Anda di halaman 1dari 22

Pengantar Krisis Kesehatan dan Bencana

Tahap tanggap darurat, Tahap pemulihan,


Tahap rekonstruksi

ITKM WIDYA CIPTA HUSADA


Jl. Jend Sudirman (Sidotopo) No 11 Muhammad Taufiqul A, S.Kep., Ns., M.Kes
Kepanjen Malang healthpromotion
Tanggap Darurat Bencana
Definisi
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam Korban bencana adalah orang atau kelompok orang yang menderita
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun atau meninggal dunia akibat bencana.
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.

Penyelenggaraan penanggulanggan bencana adalah serangkaian Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana adalah suatu sistem
upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang penanganan darurat bencana yang digunakan oleh semua
berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap instansi/lembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan sumberdaya
darurat, dan rehabilitasi. manusia, peralatan dan anggaran.

Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk Tim Reaksi Cepat BNPB/BPBD adalah tim yang ditugaskan oleh
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan Kepala BNPB/BPBD sesuai dengan kewenangannya untuk melakukan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kegiatan kaji cepat bencana dan dampak bencana, serta memberikan
kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan, dukungan pendampingan dalam rangka penanganan darurat
serta pemulihan prasarana dan sarana. bencana.
Definisi Darurat Bencana
Tanggap
Komando Tanggap Darurat Bencana adalah organisasi penanganan Staf Umum adalah pembantu Komandan Tanggap Darurat Bencana dalam
tanggap darurat bencana yang dipimpin oleh seorang Komandan Tanggap menjalankan fungsi utama komando untuk bidang operasi, bidang
Darurat Bencana dan dibantu oleh Staf Komando dan Staf Umum, perencanaan, bidang logistik dan peralatan serta bidang administrasi
memiliki struktur organisasi standar dalam mengkoordinasikan keuangan untuk penanganan tanggap darurat bencana yang terjadi.
instansi/lembaga/organisasi terkait untuk pengerahan sumberdaya.
Fasilitas Komando Tanggap Darurat Bencana adalah personil, sarana dan
prasarana pendukung penyelenggaraan penanganan tanggap darurat
bencana yang dapat terdiri dari Pusat Komando, Personil Komando,
gudang, sarana dan prasarana transportasi, peralatan, sarana dan prasarana
komunikasi serta informasi.

Staf Komando adalah pembantu Komandan Tanggap Darurat Bencana


dalam menjalankan urusan sekretariat, hubungan masyarakat, perwakilan
instansi/lembaga serta keselamatan dan keamanan.
Tanggap Darurat Bencana

Tahap Tanggap Darurat merupakan tahap penindakan atau pengerahan pertolongan


untuk membantu masyarakat yang tertimpa bencana, guna menghindari
bertambahnya korban jiwa. Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat
tanggap darurat meliputi:

1. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan,


kerugian, dan sumber daya;
2. penentuan status keadaan darurat bencana;
3. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
4. pemenuhan kebutuhan dasar;
5. perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
6. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
Tanggap Darurat Bencana

Penanggulangan bencana, khususnya pada saat tanggap darurat bencana


harus dilakukan secara cepat, tepat dan dikoordinasikan dalam satu
komando. Untuk melaksanakan penanganan tanggap darurat bencana,
maka pemerintah/pemerintah daerah yang diwakili oleh Kepala
Dalam penanggulangan bencana perlu adanya koordinasi dan
BNPB/BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya
penanganan yang cepat, tepat, efektif, efisien, terpadu dan
dapat menunjuk seorang pejabat sebagai komandan penanganan tanggap
akuntabel, agar korban jiwa dan kerugian harta benda dapat
darurat bencana sesuai Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 2008 pasal
diminimalisir.
47 ayat (2).
Tanggap Darurat Bencana A. Maksud dan Tujuan

Pedoman Komando Tanggap Darurat Bencana ini dimaksudkan


sebagai panduan BNPB/BPBD, instansi/lembaga/ organisasi terkait,
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia dalam
penanganan tanggap darurat bencana, serta bertujuan agar semua
pihak terkait tersebut dapat melaksanakan tugas penanganan tanggap
darurat bencana secara cepat, tepat, efektif, efisien, terpadu dan
akuntabel.

Untuk melaksanakan kemudahan akses di bidang komando tersebut, maka


perlu disusun Pedoman Komando Tanggap Darurat Bencana.
Tanggap Darurat Bencana
Landasan Hukum

1. Undang-Undang Dasar 1945, Pembukaan UUD 1945, alinea IV.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007


tentang Penanggulangan Bencana pasal 15 ayat (2), pasal 23
ayat (2), 50 ayat (1), pasal 77 dan pasal 78.

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008,


tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun


2008, tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
pasal 24,pasal 25, 26, 27, 47, 48, 49 dan pasal 50.
Komando Tanggap Darurat Bencana
Terbentuknya Komando Tanggap Darurat Bencana
meliputi tahapan yang terdiri dari:

 Informasi Kejadian Awal


 Penugasan Tim Reaksi Cepat (TRC)
 Penetapan Status/Tingkat Bencana
 Pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana

Tahapan pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana tersebut harus


dilaksanakan secara keseluruhan menjadi satu rangkaian sistem komando
yang terpadu. Rincian masing-masing tahapan tersebut adalah:
Komando Tanggap Darurat Bencana
Informasi Kejadian Awal Bencana

1. Informasi awal kejadian bencana diperoleh melalui berbagai sumber


antara lain pelaporan, media massa, instansi/lembaga terkait,
masyarakat, internet, dan informasi lain yang dapat dipercaya. BNPB
dan/atau BPBD melakukan klarifikasi kepada
instansi/lembaga/masyarakat di lokasi bencana. Informasi yang
diperoleh dengan menggunakan rumusan pertanyaan terkait bencana
yang terjadi, terdiri dari:

a. Apa : jenis bencana


b. Bilamana : hari, tanggal, bulan, tahun, jam, waktusetempat
c. Dimana : tempat/lokasi/daerah bencana
d. Berapa : jumlah korban, kerusakan sarana dan prasarana
e. Penyebab : penyebab terjadinya bencana
f. Bagaimana : upaya yang telah dilakukan
Komando Tanggap Darurat Bencana
Penugasan Tim Reaksi Cepat (TRC)
Dari informasi kejadian awal yang diperoleh, BNPB dan/atau BPBD
menugaskan Tim Reaksi Cepat (TRC) tanggap darurat bencana, untuk
melaksanakan tugas pengkajian secara cepat, tepat, dan dampak bencana,
serta serta memberikan dukungan pendampingan dalam rangka
penanganan darurat bencana.

Hasil pelaksanaan tugas TRC tanggap darurat dan masukan dari berbagai
instansi/lembaga terkait merupakan bahan pertimbangan bagi :

a. Kepala BPBD Kabupaten/Kota untuk mengusulkan kepada

Bupati/Walikota dalam rangka menetapkan status/tingkat


bencana skala kabupaten/kota.

b. Kepala BPBD Provinsi untuk mengusulkan kepada Gubernur

dalam rangka menetapkan status/tingkat bencana skala provinsi.

c. Kepala BNPB untuk mengusulkan kepada Presiden RI dalam

rangka menetapkan status/tingkat bencana skala nasional.


Komando Tanggap Darurat Bencana
Penetapan Status / Tingkat Bencana

Berdasarkan usul sesuai butir B.2 pada pedoman dan berbagai


masukan yang dapat dipertanggung jawabkan dalam forum rapat
dengan instansi/lembaga terkait, maka :

a. Bupati/Walikota menetapkan status/tingkat bencana skala

kabupaten/kota.

b. Gubernur menetapkan status/tingkat bencana skala provinsi.

c. Presiden RI menetapkan status/tingkat bencana skala

nasional.

Tindak lanjut dari penetapan status/tingkat bencana tersebut, maka


Kepala BNPB/BPBD Provinsi/BPBD Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangannya menunjuk seorang pejabat sebagai komandan
penanganan tanggap darurat bencana sesuai status/tingkat bencana
skala nasional/daerah.
Komando Tanggap Darurat Bencana
Pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana

Kepala BNPB/BPBD Provinsi/BPBD Kabupaten/Kota sesuai


status/tingkat bencana dan tingkat kewenangannya :

a. Mengeluarkan Surat Keputusan pembentukan Komando


Tanggap Darurat Bencana.

b. Melaksanakan mobilisasi sumberdaya manusia, peralatan dan

logistik serta dana dari instansi/lembaga terkait dan/atau


masyarakat.

c. Meresmikan pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana.


Logistik
Peralatan

Dalam upaya menanggulangi bencana alam yang terjadi di negeri


ini tentunya akan membutuhkan berbagai peralatan logistik, berikut
ini beberapa kebutuhan logistik yang dibutuhkan dan siap pakai
saat bencana terjadi:

1) Alat transportasi baik darat, laut, dan udara


2) Alat-alat berat
3) Tenda yang berukuran besar maupun kecil
4) Peralatan medis dan obat-obatan
5) Makanan instant
6) Alat penyedia air bersih
7) dll

Peralatan diatas merupakan suatu yang vital karena tanpa adanya


peralatan-peralatan tersebut, penanggulangan bencana akan sangat
sulit dilakukan.
Logistik 1) Perencanaan/Inventarisasi Kebutuhan

• Proses Inventarisasi Kebutuhan adalah langkah-langkah awal untuk


Logistik mengetahui apa yang dibutuhkan, siapa yang membutuhkan, di

Proses Manajemen logistik dalam penanggulangan bencana mana, kapan dan bagaimana cara menyampaikan kebutuhannya.

ini meliputi delapan tahapan terdiri dari: • Inventarisasi ini membutuhkan ketelitian dan keterampilan serta
kemampuan untuk mengetahui secara pasti kondisi korban bencana
yang akan ditanggulangi.
• Maksud dan Tujuan Perencanaan/Inventarisasi kebutuhan adalah :
➢ Contoh formulir Inventarisasi pada Lampiran memberikan gambaran
langkah-langkah apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan
proses ini.
➢ Inventarisasi kebutuhan dihimpun dari :
o Laporan-Laporan;
o Tim Reaksi Cepat;
o Media Massa;
o Instansi terkait;
• Perencanaan Inventarisasi kebutuhan terdiri dari :
➢ Penyusunan standar kebutuhan minimal.
➢ Penyusunan kebutuhan jangka pendek, menengah dan panjang.
Logistik • Proses penerimaan dan/atau pengadaan logistik dan peralatan
penanggulangan bencana dimulai dari pencatatan atau inventarisasi
termasuk kategori logistik atau peralatan, dari mana bantuan
2) Pengadaan dan/atau Penerimaan diterima, kapan diterima, apa jenis bantuannya, seberapa banyak
jumlahnya, bagaimana cara menggunakan atau mengoperasikan
logistik atau peralatan yang disampaikan, apakah ada permintaan
untuk siapa bantuan ini ditujukan.
• Proses penerimaan atau pengadaan logistik dan peralatan untuk
penanggulangan bencana dilaksanakan oleh penyelenggara
penanggulangan bencana dan harus diinventarisasi atau dicatat.
Pencatatan dilakukan sesuai dengan contoh formulir dalam lampiran.
• Maksud dan Tujuan Penerimaan dan/atau Pengadaan:
➢ Mengetahui jenis logistik dan peralatan yang diterima dari berbagai
sumber.
➢ Untuk mencocokkan antara kebutuhan dengan logistik dan peralatan
yang ada.
➢ Menginformasikan logistik dan peralatan sesuai skala prioritas
kebutuhan.
➢ Untuk menyesuaikan dalam hal penyimpanan.
• Sumber Penerimaan dan/atau Pengadaan
Logistik
2) Pengadaan dan/atau Penerimaan

• Proses Penerimaan dan/atau Pengadaan


➢ Proses pengadaan logistik dan peralatan penanggulangan bencana
dilaksanakan secara terencana dengan memperhatikan jenis dan
jumlah kebutuhan, yang dapat dilakukan melalui pelelangan,
pemilihan dan penunjukkan langsung sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
➢ Penerimaan logistik dan peralatan melalui hibah dilaksanakan
berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku dengan
memperhatikan kondisi pada keadaan darurat.
Logistik
3) Pergudangan dan/atau Penyimpanan

• Proses penyimpanan dan pergudangan dimulai dari data penerimaan


logistik dan peralatan yang diserahkan kepada unit pergudangan dan
penyimpanan disertai dengan berita acara penerimaan dan bukti
penerimaan logistik dan peralatan pada waktu itu.
• Pencatatan data penerimaan antara lain meliputi jenis barang logistik
dan peralatan apa saja yang dimasukkan ke dalam gudang, berapa
jumlahnya, bagaimana keadaannya, siapa yang menyerahkan, siapa
yang menerima, cara penyimpanan menggunakan metoda barang
yang masuk terdahulu dikeluarkan pertama kali (first-in first-out) dan
atau menggunakan metode last-in first-out.
• Prosedur penyimpanan dan pergudangan, antara lain pemilihan
tempat, tipe gudang, kapasitas dan fasilitas penyimpanan, system
pengamanan dan keselamatan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Logistik
4) Pendistribusian • Berdasarkan data inventarisasi kebutuhan maka disusunlah
perencanaan pendistribusian logistik dan peralatan dengan disertai
data pendukung: yaitu yang didasarkan kepada permintaan dan
mendapatkan persetujuan dari pejabat berwenang dalam
penanggulangan bencana.
• Perencanaan pendistribusian terdiri dari data: siapa saja yang akan
menerima bantuan, prioritas bantuan logistik dan peralatan yang
diperlukan, kapan waktu penyampaian, lokasi, cara penyampaian,
alat transportasi yang digunakan, siapa yang bertanggung jawab atas
penyampaian tersebut.
• Maksud dan Tujuan Pendistribusian adalah :
➢ Mengetahui sasaran penerima bantuan dengan tepat.
➢ Mengetahui jenis dan jumlah bantuan logistik dan peralatan yang
harus disampaikan.
➢ Merencanakan cara penyampaian atau pengangkutannya.
• Berdasarkan data perencanaan pendistribusian, maka dilaksanakan
Logistik pengangkutan.
• Data yang dibutuhkan untuk pengangkutan adalah: jenis logistik dan

5) Pengangkutan peralatan yang diangkut, jumlah, tujuan, siapa yang


bertanggungjawab dalam perjalanan termasuk tanggung jawab
keamanannya, siapa yang bertanggungjawab menyampaikan kepada
penerima.
• Penerimaan oleh penanggungjawab pengangkutan disertai dengan
berita acara dan bukti penerimaan logistik dan peralatan yang
diangkut.
• Maksud dan Tujuan Pengangkutan :
➢ Mengangkut dan atau memindahkan logistik dan peralatan dari
gudang penyimpanan ke tujuan penerima
➢ Menjamin keamanan, keselamatan dan keutuhan logistik dan
peralatan dari gudang ke tujuan.
➢ Mempercepat penyampaian.
• Jenis Pengangkutan terdiri dari angkutan darat, laut, sungai, danau

• Pemilihan moda angkutan berdasarkan pertimbangan: dan udara, baik secara komersial maupun non komersial yang

➢ Penerimaan di tujuan berdasarkan kepada ketentuan yang berlaku.

➢ Pertanggungjawaban
Logistik
6) Penerimaan di Tempat Tujuan

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam


penerimaan di tempat tujuan adalah:

• Mencocokkan antara data di manifest


pengangkutan dengan jenis bantuan yang diterima.
• Men-check kembali, jenis, jumlah, berat dan
kondisi barang.
• Mencatat tempat pemberangkatan, tanggal waktu
kedatangan, sarana transportasi, pengirim dan
penerima barang.
• Membuat berita acara serah terima dan bukti
penerimaan.
Logistik
7) Pertanggungjawaban

Seluruh proses manajemen logistik dan peralatan yang


telah dilaksanakan harus dibuat pertanggung
jawabannya.

Pertanggungjawaban penanggulangan bencana baik


keuangan maupun kinerja, dilakukan pada setiap
tahapan proses dan secara paripurna untuk seluruh
proses, dalam bentuk laporan oleh setiap pemangku
proses secara berjenjang dan berkala sesuai dengan
prinsip akuntabilitas dan transparansi.

Anda mungkin juga menyukai