Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data dan Analisis Data

Setelah peneliti mengumpulkan data hasil penelitian yang diperoleh


melalui hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, maka selanjutnya
peneliti akan melakukan analisis data untuk menjelaskan lebih lanjut dari
hasil penelitian. Teknik analisis data yang dipilih oleh peneliti yaitu peneliti
menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menganalisis data yang
telah peneliti kumpulkan dari wawancara, observasi dan dokumentasi selama
peneliti mengadakan penelitian dengan lembaga terkait. Data yang diperoleh
dan dipaparkan oleh peneliti akan dianalisis sesuai dengan hasil penelitian
yang mengacu pada fokus penelitian. Paparan data merupakan uraian yang
disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok yang berkaitan dengan
analisis kemampuan guru pada pembelajaran tematik di MI Tarbiyatussibyan
Tanjung Kalidawir Tulungagung.

Paparan data tersebut peneliti peroleh dari sumber data yang telah
peneliti lakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dalam hal
ini, peneliti tidak mengalami kendala yang berarti untuk menggali informasi.
Setelah peneliti melakukan penelitian di MI Tarbiyatussibyan Tanjung
Kalidawir Tulungagung, maka dapat dipaparkan data sebagai berikut yang
berkaitan dengan judul peneliti:

Pada tanggal 11 Februari 2022 peneliti melakukan kunjungan


pertama Peneliti datang ke sekolah pada pukul 08:00 WIB. Peneliti
memasuki ruang guru dan ruang kepala sekolah MI Tarbiyatussibyan
Tanjung. Peneliti sebelum mewawancarai kepala sekolah meminta izin
terlebih dahulu dan sekaligus menyerahkan surat izin penelitian kepada pihak
sekolah.
Pada tanggal 22 Februari 2022, peneliti melakukan wawancara untuk
pertama kalinya kepada wali kelas 2 MI Tarbiyatussbiyan yakni Ibu
Munawaroh,S.Pd.I pada pukul 08.00 di ruang kelas 2 MI Tarbiyatussbiyan.
Peneliti melakukan wawancara seputar peran guru dalam mengembangkan
etika dan moral siswa kelas 2 melalui pembelajaran tematik di MI
Tarbiyatussibyan.

Pada tanggal 23 Februari 2022 peneliti melakukan wawancara


kepada Kepala Sekolah Bapak Muhson, M.Pd.I pukul 09.00 di ruangan
Kepala Sekolah MI Tarbiyatussibyan untuk mengetahui latar belakang
sekolah dan hal yang berkaitan dengan judul peneliti.

Pada tanggal 23 Februari 2022 peneliti melakukan wawancara


kepada tiga siswa yakni Gabril, Gibran dan Yunita sebagai perwakilan kelas
2 untuk mengetahui unjuk kerja guru dalam mengembangkan etika dan moral
siswa melalui pembelajaran tematik.

1. Metode Guru Dalam Mengembangkan Etika Dan Moral Siswa Kelas 2


Melalui Pembelajaran Tematik Di MI Tarbiyatussibyan Tanjung
Kalidawir Tulungagung
Peneliti kemudian mengajukan pertanyaan kepada Ibu Munawaroh
seputar Metode Guru Dalam Mengembangkan Etika Dan Moral Siswa
Kelas 2 Melalui Pembelajaran Tematik. Ibu Munawaroh memberikan
penjelasan, sebagai berikut:

“Pada dasarnya tematik itu terdiri dari beberapa mata pelajaran yang
kemudian dijadikan satu, beberapa diantaranya ada PPKN dan IPS
yang mana didalamnya juga mengajarkan bagaimana seseorang
harus bertingkahlaku yang baik sesuai dengan norma yang berlaku
di masyarakat, kita jadikan dua mata pelajaran tersebut sebagai
acuan kemudian kita terapkan, sebelum kita menjelaskan kepada
siswa alangkah baiknya kita sebagai guru melakukanya terlebih
dahulu apa yang ada di dalam buku, kemudian siswa baru diberi
penjelasan kenapa kita harus melakukan tersebut, singkatnya guru
memberikan contoh dahulu”73

Kemudian peneliti bertanya lagi, apakah ada metode khusus yang


dilakukan oleh Ibu Munawaroh dalam mengembangkan etika dan moral
siswa, kemudian Ibu Munawaroh memberikan penjelasan, sebagai berikut:

“Ada dua metode khusus yang saya gunakan, yang pertama


mengaitkan pelajaran umum dengan pelajaran agama, contohnya,
dalam pancasila kita diajarkan untuk adil dama beperilaku begitupun
dengan pelajaran agama aqidah kita sebagai umat muslim
diperintahkan untuk berbuat adil kan memang berarti semua ajaran
memerintahkan kita untuk berbuat adil. Yang kedua adalah Bahasa,
saya sering sekali menjumpai anak bahasanya sudah terkontaminasi
dengan Bahasa sosial media yang buruk, oleh karena itu saya selalu
bertanya kepada siswa mengenai Bahasa yang digunakan, jika salah
maka akan saya benarkan”.74

Penjelasan di atas diperkuat dengan penjelasan Bapak Muhson


selaku Kepala Sekolah mengenai metode dalam mengembangkan etika dan
moral siswa melalui pembelajaran tematik, Bapak Muhson menjelaskan
sebagai berikut:
“Ada metode yang kami terapkan, yaitu mengembangkan pelajaran
umum secara religius”.75

Kemudian peneliti bertanya lagi, apakah metode yang digunakan


sudah sesuai dengan kurikulum atau tematik, kemudian Ibu Munawaroh
memberikan penjelasan, sebagai berikut:

______________
73
Wawancara dengan wali kelas 2, Ibu Munawaroh pada tanggal 22 Februari 2022 di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
74
Wawancara dengan wali kelas 2, Ibu Munawaroh pada tanggal 22 Februari 2022 di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
75
Wawancara dengan kepala sekolah, Bapak Muhson pada tanggal 23 Fberuari 2022 di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
“Sudah sama, karena metode saya dalam mengaitkan pelajaran
bukan hanya memberikan teori tetapi langsung dipraktikan”76

Kemudian peneliti bertanya lagi, bagaimana Ibu Munawaroh


merencanakan pembelajaran untuk mengembangkan etika dan moral siswa,
kemudian Ibu Munawaroh memberikan penjelasan, sebagai berikut:

“Saya hanya mengikuti kurikulum dan RPP, dan kadang kala jika
ada waktu luang saya menyelipkan humor supaya lebih dekat
dengan para siswa, kemudian saya tunjukan video dari sosial media
tentang pelajaran hidup atau ganjaran dari perbuatan baik dan
buruk”.77

Kemudian peneliti bertanya lagi, apa konsekuensi yang diberikan


kepada siswa jika siswa berperilaku tidak sesuai dengan etika dan moral,
kemudia Ibu Munawaroh memberikan penjelasan, sebagai berikut:

“Siswa sekarang berbeda dengan zaman dulu yang lebih mendidik


dengan hukuman fisik, jadi saya memberi hukuman dengan cukup
menegur tidak sampai membentak, kemudian saya suruh mengulang
atau membaca buku di depan saya, itu saja sudah cukup”78

Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada tiga siswa yakni


Gabril,Gibran dan Yunita sebagai perwakilan siswa kelas 2 untuk
mengetahui Guru ketika mengajar,. Ketiga siswa memberikan jawaban
sebagai berikut:
Gabril:”Bu Muna kalo mengajar penak, bikin nyaman, ikut piket
kalo muridnya piket dan ramah”
Gibran:”penak, gak mudah bikin lupa kalo mengajar dan berkesan,
gak pernah marah”

______________
76
Wawancara dengan wali kelas 2, Ibu Munawaroh pada tanggal 22 Februari 2022 di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
77
Wawancara dengan wali kelas 2, Ibu Munawaroh pada tanggal 22 Februari 2022 di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
78
Wawancara dengan wali kelas 2, Ibu Munawaroh pada tanggal 22 Februari 2022 di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
Yunita:”baik, sabar kalo ngajar dan bikin nyaman”.79

2. Implementasi Guru Dalam Mengembangkan Etika dan Moral Siswa


Kelas 2 Melalui Pembelajaran Tematik di MI Tarbiyatussibyan
Tanjung Kalidawir Tulungagung
Setelah selesai wawancara dengan fokus penelitian yang pertama,
peneliti melanjutkan wawancara dengan fokus penelitian yang kedua, yaitu
tentang implementasi guru dalam mengembangkan etika dan moral siswa
kelas 2 melalui pembelajaran tematik.
Peneliti mengajukan pertanyaan tentang bagaimana guru memberi
contoh etika dan moral siswa, kemudian Ibu Munawaroh memberikan
penjelasan sebagai berikut:
“Saya biasanya memberi contoh sederhana, seperti duduk anteng,
saat proses pembelajaran siswa terkadang berlarian seperti anak-
anak pada umumnya, jadi saya memberi contoh duduk sambal
menasihati maka siswa akan mengikuti gurunya karna sudah
memberi contoh bukan hanya disuruh”.80

Peneliti mengajukan pertanyaan tentang cara pencegahan siswa


kelas 2 atau tingkat bawah supaya tidak mencontoh hal negatif dari kakak
kelasnya. Kemudian Ibu Munawaroh memberikan penjelasanya sebagai
berikut:
“saya sering menasihati untuk tdak mencontoh hal buruk entah dari
siapapun itu, karna perbuatan baik akan mendapatkan hal baik dan
perbuatan buruk akan mendapatkan hal negatif, intinya apapun
perbuatanya pasti akan mendapatkan balasan”.81

______________
79
Wawancara dengan tiga siswa (Gabril,Gibran dan Yunita) sebagai perwakilan kelas 2 di
MI Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
80
Wawancara dengan wali kelas 2, Ibu Munawaroh pada tanggal 22 Februari 2022 di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
81
Wawancara dengan wali kelas 2, Ibu Munawaroh pada tanggal 22 Februari 2022 di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
Penjelasan diatas didukung dengan penjelasan bapak Muhson selaku
kepala Sekolah MI Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung,
sebagai berikut:
“Saya biasanya mencontohkan dari segi bahasa, menjadikan bahasa
sebagai permulaan mendidik siswa, dari segi tutur kata, tatanan,
nada bicara, menggunakan bahasa jawa krama, kalua gak bisa ya
pake bahasa Indonesia untuk menghormati yang lebih tua”.82

Gambar 4.1

Gambar di atas merupakan salah satu papan yang ada di Sekolah


sebagai bentuk media yang bertujuan selalu menanamkan nilai-nilai etika
dan moral dalam menghormati yang lebih tua.

Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada tiga siswa yakni


Gabril,Gibran dan Yunita sebagai perwakilan siswa kelas 2 untuk
mengetahui kedisiplinan guru dalam mengajar. Ketiga siswa memberikan
jawaban sebagai berikut:
Gabril: “Jarang telat, kecuali ada acara penting”
Gibran: “Kalo telat biasanya dikasih tugas lewat guru lain atau
datang dulu ke sekolah buat ngasih tugas”
Yunita: “Disiplin”.83

______________
82
Wawancara dengan kepala sekolah, Bapak Muhson pada tanggal 23 Fberuari 2022 di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
83
Wawancara dengan tiga siswa (Gabril,Gibran dan Yunita) sebagai perwakilan kelas 2 di
MI Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
3. Penilaian Etika dan Moral Siswa Kelas 2 yang Dilakukan Oleh Guru
di MI Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
Setelah selesai wawancara dengan fokus penelitian yang kedua,
peneliti melanjutkan wawancara dengan fokus penelitian yang ketiga, yaitu
tentang penilaian etika dan moral siswa kelas 2 yang dilakukan oleh guru di
MI Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung.
Ranah afektiv menjadi salah satu pertimbangan kurikulum 2013
dalam mengembangkan Pendidikan di Indonesia, karena untuk menciptakan
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha esa dan
berakhlak mulia memerlukan kecerdasan spiritual yang cukup, supaya nanti
peserta didik dapat menyeimbangkan antara kebutuhan rohani dan
kebutuhan jasmaninya.

Peneliti melakukan wawancara Bapak Muhson selaku kepala


sekolah, apakah ranah afektiv menjadi pertimbangan kenaikan kelas, bapak
Muhson menjelaskan sebagai berikut:
“Ranah afektif menjadi salah satu pertimbangan kenaikan kelas,
karena siswa tidak hanya berilmu tetapi juga harus berakhlak”.84

Peneliti mengajukan pertanyaan tentang bagaimana guru menilai


etika dan moral siswa kelas 2. Kemudian Ibu Munawaroh memberikan
penjelasan sebagai berikut:
“Dimulai dari mengamati kedisiplinan siswa Ketika berangkat
sekolah, pengumpulan tugas, karna itu bagian dari tanggung jawab,
kemudia mengamati siswa perilakunya ketika proses
pembelajaran”.85

______________
84
Wawancara dengan kepala sekolah, Bapak Muhson pada tanggal 23 Fberuari 2022 di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
85
Wawancara dengan wali kelas 2, Ibu Munawaroh pada tanggal 22 Februari 2022 di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
Peneliti mengajukan pertanyaan tentang format dalam menilai etika
dan moral siswa kelas 2. Kemudian Ibu Munawaroh memberikan penjelasan
sebagai berikut:
“Saya biasanya pake RPP biasa atau pake unjuk kerja terutama
dalam aqidah akhlak”86

Peneliti mengajukan pertanyaan tentang evaluasi siswa kelas 2


dalam etika dan moral. Kemudian Ibu Munawaroh memberikan penjelasan
sebagai berikut:
“Saya rutin berkomunikasi dengan orangtua tentang perkembangan
siswa, tidak terjadwal tapi biasanya kalua ada masalah atau ada
sesuatu yang perku dievaluasi. Tapi kadang biasanya tiap bulan
sekali dengan orangtua”.87

Penjelasan diatas didukung dengan penjelasan bapak Muhson selaku


kepala Sekolah MI Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung,
sebagai berikut:
“Satu seminggu sekali saya pasti adakan rapat dengan guru-guru,
biasanya membahas tentang perkembangan siswa, mengevaluasi
kinerja guru dalam membentuk moral siswa, Sekolah juga rutin
mengadakan upacara, di situ saya biasanya membimbing anak-anak
dalam berperilaku”88

Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada tiga siswa yakni


Gabril,Gibran dan Yunita sebagai perwakilan siswa kelas 2 untuk
mengetahui perbuatan baik yang mereka contoh dari buku tematik. Ketiga
siswa memberikan jawaban sebagai berikut:
Gabril: “Merawat hewan dan tumbuhan”
Gibran:” Merawat hewan dan tumbuhan”

______________
86
Wawancara dengan wali kelas 2, Ibu Munawaroh pada tanggal 22 Februari 2022 di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
87
Wawancara dengan wali kelas 2, Ibu Munawaroh pada tanggal 22 Februari 2022 di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
88
Wawancara dengan kepala sekolah, Bapak Muhson pada tanggal 23 Fberuari 2022 di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
Yunita: “Hidup rukun”.89

B. Temuan Penelitian
1. Temuan Tentang Metode Guru Dalam Mengembangkan Etika dan
Moral Siswa Kelas 2 Melalui Pembelajaran Tematik di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir
a. Guru menjadikan mata pelajaran PPKN dan IPS yang ada di tematik
sebagai acuan dalam membentuk etika dan moral siswa. Guru akan
memberi contoh terlebih dulu baik saat proses pembelajaran maupun
kegiatan sehari-hari yang kemudian akan menjelaskan nilai-nilai
dari segala perbuatan.
b. Guru memiliki metode khusus dalam dalam mengembangkan etika
dan moral siswa, hal yang mendasar adalah membentuk mata
pelajaran menjadi religius.
c. Bahasa menjadi awal untuk membentuk etika dan moral siswa dalam
berkomunikasi dengan orang lain.
d. Metode guru dalam mengembangkan etika dan moral siswa sudah
sesuai dengan kurikulum 2013.
e. Guru mengembangkan metode dalam mengembangkan etika dan
moral sesuai dengan zaman dan peraturan yang berlaku, seperti tidak
menggunakan kekerasan fisik. Oleh karena itu guru menggunakan
sanksi yang mendidik berupa menghafalkan materi pelajaran dan
mengulang perkataan yang diajarkan oleh guru ketika proses
pembelajaran.
f. Berdasarkan wawancara dengan siswa guru memiliki metode
mengajar yang menyenangkan dan mudah diingat oleh siswa dalam
pelajaran dan kepribadian guru.

______________
89
Wawancara dengan tiga siswa (Gabril,Gibran dan Yunita) sebagai perwakilan kelas 2 di
MI Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
Berdasarkan paparan data yang ada di atas, metode yang digunakan
oleh MI Tarbiyatussibyan dalam mengembangkan etika dan moral siswa
kelas 2 melalui pembelajaran tematik menggabungkan dua materi pelajaran
yang ada pada tematik yakni PPKN dan IPS, dimana kedua mata pelajaran
tersebut mengajarkan bagaimana sebagai warga Indonesia berperilaku
sesuai dengan norma yang berlaku, yang nantinya PPKN dan IPS akan
dibentuk menjadi pembelajaran religius tidak jauh dengan pembelajaran
agama, mengaitkan pelajaran umum seperti PPKN dan IPS yang ada pada
tematik dengan kehidupan sehari-hari yang tidak jauh dari perintah agama,
maka metode ini akan mengajarkan siswa bagaimana hidup ini saling
berkaitan satu sama lain termasuk dunia dan akhirat.
Selain membentuk tematik menjadi pembelajaran yang religius,
guru juga menggunakan metode khusus dengan pendekatan komunikasi
siswa, guru memahami bahasa siswa dalam berkomunikasi, dengan
pendekatan saling memahami bahasa yang digunakan guru akan lebih
mudah mengenal siswa dalam berkomunikasi yang nantinya tugas guru
adalah mengajarkan bagaimana berbicara dengan bahasa yang baik dan
memperbaiki bahasa siswa yang salah akibat terpapar bahasa sosial media
yang tidak benar.
Metode yang digunakan oleh guru dalam mengembangkan etika dan
moral siswa kelas 2 melalui pembelajaran tematik, sudah cocok dengan apa
yang diharapkan oleh kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran dan
hasilnya, sebagaimana tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam
pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal itu juga dibuktikan dengan
hasil pembelajaran siswa, dimana tiga siswa yang telah diwawancara
sebagai perwakilan kelas 2 merasa senang dan mudah menangkap materi
dengan menggunakan metode yang Ibu Munawaroh gunakan dalam
mengajar.

2. Temuan Tentang Implementasi Guru Dalam Mengembangkan


Etika dan Moral Siswa Kelas 2 Melalui Pembelajaran Tematik di
MI Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
a. Guru memberikan contoh etika dan moral dalam bentuk sederhana
sebelum memerintahkan siswa untuk melakukan demikian.
b. Untuk mencegah degradasi moral, guru melakukan pencegahan
dengan cara menasihati dan memberikan pengertian bahwa segala
perbuatan akan selalu mendapatkan balasan.
c. Bahasa menjadi prioritas dalam mengembangkan kecerdasan
komunikasi yang baik sesuai dengan etika dan moral.
d. Berdasarkan wawancara dengan siswa, guru memberikan contoh
kedisiplinan waktu kepada ketika berangkat sekolah.
e. Berdasarkan wawancara dengan siswa, guru menerapkan tanggung
jawabnya sebagai guru dalam mengajar dan memberikan tugas.
Berdasarkan paparan data yang ada di atas, implementasi guru
dalam mengembangkan etika dan moral siswa kelas 2 melalui
pembelajaran tematik, guru akan memberikan contoh etika dan moral
dalam bentuk sederhana sebagai langkah awal untuk siswa menjadikan
guru sebagai suri tauladan dalam berperilaku, tak jarang guru memberikan
suguhan hidup melalui nasihat-nasihat saat pembelajaran untuk merangkul
siswanya tidak mencontoh hal-hal yang tidak benar. Implementasi guru
yang diterapkan pada siswa adalah memberi contoh sebelum diperintah,
anak akan menjadi lebih segan terhadap guru sebagai pemimpin yang
berwibawa, disiplin dan tanggung jawab adalah contoh yang diberikan oleh
guru kepada siswanya, disiplin ini melingkupi ketepatatan waktu, dan
tanggung jawab dalam menjalani profesi sebagai guru, yang nantinya akan
mengajarkan siswa tanggung jawab sebagai pelajar.
Melalui implementasi yang diterapkan oleh guru, siswa menjadi
lebih rajin dan disiplin saat sekolah, sebagaimana hasil wawancara dengan
tiga siswa kelas 2 dimana mereka mengaku tidak pernah merasa waktunya
terbuang sia-sia saat sekolah walaupun guru tidak ada di kelas karena hal
genting yang tida dapat ditinggal, siswa selalu mendapatkan tugas seperti
mengerjakan soal atau sekedar membaca buku, karena guru yang tidak
pernah membiarkan siswanya menganggur saat jam kosong.

3. Temuan Tentang Penilaian Etika dan Moral Siswa Kelas 2 di MI


Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung
a. Ranah afektif menjadi salah satu pertimbangan kelulusan sekolah,
dengan tujuan membentuk siswa yang ber etika dan bermoral.
b. Disiplin belajar menjadi prioritas dalam penilaian etika dan moral
siswa, seperti disiplin waktu dan tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas sekolah.
c. RPP dan unjuk kerja menjadi penilaian terformat dalam menilai
etika dan moral siswa.
d. Guru akan melakukan evaluasi seputar etika dan moral siswa
kepada wali siswa, evaluasi diadakan rutin setiap bulan untuk
meningkatkan kualitas siswa.
e. Kepala sekolah rutin mengadakan rapat dan mengevaluasi kinerja
guru terutama dalam pengawasan etika dan moral seluruh siswa MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir.
f. Kepala sekolah rutin mengadakan upacara bersama dan
mengevaluasi etika dan moral seluruh siswa MI Tarbiyatussibyan
Tanjung Kalidawir.
g. Melalui pengembangan etika dan moral siswa melalui
pembelajaran tematik siswa mampu menerapkan etika dan moral
yang ada di buku tematik kelas 2 dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan paparan data di atas, penilaian etika dan moral siswa


melalui pembelajaran tematik memiliki banyak keunggulan terutama
setelah penilaian dimana guru tidak lepas tanggung jawabnya yang terus
mengevaluasi dan membimbing siswanya menggunakan berbagai metode
evaluasi. Dalam penilaian etika dan moral siswa, guru menggunakan RPP
dan unjuk kerja sebagai penilaian terformat, penilaian ini berdasarkan
kedisiplinan, tingkah laku dan tanggung jawab siswa sebagai pelajar, seperti
disiplin waktu, tingkah laku saat proses pembelajaran dan tanggung
jawabnya dalam mengerjakan tugas.
Evaluasi dalam penilaian siswa bertujuan untuk terus memantau
perkembangan dari hasil pembelajaran yang kemudian akan dikembangkan
dalam bentuk metode yang lebih cocok, terutama dalam mengembangkan
etika dan moral siswa. Evaluasi yang dilakukan menggunakan tiga cara
diantaranya, kepala sekolah rutin mengadakan rapat setiap minggu untuk
mengetahui perkembangan siswa, komunikasi guru dengan wali siswa yang
bertujuan wali siswa mengetahui perkembangan siswa ketika di sekolah dan
di rumah, dan mengevaluasi secara langsung dengan siswa ketika upacara
setiap hari senin dengan menghimbau siswa dalam berperilaku yang sesuai
dengan norma.
Melalui penilaian dan evaluasi yang dilakukan, siswa berhasil
mengimplementasikan apa yang mereka pelajari terutama pada
pembelajaran tematik, berdasarkan hasil wawancara dengan tiga siswa
sebagai perwakilan, dua diantaranya mengimplementasikan tema “Merawat
hewan dan tumbuhan” dan satu mengimplementasikan “Hidup rukun”
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB V
PEMBAHASAN

A. Metode Guru Dalam Mengembangkan Etika dan Moral Siswa Kelas 2


Melalui Pembelajaran Tematik di MI Tarbiyatussibyan Tanjung
Kalidawir Tulungagung

Landasan yuridis yang mendasari pelaksanaan pembelajaran tematik


di sekolah dasar adalah UU SISDIKNAS tahun 2003 dan UU No. 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak
memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya
(pasal 9). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab V Pasal 1-b dinyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap
satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuannya.90

Pelaksanaan pembelajaran tematik ini akan memberi beberapa


manfaat yaitu:

1. dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta


isi mata pelajaran, akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih
materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2. Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna
sebab materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat,
bukan tujuan akhir.
3. Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik akan mendapat
pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
4. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan
konsep akan semakin baik dan meningkat.91

______________
90
Susun Suliharti, Konsistensi Kebijakan Pemerintah dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Tematik di Sekolah, Jurnal Teknologi Pendidikan, Volume 9 Nomor 3, 2007, hal. 223
91
Salimudin, Supervisi Klinis, Alternatif Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas 3 dalam
Pembelajaran Tematik. Jurnal Pendidikan Oktadika, Nomor 3, 2011, hal.36
Guru harus bisa menjelaskan dan menguraikan materi yang
diampunya kepada peserta didik dengan cara yang mudah agar siswa bisa
megerti dengan apa yang dijelaskan guru, oleh sebab itu guru setidaknya
memiliki metode mengajar yang bisa diterima dan dipahami oleh siswanya.

Elihami, membedakan alat pendidikan dari bermacam-macam segi


salah satunya adalah alat pendidikan preventif dan korektif. Alat pendidikan
preventif diartikan sebagai jika maksudnya mencegah anak sebelum ia
berbuat sesuatu yang tidak baik, misalnya pembiasaan perintah, pujian,
ganjaran. Kedua adalah alat pendidikan korektif, jika maksudnya
memperbaiki karena anak telah melanggar ketertiban atau berbuat sesuatu
yang buruk, misalnya celaan, ancaman, hukuman.92

Interaksi serta komunikasi yang terbangun dalam masyarakat selalu


tercerminkan akan moral serta etika para pendidik dalam penerapan
keilmuan yang dimilikinya, begitupun dengan komunikasi orang tua kepada
anak antara lain bertujuan untuk mengarahkan dan mendidik akhlak dalam
kehidupan sehari-hari. Biasanya komunikasi yang berlangsung antara orang
tua dengan anak sesuai dengan tingkatan umur anak. Komunikasi akan
efektif jika diberikan dalam bentuk contoh langsung kepada anak. Dalam
kehidupan Sekolah guru menjadi orang tua yang mengarahkan siswanya
dalam mengajarkan ilmu yang dimilikinya, sehingga tanggung jawab orang
tua di rumah menjadi tanggung jawab guru ketika di sekolah, begitupun
dalam interaksi dan komunikasi antara guru kepada siswa.93

Berdasarkan uraian di atas peneliti menafsirkan temuan-temuan


penelitian dengan menggunakan logika dan teori-teori yang sudah ada,
sebagaimana berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Munawaroh selaku
Guru kelas 2, Bapak Muhson selaku Kepala Sekolah dan beberapa siswa
kelas 2 sebagai perwakilan di MI Tarbiyatussibyan.

______________
92
Syaparuddin, Peranan Pendidikan…, hal. 184
93
Baharuddin, Aspek Moral Dan Etika Dalam Berkomunikasi Antar Manusia, Al-Hikmah
Jurnal Dakwah, Volume 7 Nomor 1, 2013, hal. 40
Menurut Ibu Munawaroh anak-anak lebih banyak menghabiskan
waktunya bermain gadget, sehingga bahasa yang digunakan oleh siswa
terkontaminasi dengan bahasa sosial media yang menurutnya beberapa
tidak baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. MI
Tarbiyatussibyan memiliki metode khusus dalam mengembangkan etika
dan moral siswanya, Menurut Ibu Munawaroh dan Bapak Muhson
kemampuan bahasa komunikasi yang baik menjadi hal mendasar untuk
mendidik siswanya dalam pembentukan etika dan moral. Menurut peneliti
komunikasi menjadi hal mendasar dalam mengembangkan etika dan moral
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bahaddin.

Selain menerapkan komunikasi yang baik, memberikan contoh


sebelum memerintah merupakan metode yang digunakan MI
Tarbiyatussibyan, hal itu dibuktikan berdasarkan hasil wawancara dengan
beberapa siswa kelas 2, sebagaimana dijelaskan guru mengikuti piket kelas
ketika siswa sedang melakukan piket, kedisiplinan waktu dan tanggung
jawab sebagai seorang guru ketika mengajar akan menjadi suri tauladan
bagi siswanya. Menurut peneliti metode bertindak sebelum memerintah
yang diterapkan oleh Ibu Munawaroh merupakan bentuk Pendidikan
preventif, dimana Pendidikan preventif melakukan pencegahan sebelum
siswa melakukan perbuatan menyimpang berdasarkan teori Elihami.

Dalam menerapkan metode Pendidikan korektif dimana korektif


merupakan metode pembenaran ketika siswa melakukan sesuatu hal yang
tidak semestinya, Ibu Munawaroh menggunakan metode menghafal materi
untuk memberi sanksi kepada siswa ketika melakukan sesuatu hal yang
buruk, penggunaan metode menghafalkan materi bertujuan untuk
menghindari kekerasan fisik dan verbal dalam mendidik etika dan moral
siswa.

Metode ceramah Ibu Munawaroh yang ramah sehingga sesuai


dengan anak-anak dan mudah diterima, menjadikan siswa merasa nyaman
ketika proses pembelajaran, materi yang di uaraikan mudah diingat dan
berkesan. Menurut peneliti metode yang digunakan oleh Ibu Munawaroh
sudah sesuai dengan tujuan peran guru sebagai penghantar ilmu
sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Siti Maemunah.

Berdasarkan uraian di atas metode mengajar guru juga sangat


berpengaruh pada peningkatan mutu siswa. Mereka yang mengajar dengan
penuh dinamika dan retorika dan mengajak para siswa merenungi mata
pelajaran yang sedang diberikan, akan memudahkan siswa dalam
menangkap ilmu yang diberikan. Apalagi jika sang guru menyelipkan
berbagai perkembangan pengetahuan baru melalui pengembangan materi
secara religius seperti yang dilakukan MI Tarbiyatussibyan Tanjung
Kalidawir, para siswa akan banyak memperoleh manfaat yang besar. Tetapi,
jika sang guru ketika mengajar hanya dengan duduk di depan kelas sambil
membacakan buku teks yang ia miliki, kemudian siswa diminta untuk
mencatat persis sampai pada titik komanya, ini adalah hal yang sangat patut
disesalkan.

B. Implementasi Guru Dalam Mengembangkan Etika dan Moral Siswa


Kelas 2 Melalui Pembelajaran Tematik di MI Tarbiyatussibyan
Tanjung Kalidawir

Guru merupakan pendidik dan pembimbing siswa ketika di Sekolah,


seorang guru memiliki peranan dan tanggung jawab ketika membimbing
siswanya. Guru harus memiliki kepribadian yang baik untuk dicontoh oleh
semua siswa dan cerminan masyarakat. Guru dituntut untuk menjadi
sempurna yang jauh dari kata keburukan walaupun manusia tak luput dari
kesalahan.

Sebagai pendidik, guru harus membimbing dan menumbuhkan sikap


dewasa dari peserta didik. Guru adalah seorang pendidik formal, ia juga
adalah sebagai tokoh dan panutan bagi para siswaya dan juga bagi orang-
orang atau masyarakat di sekitarnya. Agar menjadi pendidik yang baik maka
seorang guru perlu memiliki standar kepribadian tertentu yang mencakup,
tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.94

Pengembangan etika dan moral sangat penting dilakukan melalui


kedisiplinan dalam bentuk hukuman preventif dan kuratif dengan tujuan
untuk mengontrol kedisiplinan peserta didik dapat menjadi salah satu
strategi untuk proses pendidikan dalam membentuk karakter anak. Melalui
Pendidikan preventif berguna untuk mencegah berbagai pelanggaran
peraturan atau sebagai peringatan yang sepenuhnya muncul dari rasa takut
terhadap ancaman hukuman.95 Usia anak sekolah dasar merupakan usia
permulaan untuk mencari jati diri, sebagai guru yang juga merupakan
pembimbing setidaknya harus mampu memberikan contoh yang patut ditiru
dalam berperilaku, namun pembentukan jati diri tidak hanya melalui guru,
teman dan kakak kelas di sekolah juga merupakan bagian penting dalam
pembentukan jati diri. Oleh sebab itu, guru memiliki tanggung jawab
merangkul siswa-siswanya untuk menjadi pemimpin yang mampu
memberikan contoh berdasarkan etika dan moral, melalui pemberian contoh
sederhana merupakan bentuk langkah awal dalam memberikan pemahaman
kepada siswa sekolah dasar dalam berperilaku.

Guru yang baik adalah guru yang menjalankan tugasnya dengan


baik, guru harus memiliki kepribadian yang disiplin dan tanggung jawabnya
sebagai pendidik. Tanggung jawab seorang guru harus bisa
mempertanggung jawabkan yang ia emban sebagai guru, guru tidak boleh
lepas dari tugasnya seperti membiarkan siswanya tidak belajar ketika di
sekolah walaupun guru sedang berhalangan untuk datang. Kemudian,
disipilin dalam kesehariannya, guru harus selalu menepati janji kepada
siswa atau orang lain. Guru juga harus bisa tertib dan patuh kepada
peraturan dan norma yang ada.96

______________
94
Siti Maemunawati dan Alif, Peran Guru…, hal.3
95
Muhammad Anas Ma’arif, Analisis Strategi Pendidikan Karakter Melalui Hukuman
Preventif, Ta’alum Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6 Nomor 1, 2018, hal.51
96
Siti Maemunawati dan Alif, Peran Guru…, hal.10
Menurut peneliti, guru di MI Tarbiyatussibyan memiliki kepribadian
yang patut dijadikan suri tauladan bagi siswa dan lingkungan masyarakat,
hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Munawaroh selaku
guru dan beberapa siswa kelas 2, dimana Ibu Munawaroh tidak pernah
membiarkan siswanya hanya menganggur dan bermain ketika Ibu
Munawaroh sedang berhalangan untuk datang ke sekolah. Begitupun
dengan penerapan disiplin, dimana Ibu Munawaroh selalu datang tepat
waktu ketika mengajar bahkan mengikuti piket kelas bersama para
siswanya.

Guru harus bisa mengembangkan pemikiran dan pegetahuan mereka


kearah yang lebih baik. Membangun etika dan moral siswa agar mereka
dapat tumbuh dan berguna dimasa depan. Menjadi pendidik yang baik
memang tidak akan mudah, tapi dengan pembiasaan yang baik dan
dilakukan dengan hati yang iklas maka kita akan bisa belajar untuk menjadi
pendidik yang baik untuk penerus bangsa.

C. Penilaian Etika dan Moral Siswa Kelas 2 yang Dilakukan Oleh Guru di
MI Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung

Kurikulum 2013 sendiri, didalamnya sudah dijelaskan tentang


standar penialain yang mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik yang harus ada pada tiap indikator semua mata pelajaran. Tiga
ranah tersebut jelas harus dilaksanakan oleh guru, karena dalam pembuatan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kompetensi inti dan kompetensi
dasar harus mengandung tiga penilaian tersebut.97

Penilaian afektif berarti berkenaan dengan menilai sikap dan


perubahan yang terjadi pada tingkah laku peserta didik selama
pembelajaran. Sikap berhubungan dengan tindakan seseorang dalam
merespon objek. Berarti objek yang direspon peserta didik itu adalah materi

______________
97
Ninit Indah Sari, Skripsi: Penilaian Afektif Dan Psikomotorik Dalam Pembelajaran
Sejarah Di Sma Negeri Se Kabupaten Kendal (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2016), hal.
9
pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru. Tindakan seseorang atau respon
tersebut dapat dibentuk, sehingga nantinya akan terjadi perilaku yang
diinginkan. Terutama setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik
diharapkan memiliki perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik sesuai
dengan tujuan pembelajaran.98

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang harus dilaksanakan


berdasarkan kegiatan anak yang dapat di amati misalnya membaca doa,
surah-surah pendek, bernyanyi bersama dan berolahraga. Penilaian unjuk
kerja dapat memantau pencapaian kompetensi dan indikator yang
mengharuskan anak untuk melakukan tugas tertentu dan merupakan salah
satu alternativ yang dapat kita berikan pada anak dengan mengamati
langsung pekerjaan maupun tugas yang berkaitan dengan praktik shalat,
wudhu, bermain peran, bernyanyi, bercerita dll.99

Secara periodeik MI Tarbiyatussibyan melakukan evaluasi terhadap


keberhasilan dan kendala dalam mengembangkan etika dan moral siswa
yang ada kemudian ditindak lanjuti untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik. Proses evaluasi dilakukan dengan tiga cara, yang dimana setiap cara
memiliki target evaluasiyang berbeda-beda, diantaranya:

1. Proses evaluasi dengan orangtua siswa, evaluasi dengan orangtua siswa


dilakukan dengan tujuan memaksimalkan peran orangtua sebagai
pendidik siwa di rumah dan melibatkan orangtua dalam
mengembangkan etika dan moral siswa.
2. Proses evaluasi dengan para guru di sekolah, kepala sekolah setiap
minggunyarutin mengadakan evaluasi dengan para guru, untuk
memaksimalkan kinerja guru sebagai pendidik di sekolah. Evaluasi
bertujuan untuk mengetahui guru dalam mengenal seluk beluk perilaku
dan akademik siswanya.

______________
98
Ibid., hal. 28
99
Darmiyati, Penilaian Unjuk Kerja Dalam Pengembangan Agama Dan Moral Anak Usia
Dini, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Volume 10 Nomor 1, 2020, hal. 77
3. Proses evaluasi dengan siswa secara langsung, evaluasi ini dilakukan
ketika upacara ketika hari senin, proses evaluasi ini bertujan untuk
memberi pengarahan kepada siswa secara langsung.

Hasil evaluasi terhadap siswa mencakup akademik, etika, moral


siswa, tingkat kreatifitas guru serta peningkatan prestasi belajar maupun
lulusan. Hasil wawancara penelitian menunjukkan pembelajaran tematik
cukup memberi pengaruh terhadap pengembangan etika dan moral siswa.
Hasil pembelajaran dengan menggunakan metode tematik ditemukan bahwa
secara kognitif siswa telah memperoleh kemajuan dalam hasil pembelajaran
berdasarkan wawancara dengan para siswa yang mengimplementasi materi
tematik dalam kehidupan sehari-hari.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan secara empiris maupun teoritis dari hasil


penelitian di MI Tarbiyatussibyan tentang peran guru dalam
mengembangkan etika dan moral siswa kelas 2 melalui pembelajaran
tematik, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Metode Guru Dalam Mengembangkan Etika dan Moral Siswa Kelas 2
Melalui Pembelajaran Tematik di MI Tarbiyatussibyan Tanjung
Kalidawir Tulungagung, yaitu: pertama, menjadikan mata pelajaran
PPKN dan IPS yang ada di tematik sebagai pedoman Pendidikan etika
dan moral yang nantinya mata pelajaran PPKN dan IPS akan dibentuk
menjadi pembelajaran religius dengan cara mengaitkanya dengan
pembelajaran agama. Kedua, MI Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir
Tulungagung memiliki metode khusus yang memfokuskan pada tata
cara berkomunikasi yang baik melalui pembenaran kosa kata yang
sudah tercampur dengan bahasa sosial media yang tidak benar. Ketiga,
guru menggunakan metode Pendidikan preventif untuk melalukan
pencegahan hal-hal yang tidak sesuai dengan etika dan moral dengan
cara memberikan contoh sebelum memerintah siswa dan menggunakan
metode Pendidikan korektif yaitu dengan cara memberikan sanksi tanpa
kekerasan fisik dan verbal, dengan cara memberikan sanksi berupa
menghafal atau membaca materi pelajaran. Keempat, guru
menggunakan metode yang menyenangkan saat pembelajaran sehingga
membuat siswa merasa nyaman saat belajar.
2. Implementasi Guru Dalam Mengembangkan Etika dan Moral Siswa
Kelas 2 Melalui Pembelajaran Tematik di MI Tarbiyatussibyan Tanjung
Kalidawir Tulungagung, yaitu: pertama, guru memberikan contoh
tindakan sebelum memerintah siswa seperti turut melakukan kegiatan
piket kelas. Kedua, guru menerapkan kepribadian disiplin dan tanggung
jawab sesuai dengan peranya sebagai pendidik. Ketiga, guru turut
menerapkan penggunaan bahasa komunikasi yang baik di era digital.
Keempat, guru memberikan prinsip kepada siswa bahwa segala
perbuatan akan mendapatkan balasan yang setimpal.
3. Penilaian Etika dan Moral Siswa Kelas 2 yang Dilakukan Oleh Guru di
MI Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung, yaitu: pertama,
disiplin dan tanggung jawab menjadi prioritas guru dalam menilai etika
dan moral siswa. Kedua, menggunakan RPP dan unjuk kerja sebagai
format penilaian etika dan moral siswa yang nantinya akan digunakan
sebagai pertimbangan kelulusan siswa. Ketiga, setelah melakukan
penilaiain, sekolah akan melakukan evaluasi menggunakan tiga cara
yakni evaluasi antar guru, evaluasi guru dengan wali siswa, evaluasi
dengan siswa.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tentang peran guru dalam mengembangkan


etika dan moral siswa kelas 2 melalui pembelajaran tematik di MI
Tarbiyatussibyan Tanjung Kalidawir Tulungagung, dapat diajukan saran
sebagai berikut:

1. Bagi lembaga
Sebaiknya pihak sekolah dapat merancang metode dalam
mengembangkan etika dan moral siswa lebih terinci dan terencana,
untuk memaksimalkan proses dan hasil pendidikan ranah afektif.
2. Bagi pendidik
Sebaiknya guru lebih kreatif dan inovatif dalam usaha pendekatan
kepada siswa untuk lebih memaksimalkan sebagai cerminan pendidik
terutama berupa etika dan moral siswa yang dapat dicontoh siswa.
3. Bagi siswa
Siswa diharapkan dapat mengambil kesimpulan dari setiap perilaku baik
dari guru dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa
juga diharapkan mengikuti setiap kegiatan keagamaan yang diadakan
oleh sekolah agar dapat menambah pengalaman dalam berakhlak dan
tetap menjaga sikap yang baik sesuai dengan etika dan moral.
4. Bagi pembaca
Diaharpkan pembaca mampu memahami peran guru, terutama dalam
mengembangkan etika dan moral siswa serta menambah ilmu
pengetahuan baru, agar bisa mengembangkan pemikiran dan sebagai
bahan referensi tambahan.
5. Bagi peneliti
Diharapkan bagi peneliti lain dapat menemukan hal baru tentang peran
guru terutama dalam mengembangkan etika dan moral siswa yang dapat
diterapkan melalui pembelajaran tematik, sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan tentang peran guru dalam mengembangkan
etika dan moral siswa.

Anda mungkin juga menyukai