Anda di halaman 1dari 3

mampu.

Jangankan untuk berzakat, sekadar


mencukupi kebutuhan hidupnya saja mereka
Dari ibadah yang fardhu, jauhi maksiat,
tambah dengan ibadah-ibadah yang sunnah, tidak mampu maka Islam tidak
membebankan zakat ini kepada mereka.
shalat tarawih, qiyamul lail, baca Al-Qur’an,
Sebaliknya, merekalah yang berhak
dzikir, do’a yang diajarkan oleh Nabi menerima zakat. 
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada ‘Aisyah
Radhiyallahu ‘Anha: Siapa saja yang berhak menerima zakat?

َ َّ‫اللَّـهُـ َّم إن‬


‫ك َعفُ ٌّو تُـ ِحبُّ ال َع ْف َو فَاعْفُ َعنِّي‬ 1. Fakir Fakir adalah orang-orang yang
memiliki harta namun sangat sedikit. Orang-
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang orang ini tidak memiliki penghasilan
Maha Pemaaf dan Pemurah maka sehingga jarang bisa memenuhi kebutuhan
maafkanlah diriku.” (HR. Ahmad 25384, At- sehari-hari dengan baik. 
Turmudzi 3513, Ibn Majah 3850, An-Nasai
2. Miskin Orang yang masuk dalam
dalam Amal Al-yaum wa lailah, dan Al- golongan miskin adalah mereka yang
Baihaqi dalam Syua’bul Iman 3426. Hadis memiliki harta namun juga sangat sedikit.
ini dinilai shahih oleh Al-Albani) Penghasilannya sehari-hari hanya cukup
untuk memenuhi makan, minum dan tak
IDXChannel – Ada beberapa golongan lebih dari itu. 
orang yang berhak menerima zakat atau
disebut mustahik. Hal ini sesuai dengan 3. Amil Amil adalah mereka yang mengurus
firman Allah SWT dalam Alquran Surat At zakat mulai dari penerimaan zakat hingga
Taubah Ayat 60: menyalurkannya kepada orang yang
membutuhkan. 
‫ـســ اـ ِكـ يـ ِنـ َوـ اـ ْلـ َعـــ اـ ِمـ لِـيـ َـنـ َعـ لَـ ْيـ هَـــاـ‬
‫تـ لِـ ْلـ فُـقَـــ َرـ اـ ِءـ َـوـاـ ْلـ َمـ َـ‬
‫ـصــ َدـ قَـاـ ُـ‬ َّ ‫ِإ نـَّ َمـــ اـ اـل‬
‫ســـ بِـيـ ِلـ هَّللا ِـ‬ ‫بـ َوـ اـ ْلـ َغـ اـ ِرـ ِمـ يـ َـنـ َوـ فِـ يـ َـ‬ ِ ‫ـ‬ ‫ا‬ َ
‫ـ‬ ‫ق‬ ‫ـ‬
‫ر‬
ِّ ‫ـ‬
‫ل‬ ‫ـ‬
‫ا‬ ‫ـ‬
‫ي‬ ‫ـ‬ ‫ف‬ ‫ـ‬‫و‬
ِ َ ْ ‫ـ‬
‫م‬ ‫ـ‬
ُ ‫ه‬ ‫ـ‬
ُ ‫ب‬ ‫ـ‬
‫و‬ ُ
‫ـ‬ ‫ل‬ ُ
‫ـ‬ ‫ق‬ ‫َوـ اـ ْلـ ُمــَؤ لـَّفَـ ِةـ‬ 4. Mualaf Mualaf adalah orang yang baru
‫هَّللا‬ ‫هَّللا‬
‫ضـ ةـ ِمـ َـنـ ِـ ۗـ َوـ ُـ َعـ لِـيـ ٌمـ َحـ ِكـ يـ ٌمـ‬ ً َ
َ ‫َوـ اـ ْبـ ِـنـ اـلـسـَّ بِـيـ ِلـ ۖـ فـ ِرـ يـ‬ masuk Islam. Alasan mengapa mualaf masuk
BACA JUGA: dalam golongan orang yang berhak
Ini Tujuan Mengeluarkan Zakat Fitrah menerima zakat adalah agar orang-orang
semakin mantap meyakini Islam sebagai
Artinya: “Sesungguhnya zakat itu hanyalah agamanya, Allah sebagai tuhan, dan
untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil Muhammad sebagai rasul-Nya. 
zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf),
untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk 5. Riqab/Memerdekakan Budak Pada
(membebaskan) orang yang berutang, untuk zaman dahulu, banyak orang menjadi budak.
jalan Allah dan untuk orang yang sedang Zakat ini digunakan untuk membayar dan
dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari menebus para budak dari tuannya agar
Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha mereka dimerdekakan. Tak hanya itu,
Bijaksana.” mereka yang memerdekakan budak juga
berhak menerima zakat.
Oleh karena itu, jelas tertera dalam ayat
tersebut bahwa ada sejumlah golongan orang 6. Gharim (Orang yang Memiliki Hutang)
yang berhak menerima zakat. Siapa saja? Gharim adalah orang-orang yang memiliki
IDXChannel merangkumnya sebagai utang. Mereka berhak menerima zakat Akan
berikut.  tetapi, bagi orang yang berhutang untuk
kepentingan maksiat dan untuk memulai
Enam Niat Zakat Fitrah yang Wajib Anda bisnis lalu bangkrut, hak mereka untuk
Pahami mendapat zakat akan gugur. 

Delapan Golongan Orang yang Berhak 7. Fi Sabilillah Sabilillah adalah mereka


Menerima Zakat yang melakukan segala sesuatu di jalan
Allah dan untuk kepentingan di jalan Allah.
Dalam Islam, perintah membayar zakat Mereka berhak menerima zakat.
merupakan wajib bagi setiap umat Muslim
yang memiliki kemampuan untuk memenuhi 8. Ibnu Sabil Ibnu Sabil adalah sebutan
kebutuhan hidupnya dengan layak dan untuk musafir atau orang yang melakukan
mampu menunaikan zakat. Perintah ini tidak perjalanan jauh termasuk pekerja dan pelajar
dibebankan kepada mereka yang tidak di tanah perantauan. 
Orang tidur sama dengan mati, maka lawan katanya
adalah menghidupkan. Rasulullah menghidupkan
malam dengan terjaga, beribadah, tidak mengisinya
dengan tidur.

Selain itu, Baginda Nabi juga memperhatikan


Saat ini, Kita sudah memasuki 10 hari terakhir bulan masalah ibadah keluarganya. Beliau tidak ibadah
Ramadhan. Alangkah baiknya bila kita mengoreksi sendirian sedangkan keluarga yang lain santai-santai,
diri kita sendiri sebagai bahan evaluasi. Mulai awal tidak. Rasulullah membangunkan keluarganya untuk
Ramadhan, sampai hari ini: apakah kualitas dan beribadah malam, bersujud kepada Allah subhanahu
kuantitas ibadah kita sudah sesuai yang kita wa ta’ala.
harapkan? Selanjutnya, amalan lain yang selalu dilakukan oleh
Rasulullah pada sepuluh malam terakhir di bulan
Bila sudah, mari kita jaga sekuat tenaga hingga akhir Ramadhan adalah i'tikaf. Kisah ini diceritakan oleh
Ramadhan. Jika belum sesuai dengan ekspektasi kita, Sayyidatina Aisyah radliyallahu anha, istri beliau:
mari kita tingkatkan dengan sebaik-baiknya. Karena,
pada dasarnya setiap amal tergantung dengan َ‫ضان‬ َ ‫اخ َر ِم ْن َر َم‬ِ ‫ َكانَ يَ ْعتَ ِكفُ ال َع ْش َر اَأل َو‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫َأنَّ النَّبِ َّي‬
endingnya. ْ ْ ‫َأ‬ َ َ ْ ُ ‫هَّللا‬
‫ ث َّم اعتكفَ ز َوا ُجهُ ِمن بَ ْع ِد ِه‬،ُ ُ‫َحتى ت ََوفاه‬ َّ َّ

Seperti orang yang sedang membangun rumah. Kita Yang artinya: “Sesungguhnya Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
ini sudah membangun rumah 70 persen. Bagaimana i'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan
yang 30 persen sisanya, ini sangat menentukan. sampai beliau dipanggil oleh Allah subhanahu wa
ta’ala kemudian istri-istri beliau i'tikaf setelah beliau
Kalau finishing-nya bagus, akan jadi rumah yang kembali ke rahmatullah.” (HR Bukhari)
indah, tapi jika finishing-nya dikerjakan asal-asalan,
tentu rumah yang dibangun dengan permulaan susah Hadits di atas menunjukkan bahwa i'tikaf merupakan
payah, hanya akan mendapatkan nilai buruk karena pekerjaan penting sehingga Rasulullah melaksanakan
perkara 30 persen yang akhir adalah buruk. tidak hanya beberapa hari saja di 10 hari terakhir
Ramadhan. Tidak juga hanya melakukan pada salah
Terdapat beberapa hal yang perlu kita perhatikan satu Ramadhan, namun setiap sepuluh akhir
pada sepertiga bulan Ramadhan akhir ini, termasuk Ramadhan sampai beliau meninggalkan dunia.
bagaimana kita mempersiapkan diri
menyambut Lailatul Qadar. Sebagaimana kita ketahui bahwa I’tikaf hukumnya
adalah sunnah, namun I’tikaf pada sepuluh hari
Lailatul Qadar tidak bisa dipastikan jatuhnya kapan. terakhir pada bulan Ramadhan hukumnya lebih
Bisa pada awal Ramadhan, tengah ataupun di bagian sunnah atau sunnah muakkadah.
akhir Ramadhan. Hal ini tidak dijelaskan secara pasti
supaya kita mau menjaring terus menerus. Jangan lupa bahwa bulan Ramadhan juga dikenal
sebagai bulan al Quran. Pada bulan yang agung ini,
Rasulullah begitu tampak sikapnya bagaimana beliau Rasulullah SAW beroleh salah satu mukjizat paling
memenuhi 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Di agung yang diwariskan menjadi tuntunan bagi
antaranya Rasulullah telah memberikan contoh umatnya hingga hari ini, sampai akhir zaman.
kepada kita melalui hadits yang diriwayatkan oleh
istrinya Aisyah radliyallahu anha: Pada bulan Ramadhan Rasulullah juga
memperlakukan al Quran dengan istimewa. Beliau
،ُ‫ َوَأحْ يَــا لَ ْيلَـه‬،ُ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َذا َدخَ َل ال َع ْش ُر َشـ َّد ِمْئزَ َره‬
َ ‫كانَ النَّبِ ُّي‬ bertadarus dengan Jibril. Amalan tadarus al Quran ini
َُ‫َوَأ ْيقَظَ َأ ْهله‬ menjadi salah satu yang perlu kita tingkatkan
dalam 10 hari terakhir Ramadhan.
Yang artinya: “Nabi ‫ ﷺ‬ketika memasuki sepuluh
hari terakhir mengencangkan sarungnya, Pada akhirnya, saya mengajak semuanya untuk
menghidupkan malamnya dan membangunkan bersungguh-sungguh memenuhi puasa Ramadhan
keluarganya.” (HR Bukhari Muslim) dan beribadah malamnya dengan sebaik mungkin.
Semoga kita dan keluarga kita senantiasa
Pengertian “mengencangkan sarungnya”, mendapatkan pertolongan dari Allah SWT untuk
sebagaimana disebutkan Imam Ibnu Hajar Al- menjalankan ketaatan-ketaatan yang pada akhirnya
Asqalani dalam tafsirnya Fathul Bari, adalah kita meninggalkan dunia ini dalam keadaan husnul
Rasulullah ‫ ﷺ‬memisahkan diri dari istrinya, tidak khatimah. Amin
menggauli istri beliau selama 10 hari terakhir bulan
Ramadhan.

Rasulullah lebih fokus ibadah kepada Allah


subhanahu wa ta’ala.
Hadits tersebut mengandung maksud bahwa cara
Rasulullah menghidupkan malam Lailatul
Qadar adalah dengan tidak menjadikan sepuluh
malam terakhir bulan Ramadhan tersebut sebagai
momen bermalas-malasan dan sarat tidur.

Anda mungkin juga menyukai