Anda di halaman 1dari 2

Nama : Radifya Indri Safinka

NIM : 8111422235
MK : Pengantar Filsafat Hukum

“APAKAH KEBEBASAN DAPAT DILAKUKAN


DENGAN SEBEBAS-BEBASNYA?”

Pengertian Kebebasan

Istilah kebebasan apabila diurai dari segi etimologi adalah kata sifat yang berasal dari
kata "bebas", yang berarti merdeka, tak terkendali. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia
kata "bebas" mempunyai tiga pengertian yakni, pertama lepas sama sekali dalam arti tidak
terhalang, tidak terganggu, sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat, tiap-tiap anggota
dapat mengungkapkan pendapatnya.
Franz Von Magnis dalam karyanya "Etika Umum: masalah-masalah pokok filsafat
moral” mengemukakan mengenai pengertian kebebasan yang beraneka ragam. Menurut Von
Magnis, kebebasan mempunyai tiga pengertian yaitu:
a. Kebebasan jasmaniah, maksudnya adalah tidak adanya paksaan terhadap kemungkinan-
kemungkinan kita untuk menggerakkan badan kita, misalnya terhadap kemungkinan untuk
pergi ke suatu tempat, untuk berteriak, atau untuk memegang sesuatu. Jangkauan kebebasan
ini ditentukan oleh kemampuan badan kita sendiri.
b. Kebebasan kehendak, maksudnya adalah kebebasan untuk menghendaki sesuatu.
Jangkauan kebebasan kehendak adalah sejauh jangkauan kemungkinan untuk berpikir, dan
karena manusia dapat memikirkan apa saja maka ia dapat menghendaki apa saja.
c. Kebebasan moral, maksudnya adalah tidak adanya macam-macam ancaman, tekanan,
larangan dan lain desakan yang tidak sampai berupa paksaan fisik.
Terhadap pandangan Von Magnis, saya kurang sependapat bila kebebasan kehendak
dipisahkan dengan kebebasan moral, sebab dalam kenyataannya, kehendak bebas seseorang
dapat mempengaruhi penilaian moral seseorang. Bila dalam melahirkan tindakannya itu
seseorang tidak di dorong oleh kehendaknya yang bebas, maka orang tersebut tidak dapat
dinilai secara moral. Penilaian moral baru dapat dijatuhkan hanya kepada tindakan manusia
yang dilakukan dengan sengaja, dengan kehendak atau karsanya yang bebas.

Kapan seseorang disebut bebas

Untuk menjawab pertanyaan kapan seseorang disebut bebas, S.I. Ben dan R.S. Peters
merumuskan sebagai berikut:
"In general, when we say that a person is free, we mean that, if a person wants to do
something, he will not be impeded by some kind of constraint or limitation..” yang artinya
“Secara umum, ketika kita mengatakan bahwa seseorang bebas, yang kita maksudkan
adalah, jika seseorang ingin melakukan sesuatu, dia tidak akan dihalangi oleh semacam
paksaan atau batasan...”
Dengan memperhatikan keterangan tersebut, jelaslah bagi kita bahwa seseorang
disebut bebas bila tidak ada atau tidak terdapat batasan-batasan yang menghalangi. Batasan
tersebut bisa berupa aturan, ancaman, paksaan, ataupun juga ketidakmampuan diri dalam
melakukan sesuatu.
Kebebasan manusia untuk berkehendak sangat bergantung kepada isi hati manusia.
Hati nurani manusia memegang komando utama dalam menentukan apa pun yang akan
dilakukan oleh manusia. Dalam hal ini, melihat kembali pandangan Frans Von Magnis
tentang Kebebasan Kehendak, manusia dapat memikirkan apa saja maka manusia dapat
menghendaki apa saja, tergantung dengan isi hati dan pikiran manusia. Bila manusia
memiliki hati nurani yang jahat maka arah hidupnya akan menghasilkan perbuatan jahat,
begitu juga sebaliknya.

Hampir semua hal di hidup ini mempunyai batasannya, dimanapun dan kapanpun. Di
setiap tempat yang berbeda mempunyai aturan yang berbeda, begitu pula dengan kebebasan
manusia. Kita harus bisa memforsirkan kehendak atau perbuatan kita, dan mematuhi aturan
di setiap tempat kita berada agar kedamaian dan kesejahteraan manusia selalu terjaga.

Anda mungkin juga menyukai