah-
wabah, termasuk wabah corona. lah tentara langit dan bumi adalah Allah
1. Sedekah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .
Untuk mendapatkan kembali dari wabah ” (QS. Al Fath [48]: 4)
korona harusnya bukan memborong

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 81


Ketenangan membuat keimanan dari kebenaran iman.  Yang paling
semakin bertumbuh dan semakin bersabarlah, yang paling benar imannya.
bertambah keteguhan dalam iman. “Dan, orang-orang yang sabar dalam
” (Taisir al Karim: 791) kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan, mereka yang menganggap
orang-orang yang benar-benar (imannya),
dan mereka adalah orang-orang yang
bertaqwa. “(QS. Al-Baqarah: 177)

Karena sabar itu kata As syaikh ibnul


Qayyim rahimahullah;  “Kedudukan
sabar dalam iman. Jika sudah terpotong
“Kemudian Allah turunkan untuk maka tidak ada lagi kehidupan di dalam
Rasul-Nya dan untuk orang-orang yang tubuh. ” ( Al Fawa’id,  hal. 95)
beriman.” (QS. Al Taubah [9]: 26) Bersabarlah dengan wabah ini, untuk
meraih cinta Allah tanpa batas.
Ketenangan selalu meraih kemenangan, “Dan, Allah menghargai orang-orang yang
atas segala musibah dan cobaan. Bersikap sabar .” (QS. Ali Imran: 146)
tenanglah menunggu musibah wabah Apa bukti kecintaan Allah bagi orang
ini, dengan banyak berzikir untuk Allah. yang senantiasa bersabar?  Buktinya
Apakah Allah telah mengatakan dalam adalah anugrah pahala tiada batas.
Al-Quran,
4. Shalat
“Ingatlah, hanya dengan mengingati Saat wabah menimpa, harusnya semakin
Allah-lah hati menjadi tenteram  .”  (QS. rajin melaksanakan shalat, bukannya
Al Ra’du [13]: 28) pindah kembalinya.  Sabar senantiasa
disandingkan dengan sholat.  karena
semua adalah bekal untuk semua urusan.
3. Bersabar
Bersabar selamanya berat, disetujui
menantang seorang penyair Arab,

Sabar memang seperti namanya, yang


rasanya pahit, namun hasil dari kesabaran “Dan mintalah pertolongan dengan sabar
akan lebih manis dari madu. dan shalat .” (QS. Al Baqarah [2]: 45).

Tapi seberat apa pun yang sabar harus Yaitu mintalah pertolongan kepada
diupayakan sebab ia membuktikan Allah dengan bekal sabar dan shalat

82 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


dalam persetujuan semua urusan mukmin dalam menghadapi kesulitan,
kalian. Begitu pula sabar menjadi sebab karena itu Rasulullah xperintahkan
hamba bisa meraih kesenangan abadi dalam haditsnya.
yaitu surga.  Allah ta’ala berfirman Dari Abu Hurairah radhiyallahu
kepada penduduk Surga.  “  Keselamatan ‘anhu, Nabi x bersabda, “Mintalah
atas kalian berkat kesabaran kalian. “(QS. pertolongan kepada Allah dari cobaan
Ar Ra’d [13]: 24). berat, kesengsaraan yang hebat,
Hanya Allah satu-satunya yang dapat takdir yang buruk, dan kegembiraan
memberi manfaat dan mengangkat cuaca demi kekalahan.”  (Muttafaqun
bencana ini, maka sembahlah Allah. ‘alaih)  [SDM.  Al-Bukhari, tidak.  6347
“Dan janganlah kamu menyembah apa- dan Muslim, no. 2707]
apa yang tidak memberi manfaat dan tidak
(juga) memberi mudharat kepadaamu Mohonlah pada Allah, karena
selain Allah;  sebab jika kamu bertindak hanya Allah tempat bergantung dan
(yang demikian), itu, maka sesungguhnya hanya pada-Nyalah kita memohon
kamu jika demikian termasuk orang- pertolongan:
orang yang zalim. Jika Allah menimpakan “Atau siapakah yang mempercayakan
sesuatu kemudharatan kepadamu, maka doa orang untuk kesulitan, dan yang
tidak ada yang bisa menghilangkannya menghilangkan kesusahan dan membuat
kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kamu (manusia) sebagai khalifah di
kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang bumi?  Apakah disamping Allah ada
bisa menolak kurniaNya. Dia memberikan tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu
kebaikan kepada siapa yang dikehendaki- mengingati (Nya ). ” (QS. An Naml: 62).
Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Akhirnya, mari berdoa.
Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi [ Allahumma inni a’uudzu bika min jahdil
Maha Penyayang  . “  (QS. Yunus: 106- balaa-i wa darokisy syaqoo-i wa suu-il
107). qodhoo-i wa syamaatatil a’daa-i ]
Karena pada hakekatnya, setiap bencana
dan musibah yang dihilangkan adalah “ Ya Allah, aku meminta perlindugan
Allah semata.  Jika ada perkara yang kepada-Mu dari ujian beratnya,
bisa dihilangkan oleh peran dalam kesengsaraan yang hebat, takdir yang
perkara yang ia mampu, maka itu lebih buruk, dan kegembiraan musuh atas
alasannya.  Namun hakekatnya Allah kekalahan )”
yang menakdirkan itu semua dengan
izin-Nya.

5. Doa
Doa adalah senjata terbaik bagi seorang

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 83


OPINI

SABAR DAN SEDEKAH: RESPON


ISLAM MELAWAN CORONA VIRUS
Oleh Yudha Asmara Dwi Aksa

ekonomi merupakan masalah terbesar


yang dihadapi masyarakat. Ditutupnya
pusat perbelanjaan, dibatasinya bisnis,
PHK dsb, menjadi benturan besar yang
harus dihadapi. Sebagai Muslim ada
banyak jalan dalam merespons qadha’
(ketetapan illahi). MasyaaAllah.
Terdapat 2 kategori umum

U
umat muslim dari sektor ekonomi,
mat manusia dihadapkan
yaitu umat yang diberikan kelapangan
tragedi dan trauma luar biasa
dan kesempitan rizki oleh Allah.
saat ini. Indeks kematian
Sebagai hamba-NYA, hal ini akan
pada tanggal 31 Mei 2020
menjadi peluang yang dalam rangka
yang disebabkan virus COVID 19
memaksimalkan ibadah. Bagi golongan
mencapai angka 369,529 orang di
yang diberikan kesempitan rizki, tentu
seluruh penjuru dunia. Indonesia yang
kita familiar dengan inspirasi dari kitab
dikenal dengan “kehangatan sosial”
Al Qur’an ini:
dihimbau pemerintah mengenai social
distancing, hal ini tentu merubah pola
“Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah
hubungan di masyarakat. Golongan
beserta orang-orang yang sabar” (Al-
muslim-pun juga terkena dampak dari
Anfal/8:46)
virus ini. Apalagi saat bulan Ramadhan
Sulitnya kehidupan
dan Idul Fitri, seluruh muslim secara
merupakan ujian yang menguatkan
drastis merubah kebiasaan-kebiasaan
konsep sabar manusia secara utuh.
yang kini dikenal dengan istilah “New
Sabar, doa sekaligus usaha menjadi
Normal”. Berbagai perubahan dan
sinergi dalam menghadapi isolasi dan
adaptasi ritual, spiritual dan theological
keterbatasan ini. Bukankah Allah
dilakukan dalam upaya menjaga diri
Subhanahu wa ta’ala berfirman:
serta membatasi penyebaran virus ini.
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan
Tentu kita tidak menafikan
itu ada kemudahan.” (QS. Alam
selain problem-problem diatas, problem

84 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


Nasyroh/5) dengan harta.
Ayat ini pun diulang setelah itu,
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada Nabi  shallallahu ‘alaihi wa
kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh/6) sallam bersabda,
Islam mengajarkan pentingnya sabar,
doa dan ikhtiar. Doa bukanlah pengganti
usaha dan ikhtiar, tapi memperkuat “Jagalah diri kalian dari neraka meskipun
usaha dan ikhtiar. Doa satu-satunya hanya dengan sedekah setengah biji kurma.
kekuatan dan harapan orang beriman Barangsiapa yang tak mendapatkannya,
tatkala segala ikhtiar telah dijalankan. maka ucapkanlah perkataan yang baik.”
Semua peristiwa di alam ini tidaklah (HR. Bukhari no. 1413, 3595 dan
diserahkan begitu saja kepada hukum- Muslim no. 1016)
hukum alam seperti mesin yang Ditengah pandemi, ibadah ini
bergerak otomatis, tetapi di balik menjadi salah satu hal penting yang
hukum-hukum itu ada hukum lain yaitu dapat membantu saudara-saudara
iradah Allah yang Maha Menentukan. kita dikarenakan oleh himpitan
“Kulihat tangan (kekuasaan) Allah beban ekonomi. Berhentinya sebagian
ada dalam setiap peristiwa dan segala aktivitas bisnis, PHK dan tutupnya
masalah,” kata Sayid Quthub dalam lapangan pekerjaan menjadi faktor-
pengantar tafsir  Fi Zhilalil Quran. faktor penyebab. Hal ini diharapkan
Sinergi ini diharapkan menjadi pemicu menjadi peluang dalam mencari ridho
agar kita tetap optimis dalam melewati Allah subhanahu wa ta’ala. Sangat
bencana COVID 19 ini. memungkinkan bagi kita untuk bisa
memetik inspirasi nilai-nilai spiritual
Selanjutnya kategori Islam dalam menghadapi tragedi ini.
kedua, golongan yang diberikan Dan Allah maha mengetahui.
kelapangan rizki dari Allah
Subhanahu wa ta’ala. Islam
mengajarkan umatnya
saling bahu membahu
dalam menjalani kehidupan
dunia. Menginfakkan harta
yang  thayyib  (baik) dan
penghasilan yang halal
di jalan Allah termasuk
ibadah yang paling agung.
Sebagaimana ibadah itu bisa
dilakukan dengan anggota
badan, maka ibadah juga bisa dilakukan

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 85


OPINI

Pandemi Covid-19 dan Jerat Desakralisasi


Ekstrem Manusia Modern
Oleh Rizal Fahlevi

Dan jika dikatakan kepada mereka “janganlah kalian membuat kerusakan di muka
bumi” mereka menjawab, “sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat
kerusakan tetapi mereka tidak menyadarinya (Q.S. Al-Baqarah; 11-12)

“Apa yang harus diberikan Islam kepada dengan apa yang dikatakan Ibn Khaldun
dunia modern” tanya Nasr dalam Living dalam Muqaddimahnya:
Sufism. Nasr menegaskan kembali
bahwa dunia modern mengabaikan “Daerah dengan ledakan
salah satu kebutuhan dasar manusia, pertumbuhan penduduk bercampur
yaitu damba mistik, kerinduan akan dengan pembusukan serta uap buruk.
yang mutlak yang berakibat kehidupan Pertumbuhan penduduk yang tak
kehilangan makna. Selain itu dunia terkontrol menjadikan udara rusak,.
modern mengalami sakit. Penyakit Jika kerusakan udara bertambah
dunia modern adalah desakralisasi parah, paru-paru akan sakit. Akibatnya
ekstrem, penjauhan benda dari makna banyak timbul penyakit demam, tubuh
spritualnya. Manusia modern hidup di sakit dan binasa. Oleh karena itu,
pinggir lingkaran eksistensi, kehilangan wabah yang terdapat di kota-kota padat
pusat hidupnya, selanjutnya ada penduduk lebih banyak daripada yang
ancaman besar yang dihadapi manusia terdapat di tempat lain”.
modern yaitu perang dan kerusakan
Manusia modern telah menggeser
lingkungan hidup salah satunya dengan
paradigma kosmosentris ke dalam
konspirasi Covid-19. Hal ini sejalan
paradigma antroposentris. Kosmosentris

86 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


adalah pandangan alam sebagai sesuatu cara “menjadi” kebenaran (a manner of
yang sakral, dalam pola relasi sederajat, “being” the truth). Sebagaimana doktrin
sehingga manusia tidak melakukan sebagai cara mengenal-Nya. Tanpa
pengrusakan lingkungan. Manusia kebajikan spirtual mustahil disadari
modern mengubah kebudayaan kebenaran dalam diri seseorang.
menjadi antroposentrisme, manusia Manusia adalah makhluk berpikir dan
menjadi titik pusat segala sesuatu. Hal sekaligus eksis. Karena itu, pengetahuan
ini berdampak terhadap pola relasinya (pikiran) dan eksistensinya harus
dengan alam menjadi subordinatif dan ditransformasikan. Kebajikan spiritual
dominatif. Alam tidak lagi dipandang bukan sikap moral bikinan manusia.
sakral. Akibatnya, manusia melakukan Ia adalah cara “manner of being” yang
eksploitasi serampangan terhadap mentransformasikan eksistensi manusia
lingkungan untuk kepentingan individu dengan persesuaian sikap batinnya. Ia
atau komunal. adalah kebajikan apofatik yang mesti
direalisasikan bila manusia ingin meraih
Islam selalu hadir menawarkan keharuman spiritual.
khazanah realisasi spiritual yang akan
menginjeksikan perspektif sakral untuk “Manusia modern membakar tangannya
memenuhi damba mistik; mengobati dengan api yang dinyalakannya sendiri
penyakit dunia
modern dengan
pengenalan jati diri;
dan menghindari
perang dan krisis
lingkungan dengan
menciptakan
kedamaian batin
terlebih dahulu
dan sudut pandang
kesatuan eksistensi
dalam memandang
relasi manusia
dengan alam. Sudah seharusnya manusia karena ia lupa siapa ia sesungguhnya,”
tetap dalam kebajikan spiritual. demikian deskripsi Nasr tentang nestapa
manusia modern. Manusia modern
Doktrin bersama kebajikan spiritual mengalami krisis; ketidakseimbangan
(spiritual virtues) menjadi elemen psikologis batiniah dan lingkungan
mutlak jalan spritual. Kebajikan spiritual hidup. Penyebabnya penyakit amnesia,
tak bersifat sentimentil. Ia merupakan lupa jati diri karena hidup di pinggir

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 87


lingkaran eksistensi sebagai akibat mari kita lihat hubungan keduanya
proses desakralisasi pengetahuan dan dalam bingkai relasi filosofis. Manusia
kosmos. Efeknya manusia modern pada hakikatnya adalah makhluk
kehilangan perspektif sakralitas dan beragama, ada yang menyebutnya
horizon spiritual yang mengkristal dalam sebagai makhluk rohani, karena sejak
misosophia, membenci kebijkasanaan lahir sejatinya manusia sudah memiliki
dan kebenaran realitas sosial. Tuhan, mengingat dalam diri manusia
terdapat unsur-unsur ketuhanan yaitu
Islam sebagai agama rahmatan lilalamin ruh. Pada saat yang sama manusia juga
berkontribusi aktif mengatasi krisis terdiri dari unsur jasmani. Setiap jiwa
manusia modern dengan menghadirkan manusia berada dalam fisik (jism).
dimensi esoterik, batin agama sebagai Maka tentunya manusia membutuhkan
jalan mengenal jati diri, mengembalikan kebutuhan primer untuk menjaga
“Yang Sakral” dalam keseharian, keberlangsungan hidupnya. Jika salah
sekaligus merevitalisasi perspektif satunya tidak terpenuhi manusia bisa
integral holistik dalam memandang terkena penyakit. tak terkecuali covid-19
kosmos raya dan realisasinya dengan saat ini. Hal tersebut menunjukkan
manusia. bahwa penyakit yang menimpa manusia
merupakan satu rangkaian dengan
Sebuah Religiusitas Baru Muslim
penciptaan manusia itu sendiri, yaitu
Modern
adanya hubungan kausalitas antara apa
Bisakah agama dijadikan panduan yang dikonsumsi dan dampak yang
agar terhindar dari penyakit (Virus diterimanya. Karenanya, secara hakikat
Covid-19). penciptaan sehat dan sakit menjadi
satu kesatuan. Seharusnya tidak perlu
Belakangan semua orang bicara tentang mempertentangkan keduanya. Jika relasi
virus Covid-19. Banyak sudut pandang agama dan penyakit dipahami dengan
yang digunakan. Hal menarik yang benar. Sebagai manusia yang beragama,
menjadi perdebatan yaitu terkait relasi sudah seharusnya menghadapi suatu
agama dan penyakit (disease). Dua hal penyakit (covid – 19) secara holistik.
tersebutlah yang sering dipertentangkan Tidak bisa hanya secara parsial. Tidak
oleh sebagian pihak. Agama dianggap cukup hanya menggunakan pendekatan
sebagai wilayah irrasional dan transenden. medis semata. Sebaliknya, tidak pula
Penyakit dilihat sebagai bagian dari hanya dengan pendekatan rohani
problem kehidupan faktual yang (spiritual) saja. Tidak semestinya
bersifat saintifik-empirik. Lalu muncul kalangan medis menyebut bahwa virus
pertanyaan, bisakah agama dijadikan covid-19 hanya karena murni gaya hidup
panduan agar terhindar dari penyakit manusia semata. Demikian juga, klaim
(Covid-19)? Untuk menjawabnya “kutukan Tuhan bagi para pendosa”.

88 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


Dua hal tersebut harus dilihat dari dua kesehatan. Karena itu serahkan
konteks kehidupan. Manusia sangat persoalan Covid-19 kepada ahlinya agar
mungkin menjadi sebab timbulnya lebih bijak dan mencapai kemaslahatan.
suatu penyakit karena keberadaannya Jangan ada kekonyolan yang tidak perlu.
di alam nyata, alam fisik dan wujud Sekalipun logis tetapi tidak disertai
harus diterima. Namun, bahwa ada dengan fakta empiris maka tidak bisa
unsur lain yaitu ada beyond yang juga dijadikan sebagai dasar argumentasi
sangat memungkinkan mempengaruhi untuk pengambilan keputusan dalam
kehidupan manusia, termasuk wabah penanganan pandemi Covid-19.
Covid-19.
Lebih dominannya agama di wilayah
Men-derivasi teks suci untuk psikologis dan spiritual tidak perlu
menjustifikasi realitas Covid-19 juga dipertentangkan dengan penyakit
tak bisa dilakukan secara asal-asalan. fisik (disease). Apalagi agama juga
Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibn mengajarkan tentang pentingnya
Taimiyah“realitas kehidupan merupakan menjaga kebersihan fisik (thaharah)
tempatnya kebenaran, bukan di akal dan mental (tazkiyatunnafs). Disinilah
pikiran (al-haqiqah fi al-a’yan la fi al- pentingnya kita bersikap bijak dalam
adzhan)”.Situasi akan memburuk jika menghadapi Covid-19. Sudah
pandemi dipahami hanya melalui seharusnya ditanggulangi secara medis,
pendasaran nalar keagamaan saja, dicegah dengan gaya hidup sehat, dan
karena berlawanan dengan nalar hal yang terpenting yaitu bagaimana

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 89


kita tetap tidak melupakan Tuhan yang yang dapat terjangkiti . Ia menjadi
mengatur jagad raya ini. common enemy yang harus dilawan,
salah satunya dengan cara memutus
rantai penyebarannya. Covid-19
bukanlah “tentara Allah Swt.” yang
Kembali Membangun Agama
tidak akan menargetkan hamba-Nya
Wujud manusia adalah rumah yang menjalankan kesalehan spritual
penginapan yang setiap pagi tamu baru normatif.
datang.
Semua aktivitas dan ibadah tanpa
Kegembiraan, kebosanan, kekejaman,
terkecuali harus dilaksanakan
kadang kesadaran sesaat tiba sebagai
berdasarkan maqashid syariah, dalam
tamu kejutan
rangka menjaga agama, akal, diri,
Sambut dan jamu semua
keturunan dan harta. Secara sederhana,
Bahkan jika itu tumpukan
apa pun yang potensial mengganggu
kesedihan,yang menyapu seluruh barang
maqshid syariah mesti dihindari terlebih
di rumahmu
dahulu. Kita dapat belajar dari Rasulullah
Boleh jadi ia bersihkan dirimu demi
Saw. yang menegur salah seorang sahabat
pesona baru
karena membiarkan ontanya tidak
Kebosanan, rasa malu, kelicikan, sambut
terikat dengan dalih tawakkal kepada
di pintu dengan tawa, lalu ajak masuk
Allah Swt. Kaedah fikih menyatakan
Apa saja yang datang maka syukuri,
“menghindari bahaya selalu lebih
semuanya sudah menjadi pandu dari
diprioritaskan dari mencari maslahat”.
sana.
Kita juga bisa mengambil pelajaran dari
(Jalaluddin Rumi)
hadits “jika kalian mendengar kabar
Tokoh maestro sufi Jalaluddin Rumi, tentang merebaknya tha’un di sebuah
menggambarkan bagaimana harusnya wilayah, janganlah kamu memasukinya
manusia menjalani kesulitan dalam dan jika kalian ada didalamnya maka
ujian yang diberikan Allah Swt. sebab janganlah kamu keluar darinya” (HR.
adanya ujian merupakan jalan untuk Bukhari dan Muslim).
menguatkan manusia itu sendiri.
Hidup sehat, menjaga keselamatan jiwa
Hantaman tatanan kehidupan umat dan cermat dalam beragama adalah
manusia dari level global hingga rumah sebuah ikhtiar, sesuai dengan yang
tangga adalah sebuah realitas global yang agama Islam ajarkan. Beragama secara
disebabkan oleh pandemi Covid-19. proporsional, tidak mengidentikkan
Pandemi tidak melihat negara, agama, Islam dengan pembekuan logika,
suku ataupun strata sosial lainnya, melainkan optimalisasi akal. Dinamika
kemunculannya menyerang siapa saja sosial yang menyertai keseharian kita

90 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020


dapat terjawab dengan baik jika logika menjadi lebih baik lagi. Ada hikmah
beragama tidak ditinggalkan. yang kita bisa ambil dari peristiwa
Covid-19, bahwa kita semakin dekat
Sifat takut attitude of fear (khauf) kepada Sang Ar-Rahman Ar-Rahim,
adalah sebuah kewajaran, ketakutan Allah Swt. Kita memiliki banyak waktu
(fearness) muncul karena keresahan bersama keluarga di rumah, lebih
menyangkut masa depan. Ia lahir luang berkomunikasi dengan orang
akibat dugaan akan terjadi sesuatu terdekat, sahabat dan tetangga kita. Dan
yang buruk atau yang tidak disenangi. kehidupan spiritual harus ditegakkan
namun khauf harus berhubungan bersama dengan sikap konsisten, bahwa
dengan cara-cara perbuatan meski tak kita sebagai makhluk Allah Swt.
tampak, tak terekspresikan, rasa takut
berada diambang perenungan, namun Pintu Yang Tak Pernah Tertutup
ketika ia merohani, ia akan membawa
manusia keluar dari mimpi-kolektif Mari kita menjawab sikap pesimis
keduniaannya, membawa manusia ke Michael Marder, seorang Profesor filsafat
haribaan Allah Swt. di Universitas Basque yang menulis
artikel di New York Times.
Pandemi Covid-19 secara global
seharusnya lebih memperkokoh “There has been very little time so
hubungan kemanusiaan kita, karena kita far for reflection, and few of us have
semua adalah manusia yang berasal dari stopped to wonder what this crisis might
satu keturunan yaitu Nabi Adam As. tell us about ourselves — about our
dan Siti Hawa. Dan kita harus menjadi bodies, our communities, our political
manusia yang benar-benar berakal, karna systems and the nature of our growing
berakal bukan semata-mata berpikir interconnectedness across borders. But I
secara rasional saja tetapi berakal yaitu believe it has something crucial to tell. ”
menyeimbangkan penggunaan rasa dan
Kita sering merasa bahwa hidup ini tak
rasio. Di balik kesulitan ada kemudahan,
lagi memberikan keindahannya, dunia
itulah pegangan muslim yang baik.
tak lagi menampakkan keelokannya, dan
Kesemuanya harus disertai dengan sabar,
mentari tak lagi menemukan sinarnya.
tawakkal dan tentunya tetap berdoa dan
Ada banyak waktu kita lewatkan dengan
berikhtiar.
sejuta gundah dan gelisah bercampur
Dalam situasi ini, kita diminta untuk emosi karena merasa hidup telah
memperbanyak istighfar, zikir, shalawat menjauh darinya. Bahkan tak jarang rasa
dan bacaan Al-Qur’an. Kita berdoa putus asa muncul sebagai solusi terakhir
semoga musibah ini segera berlalu dan menggapai masalah hidup. Jika sudah
situasi normal kembali. Dan tentunya demikian, maka itu tanda berakhirnya
suatu kehidupan. Kita bisa menyebutnya

Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020 UNISMA Bekasi 91


kematian yang terlalu awal datangnya. banyak kita dapatkan.
Tubuh masih bernapas, kaki masih
bergerak, mata masih berkedip, akan Allah Swt. Maha Penyayang, tak
tetapi jiwa telah mati. pernah sedetik pun melepaskan maha
sayangnnya dari kehidupan kita dan
Ratapan dan jerita jiwa terus menggema tak pernah terbatas. Allah Swt. maha
di tengah pandemi ini. Manusia mendengar atas semua kata hati
menyapa saudaranya tanpa bisa sejenak hambanya, takkan pernah berhenti
melepaskan ratapannya itu. Bahkan mendengar apa yang diinginkan
ratapan dan jeritan itu tak jarang hambanya. Ingatlah Allah Swt.
menjadi benalu jiwa yang pada akhirnya senantiasa mengabulkan permintaan
mengebiri kreatifitas spiritual. hambanya. Oleh karena itu, berdoalah.

Banyak jiwa yang belum mampu Sedih atas lenyapnya ketaatan dengan
menerima fakta akan adanya ketetapan tidak diiringi oleh kebangkitan untuk
Allah Swt. “senang dan sedih, rasa suka melaksanakannya, adalah sebagian dari
dan duka, harap dan takut, pahit dan tanda keterpedayaan (Said Hawwa)
manis, kaya dan miskin, cantik dan
buruk, dan sebagainya. Masih banyak di
antara kita yang belum bisa melapangkan Rujukan
dadanya untuk melihat hikmah di balik Faried F dkk. (2020). Fikih Pandemi;
wabah pandemi ini. Beribadah Di Masa Wabah.
Cet.I. NUO Publishing; Jakarta
Justru sebaliknya, dunia yang berwajah Selatan
banyak disempitkan dengan pikiran M. Quraish Shihab. (2020). Corona
sendiri, bahwa dunia ini hanya satu warna; Ujian Tuhan; Sikap Muslim
kebahagiaan, keindahan, kemegahan, Menghadapinya. Cet. I. Lentera
kekayaan. Tidak ada kemiskinan, Hati; Tangerang Selatan
keburukan, dan kelemahan. Itulah
awal mula munculnya sikap pesimistik. M. Subhi Ibrahim. (2020). Tasawuf;
Ketika hidup diseragamkan hanya dalam Pengantar Memahami Dimensi
satu warna, maka dunia akan berwajah Batin Islam. Cet. I. YPI Al-
menyeramkan, tatkala kenestapaan tak Mumtaz; Banten
pernah berakhir, dunia berwajah buruk
Nasaruddin Umar. (2014). Menuai
tatkala musibah pandemi tak kunjung
Fadhilah Dunia, Menuai
berakhir dari kehidupan kita. Mata hati
Berkah Akhirat. Cet. I. Kompas
kita tertutup lantaran melihat dunia
Gramedia; Jakarta
masih menyesakkan. Padahal warna
kebahagiaan dan kenikmatan lebih

92 UNISMA Bekasi Volume 9 No. 1 Bulan Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai