Review Jurnal Konteks Klinis
Review Jurnal Konteks Klinis
Article title
Hoarding Measured Through HTP.
Journal Konteks klinis
Volume/page Vol. 13 No. 1
Year 2020
Doi 10.4013/ctc.2020.131.01
2. Kecemasan
Rasa cemas atau anxiety adalah hal yang normal
dirasakan ketika seseorang menghadapi situasi atau
mendengar berita yang menimbulkan rasa takut atau
khawatir. Namun, anxiety perlu diwaspadai jika muncul
tanpa sebab atau sulit dikendalikan, karena bisa jadi hal
tersebut disebabkan oleh gangguan kecemasan.
3. Organicity
Menurut Buck (2003), Organicity (Klaster Patologi)
merupakan perilaku memanifestasikan dirinya dalam
individu dengan kecenderungan terfokus pada diri
mereka sendiri, yang mewujudkan penderitaan mereka
melalui masalah organik. Studi lain menunjukkan
individu dengan penimbunan hewan mungkin memiliki
demensia dan kurangnya kemampuan empatik mengenai
kerawanan hewan.
4. Regresi
Regresi adalah proses kembali ke tahap perkembangan
sebelumnya, di mana seseorang merasa paling nyaman.
Bisa juga disebut sebagai respon umum seseorang yang
sedang frustasi atau ketika sedang mendapat tekanan.
Di situasi tersebut, perilaku mereka dapat mengalami
kemunduran, biasanya balik ke kebiasaan mereka di usia
yang lebih muda. Misalnya anak 10 tahun mengalami
stres, akhirnya nyamannya seperti anak usia 5 tahun,
ngambek, ngompol. Ini adalah bentuk mekanisme
pertahanan diri untuk mengatasi cemas atau rasa stres.
5. Insecurity
Insecurity merupakan perasaan tidak mampu, kurang
percaya diri, disertai dengan ketidakpastian dan
kecemasaan akan tujuan, kemampuan maupun hubungan
dengan orang lain. Insecurity ini bisa muncul dalam
berbagai bentuk yang secara umum terkait dengan
perasaan ditolak, tidak dicintai, merasa terisolasi dan
lainnya, Perasaan tersebut dapat muncul karena secara
alami manusia telah terbiasa membandingkan diri,
memberikan penilaian, maupun mengevaluasi diri. Salah
satunya karena pengalaman masa lalu yang kurang
menyenangkan. Pengalaman tersebut bisa berupa
komentar negatif dari orang yang dianggap penting
ataupun melihat pengalaman orang lain yang kurang
menyenangkan. Kondisi itu menjadikan seseorang ingin
menghindari perilaku tersebut dan menyesuaikan
perilaku.
6. Rigidity
Rigidity adalah karakteristik kognitif dimana individu
melihat dirinya dan orang lain sebagai baik atau buruk,
memilih antara kesedihan atau kematian, dimana
individu susah atau tidak mungkin dapat berpikir
fleksibel untuk mencari solusi atas masalah yang sedang
dihadapi. Individu yang memiliki pikiran bunuh diri
susah untuk membayangkan adanya alternatif untuk
penderitaannya. Marzuk, Hartwell, Leon, dan Poetra
(dalam Ellis & Rutherford, 2008), menyatakan bahwa
cognitive rigidity merupakan karakteristik yang
mendasari dichotomous thinking dan problem-solving
deficit.