Anda di halaman 1dari 7

AINUR RACHMAH ( 178000117 )

Point Materi :

1. Profesionalitas
2. Ciri – ciri profesional
3. Keadaan terkini
4. Tantangan pendidikan
5. Sikap yang harus dimiliki

Tema : SANG GURU ERA 4.0

Judul : Guru Yang Dirindukan

Tokoh : inis ( ibu guru ), siswa siswi kelas 2, Risti (kepalasekolah), hardian (siswa yang nakal
dikelas), Nada ( siswi yang pandai di kelas)

Alur : maju

Konflik : konflik internal dan konflik eksternal

Latar : Di sebuah Sekolah Dasar di Desa Terpencil

Sudut pandang : Orang Pertama / tokoh utama


Tugas ke PGRI- AN

Membuat karya antologi berupa cerpen ( terdiri dari 5000 kata ) yang menyangkut poin /
materi ( min, 3 tidak harus sistematis ) dengan tema “ SANG GURU ERA 4.0 “

Judul : Guru Yang Dirindukan

Tokoh dan Penokohan :

Inis : Baik hati, humoris, penyabar, penyayang

Risti : pekerja keras, baik hati

Hardian : hiperaktif, pemalas, susah dibilangi

Nada : cantik, pintar, rajin

Alur :

Maju : disini menceritakan pengalaman seorang guru yang harus mengajar di sekolah yang berada di
desa terpencil dan selalu memberikan pelajaran pelajaran serta motivasi kepada siswa siswinya agar
meraka selalu bersemangat untuk mengejar cita cita meraka sampai tercapai.

Konflik :

Internal : inis vs diri sendiri ( inis selalu berusaha menjadi guru yang profesional tetapi dalam dirinya
dia selalu merasa belum bisa menjadi guru yang profesional karna masih ada siswa yang tidak bisa
diatur dan malas )

Eksternal : inis vs manusia ( inis sudah tidak tau lagi harus bagaimana menyikapi tingkahlaku hardian
akhirnya inis memanggil orang tua hardian )

Setting / latar :

Sekolah Dasar di Desa Terpencil

Sudut pandang : orang pertama / tokoh utama


GURU YANG DIRINDUKAN
Semua berawal dari kisah di sebuah desa yang terletak jauh di pedalaman. Ini adalah sebuah
kisah klasik yang aku curahkan.

Pada suatu hari, datanglah seorang wanita cantik dan baik hati ke sebuah desa kecil.
Wanita itu bernama Inis. Ia bekerja sebagai seorang guru di sekolah dasar. Di sekolah itu, ia
menjadi wali kelas di kelas 6.

awalnya saya masih belum kenal satu sama lain, masih malu - malu, sungkan, tidak
pede, bahkan takut. Akan tetapi, semua itu adalah fase, dimana teori alam berkata : tak
kenal maka tak sayang. Hal itulah yang tengah terjadi diantara saya dan mereka.

Setelah shalat subuh ia harus menyiapkan diri untuk mengajar. Setiap hari, ia harus
mengayuh pedal sepedanya sejauh 3 km untuk bisa sampai ke sekolah tempat ia mengajar.
Suka dan duka telah banyak ia lalui selama ia menjadi seorang guru. Namun, semua itu ia lalui
dengan sabar dan ikhlas.

Bu Inis memiliki seorang murid yang sangat nakal. Muridnya itu bernama Hardian.
Pada suatu hari, Hardian memaksa temannya yang bernama Putra untuk memberikan
uangnya. Tetapi, Putra menolak keinginan Hardian sehingga terjadi pertengkaran diantara
mereka. Pertengkaran mereka berlangsung lama sehingga terdengar oleh Bu Risti sang Kepala
Sekolah. Bu Risti memanggil Bu Inis selaku wali kelas untuk mendamaikan mereka. Setelah Bu
Inis menasihati mereka, Bu Inis berhasil mendamaikan mereka.

Kesibukan Bu Inis bertambah sejak ia mendengar akan diadakannya perlombaan matematika.


Ia langsung mempersiapkan Nada untuk mengikuti perlombaan tersebut. Ia terus memberikan
pelajaran tambahan kepada Inis. Berkat perjuangan Bu Inis dan semangat belajar Nada, Nada pun
berhasil menjadi juara 1 di perlombaan itu.

Akan tetapi, Hardian sangat berbeda dengan Nada. Bukannya berprestasi, semakin hari ia
semakin sering membuat ulah. Bu Inis sampai kebingungan menghadapi sikapnya. Bu Inis
memutuskan untuk memanggil orang tua Hardian untuk membicarakan soal Hardian yang semakin
nakal. Orang tua Hardian pun memenuhi panggilan Bu Inis. Setelah berbincang-bincang, orang tua
Hardian meminta maaf kepada Bu Inis selaku wali kelas hardian. Orang tua Hardian pun berjanji akan
berusaha untuk merubah sikap anaknya menjadi lebih baik. Seiring berjalannya waktu, Hardian
perlahan mulai berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ia menjadi anak yang rajin dan tidak
pernah berbuat ulah lagi. Entah apa yang dilakukan oleh orang tuanya, yang jelas Bu Inis sangat senang
melihat perubahan sikap Hardian.

Menjelang Ujian Nasional, Bu Inis semakin sibuk mempersiapkan murid-muridnya. Ia


memberikan pelajaran tambahan kepada mereka. Ia selalu memberikan yang terbaik untuk mereka.
Tiba waktunya Ujian Nasional, semua murid melaksanakannya dengan tertib. Semuanya berjalan
dengan lancar. Tiba waktu kelulusan, mereka semuanya mendapatkan nilai yang memuaskan. Nilai
tertinggi diraih oleh Nada dan diikuti oleh Hardian. Sungguh, kerja keras Bu Inis dan mereka berbuah
manis. Mereka sangat bahagia dan berterimakasih kepada Bu Inis yang telah mendidik mereka dengan
baik. Bu Inis mendapatkan penghargaan dari Bu Risti sebagai guru terbaik. Ia menerima penghargaan
itu dengan tetesan air mata bahagia.

Sudah satu setengah bulan berpisah dengan mereka, rindu? Pasti. Ingin betemu? Ya.

Sebelum aku berpisah dengan mereka, saya sengaja memberikan nomor telfon kepada anak
- anak supaya mereka tetap bisa bersilaturrahmi dengan saya. Meskipun jarak yang amat sangat jauh,
kami masih bisa bercengkrama dan bersenda gurau dengan mereka via message.

Tak berselang lama, mereka akhirnya menghubungi saya satu per satu. Mereka selalu
menghubungi via message, whatsApp bahkan telfon. Selalu ada kata "Bu.. kangen" dan "Bu... kapan
bisa ketemu lagi??" yang mereka lontarkan, bahkan ada juga yang bilang "Bu.. pengen diajari lagi??".

Sedih sebenarnya, ketika mereka merengek seperti itu. Tapi apalah daya, raga ini masih belum
bisa bertemu dan melepas rindu dengan mereka. Waktu dan jarak yang susah dijangkau membuat
kami sangat sulit untuk bertemu kembali.

Bu Inis selalu berpesan kepada murid-muridnya untuk selalu berusaha dan berdo’a agar semua
keinginan dan cita-cita bisa tercapai. Sampai sekarang, pesan Bu Inis masih diingat oleh mereka.
Nasehat dari Bu Inis menjadi motivasi mereka dalam meraih cita-cita. Sekarang, mereka sudah
menjadi orang yang sukses sesuai dengan yang mereka cita-cita kan dahulu.

Banyak guru yang masih menggunakan cara-cara lama mengajar. Mereka sekedar
mengajar untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan oleh sekolahnya. Yang penting
mengajar, gugur sudah kewajiban. Bagaimana dengan anak-anak? Inilah yang sering
diabaikan oleh guru.
Cara-cara konvensional dalam mengajar sudah seharusnya mulai ditinggalkan dan diganti
dengan cara-cara baru yang lebih efektif, menarik dan menyenangkan bagi siswa. Siswa
harus mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, menarik dan menyenangkan.

Menjadi Guru Yang Dirindukan membahas tentang persiapan yang harus dilakukan oleh
guru sebelum hingga sesudah mengajar. Guru harus bangga dengan profesinya, mempunyai
tujuan, percaya diri, stamina yang prima, dan membina hubungan baik dengan siswa,
sekolah, dan orangtua. Semua itu merupakan bekal awal bagi setiap guru agar sukses dalam
mengajar. Guru harus mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya, mengetahui apa yang
disukai dan yang tidak disukai dari dirinya agar dapat mengajar dengan menarik dan
menyenangkan bagi siswa.

Guru harus punya ciri-ciri seperti berikut jika ingin dikatakan guru yang profedional
dan dirindukan oleh siswa siswi nya :

1. Selalu punya energi untuk siswanya


Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi
dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuan mendengar dengan seksama.

2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran


Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja
untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.

3. Punya keterampilanmendisiplinkan yang efektif


Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga
bisa mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.

4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik


Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat
memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara
efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas.

5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua


Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat
mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal
kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia
memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.

6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya


Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua
siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.
7. Pengetahuan tentang Kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan
standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran mereka
memenuhi standar-standar itu.

8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan


Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik
memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan.
Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa,
bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.

9. Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran


Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira
bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh
yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah
beranjak dewasa.

10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa


Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat
menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.

11. Mengajar siswa untuk belajar bagaimana belajar.

Sebuah hal yang tidak mudah membuat proses pembelajaran yang ‘padat’ proses. Padat
proses yang saya maksud adalah guru membiarkan siswa nya menemukan sendiri
pertanyaannya atau pertanyaan yang guru berikan. Banyak guru yang memotong proses itu
dengan alasan waktu yang sempit dan tuntutan kurikulum yang banyak. ada situs yang bisa
menerangkan dengan baik mengenai strategi membuat siswa bisa menemukan sendiri
pertanyaannya dengan metode yang disebut sebagai visual thinking.

12. Punya semua sifat baik kepada sesama guru.


Sebagai seorang dewasa seorang guru mesti punya sifat sebagai seorang yang baik kepada
sesama guru. Sifat yang baik yang saya maksud adalah sifat rendah hati, mau berbagi
pengetahuan, fleksibel dan mengedepankan prasangka baik, bersifat inklusif dan bukan
ekslusif dan bersedia membantu guru lain yang perlu bantuan semampunya. Semua sifat yang
saya sebutkan sangat perlu dalam membuat sebuah sekolah menjadi komunitas pembelajar
dan bukan sebuah sekolah yang isinya adalah guru senior yang berkuasa dan guru yunior yang
pasrah diapakan dan disuruh apa saja oleh guru yang lebih dulu hadir di sekolah itu.

13. Punya pengetahuan yang mumpuni mengenai media sosial.


Berapa banyak guru yang kita kenal baik dalam keseharian namun ‘nyinyir’ di media sosial. Ia
tampil sebagai sosok yang menghakimi, menghujat dan membuat orang yang membacanya
jadi gerah sendiri. Ia bisa katakan bahwa hanya memforward artikel namun pilihan artikel nya
berasal dari media yang tidak terdaftar di dewan pers alias media tidak jelas. Sebagai guru
adalah pilihan, ia mesti sadar bahwa hiruk pikuk politik tidak mesti ia ikuti dengan tegang dan
marah atau bahkan dengan enteng memberi cap pada pihak yang bersebrangan sebagai pihak
yang salah dan perlu dihakimi. Sebagai guru ada baiknya hadir sebagai contoh dalam
penggunaan media sosial yang bijak. Think before you post.

Karna pada jaman sekarang jaman milenial ini guru semakin keratif dan inovatif guri
selalu dituntut untuk terus memberi pengalaman dan pembelajaran yang menarik siswa siswi
nya agar selalu giat belajar untuk menggapai cita-cita nya. Banyak siswa siswi sd jaman
sekarang yang sudah kecanduan hp dan akhirnya malas belajar dan guru yang profesional
harus bisa merubah pengaruh hp yang buruk terhadap anak menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai