Anda di halaman 1dari 10

DISKUSI PRA PENELITIAN MAHASISWA

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Judul : Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Pepaya (Carica
Papaya L.) di Kebun Percobaan Taman Firdaus
Universitas Sriwijaya
Pemrasaran/NIM : Andriansyah/05101381823060
Pembimbing : Dr. Momon Sodik Imanuddin, S.P., M.Sc
Hari/Tanggal : Rabu, 26 Oktober 2022
Waktu : Pukul 09.00 WIB
Tempat : Ruang Seminar Jurusan Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanah merupakan tubuh alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia
dengan cara mengelolanya. Manusia yang hidup di permukaan bumi sangat
tergantung pada tanah dan sebaliknya suatu tanah pertanian yang baik ditentukan
pula sampai sejauh mana manusia mengelolanya. Pengelolaan yang salah akan
dapat mengakibatkan kerusakan tanah. Tanah yang telah mengalami kerusakan
berat tidak akan dapat menyuplai unsur hara yang efektif untuk pertumbuhan
tanaman. Tanah dikatakan subur apabila dapat mendukung pertumbuhan tanaman
secara optimal melalui penyediaan unsur hara dalam keadaan seimbang didukung
dengan sifat fisik, kimia dan biologi.
Evaluasi lahan merupakan kegiatan menilai kondisi suatu lahan dengan
kondisi lahan yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan tanaman tertentu.
Terdapat beberapa tujuan dalam evaluasi lahan di antaranya yaitu untuk menilai
potensi yang dimiliki oleh suatu lahan terhadap tujuan tertentu seperti menilai
potensi suatu lahan untuk mendirikan bangunan atau lahan pertanian (Rima et al.,
2015). Menurut Imanudin, M.S. et al. (2022) evaluasi lahan juga adalah proses
penilaian yang ditentukan untuk menilai bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim dan
aspek lahan lainnya untuk membandingkan efek perkembangannya dan
menentukan penggunaan lahan yang optimal yang meminimalkan degradasi lahan.
Dalam proses analisis kesesuaian lahan, parameter fisik dan kimia tanah
memainkan peran utama. Ada parameter permanen yang tidak dapat diubah dan
akan menjadi batasan utama (Imanudin et al., 2021).
Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data biofisik
tanah atau sumber daya lahan sebelum dilakukan perlakuan untuk mengatasi
kendala pada lahan tersebut. Data biofisik tersebut meliputi data karakteristik
tanah dan iklim yang berkaitan dengan syarat kebutuhan tumbuh tanaman yang
akan dibudidayakan. Kesesuaian lahan potensial merupakan kesesuaian lahan
yang dicapai jika dilakukan upaya-upaya perbaikan tertentu pada suatu lahan
(Marina, 2017).
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu buah yang telah lama
dikenal dan ditanam di Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, pepaya sangat
dikenal semua lapisan masyarakat. Pada umumnya, masyarakat menyukai buah
pepaya karena buah tersebut mempunyai produksi tinggi sepanjang musim,

1 Universitas Sriwijaya
sehingga mudah didapatkan (Widhyanto, 2016). Seiring bertambahnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan, masyarakat lebih
banyak mengonsumsi pepaya tidak hanya sebagai buah pencuci mulut, tetapi
banyak masyarakat yang mengonsumsi buah pepaya sebagai makanan pokok
dengan alasan kesehatan. Selain itu dalam rangka mendorong kemandirian
pangan, maka masih diperlukan upaya-upaya peningkatan produksi baik melalui
perluasan area maupun intensifikasi lahan untuk berbagai komoditas perkebunan
(Imanudin et al., 2020).
Universitas Sriwijaya adalah Perguruan Tinggi Negeri, yang terletak di
wilayah Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi
Sumatera Selatan. Kawasan utama kampus Indralaya dengan luas sekitar
712hektar terletak 38 kilometer ke arah selatan Kota Palembang dan berada pada
ketinggian 5 mdpl. Pembagian kawasan kampus Universitas Sriwijaya antara lain,
kawasan hutan dengan luas keseluruhannya yaitu ± 167.545.05 m2. Kawasan
taman kota seluas ± 7.271.40 m2, kawasan rawa dengan luas ± 3.302.496.11 m2,
dan sisanya kawasan gedung, dan jalan (BAPSI, 2008).
Taman Firdaus merupakan lahan seluas 70 hektare yang berada di dalam
kawasan Universitas Sriwijaya. Dibangun dalam konsep program green campus.
Di kawasan ini terdapat pemandangan danau, embung, dan demplot-demplot
kebun percobaan yang dibagi pembinaannya kepada sepuluh Fakultas yang ada di
Universitas Sriwijaya. Pada kawasan kebun-kebun percobaan ini banyak tanaman
buah-buahan yang didapati seperti, pepaya, durian, kelengkeng, mangga dan
sebagainya.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan masalah yang teridentifikasi dalam latar belakang tersebut,
maka disusun rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana karakteristik lahan di kebun percobaan Taman Firdaus
Universitas Sriwijaya untuk tanaman pepaya?
2. Bagaimana tingkat kesesuaian lahan di kebun percobaan Taman Firdaus
Universitas Sriwijaya untuk tanaman pepaya?

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menetapkan karakteristik lahan bagi tanaman pepaya di kebun
percobaan Taman Firdaus Universitas Sriwijaya
2. Mengevaluasi tingkat kesesuaian lahan bagi tanaman pepaya di kebun
percobaan Taman Firdaus Universitas Sriwijaya

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai
karakteristik serta tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman pepaya, dan dapat juga
mengetahui bagaimana evaluasi terhadap faktor pembatas kesesuaian lahan di
kebun percobaan Taman Firdaus Universitas Sriwijaya, sehingga potensi tanaman
tersebut dapat dikembangkan

2 Universitas Sriwijaya
2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober-November
2022 di kebun percobaan milik Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Taman
Firdaus Universitas Sriwijaya dapat dilihat pada gambar 2.1. Dilanjutkan dengan
analisis sifat fisik dan kimia tanah yang dilaksanakan di Laboratorium Kimia,
Fisika, dan Biologi Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Sriwijaya.

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian dalam Citra Satelit Resolusi Tinggi

2.2. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam penelitian adalah: 1) Alat-alat
laboratorium, 2) Toolbox yang berisi peralatan dasar dalam pengambilan sampel
tanah, 3) Global Positioning System (GPS), 4) Matras, 5) Bor Belgie, 6) Kantong
sampel tanah, 7) Timbangan, 8) Munsell Soil Color Chart, 9) Abney Hand level.
10) Peta dasar lokasi penelitian.
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah: 1) Sampel tanah, 2) Bahan-
bahan kimia yang digunakan dalam analisis laboratorium.

2.3. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei tingkat
detail dengan bantuan peta dasar berskala 1:5.000 dan 1:2.500. Luas area studi
penelitian yaitu 6 ha. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan dengan
metode grid. Titik sampel berjumlah 6 titik setiap sampel yang ditentukan
berdasarkan proporsi luasan lahannya bahwa setiap titik sampel mewakili ± 1 ha.

3 Universitas Sriwijaya
Pada pelaksanaannya contoh tanah diambil dengan pengeboran sedalam 120 cm
yang pada setiap titik sampel diambil secara komposit.

Gambar 2.2. Peta Lokasi Penelitian

2.4. Cara Kerja


Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi persiapan,
pekerjaan lapangan, kegiatan laboratorium, dan pengolahan data

2.4.1. Persiapan
Pada tahapan persiapan dilakukan kegiatan yang meliputi studi pustaka,
yaitu pengumpulan data awal tentang lahan dan peta lokasi sekaligus membaca
literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian serta persiapan alat dan bahan
yang diperlakukan untuk pekerjaan lapangan.

2.4.2. Pekerjaan Lapangan


Pada tahapan pelaksanaan kegiatan di lapangan dilakukan dua tahap yaitu
survei pendahuluan dan survei utama. Adapun kegiatan yang dilakukan pada
survei pendahuluan yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan observasi ke daerah penelitian untuk mendapatkan informasi
dan data awal tentang kondisi daerah penelitian.
2. Pengumpulan data sekunder berupa data curah hujan dan temperatur.
3. Penentuan rute pengamatan dan titik pengambilan sampel.
Setelah dilaksanakannya survei pendahuluan, dilanjutkan dengan
pelaksanaan survei utama. Adapun kegiatan yang dilakukan pada survei utama ini
meliputi:
1. Pengumpulan data primer secara langsung di lapangan dengan
melakukan pengeboran pada setiap titik pengamatan yang meliputi

4 Universitas Sriwijaya
pengamatan terhadap kedalaman efektif. Pengeboran dilakukan sampai
kedalaman 120 cm untuk melihat kedalaman efektif, pengambilan
sampel tanah sedalam 0-30 cm sebanyak ± 2 kg yang digunakan untuk
analisis laboratorium.
2. Pengumpulan data primer berupa pengamatan tekstur, warna, serta
kedalaman efektif.

Gambar 2.3. Peta Kerja Titik Pengambilan Sampel Tanah di Kebun Percobaan
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.

2.4.3. Kegiatan Laboratorium


Pada tahap pengamatan di laboratorium yang dianalisis disesuaikan dengan
tujuan penelitian, parameter yang diamati berkaitan erat dengan kesesuaian lahan.
Parameter yang diamati antara lain sebagai berikut:
1. Tekstur tanah Metode Hydrometer.
2. Tingkat keasaman tanah/pH Metode pH Elektrometer.
3. Kapasitas Tukar Kation/KTK Metode Penjenuhan Natrium.
4. Kandungan C-Organik Metode Welkey and Black.
5. Penetapan kadar Nitrogen total/N-total Metode Kjeldhal.
6. Penetapan P2O5 Metode P-bray.
7. Penetapan K2O Metode Flamephotometer.

2.4.4. Pengolahan Data


Kegiatan yang dilakukan untuk mengolah data mentah dan data hasil
analisis laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut dalam rangka menjawab tujuan
penelitian. Seluruh data diinterpretasi berdasarkan konsep evaluasi lahan dengan
proses pendekatan pencocokan (matching process) antara karakteristik lahan
sebagai parameter dengan syarat-syarat penggunaan lahan yang telah disusun

5 Universitas Sriwijaya
berdasarkan satuan lahan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan. Pada proses
penentuan kelas ini berdasarkan pada faktor pembatas yang mengacu pada hukum
minimum yaitu kelas kesesuaian lahan ditentukan dengan nilai terkecil. Penilaian
kesesuaian lahan dilakukan hingga tingkat sub kelas berdasarkan struktur
klasifikasi kesesuaian lahan menurut FAO (1983) dalam buku Petunjuk Teknis
Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian (2011), terlampir pada Lampiran 1,
yaitu: S1 (sangat sesuai); S2 (cukup sesuai); S3 (marginal sesuai); dan N (tidak
sesuai).

6 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

BAPSI. 2008. Masterplan Kawasan Kampus Unsri Indralaya. Universitas


Sriwijaya Press. Palembang.
CSR/FAO. 1983. Reconnaissance Land Resource Surveys 1 : 250.000 Scale Atlas
Format Procedires. Manual 4, Version 1. Centre for Soil Research, Ministry
of Agriculture Government of Indonesia – United Notions Development
Programme and Food and Agriculture Organization. Bogor, Indonesia. 106
pp.
FAO. 1976. A Framework for Land Evalution. Soil Resources Management and
Conservation Service Land and Water Development Division. FAO Soil
Bulletin No. 32. FAO-UNO, Rame. dalam Hardjowigeno, S. Widiatmaka.
2020. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Lahan.
Cetakan ke-6. Gajahmada University Press: Yogyakarta: Universitas
Gajahmada.
Imanudin, M. S., Bakri, Armanto, M. E., & Saputra, A. (2022). Analysis of
limiting factors for food agriculture development in peatland areas. IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science, 1025(1).
https://doi.org/10.1088/1755-1315/1025/1/012029
Imanudin, M. S., Madjid, A., Armanto, E., & Miftahul. (2020). Kajian Faktor
Pembatas dan Rekomendasi Perbaikan Lahan untuk Budidaya Jagung di
Lahan Rawa Pasang Surut Tipologi C. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan,
22(2), 46–55. https://doi.org/10.29244/jitl.22.2.46-55
Imanudin, M. S., Sulistiyani, P., Armanto, M. E., Madjid, A., & Saputra, A.
(2021). Land Suitability and Agricultural Technology for Rice Cultivation
on Tidal Lowland Reclamation in South Sumatra. Jurnal Lahan
Suboptimal : Journal of Suboptimal Lands, 10(1), 91–103.
https://doi.org/10.36706/jlso.10.1.2021.527
Marina, S.W., 2017. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) Pada Areal Bekas Tanaman Karet (Hevea brasiliensis).
Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Muthe, R. R., Marbun, P., dan Marpaung, P., 2017. Evaluasi Kesesuaian Lahan
Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jack.) dan Kelengkeng
(Euphoria longan Lamk.) di Kecamatan Na Ix - X Kabupaten Labuhan Batu
Utara. Jurnal Agroekoteknologi FP USU, 5(1): 144-151.
Rima, R.M., Posma, M., Purba, M., 2015. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk
Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jack.) dan Kelengkeng (Euphoria
longan Lamk.) di Kecamatan Na Ix - X Kabupaten Labuhan Batu Utara.
Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol.5, No.1 : 144 – 151.
Ritung, S., K. Nugroho, A. Mulyani, dan E. Suryani. 2011. Petunjuk Teknis
Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian (Edisi Revisi). Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. 168 hal.
Widhyanto, 2016. Analisis Usahatani Tumpangsari Pepaya dengan Cabai
rawitdan Pepaya dengan Padi gogodi Desa Karangnongko Kecamatan
Mojosongo Kabupaten Boyolali.

7 Universitas Sriwijaya
http://eprints.uns.ac.id/24393/2/H0811093_bab1.pdf. Diakses tanggal 1
Agustus 2017

Lampiran 1. Tabel Kriteria Syarat Tumbuh Tanaman Pepaya (Sumber: evaluasi


lahan balai besar penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian
edisi tahun 2011.)

8 Universitas Sriwijaya
Lampiran 2. Foto Gambaran Lokasi Penelitian

9 Universitas Sriwijaya
10 Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai