Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 2

TUGAS AKHIR PROGRAM


NAMA
KELOMPOK
JULI MARTATI
NARUL ITA SARI
AGUS KURNIAWAN
SAPRIADI

5. ASWAN
DI
VERA MARLIANA
DEWI
WILIASANTI
KASUS-KASUS DALAM
PEMBELAJARAN IPS DI
SEKOLAH DASAR
KASUS 1
Suprapti, Guru kelas II

Hari selasa, saat pelajaran IPS bu Prapti akan memberikan materi pada anak- anak tentang silsilah keluarga.
Waktu pelajaran adalah 2 x 35 menit. Setelah mengutarakan tujuan yang akan dibahas hari ini, bu Prapti
mengajukan pertanyaan pada para siswa untuk mengawali pelajaran.

Guru :Anak- anak tentunya kalian mempunyai keluaga di rumahkan,,?”

Murid : iya bu, punya.” Jawab semua siswa srentak.

Guru : Coba kalian sebutkan siapa saja yang dirumah kalian yang masuk dalam anggota keluarga

Murid : Ada ayah, ibu, adik, kakak, kakek, nenek” Jawab para siswa bersahut- sahutan.
Kemudian bu Prapti menempelkan bagan dan foto silsilah keluarga. Anak- anak mengamati sambil
menyimak penjelasam dari bu Prapti. Sesekali bu Prapti melemparkan pertanyaan kepada siswa dan
pertanyaan dijawab dengan benar. Bu Prapti mengakhiri penjelasan dengan memberikan pertanyaan pada
siswa “ apakah kalian sudah mengerti semua tentang silsilah keluarga yang sudah ibu jelaskan,,?” Tanya bu
Prapti.

“ Sudah bu”, jawab anak- anak serentak.

“ kalau masih ada yang kurang jelas atau bingung, anak- anak boleh bertanya ”

“ tiadak ada bu”, jawab anak- anak lagi secara serentak.


▶ Bu Prapti memberikan tugas kepada siswa agar dikerjakan sendiri- sendiri. Bu Prapti yakin, pasti
nialai anak- anak memuaskan karena anak- anak berhasil menjawab pertanyaan yang tadi di
lemparkan. Tugas yang diberikan juga sama dengan tugas yang di jelaskan bu Prapti, hanya saja
diganti nama- nama pada bagan silsilah keluarrga.

▶ Setelah semuanya selesai, pekerjaaan di kumpulkan dan setelah di koreksi ternyata hasilnya
mengecewakan, hampir 60% siswa mendapatkan nilai hasil evaluasinya di bawah rata- rata.

▶ Rumusan Masalah
1. Apakah model pembelajaran yang digunakan bu Prapti sudah tepat?
2. Apakah kelemahan dan kelebihan model pembelajaran yang digunakan oleh bu Prapti?
3. Apakah bu Prapti sudah mengadakan pendekatan secara individu terutama pada anak- anak yang
belum jelas?

4. Bagaimana langkah- langkah pembelajaran yang sesuai pada kasus bu Prapti?


5. Supaya pembelajaran bu Prapti tuntas, metode apakah yang tepat digunakan?
Penyelesaian Kasus

▶ Langkah- langkah pembelajaran yang tepat untuk bu Prapti adalah sebagai berikut :

 Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam
2. Berdoa dipimpin oleh ketua kelas
3. Guru mengabsen siswa
4. Apersepsi : Guru menujukkan bagan dan foto silsilah keluarga.

 Penggunaan Media
1. Guru menggunakan media berupa gambar bagan silsilah keluarga beserta foto.
2. Guru sudah menyediakan media dengan baik hanya penggunaannya kurang
maksimal, seharusnya penjelasan tidak hanya satu kali.
 Pelaksanaan Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Siswa mengamati gambar yang telah dipasang oleh guru
3. Siswa menyimak penjelasan dari guru.
4. Siswa menjawab pertanyaan dari guru
5. Guru membagikan LKS
6. Siswa mengerjakan tugas individu dari guru

 Kegiatan Penutup
1. Siswa mengumpulkan hasil kerja LKS
2. Siswa menyimpulkan materi dengan bimbingan guru
3. Guru memotovasi siswa
4. Guru mengucapkan salam penutup.
Sistematis Pemecahan Masalah

▶ Strategi oembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional


▶ Supaya pembelajaran tuntas metode yang digunakan sebaiknya :

a) Bermain berpasangan

b) Diskusi

c) Ceramah

d) Penugasan

▶ Alat peraga yang sebaiknya digunakan adalah bagan silsilah keluarga dan foto yang disertai
dengan keterangannya agar siswa lebih paham.

▶ Hasil akhir yang diperoleh kurang memuaskan karena sebagian siswa kurang
memperhatikan penjelasan guru.

▶ Sebaiknya guru berkeliling mengawasi pekerjaan siswa.


▶ Guru
Analisis
Klebihan dan kelemahan pembelajaran bu Prapti :

 Kelemahan

 Pemakaina metode pembelajaran terkesan masih bersifat Konvesional (ceramah dan


penugasan )

 Alat peraga kurang lengkap sehingga membingngungkan siswa

 Penyampaian materi kurang jelas

 Guru kurang mengkondisikan siswa

 Klebihan

 Sudah ada Apersepsi

 Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran

 Guru sudah mengkoreksi tugas siswa

 Guru sudah membentuk alat peraga meskipun kurang jelas


siswa
 Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru karena bosan dengan kegiatan yang monoton ( tidak ada varisi )
 Daya tangkap siswa kurang
 Alat peraga yang digunakan kurang lengkap sehingga membingungkan siswa

Solusi Akhir

Strategi yang digunakan bu Prapti saat pembelajaran masih konvensional yaitu terlalu banyak
ceramah. Anak- anak seusia kelas II masih banyak memerlukan contoh pembelajaran. Sebelum
ada pelajaran IPS, sebaiknya guru menyuruh siswa untuk balajar dirumah terlebih dahulu
sehingga siswa mempunyai sedikit gambaran tentang materi yang akan dipelajari. Anak- anak
bisa belajar dirumah bersama dengan orang tua tentag silsilah keluarga mereka masing-masing.
Di akhir pelajaran guru dapat memberi tugas rumah berupa pembuatan silsilah keluarga yang
urutanya sudah dipersiapkan oleh guru sebagai evaluasi.
KASUS 2
Pak Suparmin adalah seorang guru SD yang berasal dari daerah perkotaan dan sekarang mengajar
di daerah pegunungan. Lokasi dimana sekolah itu berada dikelilingi hutan belantara yang sangat
lebat, di setiap perjalanan menuju sekolah di kanan maupun di kiri jalan yang terlihat pepohonan
yang rimbun.Dalam kehidupan sehari-hari anak-anak yang bersekolah ditempat tersebut
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pergaulan di lingkungan mereka dan bahkan juga di
waktu mereka berada di sekolah. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masih jarang
digunakan.
Suatu hari dalam pelajaran di kelas V, dalam pelajaran IPS, salah satu topik yang akan disampaikan
oleh Pak Suparmin adalah hutan homogen dan hutan heterogen. Seperti biasa ketika masuk kelas
Pak Suparmin mengucapkan salam yang disambut dengan salam serempak oleh anak-anak.
kemudian Pak Suparmin meminta anak-anak mengeluarkan buku IPS dan selanjutnya Pak
Suparmin memulai pelajaran dengan menuliskan pokok bahasan Sumber Daya Alam, dengan
topik/subtopik hutan heterogen dan hutan homogen. Setelah itu terjadi peristiwa seperti berikut.
Pak Suparmin : "anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang hutan homogen dan heterogen, siapa
yang tahu apa itu hutan homogen dan hutan heterogen."
Anak-anak terdiam, tidak ada yang menjawab. Sebagian dari mereka ada yang menjawab
dalam bahasa daerah, tetapi jawaban tersebut diajukan kepada temannya bukan kepada
guru, setelah itu terdengar suara cekikikan..
Pak Suparmin : "kalau anak-anak tidak tahu, perhatikan ke papan tulis."
Pak Suparmin menuliskan definisi atau pengertian hutan homogen dan hutan heterogen di
papan tulis, kemudian meminta salah seorang siswa membacanya. Anak yang ditunjuk,
membaca dengan terbata-bata dan ucapannya tidak begitu jelas. Pak Suparmin kemudian
meminta anak-anak mencatat definisi tersebut dan menhafalkannya. Lima menit kemudian
Pak Suparmin menghapus tulisan di papan tulis dan meminta anak-anak secara
bergiliran menyebutkan apa yang dimaksud dengan hutan homogen dan hutan heterogen.
Ternyata tidak ada anak yang mampu menyebutkan definisi itu dengan benar, bahkan
mengucapkan kata homogen dan heterogenpun masih susah.
Pak Suparmin berusaha sabar dan meminta anak-anak membaca berulang-ulang catatan
mereka, sehingga pada pelajaran yang akan datang anak-anak sudah hafal definisi tersebut.
Pelajaran IPS dilanjutkan dengan meminta anak-anak secara bergilir membaca manfaat
hutan dari buku pelajaran IPS sampai waktu istirahat tiba.
IDENTIFIKASI MASALAH

Masalah yang teridentifikasi pada kasus diatas adalah:


1) Respon siswa terhadap pertanyaan yang diajukan guru sangat rendah.
2) Siswa sulit menghafal definisi atau memahami konsep yang diajarkan.
3) Kemampuan siswa dalam berbicara Bahasa Indonesia Rendah.
ANALISIS MASALAH

1. Guru kurang menguasai kompetensi keterampilan bertanya, akibatnya


guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan
kreatif sehingga ia terpaksa menjawab pertanyaannya sendiri.
2. Model pembelajaran yang dilakukan guru kurang memperhatikan aspek
perkembangan kognitif dan karakteristik siswa.
3. Guru tidak mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses
penemuan konsep (definisi)
4. Guru tidak mampu memanfaatkan sumber belajar yang tersedia.
5. Guru kurang mampu menciptakan situasi belajar yang dapat
mendorong berkembangnya kemampuan berbahasa
SOLUSI

1. Pembelajaran sesuai dengan perkembangan kognitif anak SD. Menurut Piaget,


anak SD pada umumnya berada pada tahap perkembangan operasional konkret.
Mereka akan lebih cepat menyerap informasi jika informasi dikemas secara
konkret.
2. Pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak SD. Menurut Robert J. Havighurt,
anak SD memiliki 4 karakteristik yaitu senang bermain, bergerak, belajar dan bekerja
dalam kelompok dan senang melaksanakan atau melakukan atau meragakan susuatu
secara langsung. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang
model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya,
anak berpindah dan bergerak, anak bekerja dalam kelompok dan terlibat langsung
dalam pembelajaran.
3. Sesuai dengan teori belajar dari David Ausubel. Pembelajaran akan bermakna jika
peserta didik mampu menghubungkan informasi atau materi pelajaran baru
dengan konsep-konsep atau hal lainnya yang telah ada dalam struktur kognitifnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai