Point Materi :
1. Profesionalitas
2. Ciri – ciri profesional
3. Keadaan terkini
4. Tantangan pendidikan
5. Sikap yang harus dimiliki
Tokoh : inis ( ibu guru ), siswa siswi kelas 2, Risti (kepalasekolah), hardian (siswa yang nakal
dikelas), Nada ( siswi yang pandai di kelas)
Alur : maju
Membuat karya antologi berupa cerpen ( terdiri dari 5000 kata ) yang menyangkut poin /
materi ( min, 3 tidak harus sistematis ) dengan tema “ SANG GURU ERA 4.0 “
Alur :
Maju : disini menceritakan pengalaman seorang guru yang harus mengajar di sekolah yang berada di
desa terpencil dan selalu memberikan pelajaran pelajaran serta motivasi kepada siswa siswinya agar
meraka selalu bersemangat untuk mengejar cita cita meraka sampai tercapai.
Konflik :
Internal : inis vs diri sendiri ( inis selalu berusaha menjadi guru yang profesional tetapi dalam dirinya
dia selalu merasa belum bisa menjadi guru yang profesional karna masih ada siswa yang tidak bisa
diatur dan malas )
Eksternal : inis vs manusia ( inis sudah tidak tau lagi harus bagaimana menyikapi tingkahlaku hardian
akhirnya inis memanggil orang tua hardian )
Setting / latar :
Pada suatu hari, datanglah seorang wanita cantik dan baik hati ke sebuah desa kecil.
Wanita itu bernama Inis. Ia bekerja sebagai seorang guru di sekolah dasar. Di sekolah itu, ia
menjadi wali kelas di kelas 6.
awalnya saya masih belum kenal satu sama lain, masih malu - malu, sungkan, tidak
pede, bahkan takut. Akan tetapi, semua itu adalah fase, dimana teori alam berkata : tak
kenal maka tak sayang. Hal itulah yang tengah terjadi diantara saya dan mereka.
Setelah shalat subuh ia harus menyiapkan diri untuk mengajar. Setiap hari, ia harus
mengayuh pedal sepedanya sejauh 3 km untuk bisa sampai ke sekolah tempat ia mengajar.
Suka dan duka telah banyak ia lalui selama ia menjadi seorang guru. Namun, semua itu ia lalui
dengan sabar dan ikhlas.
Bu Inis memiliki seorang murid yang sangat nakal. Muridnya itu bernama Hardian.
Pada suatu hari, Hardian memaksa temannya yang bernama Putra untuk memberikan
uangnya. Tetapi, Putra menolak keinginan Hardian sehingga terjadi pertengkaran diantara
mereka. Pertengkaran mereka berlangsung lama sehingga terdengar oleh Bu Risti sang Kepala
Sekolah. Bu Risti memanggil Bu Inis selaku wali kelas untuk mendamaikan mereka. Setelah Bu
Inis menasihati mereka, Bu Inis berhasil mendamaikan mereka.
Akan tetapi, Hardian sangat berbeda dengan Nada. Bukannya berprestasi, semakin hari ia
semakin sering membuat ulah. Bu Inis sampai kebingungan menghadapi sikapnya. Bu Inis
memutuskan untuk memanggil orang tua Hardian untuk membicarakan soal Hardian yang semakin
nakal. Orang tua Hardian pun memenuhi panggilan Bu Inis. Setelah berbincang-bincang, orang tua
Hardian meminta maaf kepada Bu Inis selaku wali kelas hardian. Orang tua Hardian pun berjanji akan
berusaha untuk merubah sikap anaknya menjadi lebih baik. Seiring berjalannya waktu, Hardian
perlahan mulai berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ia menjadi anak yang rajin dan tidak
pernah berbuat ulah lagi. Entah apa yang dilakukan oleh orang tuanya, yang jelas Bu Inis sangat senang
melihat perubahan sikap Hardian.
Sudah satu setengah bulan berpisah dengan mereka, rindu? Pasti. Ingin betemu? Ya.
Sebelum aku berpisah dengan mereka, saya sengaja memberikan nomor telfon kepada anak
- anak supaya mereka tetap bisa bersilaturrahmi dengan saya. Meskipun jarak yang amat sangat jauh,
kami masih bisa bercengkrama dan bersenda gurau dengan mereka via message.
Tak berselang lama, mereka akhirnya menghubungi saya satu per satu. Mereka selalu
menghubungi via message, whatsApp bahkan telfon. Selalu ada kata "Bu.. kangen" dan "Bu... kapan
bisa ketemu lagi??" yang mereka lontarkan, bahkan ada juga yang bilang "Bu.. pengen diajari lagi??".
Sedih sebenarnya, ketika mereka merengek seperti itu. Tapi apalah daya, raga ini masih belum
bisa bertemu dan melepas rindu dengan mereka. Waktu dan jarak yang susah dijangkau membuat
kami sangat sulit untuk bertemu kembali.
Bu Inis selalu berpesan kepada murid-muridnya untuk selalu berusaha dan berdo’a agar semua
keinginan dan cita-cita bisa tercapai. Sampai sekarang, pesan Bu Inis masih diingat oleh mereka.
Nasehat dari Bu Inis menjadi motivasi mereka dalam meraih cita-cita. Sekarang, mereka sudah
menjadi orang yang sukses sesuai dengan yang mereka cita-cita kan dahulu.
Banyak guru yang masih menggunakan cara-cara lama mengajar. Mereka sekedar
mengajar untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan oleh sekolahnya. Yang penting
mengajar, gugur sudah kewajiban. Bagaimana dengan anak-anak? Inilah yang sering
diabaikan oleh guru.
Cara-cara konvensional dalam mengajar sudah seharusnya mulai ditinggalkan dan diganti
dengan cara-cara baru yang lebih efektif, menarik dan menyenangkan bagi siswa. Siswa
harus mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, menarik dan menyenangkan.
Menjadi Guru Yang Dirindukan membahas tentang persiapan yang harus dilakukan oleh
guru sebelum hingga sesudah mengajar. Guru harus bangga dengan profesinya, mempunyai
tujuan, percaya diri, stamina yang prima, dan membina hubungan baik dengan siswa,
sekolah, dan orangtua. Semua itu merupakan bekal awal bagi setiap guru agar sukses dalam
mengajar. Guru harus mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya, mengetahui apa yang
disukai dan yang tidak disukai dari dirinya agar dapat mengajar dengan menarik dan
menyenangkan bagi siswa.
Guru harus punya ciri-ciri seperti berikut jika ingin dikatakan guru yang profedional
dan dirindukan oleh siswa siswi nya :
Sebuah hal yang tidak mudah membuat proses pembelajaran yang ‘padat’ proses. Padat
proses yang saya maksud adalah guru membiarkan siswa nya menemukan sendiri
pertanyaannya atau pertanyaan yang guru berikan. Banyak guru yang memotong proses itu
dengan alasan waktu yang sempit dan tuntutan kurikulum yang banyak. ada situs yang bisa
menerangkan dengan baik mengenai strategi membuat siswa bisa menemukan sendiri
pertanyaannya dengan metode yang disebut sebagai visual thinking.
Karna pada jaman sekarang jaman milenial ini guru semakin keratif dan inovatif guri
selalu dituntut untuk terus memberi pengalaman dan pembelajaran yang menarik siswa siswi
nya agar selalu giat belajar untuk menggapai cita-cita nya. Banyak siswa siswi sd jaman
sekarang yang sudah kecanduan hp dan akhirnya malas belajar dan guru yang profesional
harus bisa merubah pengaruh hp yang buruk terhadap anak menjadi lebih baik.