Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI ORGANISASI KESEHATAN Sesi 3 Akuntansi Nirlaba

TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan definisi dan ruang lingkup organisasi kesehatan
Menjelaskan stakeholder industri Kesehatan
Menjelaskan akuntansi di organisasi kesehatan
Menjelaskan pembiayaan Kesehatan dalam akuntansi nirlaba
DEFINISI DAN RUANG LINGKUP ORGANISASI
KESEHATAN
Definisi Kesehatan Sumber
Keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial UU 36/2009 tentang
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif, secara Kesehatan
sosial dan ekonomis
Hak asasi manusia
Salah satu unsur kesejahteraan Pancasila dan UUD
1945
Investasi bagi pembangunan negara
Organisasi Kesehatan Penjelasan
Fasilitas Kesehatan Suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat

Pelayanan kesehatan Puskesmas atau yang setara, praktik dokter, praktik dokter gigi, klinik
tingkat pertama pratama atau yang setara, RS kelas D pratama atau yang setara.
Pelayanan kesehatan RS kelas C dan D
tingkat kedua
Pelayanan kesehatan RS kelas A dan B
tingkat ketiga
STAKEHOLDER INDUSTRI KESEHATAN
Stakeholders adalah setiap orang yang terpengaruh oleh keputusan dan tertarik pada hasil
dari keputusan tersebut, termasuk individu-individu, atau kelompok-kelompok, atau keduanya
baik di dalam maupun di luar organisasi. (David Viney)
Stakeholders dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Stakeholders primer: secara langsung terkena dampak, baik positif maupun negatif, dari
suatu rencana, serta mempunyai kepentingan langsung terhadap kegiatan tersebut.
2. Stakeholders kunci: secara legalitas memiliki kewenangan, pengaruh dan kepentingan yang
tinggi dalam pengambilan keputusan pada pembuatan kebijakan.
3. Stakeholders sekunder: tidak memiliki kepentingan langsung terhadap kegiatan tetapi
memiliki kepedulian besar terhadap proses pengembangan.
Peran Stakeholders Penjelasan
Policy Creator Pengambil keputusan dan penentu suatu kebijakan
Koordinator Mengkoordinasikan stakeholder lain yang terlibat dalam kebijakan
Fasilitator Memfasilitasi dan mencukupi apa yang dibutuhkan oleh kelompok sasaran
Implementer Pelaksana kebijakan dimana di dalamnya termasuk kelompok sasaran
Akselerator Mempercepat dan memberikan kontribusi agar suatu program dapat berjalan
sesuai sasaran atau bahkan lebih cepat daripada waktu pencapaiannya
❑Pasien
❑ Tenaga Kesehatan: Dokter, Perawat, Bidan, Lain-Lain
❑ Organisasi Kesehatan: RS, Puskesmas, Klinik
❑ Pemerintah: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan
❑ Perusahaan Alat Kesehatan
❑World Health Organization (WHO)
❑ Asosiasi: IDI, Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI)
❑ Lembaga akreditasi: Komite Akreditasi RS Nasional (KARS), Joint Commission International (JCI)
❑ Pihak swasta
❑ Organisasi Peduli Kesehatan
AKUNTANSI DI ORGANISASI KESEHATAN
Jenis Kepemilikan RS Standar Akuntansi yang digunakan
RS Pemerintah Satker/SKPD Standar Akuntansi Pemerintahan
RS Pemerintah BLU Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP 13)
RS Swasta Bisnis SAK IFRS
RS Swasta Nirlaba SAK IFRS, SAK EMKM, SAK ETAP
Parameter keberhasilan: jumlah alokasi dana yang diperoleh, peningkatan derajat
kesehatan masyarakat, jumlah orang yang dilayani, dan biaya overhead yang
mampu diminimalisir.
Kebutuhan akan Akuntansi di organisasi kesehatan: menghitung biaya ekonomi dan
sosial.
Tujuan akuntansi di organisasi kesehatan: pengendalian pengelolaan dan
akuntabilitas
Perencanaan dan penganggaran: rencana program pelayanan, rencana bisnis dan
anggaran.
Jenis anggaran pelayanan kesehatan: Capital, Cash, dan Operating.
Komponen laporan keuangan:
1. laporan posisi keuangan,
2. Laporan aktivitas/laba rugi,
3. Laporan arus kas,
4. CaLK.
Akumulasi biaya proses. Contoh: produksi obat farmasi
Akumlasi biaya pesanan. Contoh: proyek pembangunan gedung kesehatan.
Audit organisasi kesehatan terdiri dari audit laporan keuangan dan audit kinerja.
PEMBIAYAAN KESEHATAN
Sumber pembiayaan Penjelasan
Pemerintah Minimal 5% dari APBN, di luar gaji (Pasal 171
ayat 1 UU 36/2009)
Pemerintah daerah Minimal 10% dari APBN, di luar gaji (Pasal
171 ayat 2 UU 36/2009)
Masyarakat Berperan serta dalam segala bentuk dan
tahapan pembangunan kesehatan
Swasta Dimobilisasi melalui sistem jaminan sosial
nasional dan/atau asuransi kesehatan komersial
Sumber Lain
Metode pembayaran jasa pelayanan kesehatan:
1. Retrospektif. Disetujui dan dilakukan setelah jasa dilakukan. Terdiri dari payment
per item dan payment per day.
2. Prospektif. Disetujui dan dilakukan lebih lanjut sebelum provisi atas jasa yang
dilakukan.
2a. Pembayaran kapitasi. Jumlah tetap per orang selama periode waktu tertentu,
biasanya 1 tahun.
2b. Anggaran global. Diberi satu anggaran di awal tahun, untuk menutup semua
layanan yang tersedia.
2c. Case-mix. Pembayaran paket pelayanan.
REFERENSI
UU No. 36/2009 tentang Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai