Anda di halaman 1dari 9

Ujian Mid Semester Pastoral Lintas Budaya

Nama: Reynaldi Kukihi

NIM: 20210211018

Mata Kuliah: Pastoral Lintas Budaya

Dosen: Pdt. Dr. Denny Najoan, S.Th, M.Si

VERBATIM
I. PENDAHULUAN
(semua nama yang ada di verbatim ini telah disamarkan)
A. Data Konseli
Nama : Mario
Umur : 16 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Tempat : Rumah Konseli

B. Deskripsi
Konseli tinggal Kota M, kecamatan M, kelurahan B. Konseli adalah seorang pelajar
Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 1 SMA di Kota M. Konseli merupakan seorang remaja
yang ceria serta memiliki banyak teman entah itu di sekolah ataupun di gereja. Konseli
adalah anak tunggal dari pasangan suami istri. Ayah konseli bekerja sebagai kepala
lingkungan, dan ibu konseli bekerja sebagai ASN di Kota M.
Selama konseli tinggal bersama orangtuanya, ia diperlakukan dengan manja karena
faktor ekonomi yang terbilang mampu, namun kedua orangtuanya sibuk dalam pekerjaan
mereka masing-masing yang membuat konseli tinggal di rumah sendiri dan dengan
handphonenya, konseli menghibur diri dengan game yang pada akhirnya ketika bosan,
konseli membuka situs-situs yang berisikan konten pornografi yang akhirnya memancing
nafsu dalam diri konseli dan melakukan praktek masturbasi.

II. OBSERVASI
Percakapan ini awalnya dimulai dari saat konselor pulang ke rumah di kota M,
kecamatan M, kelurahan B pada hari Rabu 9 November 2022 jam 14:30. Awalnya konselor
sudah memantau aktifitas konseli yang mulai jarang ke tempat ibadah dan juga ada laporan
dari rekan-rekan tim kerja remaja yang mengatakan bahwa konseli sudah jarang mengikuti
ibadah dari jauh sebelum masa covid-19. Di rumah konselor, rekan-rekan tim kerja remaja
konselor meminta konselor untuk berbicara dengan konseli, pada besok harinya Kamis, 10
November 2022 mengenai ada masalah apa yang mengganggu aktivitas konseli.
Pada keesokan harinya, 10 November 2022 keadaan rumah konseli hanya ayah
konseli yang sedang berada diluar rumah atau kantor. Tepat jam 17:30, konseli menyambut
kedatangan konselor dan mulai bercakap-cakap sedikit demi sedikit di kursi dengan konselor.

III. PERCAKAPAN
Keterangan :
-Ko (Konselor)
-Ki 1 (Konseli)
-Ki 2 (Ibu konseli)
1. Ko : Syalom selamat sore.
Ki 1: Eh syalom selamat sore kak. (sambil tersenyum)
2. Ko : Bisa ini mau masuk? Hehe.
Ki 1: Oh boleh-boleh kak, duduk dulu duduk.
3. Ko : Ohiya dek, mana mama dek?
Ki 1: Oh mama lagi di dapur lagi masak(sambil tersenyum malu-malu)
4. Ko : Terus, papa lagi di mana sekarang?
Ki 1: Oh papa lagi kerja ya kak seperti biasa hehe(sambil tersenyum)
5. Ko : Oh, tapi betulkan tidak mengganggu ini? Jangan-jangan lagi ada kesibukan lain
ini haha(sambil tertawa)
Ki 1: Oh enggak kak, emang lagi tidak melakukan apa-apa ini hehe (sambil tersenyum)
6. Ko : Haha okelah mantap. Btw kak dengar katanya kamu udah jarang ke ibadah ya?
Kenapa dek?
Ki 1: yah.. enggak kak, mungkin karena keseringan bermain game dalam handphone kak
hehe (sambil tersenyum malu)
7. Ko : Masa sih dek? Hehe. Kak liat temen-temen lain juga hobi main game malahan
sampai tengah malam tapi tetap rajin ke ibadah dek (tersenyum sambil memegang pundak
ki1)
Ki 1 : Iya kak, main game biasanya sampai lupa waktu sampai kelelahan sehingga menjadi
malas untuk ke ibadah kak hehe (tertunduk sambil tersenyum malu)
8. Ko : (tertawa dan tetap mendengarkan)
Ki 1 : Dan juga kak, saya juga ingin mencapai top global di game ML makanya main sampai
kelelahan haha. Kak tau kan game ML? (sambil tertawa)
9. Ko : Ohiya dong kak tau juga, dulunya pernah main ML haha (sambil tertawa)
Ki 1 : (tetap mendengarkan)
10. Ko : Terus sekolahnya bagaimana dek?
Ki 1 : Oh sekolah aman-aman kak. Sekarang memang lagi belajar lewat online, jadi biar tidak
mandi tidak apa-apa. Atau walaupun pakai atasan seragam, bawahnya celana tidur haha.
(sambil tertawa)
11. Ko : Ohiya haha. Terus sekarang sudah kelas berapa dek?
Ki 1 : Kelas 2 SMA kak sekarang (sambil tersenyum)
12. Ko : Wih berarti 2 tahun lagi lulus SMA terus masuk kuliah ya, mantap deh. Terus
sudah ada pemikiran buat kuliah dimana dek?(sambil tersenyum)
Ki 1 : Oh kalau itu belum tau kak, masih kejauhan kayaknya, belum kepikiran. Tapi
kayaknya suka jadi polisi hehe(sambil tersenyum)
13. Ko : Wih keren, berarti dari sekarang udah mulai latihan-latihan fisik kayak push up,
sit up, pull up haha (sambil tertawa)
Ki 1 : Haha iya kak. Tapi nanti saja kalau sudah lulus sekolah, baru mulai bentuk fisiknya
kak. (sambil tertawa)
14. Ko : Terus kalau ibadah terakhir kapan dek?
Ki 1 : Sudah lupa kak hehe. Tapi yang aku tau kak terakhir ibadah dekat rumah, tapi di hari
itu aku lupa, ingatnya nanti pas dengar lagu puji-pujian dari tempat ibadah (tertawa malu)
15. Ko : Waduh, memang lupa atau sengaja ini gak pergi ke ibadah? Haha (sambil
tertawa)
Ki 1 : Haha memang lupa kak, ditambah lagi karena ada main game kak, nanti kaget pas
dengar suara puji-pujian dari tempat ibadah (sambil tertawa malu)
16. Ko : Keasikan bermain berarti ya dek? (sambil tersenyum)
Ki 1 : Haha iya kak, lagi mengejar top global kak (sambil tertawa malu)
17. Ko : Kak piker juga jangan-jangan sudah punya pacar trus lagi videocall sampai lupa
waktu kalau ada ibadah haha (sambil tertawa)
Ki 1 : Nggak kak, memang cuma bermain game saja kak (tersenyum malu)
18. Ko : Atau sudah ada yang kamu suka ya? Haha (sambil tertawa)
Ki 1 : Hehe jangan begitu kak, malu ada mama di dapur, malu kalo di dengar (tertunduk
sambil tersenyum malu)
19. Ko : (tetap mendengarkan)
Ki 1 : Eh kak mau minum apa? maaf dari tadi sudah berbicara tapi belum diberi minum haha
(tertawa dan berdiri dari kursi)
20. Ko : Lah haha tak apa-apa dek. Repot-repot juga bikin minum, air putih saja tak apa-
apa. (sambil tertawa)
Ki 1 : Tidak merepotkan kak haha (sambil tertawa dan berjalan ke dapur)
(menjelang beberapa menit menunggu, ibu dari ki1 datang (ki 2))
21. Ko : Eh tante halo hehe (sambil tersenyum)
Ki 2 : Aduh ada bapak pendeta (sambil tersenyum)
22. Ko : Haha bisa aja tante ini (sambil tertawa)
Ki 2 : Mario, bikin minuman ini si bapak pendeta (sambil berjalan ke dapur)
23. Ki 1 : Ini kak teh gulanya (sambil meletakkan minuman di meja)
Ki 2 : Itu ya Enal, kamu minum ini
24. Ko : Aduh makasih banyak ya Mario, tante. Mari sama-sama minum hehe (sambil
minum)
Ki 2 : Sudah nal, tante mau keluar dulu ini mau belanja buat kebutuhan di rumah ya. (sambil
tersenyum)
25. Ko : Oh iya tante siap (sambil tersenyum)
Ki 2 : Kamu sama Mario ya di rumah dulu ngobrol-ngobrol, tante pamit ya. Kamu Mario jaga
rumah ya. (mengambil sandal sambil berjalan keluar)
26. Ko: Iya tante, hati-hati ya. (sambil tersenyum)
Ki 1 : Iya ma, hati-hati ya. (sambil berdiri)
(ki 1 megantar ki 2 keluar rumah dan selang beberapa menit ki 1 kembali duduk bersama ko)
27. Ko : Sudah dek? Mama sudah keluar?
Ki 1 : Iya kak mama sudah keluar, kira-kira lama sih kak (sambil tersenyum)
28. Ko : Oh iya dek, namanya juga sibuk buat cari kebutuhan dalam rumah kan hehe
(sambil tertawa)
Ki 1 : Hehe iya kak. Tapi kak aku mau jujur sesuatu tapi malu hehe (tersenym sambil
tertunduk)
29. Ko : Eh malu kenapa dek (menatap wajah ki1 dengan serius)
Ki 1 : (masih tersenyum malu sambil tertunduk)
30. Ko : Hehe, nggak apa-apa dek bicara aja kalau mau bilang sesuatu. Kayaknya ini
masalah yang berhubungan dengan ibadah ya? (menatap ki1 sambil tersenyum)
Ki 1 : Ya..begitulah kak hahaha (sambil tertawa lepas)
31. Ko : Haha cerita saja dek, nggak apa-apa kak pasti denger lah (tersenyum sambil
memegang pundak ki1)
Ki 1 : (tersenyum malu dan menunduk kembali)
32. Ko : Tapi nggak apa-apa dek, kalau masih malu atau kenapa, senyamannya saja
bossku haha (tertawa sambil bercanda)
Ki 2 : Haha nggak kak, jadi gimana ya hahaha (sambil tertawa lepas)
33. Ko : Eh minum dulu, sudah mau kering ini tenggorokan haha (bercanda sambil
meminum teh)
Ki 1 : Eh haha minum dulu kak (tertawa lalu mengambil minuman di meja)
34. Ko : Kamu yang bikin ya ini minuman? Sedap ini mah hahaha (sambil tertawa)
Ki 1 : Ohiya kak jelas haha (sambil tertawa)
(Sementara ko dan ki1 minum, ki1 terlihat gelisah sambil senyum-senyum)
35. Ko : Kenapa dek? Hehe (sambil tersenyum)
Ki 1 : Kepikiran kak hehe (tersenyum sambil tertunduk)
36. Ko : (tetap mendengarkan)
Ki 1 : Jadi kak sebenarnya aku sering melakukan masturbasi hehe (tertunduk sambil
tersenyum malu)
37. Ko : (tetap mendengarkan sambil tersenyum)
Ki 1 : Malu jadinya kak aku hehe (tersenyum malu sambil tertunduk)
38. Ko : Nggak apa-apa dek, tidak usah malu hehe (tersenyum sambil memegang pundak
ki1)
Ki 1 : Hehe iya kak, jadi sebenarnya itu yang jadi masalah buat aku (sambil tersenyum)
39. Ko : (tetap mendengarkan)
Ki 1 : Itu juga kak yang membuat aku malas pergi ke ibadah (tersenyum sambil tunduk)
40. Ko : Nah dari sini ketahuan ternyata kamu bukan cuma karena game hehe (tersenyum
sambil memegang pundak ki1)
Ki 1 : Hehe iya kak, malu sebenarnya mau bilang, ditambah lagi tadi masih ada mama di
rumah (tetap menunduk sambil tersenyum)
41. Ko : (tetap mendengarkan)
Ki 1 : Jadi itu sih kak yang jadi masalah utama kenapa saya mulai jarang ke ibadah.
Sebenarnya sudah dari lama kak saya melakukan ini. (menatap wajah ko sambil tersenyum
tipis)
42. Ko : Terus dek?
Ki 1 : Ini kak karena keseringan menonton video porno, jadinya di pikiran saya tentang selalu
ingin melakukan itu kak.
43. Ko : (tetap mendengarkan)
Ki 1 : Saya juga kak melakukan ini sejak SMP kelas 2.
44. Ko : Ohh.. (sedikit terkejut)
Ki 1 : Iya kak, terus lagi di karenakan teman-teman waktu itu (tertunduk)
45. Ko : Oh jadi karena teman-teman ya? Memangnya apa yang mereka buat sama kamu
dek?
Ki 1 : Misalnya kak dalam kelas mereka berbicara mengenai hal itu. Aku awalnya tidak tau
kan kak, terus karena penasaran, aku tanyakan hal itu pada teman.
46. Ko : Waduh berarti memang penasaran waktu itu ya dek hehe (sambil tersenyum)
Ki 1 : Iya kak, lalu di bilang teman-teman apa itu masturbasi terus mereka menyuruh aku
coba kamu lakukan dan katanya membuat penis besar haha (tertawa malu)
47. Ko : Astaga haha (sambil tertawa)
Ki 1 : Terus kak, karena penasaran akhirnya mulai coba-coba. Namun awalnya rasanya biasa
saja, terus aku bilang sama teman-teman, kata mereka biar enak aku harus dipancing dengan
video porno atau berpikir kalau aku lagi melakukan hal yang sama di adegan video porno.
48. Ko : (tetap mendengarkan)
Ki 1 : Ada juga kak seringkali karena melihat celana dalam teman wanita sekelas haha
(sambil tertawa)
49. Ko : Waduh dek haha (sambil tertawa)
Ki 1 : Dari situ kak masturbasi menjadi candu bagi aku. (tertunduk)
50. Ko : Terus dampaknya berarti bukan cuma sampai di ibadah kan? Tapi aktifitas lain
juga?
Ki 1 : Iya kak, bahkan saat mau ke ibadah, sering liat teman-teman wanita yang pake rok
agak pendek ataupun yang terlalu pendek. Akhirnya pas pulang ke rumah langsung terbayang
dan melakukan masturbasi kak. Dan juga kak dulunya saya ikut sebuah sanggar pemain
music yaitu biola, tapi karena sering melakukan masturbasi, badan seperti rasa lemas,
kelelahan, akhirnya malas pergi untuk latihan biola dan akhirnya berhenti kak.
51. Ko : Oh jadi itu dek yang membuat kamu terhambat di aktifitas-aktifitas. Sudah
menjadi kecanduan itu berarti kamu dek.
Ki 1 : Iya kak, jadi merasa berdosa juga dan menyesal setelah melakukan itu. Tapi tetap saja
aku melakukannya berulang-ulang hehe (menatap ko sambil tersenyum)
52. Ko : Oh seperti itu ya, apalagi akhir-akhir ini sudah di rumah terus kan, sebelumnya
saja sering melakukan itu, apalagi masa sekarang yang ada covid-19 sudah sering di rumah,
keinginan melakukan itu pasti besar ya kan dek (sambil tersenyum)
Ki 1 : Hehe iya kak, makanya aku bingung kak mau lakukan apa biar bisa lepas dari
kecanduan masturbasi.
53. Ko : Memang wajar dek kamu merasa dorongan seksual, apalagi ada dorongan rasa
ingin tahu kan karena memang umur seperti kamu lagi dalam fasenya dek. (sambil
tersenyum)
Ki 1 : Iya kak. Tapi menurut kak bagaimana supaya aku bisa lepas dari kecanduan ini kak?
54. Ko : Lebih baik kamu dek mencari kegiatan-kegiatan positif. Misalnya belajar, baca
Alkitab dan pastinya Mario ada PR dari sekolah, usahakan langsung dibuat. Pokoknya
usahakan alihkan itu pikiran dari hal-hal negatif.
Ki 1 : Suka sih kak tapi jujur aku orangnya malas hehe. (sambil tersenyum)
55. Ko : Nah justru itu Mario harus lawan, ingin membuat orangtua bangga kan dek?
(sambil tersenyum)
Ki 1 : Hehe iya kak, sangat suka (sambil tersenyum)
56. Ko : Memang namanya kecanduan itu susah dek buat lepas dari itu, tapi kak yakin
kamu bisa dek kak percaya. Kak lihat di remaja juga Mario anak yang rajin-rajin dan kak
baru tahu kamu anak bertalenta bisa bermain biola, nanti latihan-latihan ulang biola supaya
semakin jago dan kak baru ingat kalau memang niat masuk angkatan nanti, coba latihan-
latihan di rumah isi waktu kosong iya kan? hehe kak yakin Mario pasti bisa kontrol pikiran
supaya tidak memikirkan hal-hal negatif (sambil tersenyum)
Ki 1 : Iya kak, makasih banyak yah kak, sudah bingung mau bilang apalagi hehe (sambil
tersenyum)
57. Ko : Sama-sama dek, nanti kalau Mario suka bicara atau mengeluh tentang apapun
trus suka bercerita, cerita saja lewat WA, atau telepon, kak kalau ada waktu pasti kak layani
dek. (sambil tersenyum)
Ki 1 : Ohiya kak makasih ya sekali lagi, makasih sudah mau dengar keluhan dari aku kak,
sangat membantu kak. Nanti pasti hubungi ke kak kalau saya mau cerita apa-apa (sambil
tersenyum)
58. Ko : Okedeh dek mantap hehe (tersenyum sambil memegang pundak ki1)
Ki 1 : Eh kak habisin dulu minumannya kak.
(setelah beberapa menit minum bersama ki1, ko bersiap pulang)
59. Ko : Terima kasih dek sudah terima kak di rumah, sudah boleh bicara sama kamu dan
sudah kasih minuman enak haha (sambil tertawa)
Ki 1 : Haha iya kak santai, justru aku berterima kasih sama kak karena sudah mendengarkan
cerita saya. (sambil tersenyum)
60. Ko : Kak permisi dulu ya, sudah malam ini, ingat ya tadi kita sudah bicara apa dek,
kak yakin kamu bisa (sambil tersenyum)
Ki 1 : Iya kak, sekali lagi makasih banyak kak. Mari kak aku antar ke depan.
61. Ko : Ohiya dek, permisi ya syalom.
Ki 1 : Hati-hati kak, syalom.
(ko pulang dengan motor dan ki1 masuk kembali ke dalam rumah)

IV. ANALISIS
-Fisik
Konseli adalah seorang anak laki-laki yang berbadan kurus, memiliki kulit cokelat
dan memiliki rambut warna hitam tipis. Selama percakapan, konseli menggunakan kaos
berwarna hitam polos dan memakai celana pendek berwarna abu-abu. Kondisi fisik konseli
selama percakapan sangat sehat.
-Psikologis
Selama percakapan berlangsung, terlihat konseli awalnya malu-malu atau belum
terbuka. Bahkan pada awalnya dimulainya percakapan dengan konseli, konseli baru diketahui
penyebab terganggunya aktifitas karena game dalam handphone. Pada pertengahan
percakapan, konseli mulai terbuka akan masalah yang selanjutnya mengenai apa yang
menjadi masalah yang mengganggu aktifitasnya.
-Sosial
Konseli dikenal sebagai anak yang rajin dan aktif seperti di sekolah. Mempunyai
banyak teman, biasanya disebut sebagai teman mabar atau main bersama untuk game, baik di
lingkungan rumah, sekolah, ataupun teman satu sanggar biola.
-Ekonomis
Dilihat dari kehidupan ekonomi, keluarga konseli termasuk dalam keluarga ekonomi
menengah karena melihat dari kedua orangtua yang memiliki pekerjaan masing-masing yang
memiliki penghasilan yang cukup, apalagi ibu konseli bekerja sebagai ASN, ayah konseli
bekerja sebagai kepala lingkungan, sehingga apa yang menjadi kebutuhan keluarga mereka
dapat terpenuhi.
-Spiritual
Konseli awalnya rajin dalam kegiatan ibadah dan kegiatan lainnya seperti di sekolah. Bahkan
konseli besar di keluarga yang takut akan Tuhan dan ayah dari konseli adalah seorang
Penatua di Gereja. Tetapi, karena pengaruh handphone yang di dalamnya mengandung
konten pornografi, membuat konseli terkikis dalam hal kerohaniannya, khususnya dalam
dalam ibadah.
-Teologis
Dalam percakapan bersama konseli, konselor melihat bahwa bagaimana konseli lebih
menyadari bagaimana untuk lebih memahami status sebagai anak remaja. Status sebagai anak
remaja yang memliki banyak kesempatan dalam masanya yang di berikan Tuhan seperti
talenta atau dalam bentuk apapun itu yang harus dikembangkan dan melakukan berbagai hal
yang positif.
V. EVALUASI MENYELURUH
Dari hasil percakapan yang di lakukan konselor bersama konseli, dapat dinyatakan
berhasil karena konseli mendengar apa yang konselor katakan dan berusaha melakukan apa
yang harusnya ia lakukan. Sesuai informasi lanjutan yang dilaporkan konseli sendiri,
perkembangan sampai pada 1 minggu sesudah percakapan, konseli sudah mulai melakukan
apa yang dibicarakan waktu percakapan sebelumnya. Misalnya di rumah konseli mulai
melakukan aktifitas positif seperti olahraga serta menajamkan skill bermain biolanya.
Namun, perkembangan dari konseli bagaimanapun harus tetap diperhatikan. Metode
pendekatan yang dilakukan konselor adalah metode pendekatan eklektik, yaitu perpaduan
dari berbagai macam pendekatan yang dikuasai oleh konselor.

Anda mungkin juga menyukai