Anda di halaman 1dari 41

JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA

Volume X, No. 1, Mei 2011, halaman 47 - 87

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA,


DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP MINAT BELI ULANG
PRODUK PERLENGKAPAN KUNCI
DI PT. KENARI DJAJA PRIMA SEMARANG

Annisa Dwi Hariyanti


Program Studi Magister Manajemen
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang

Abstraksi

Pada saat persaingan semakin ketat, perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan
pelanggan dan memenangkan persaingan dengan syarat harus dapat menghasilkan dan
menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen. Oleh karena itu,
perlu diteliti pengaruh dari kualitas produk, persepsi harga, dan kualitas layanan yang dapat
meningkatkan minat beli ulang konsumen. Adapun responden dalam penelitian ini adalah
konsumen PT. Kenari Djaja Prima Semarang.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 100 sampel. Metode pengumpulan data diperoleh dari pembagian
kuesioner kepada responden yang memiliki kriteria telah melakukan pembelian berulang atau
minimal 2 kali pembelian. Untuk mengolah data tersebut menggunakan analisis regresi yang
dijalankan dengan bantuan program SPSS 16.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) kualitas produk memiliki pengaruh positif terhadap minat
beli ulang, semakin tinggi kualitas produk maka semakin tinggi minat beli ulang (0,195), (2)
persepsi harga memiliki pengaruh positif terhadap minat beli ulang, semakin tinggi persepsi
harga maka semakin tinggi minat beli ulang (0,206), (3) kualitas layanan memiliki pengaruh
positif terhadap minat beli ulang, semakin baik kualitas layanannya maka semakin tinggi
minat beli ulang (0,340). Pengaruh paling dominan terhadap minat beli ulang adalah kualitas
produk dan kualitas layanan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, direkomendasikan kepada PT. Kenari Djaja Prima untuk
semakin meningkatkan kualitas produknya dan kualitas layanannya, karena hal ini merupakan
faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi minat beli ulang konsumen. Keterbatasan
penelitian ini adalah bahwa penelitian ini merupakan studi kasus sehingga hasilnya tidak dapat
digeneralisir. Pada penelitian mendatang perlu untuk mengembangkan penelitian dengan
menambahkan variabel independen lain.

Kata kunci : kualitas produk, persepsi harga, kualitas layanan, minat beli ulang

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 47


Annisa Dwi Hariyanti

I. PENDAHULUAN berdiri sejak tahun 1965 menyediakan hard-


ware untuk kebutuhan pintu dan jendela yang
1.1. Latar Belakang berkualitas internasional, seperti : hinges,
lockcase, cylinder, dan handle.

S
aat ini setiap perusahaan dituntut
untuk siap menghadapi persaingan
bisnis yang semakin ketat untuk
menghadapi globalisasi yang sering
dikatakan sebagai era dunia tanpa batas.
Syarat agar perusahaan dapat sukses dalam
persaingan tersebut adalah berusaha
mencapai tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan pelanggan, yaitu harus
dapat menghasilkan dan menyampaikan
barang dan jasa yang diinginkan dan
dibutuhkan konsumen. Gambar 1.1. Logo PT. Kenari Djaja Prima
Bagi sebuah perusahaan untuk
mencapai kinerja yang meningkat secara Kesuksesan dan berkembangnya PT.
konsisten diperlukan usaha untuk men- Kenari Djaja Prima tidak lepas dari kepercayaan
ciptakan nilai lebih bagi konsumennya secara konsumen terhadap jaminan mutu produk yang
berkelanjutan dengan terus membangun dan ditawarkan oleh PT. Kenari Djaja Prima. Hal ini
mempertahankan kerja sama yang didukung oleh komitmen kontraktor–kontraktor
menguntungkan bagi kedua belah pihak. besar untuk senantiasa merekomendasikan
Pada saat persaingan semakin ketat, produk PT. Kenari Djaja Prima kepada owner
produk yang ditawarkan kepada konsumen atau seseorang yang mengerjakan proyek, baik
sudah saling menyerupai, maka kunci sukses perumahan, hotel, kantor, ATM, serta
perusahaan untuk mempertahankan bangunan–bangunan lainnya.
pelanggan dan memenangkan persaingan Sejumlah kontraktor besar, perusahaan
adalah dengan memberikan pelayanan yang pengembang terkemuka, berbagai perkantoran
berkualitas secara konsisten dan didukung swasta, dan gedung pemerintah menjadi
oleh evaluasi serta perbaikan terhadap pelanggan setia, sehingga PT. Kenari Djaja
kualitas itu sendiri secara terus menerus dan Prima menerima penghargaan atas partisi-
berkesinambungan. Selain itu, sebaiknya pasinya di berbagai kegiatan pembangunan.
didukung oleh promosi yang dilakukan oleh Kepercayaan dan komitmen yang
perusahaan untuk semakin meningkatkan begitu besar ini berada di pundak PT. Kenari
kepercayaan pelanggan atas produknya. Djaja Prima sebagai perusahaan yang
Kebutuhan seseorang akan keamanan menyediakan produk yang memiliki jaminan
dan kenyamanan suatu hunian tidak terlepas kualitas produk berskala internasional.
dari hardware yang melekat pada pintu dan PT. Kenari Djaja Prima selalu berusaha untuk
jendela yang ada pada rumah atau bangunan mengembangkan produknya, pelayanan, dan
tersebut. PT. Kenari Djaja Prima yang telah jasa – jasa pendukung lainnya. Berbagai

48 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

Gambar 1.2. Produk yang dijual


PT. Kenari Djaja Prima

bentuk jasa yang diberikan perusahaan ini, pembayaran para konsumennya. Dengan
antara lain : jasa pemasangan, jasa servis, diadakannya beberapa event promo, tentunya
jasa konsultasi, jasa panggilan darurat, dan akan semakin menarik para konsumen untuk
siaga 24 jam. melakukan pembelian atas produk yang
Selain itu, PT. Kenari Djaja Prima ditawarkan PT. Kenari Djaja Prima.
selalu memberikan kemudahan dalam sistem Inilah wujud komitmen PT. Kenari
Djaja Prima untuk memuaskan konsumen-
nya, sehingga perusahaan tersebut menjadi
pemimpin pasar, terutama di bidang
penjualan produk kunci impor berkualitas dari
Italia, Amerika, dan Jerman.
Kondisi yang ada saat ini menunjukan
bahwa bangunan yang ada sudah mulai
mempertimbangkan tingkat keamanan dan
nilai estetika yang ada, hal ini terlihat dari
perkembangan bangunan yang beraneka
ragam bentuk desain, mulai dari yang
minimalis hingga yang bergaya klasik. Namun
hal ini tentunya juga harus didukung oleh
hardware yang berkualitas baik juga untuk
menambah keamanan ekstra di dalam
bangunan tersebut.
Hal ini lah yang menjadikan produk PT.
Kenari Djaja Prima terkenal akan keunikan
desain dan kualitasnya yang menjadi daya
tarik tersendiri bagi para konsumen, yang
pada akhirnya konsumen akan selalu
membeli produk tersebut di PT. Kenari Djaja
Gambar 1.3. Produk yang dijual PT.
Prima (minat beli ulang).
Kenari Djaja Prima

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 49


Annisa Dwi Hariyanti

Gambar 1.4. Service 24 jam, sistem pembayaran, & event promo PT. Kenari Djaja Prima

Fenomena yang terjadi di PT Kenari mengalami pergerakan omset yang fluktuatif


Djaja Prima Semarang saat ini justru yang cenderung menurun, hal ini ditandai

Gambar 1.5. Merek yang dijual PT. Kenari Djaja Prima

50 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

dengan berkurangnya jumlah pengunjung Kenari Djaja Prima Semarang”.


yang hadir serta tidak tercapainya omset
setiap kuartalnya. Semua ini diindikasi akibat 1.2. Perumusan Masalah
berkurangnya minat beli ulang konsumen di
PT Kenari Djaja Prima Semarang. Berdasarkan Tabel 1.1 dapat

Dengan adanya fenomena yang diketahui bahwa terjadi penurunan omset atau
muncul serta teori – teori yang terkait, maka jumlah penjualan PT. Kenari Djaja Prima
dapat ditarik ulasan mengenai seberapa besar Semarang selama tahun 2007 – 2009.

pengaruh dari kualitas produk, persepsi Dengan jumlah omset yang menurun, hal ini
harga, dan kualitas layanan dalam disebabkan minat beli ulang konsumen yang
menciptakan minat beli ulang konsumen menurun. Berdasarkan hasil interview kepada
terhadap produk dengan judul penelitian : beberapa konsumen, faktor – faktor yang
“Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi mempengaruhi minat beli ulang konsumen
Harga, dan Kualitas layanan Terhadap Minat adalah kualitas produk, persepsi harga, dan
Beli Ulang Produk Perlengkapan Kunci di PT. kualitas layanan dari PT. Kenari Djaja Prima.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 51


Annisa Dwi Hariyanti

Sehingga, masalah yang akan dibahas dalam di dunia nyata.


penelitian ini dapat diidentifikasikan ke dalam 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan
beberapa pertanyaan sebagai berikut : dapat menjadi masukan & bahan
1. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk pertimbangan dalam menganalisis faktor–
terhadap minat beli ulang konsumen faktor kualitas produk, persepsi harga, dan
terhadap produk pada PT. Kenari Djaja kualitas layanan yang berpengaruh
Prima Semarang ? terhadap minat beli ulang konsumen.
2. Apakah terdapat pengaruh persepsi harga 3. Bagi akademik, penelitian ini diharapkan
terhadap minat beli ulang konsumen dapat menambah kepustakaan dan
terhadap produk pada PT. Kenari Djaja melengkapi pengetahuan penelitian
Prima Semarang ? mengenai faktor kualitas produk, persepsi
3. Apakah terdapat pengaruh kualitas harga, dan kualitas layanan terhadap
layanan terhadap minat beli ulang minat beli ulang konsumen.
konsumen terhadap produk pada PT.
Kenari Djaja Prima Semarang ?
II. TELAAH PUSTAKA, IDENTIFIKASI
1.3. Tujuan Penelitian KEBIJAKAN, & PENGEMBANGAN
MODEL PENELITIAN EMPIRIS
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Menganalisis pengaruh kualitas produk 2.1. Telaah Pustaka
terhadap minat beli ulang konsumen
terhadap produk pada PT. Kenari Djaja 2.1.1. Minat Beli Ulang
Prima Semarang.
b. Menganalisis pengaruh persepsi harga Minat beli merupakan kecenderungan
terhadap minat beli ulang konsumen tindakan individu yang terkait terhadap suatu
terhadap produk pada PT. Kenari Djaja merek (menurut Spears dan Singh, 2004,
Prima Semarang. dalam jurnal Eri Kurniawan, 2010). Menurut
c. Menganalisis pengaruh kualitas layanan Kinnear dan Taylor, 1995 (dalam jurnal Esthi
terhadap minat beli ulang konsumen Dwityanti, 2008), minat beli merupakan bagian
terhadap produk pada PT. Kenari Djaja dari komponen perilaku dalam sikap
Prima Semarang. mengkonsumsi, yang merupakan tahap
kecenderungan responden untuk bertindak
1.4. Kegunaan Penelitian sebelum keputusan membeli benar – benar
dilaksanakan.
Dengan adanya penelitian ini Suatu produk dapat dikatakan telah
diharapkan agar hasilnya dapat bermanfaat dikonsumsi oleh konsumen apabila produk
bagi semua pihak yang membutuhkan, yaitu : tersebut telah diputuskan untuk dibeli yang
1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi.
menambah pengetahuan penulis dalam Bila manfaat lebih besar dibanding
menganalisis persoalan berdasarkan teori pengorbanan mendapatkannya, maka
yang teori yang ada terhadap aplikasinya dorongan membeli semakin tinggi, begitu juga

52 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

sebaliknya, dan umumnya beralih pengalaman pembelian yang telah dilakukan


mengevaluasi produk lain yang sejenis. di masa lalu. Minat beli ulang yang tinggi
Minat beli ulang adalah perilaku mencerminkan tingkat kepuasan yang tinggi
pelanggan dimana pelanggan merespon dari konsumen ketika memutuskan untuk
positif terhadap kualitas pelayanan suatu mengadopsi suatu produk. Keputusan untuk
perusahaan dan berniat melakukan mengadopsi atau menolak suatu produk
kunjungan kembali atau mengkonsumsi timbul setelah konsumen mencoba suatu
kembali produk tersebut (menurut Cronin, produk tersebut dan kemudian timbul rasa
dkk, 1992, dalam jurnal Anita Dian Puspitasari, suka atau tidak suka terhadap produk
2009). tersebut. Tingginya minat ulang membeli akan
Fornell, 1992 (dalam jurnal Anita Dian berdampak positif terhadap keberhasilan
Puspitasari, 2009), menyatakan bahwa produk di pasar (menurut Thamrin, 2003,
konsumen atau pelanggan yang puas akan dalam jurnal Meylin Rahmawati, 2008).
melakukan kunjungan ulang pada waktu yang Mowen dan Minor, 1998 (dalam jurnal
akan datang dan memberitahukan kepada Adhi Rah Kusuma, 2010), mengatakan bahwa
orang lain yang dirasakannya. perilaku pembelian ulang memiliki arti bahwa
Selanjutnya menurut Oliver, 1993 pelanggan membeli secara berulang
(dalam jurnal Aditya Lazuardi Hadani, 2009), terhadap produk tertentu.
menyatakan bahwa pengalaman pembelian Minat beli dapat diidentifikasi melalui
konsumen terhadap suatu produk yang indikator – indikator (Ferdinand, 2002)
menarik pada akhirnya akan berdampak pada sebagai berikut :
pembelian ulang. 1. Minat beli transaksional, yaitu kecende-
Kesesuaian antara performa dari rungan seseorang untuk selalu membeli
produk dan jasa yang ditawarkan akan produk yang telah dikonsumsinya.
memberikan kepuasan bagi konsumen dan 2. Minat beli referensial, yaitu kecende-
menghasilkan minat konsumen untuk rungan seseorang untuk mereferensi
menggunakan kembali di waktu yang akan produk yang sudah dibelinya agar juga
datang. dibeli orang lain dengan referensi
Tujuan pembelian ulang merupakan pengalaman konsumsinya.
tingkat motivasi konsumen untuk mengulangi 3. Minat beli preferensial, yaitu meng-
perilaku pembelian produk yang ditunjukkan gambarkan perilaku seseorang yang
dengan penggunaan merek suatu produk selalu memiliki preferensi utama pada
secara berkelanjutan (menurut Chang & produk yang telah dikonsumsi, preferensi
Wildt, 1994, dalam jurnal Prietha Annisha ini hanya dapat diganti bila terjadi sesuatu
Daniyanti, 2011). dengan produk referensinya.
Menurut Mittal, 1999 (dalam jurnal 4. Minat eksploratif, yaitu menggambarkan
Meylin Rahmawati, 2008), fungsi dari minat perilaku seseorang yang selalu mencari
konsumen merupakan fungsi dari mutu informasi mengenai produk yang
produk dan mutu layanan. diminatinya dan mencari informasi untuk
Minat pembelian ulang merupakan mendukung sifat – sifat positif dari produk
minat pembelian yang didasarkan atas yang ditangani.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 53


Annisa Dwi Hariyanti

2.1.2. Kualitas Produk Hellofs dan Jacobson, 1999, dalam jurnal


Dalam usaha menarik minat beli Yerie Yustika, 2009). Oleh karena itu kualitas
konsumen, maka produk harus berkualitas, produk merupakan salah satu faktor kunci
karena hal ini merupakan faktor penting agar sukses. Kualitas juga berperan sebagai
produk yang dihasilkan dapat bersaing di pembeda bagi pelanggan terhadap produk
pasar. perusahaan dengan produk pesaing dalam
Produk menjadi suatu instrumen yang suatu industri.
sangat penting untuk mencapai kesuksesan Kualitas produk jika dipandang dari
dan kemakmuran perusahaan. Perkem- perspektif pemuasan kebutuhan yang
bangan teknologi, persaingan global serta superior, berkaitan erat dengan pengertian
dinamika kebutuhan dan keinginan pasar pemuasan konsumen jangka panjang. Hal ini
mengharuskan perusahaan melakukan merupakan pandangan yang lebih luas
pengembangan produk secara menerus. mengenai kualitas. Selain itu, hal ini
Menurut Assuari, 1980 (dalam jurnal merupakan suatu pandangan yang
Yerie Yustika, 2009), mutu produk adalah mencerminkan naiknya standar kualitas yang
faktor – faktor yang terdapat dalam suatu menyatu dalam produk dewasa ini.
barang yang menyebabkan barang tersebut Persaingan telah bergerak ke arah konsep
sesuai dengan tujuan untuk apa barang itu yang lebih luas, yaitu pemuasan pelanggan
dimaksudkan atau dibutuhkan. dalam setiap cara sebelum, selama, dan
Suatu perusahaan dapat memilih sesudah penjualan.
cara bersaing, yaitu melalui harga yang paling Dalam hal ini terdapat empat dimensi
rendah atau produk yang berkualitas. Bila kualitas produk (menurut Aaker dan
perusahaan sulit untuk bersaing dalam harga, Jacobson, 1994, dalam jurnal Yerie Yustika,
maka perusahaan lebih baik menggunakan 2009), yaitu :
kualitas produk atau layanan dalam 1. Aesthetics, yaitu tingkatan dimana produk
memenangkan persaingan (Zeithaml, 1990). menarik dalam penampilan. Bagi
Menurut Kotler (1999), kualitas produk sebagian pelanggan, estetika produk
merupakan keseluruhan ciri atau sifat barang menjadi hal yang menentukan.
dan jasa yang berpengaruh pada kemam- Penampakan produk yang buruk berarti
puannya dalam memenuhi kebutuhan yang menunjukkan kualitas produk yang buruk
dinyatakan maupun yang tersirat. Setiap pula.
perusahaan yang menginginkan dapat 2. Performance, yaitu bagaimana produk
memenuhi kebutuhan dan keinginan dapat melakukan fungsi sebagaimana
pelanggan, maka akan berusaha membuat yang diharapkan. Pelanggan membeli
produk yang berkualitas, yang ditampilkan suatu produk karena fungsi yang melekat
baik melalui ciri – ciri luar (desain) produk pada produk tersebut. Bila pelanggan
maupun inti produk itu sendiri. menganggap bahwa produk yang
Kualitas produk dapat diartikan dibelinya sesuai dengan fungsi yang
sebagai pertanda bahwa pelanggan akan diharapkannya, maka produk tersebut
lebih loyal, membeli lebih banyak lagi dan akan disebut berkualitas.
promosi gratis bagi perusahaan (menurut

54 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

3. Durability, yaitu jangka waktu produk 2. Reliabilitas, yaitu kemungkinan kecil


digunakan sebelum produk tidak dapat mengalami kerusakan atau gagal produk.
digunakan lagi. Suatu produk akan 3. Kesesuaian dengan spesifikasi, yaitu
dikatakan berkualitas bila pelanggan sejauh mana karakteristik desain dan
memandang bahwa produk tersebut operasi memenuhi standar yang telah
memiliki daya tahan dalam pemakaian. ditetapkan sebelumnya.
Semakin lama suatu produk dapat 4. Daya tahan, yaitu berapa lama produk
digunakan maka produk tersebut akan tersebut dapat terus digunakan.
disebut memiliki kualitas yang tinggi. 5. Keindahan, yaitu daya tarik produk
4. Workmanship, yaitu seberapa baik terhadap panca indera.
perusahaan memproduksi produk
tersebut. Pada proses pembuatan Kualitas didefinisikan sebagai persepsi
produk, apabila suatu produk yang dibuat superioritas atau kesempurnaan produk
dengan bantuan teknologi tinggi maka dibandingkan dengan produk pesaing dari
bagi sebagian pelanggan akan meng- perspektif pasar. Kualitas produk merupakan
anggap bahwa produk tersebut memiliki mutu dari semua komponen – komponen yang
kualitas yang tinggi. Sebaliknya, bila suatu membentuk produk, sehingga produk tersebut
produk dibuat dengan proses asal jadi mempunyai nilai tambah.
maka akan menghasilkan suatu produk Menurut Xu et al, 2002 (dalam jurnal
yang dengan kualitas yang kurang Dian Retnaningsih, 2009), menyatakan
memuaskan. kualitas produk merupakan faktor ketertarikan
Selain itu, terdapat dimensi tambahan berdasarkan logika atau pertimbangan –
yang sangat penting, yaitu keamanan pertimbangan. Bila konsumen merasa akan
(safety). Hal ini memandang bahwa suatu mendapatkan kepuasaan dari suatu produk
produk dapat dikatakan memiliki kualitas yang (karena mutunya tinggi atau berkualitas baik
baik apabila produk tersebut memiliki tingkat dan tidak mudah rusak) maka konsumen
keamanan yang baik saat digunakan. tersebut akan tertarik untuk membeli produk
Sebaliknya, jika produk yang tidak aman saat tersebut.
digunakan dapat dikatakan jika produk Berdasarkan uraian diatas, hipotesis
tersebut memiliki kualitas yang kurang baik. pertama yang diajukan pada penelitian ini
Menurut Garvin (dalam jurnal Fransiska adalah
Pramita, 2010), indikator yang digunakan H1 : Kualitas produk berpengaruh positif
untuk mengukur kualitas produk, yaitu : terhadap minat beli ulang.
1. Fitur, meliputi karakteristik sekunder yang
melengkapi fungsi dasar produk.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 55


Annisa Dwi Hariyanti

2.1.3. Persepsi Harga margin keuntungan yang lebih tinggi (menurut


Biong, 1993, dalam jurnal Prieta Annisha
Harga adalah salah satu elemen Daniyanti, 2011).
dalam keunggulan bersaing dalam suatu Menurut Schiffman dan Kanuk, 2000
produk yang mempengaruhi penjualan (dalam jurnal Yerie Yustika, 2009), persepsi
(menurut Peter dan Olson, 1996, dalam jurnal adalah suatu proses dari seorang individu
Ivan Chrisano, 2010). dalam menyeleksi, mengorganisasikan, dan
Menurut Swastha dan Dharmendra, menterjemahkan stimulus – stimulus atau
1999 (dalam jurnal Ivan Chrisano, 2010), informasi yang didapat menjadi suatu
harga merupakan faktor penentu dalam gambaran yang menyeluruh.
pembelian, sedangkan harga jual dapat Suatu perusahaan dapat memilih
diartikan sebagai suatu penawaran penjualan cara bersaing, yaitu melalui harga yang paling
barang atau jasa tertentu untuk jumlah rupiah rendah atau produk yang berkualitas. Bila
tertentu. Pembeli berhak untuk menawar, perusahaan sulit bersaing dalam harga, maka
menolak, atau menerima penawaran perusahaan lebih baik menggunakan kualitas
tersebut. produk atau layanan dalam memenangkan
Konsumen cenderung menggunakan persaingannya (menurut Zeithaml, 1990,
harga sebagai indikator kualitas (menurut dalam jurnal Yerie Yustika, 2009).
Mowen, 1993, dalam jurnal Prieta Annisha Doods, Monroe, dan Rewal, 1991
Daniyanti, 2011). (dalam jurnal Yerie Yustika, 2009),
Harga adalah sejumlah uang yang menyatakan bahwa konsumen akan membeli
dikeluarkan oleh pelanggan / konsumen untuk suatu produk bermerek jika harganya
mendapatkan manfaat dari penggunaan dipandang layak oleh mereka.
produk (menurut Kotler dan Amstrong, 1994, Dalam membeli suatu produk,
dalam jurnal Myra Johanna, 2006). konsumen tidak hanya mempertimbangkan
Untuk mendapatkan keuntungan, kualitasnya saja, tetapi juga kelayakan
perusahaan harus memilih suatu harga yang harganya (Sweeney, 1998, dalam jurnal Yerie
tidak terlalu tinggi maupun rendah. Suatu Yustika, 2009).
harga ditetapkan sama dengan nilai persepsi Harga yang dimaksud disini bukanlah
bagi target konsumen. Jika harga yang harga dalam bentuk nominal, namun lebih
ditetapkan terlalu tinggi dibenak konsumen, cenderung diarahkan pada elemen – elemen
maka nilai persepsinya akan lebih kecil program pemasaran, antara lain : harga jual
dibandingkan dengan biayanya, dan peluang produk (special price), diskon / promo,
penjualan akan hilang (menurut Lamb, Hair, program hadiah, dan sistem pembayaran
dan McDaniel, 2000, dalam jurnal Ivan yang diterapkan kepada pengguna produk.
Chrisano, 2010). Harga sebagai atribut dapat diartikan
Produk yang mampu memberikan merupakan konsep keanekaragaman yang
keuntungan, harga jual yang kompetitif, dan memiliki arti yang berbeda bagi konsumen,
skema pembayaran yang lunak akan tergantung karakteristik konsumen, situasi,
memungkinkan pengguna memperoleh dan produk (menurut Molven dan Minor, 2002,

56 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

dalam jurnal Muhammad Ulinnuha, 2010). a. Kualitas pencarian : dapat dievaluasi


Berdasarkan uraian diatas, hipotesis pelanggan sebelum membeli.
kedua yang diajukan pada penelitian ini adalah b. Kualitas pengalaman : hanya dapat
H2 : Persepsi harga berpengaruh positif dievaluasi pelanggan setelah
terhadap minat beli ulang. membeli atau mengkonsumsi jasa.

2.1.4. Kualitas Layanan c. Kualitas kepercayaan : sukar


dievaluasi pelanggan meskipun telah
Kualitas layanan telah dianggap suatu menggunakan jasa tersebut.
hal penting dalam perusahaan, karena 2. Kualitas fungsional, yaitu komponen
dengan adanya layanan yang berkualitas, yang berkaitan dengan kualitas cara
maka konsumen akan merasa puas dan akan penyampaian jasa.
terus bertahan. 3. Citra korporat, yaitu profit, reputasi, citra
Kualitas layanan yang baik adalah umum, dan daya tarik perusahaan.
suatu layanan yang diberikan melebihi dari Menurut Zeithaml, 1988 (dalam
apa yang diharapkan pelanggan, hal ini jurnal Prieta Annisha Daniyanti, 2011),
merupakan sarana untuk mencapai kualitas layanan didefinisikan sebagai
kepuasan dan kesetiaan. Adapun tujuan dari penilaian konsumen atas keunggulan atau
keseluruhan bisnis adalah dapat keistimewaan suatu produk atau layanan
menghasilkan pelanggan yang puas dan secara menyeluruh.
setia yang akan terus menjalin bisnis dengan Parasuraman, 1994 (dalam jurnal Eri
perusahaan. Kurniawan, 2010), menjelaskan bahwa
Kualitas layanan digambarkan terdapat lima indikator untuk mengukur
sebagai suatu pernyataan tentang sikap, kualitas layanan, yaitu :
hubungan yang dihasilkan dari perbandingan 1. Tangibles (bukti fisik), yaitu kemampuan
antara ekspetasi dengan kinerja (Waldi dan suatu perusahaan dalam menunjukkan
Sentosa, 1999, dalam jurnal Anita Dian eksistensinya kepada pihak eksternal. Hal
Puspitasari, 2009). ini meliputi fasilitas fisik dari jasa,
Menurut Hutt dan Spech (dalam jurnal perlengkapan atau peralatan yang
Anita Dian Puspitasari, 2009), terdapat tiga dipergunakan, pegawai, dan sarana
komponen kualitas layanan, yaitu : komunikasi.
1. Kualitas teknik, yaitu komponen yang 2. Reliability (kehandalan), yaitu kemam-
berkaitan dengan kualitas output jasa puan perusahaan untuk memberikan
yang diterima pelanggan, terdiri dari : pelayanan sesuai yang dijanjikan dengan
segera, akurat, terpercaya, dan me-

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 57


Annisa Dwi Hariyanti

muaskan. Hal ini mencakup dua hal 3. Variability (bervariasi), pelayanan


pokok, yaitu konsistensi kerja senantiasa mengalami perubahan
(performance) dan kemampuan tergantung dari siapa penyedia barang,
dipercaya (dependability), yang berarti penerima barang, dan kondisi tersebut
perusahaan harus memberikan jasanya diberikan. Sejumlah atribut secara umum
secara tepat sejak pertama sesuai yang digunakan pelanggan untuk
dengan kesepakatan. menjamin kualitas jasa.
3. Responsiveness (ketanggapan), yaitu Menurut Taylor dan Cosenza, 2002 (dalam
suatu kemauan untuk membantu dan jurnal Adhi Rah Kusuma, 2010), menyatakan
memberikan pelayanan yang cepat dan bahwa perilaku pembelian ulang yang
tepat kepada pelanggan dengan dilakukan pelanggan banyak dipengaruhi oleh
penyampaian informasi yang jelas. beberapa hal, diantaranya adalah merek
4. Assurance (jaminan dan kepastian), yaitu produk dan layanan yang diberikan oleh
mencakup pengetahuan, kesopan perusahaan.
santunan, dan kemampuan para karya- Berdasarkan uraian diatas, hipotesis
wan perusahaan untuk menumbuhkan ketiga yang diajukan pada penelitian ini adalah
rasa percaya para pelanggan terhadap H3 : Kualitas layanan berpengaruh positif
produk dan layanan yang tersedia. terhadap minat beli ulang.

5. Empathy (empati), yaitu memberikan 2.2. Identifikasi Kebijakan


perhatian yang tulus dan bersifat individual 2.2.1. Kualitas Produk
atau pribadi yang diberikan kepada para Dalam penjualan produknya, PT.
pelanggan dengan berupaya memahami Kenari Djaja Prima memberikan suatu
keinginan pelanggan. kebijakan untuk menarik konsumen dengan
Parasuraman, Zeithami, dan Berry memberikan kelebihan dan keunggulan
(1985), menyatakan terdapat tiga karakteristik dibandingkan dengan produk lain yang
jasa dalam memahami konsep kualitas jasa sejenis. Adapun kebijakan tersebut antara
secara menyeluruh, yaitu : lain :
1. Intangibility (tidak berwujud), jasa tidak 1. Memiliki berbagai macam fitur produk
dapat dihitung, diukur, diraba, dan yang dijual, yaitu lockcase, cylinder,
dibuktikan dalam peningkatannya. handle, hinges, dll. Fitur produk tersebut
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan), memiliki penampilan yang menarik,
proses yang terjadi antara produksi dan sehingga dapat menarik minat beli
konsumsi jasa tidak dapat dipisahkan. konsumen.

58 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

2. Reliabilitas, yaitu kemungkinan kecil


mengalami kerusakan atau gagal produk.
Dalam hal ini, PT. Kenari Djaja Prima
memliki divisi quality control yang dapat
dipercaya ketelitiannya dalam meng-
evaluasi produk sebelum dipasarkan.
Untuk menjamin kualitas produk, sangat
didukung oleh kerapian packaging.

Gambar 2.2. Packaging produk yang


dijual PT. Kenari Djaja Prima

3. Sistem kerja produk sesuai dengan


standar yang berlaku, sehingga dapat
dijamin keakuratan sistem kerjanya.
4. Daya tahan, yaitu berapa lama produk
Gambar 2.1. Produk yang dijual PT. tersebut dapat terus digunakan.
Kenari Djaja Prima 5. Keindahan desain yang menarik.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 59


Annisa Dwi Hariyanti

Gambar 2.3. Dimensi & sistem kerja produk yang dijual PT. Kenari Djaja Prima

Gambar 2.4. Garansi produk yang dijual PT. Kenari Djaja Prima

60 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

Gambar 2.5. Desain produk yang dijual PT. Kenari Djaja Prima

Gambar 2.6. Sistem pembayaran PT. Kenari Djaja Prima

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 61


Annisa Dwi Hariyanti

2.2.2. Persepsi Harga


PT. Kenari Djaja memberikan kemu-
dahan kepada setiap konsumen dalam
pembelian produknya, antara lain :
1. Terdapat variasi dalam sistem pemba-
yarannya, yaitu dapat dilakukan dengan
cash dan credit sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2. Memberikan discount atau promo pada
event tertentu.
3. Memberikan hadiah untuk pembelian
produk tertentu.
4. Memberikan point reward yang bisa
ditukarkan hadiah untuk yang memiliki
Member Card sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

2.2.3. Kualitas Layanan


Pada PT. Kenari Djaja Prima, kualitas
pelayanan yang diberikan kepada konsumen
antara lain :
Gambar 2.7. Promo event PT. Kenari
1. Sistem pengiriman produk yang terjamin
Djaja Prima
oleh transportasi yang memadai dan
kemasan / packaging yang aman
sehingga barang tetap dalam kondisi baik
sampai di lokasi.
2. Sistem penyediaan produk tepat waktu
sesuai dengan perjanjian yang telah
ditentukan sebelumnya.
3. Karyawan yang profesional dalam
melayani para konsumen, yang meliputi
ketanggapan, keramahan, dan kerapian.
4. Selalu memberikan informasi yang jelas
tentang produk yang dijual kepada para
konsumen.
Gambar 2.8. Program hadiah PT. Kenari 5. Layanan purna jual yang siaga 24 jam
Djaja Prima untuk mengatasi keluhan para konsumen.

62 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

Gambar 2.9. Program point reward dan hadiah PT. Kenari Djaja Prima

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 63


Annisa Dwi Hariyanti

2.3. Pengembangan Model Penelitian


Empiris

Berdasarkan landasan teori yang


dikembangkan sebelumnya, sebuah model
penelitian empiris disajikan seperti dalam
Gambar 2.1 berikut ini :

Minat Beli Ulang X8 : Hadiah


Adapun indikator dari kualitas produk, X9 : Point reward
persepsi harga, kualitas layanan, dan minat
 Kualitas Layanan, indikatornya meliputi :
beli ulang adalah sebagai berikut :
X10 : Sistem pengiriman produk
 Kualitas Produk, indikatornya meliputi : X11 : Sistem penyediaan produk
X1 : Fitur produk X12 : Karyawan profesional
X2 : Reliabilitas produk X13 : Informasi produk
X3 : Sistem kerja produk X14 : Layanan purna jual
X4 : Daya tahan produk
 Minat Beli Ulang, indikatornya meliputi :
X5 : Desain produk
X15 : Transaksional
 Persepsi Harga, indikatornya meliputi : X16 : Referensial
X6 : Variasi sistem pembayaran X17 : Preferensial
X7 : Discount atau promo X18 : Eksploratif

64 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

2.4. Definisi Operasional Variabel

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 65


Annisa Dwi Hariyanti

III. METODE PENELITIAN Sample menurut Sugiyono (2002)


adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
3.1. Populasi & Sample yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam
penelitian ini t ek nik sampling yang
Populasi adalah sekelompok orang, digunakan adalah purposive sampling, yaitu
kejadian atau segala sesuatu yang pemilihan sample dengan kriteria tertentu
mempunyai karakteristik tertentu (Indriantono (Arikunto, 2000), yaitu pelanggan yang
dan Supomo). Populasi adalah wilayah melakukan pembelian ber ulang atau
generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek minimal 2 kali. Selain itu, menggunakan
yang mempunyai kualitas dan karakteristik juga random sampling, yaitu customer yang
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk menggunakan produk yang dijual PT. Kenari
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Djaja Prima Semarang.
(Sugiyono, 2002). Sampel dalam penelitian ini dihitung
Dalam penelitian ini yang menjadi dengan menggunakan rumus pendekatan
populasi adalah konsumen yang melakukan Slovin (dalam jurnal Fransiska Pramita,
pembelian produk yang dijual di PT. Kenari 2010), yaitu :
Djaja Prima Semarang yaitu sebanyak 2.974
orang, yang terdiri dari owner maupun
kontraktor.

66 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

Dimana : tabel, grafik, diagram, dan lainnya sehingga


n = ukuran sampel lebih informatif. Dalam penelitian ini, data
N = ukuran populasi sekunder dapat diperoleh dari perusahaan itu
e = persen kelonggaran ketidaktelitian sendiri yang siap untuk diolah dan dianalisis
karena kesalahan pengambilan oleh peneliti.
sampel yang masih dapat ditolerir à
10% = 0,1 3.3. Metode Analisis Data
1 = bilangan konstan
3.3.1. Analisis Kualitatif
Dengan menggunakan rumus Analisis kualitatif merupakan analisis
pendekatan Slovin tersebut, maka dapat yang tidak berbentuk angka atau tidak dapat
ditentukan jumlah sampel sebesar : diukur ataupun dapat berbentuk kasus
sehingga perlu penjabaran melalui penguraian
– penguraian lebih lanjut.

3.3.2. Analisis Kuantitatif


Analisis kuantitatif adalah metode
analisis data dengan menggunakan
perhitungan. Dalam analisis ini menggunakan
Berdasarkan perhitungan di atas, penentuan score atau nilai dengan mengubah
jumlah sampel yang diambil dalam penelitian data yang bersifat kualitatif (dalam bentuk
ini sebesar 100 orang. pemberian kuesioner kepada responden) ke
dalam bentuk kuantitatif. Alat analisis yang
3.2. Metode Pengumpulan Data digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Menurut Husein Umar (2001), data a. Editing, yaitu kegiatan untuk memeriksa
primer adalah data yang diperoleh dari sumber seluruh daftar pertanyaan yang sudah
pertama, baik individu atau perseorangan dari dikembalikan oleh responden.
hasil wawancara pengisian kuesioner atau b. Coding, yaitu kegiatan memberikan tanda
tanda bukti pembelian barang. Data primer berupa angka jawaban responden yang
diperoleh dengan metode pengumpulan data diterima.
berupa : c. Scoring, yaitu proses pemberian nilai atau
a. Observasi, pengamatan terhadap objek harga, berupa angka – angka pada
yang diteliti. jawaban untuk memperoleh data kuantitatif
b. Komunikasi, yang dapat dilakukan yang diperlukan dalam pengujian hipotesis
dengan wawancara (langsung maupun untuk keperluan analisis secara kuantitatif
via telepon) dan dapat menggunakan ini, maka jawaban yang diberikan score
media kuesioner. atau nilai sesuai dengan Skala Agree –
Sedangkan data sekunder, menurut Disagree Scale 1 – 10, yaitu dari sangat
Husein Umar (2001) adalah data primer yang tidak setuju sampai dengan sangat setuju
telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk seperti (Ferdinand, 2006).

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 67


Annisa Dwi Hariyanti

d. Tabulasi alat, yaitu kegiatan menyusun Kriteria pengujian :


dan menghitung data hasil pengkodean.

Ho diterima apabila signifikansi > 0,05


3.4. Teknik Analisis Data Ha ditolak apabila signifikansi < 0,05
Dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi, yaitu untuk mengetahui
seberapa pengaruh variabel bebas IV. ANALISIS DATA
(independen) terhadap variabel tidak bebas
(dependen). Yang menjadi variabel bebas Data yang telah dikumpulkan dengan
(independen) dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner selanjutnya
kualitas produk, persepsi harga, dan kualitas dianalisis dengan menggunakan teknik
layanan. Sedangkan yang menjadi variabel analisis yang telah ditentukan sebelumnya,
tidak bebas (dependen) adalah minat beli yaitu menggunakan analisis regresi dengan
ulang. Bentuk persamaan yang digunakan program SPSS. Hasil dari perhitungan
dalam analisis regresi linier berganda tersebut selanjutnya diinterpretasikan untuk
(multiple linear regression analysis) adalah : menghasilkan informasi yang bermanfaat.

Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e ………… 1) 4.1. Karakteristik Responden


Penelitian ini dilakukan dengan
Dengan : menyebarkan kuesioner kepada 100
Y = Minat Beli Ulang responden yang merupakan konsumen PT.
b1, b2, b3 = koefisien regresi Kenari Djaja Prima. Responden dalam
X1 = Kualitas Produk penelitian ini diperinci berdasarkan intensitas
X2 = Persepsi Harga melakukan pembelian, lamanya mengguna-
X3 = Kualitas Layanan kan produk, dan status konsumen.
e = error / residual Berdasarkan tabel 4.1 diketahui
bahwa sebagian besar responden telah
Pada pengujian hipotesis, dilakukan melakukan pembelian di PT. Kenari Djaja
secara parsial dalam penelitian ini menggu- Prima sebanyak lebih dari 5 kali pembelian
nakan kriteria (Sudjana, 2005) sebagai berikut: (> 5 kali) dengan prosentase sebesar 62 %.
Ho : b1,b2,b3 = 0, berarti tidak ada Berdasarkan tabel 4.2 diketahui
pengaruh yang signifikan variabel bebas X bahwa sebagian besar responden telah
secara parsial terhadap variabel terikat Y. menggunakan produk dari PT. Kenari Djaja
Ha : b1,b2,b3 ¹ 0, berarti ada Prima selama 49 – 60 bulan (5 tahun) dengan
pengaruh yang signifikan variabel bebas X persentase sebesar 26 %.
secara parsial terhadap variabel terikat Y. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui
bahwa sebagian besar responden dari PT.

68 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

Tabel 4.1. Persentase Responden Tabel 4.3. Persentase Responden


Berdasarkan Intensitas Melakukan Berdasarkan Status Konsumen
Pembelian

Nilai Indeks = ((%F1x1) + (%F2x2) + ... +


(%F10x10)) / 10.
Tabel 4.2. Persentase Responden
Berdasarkan Lamanya Menggunakan Dimana F1 – F10 adalah frekuensi
Produk responden yang menjawab 1 – 10 dari skor
dalam daftar pertanyaan. Oleh karena itu,
angka jawaban tidak berangkat dari angka 0
(nol) tetapi mulai angka 1 hingga 10, maka
nilai indeks yang dihasilkan akan berangkat
dari angka 10 hingga 100 dengan rentang
sebesar 90, tanpa angka 0 (nol).
Dengan menggunakan kriteria lima
kotak (five box method), maka rentang
sebesar 90 dibagi lima menghasilkan rentang
sebesar 18 sebagai interpretasi nilai indeks.
Adapun kategori nilai indeks yang dihasilkan
adalah :
Kenari Djaja Prima adalah kontraktor, dimana 10 – 28 = Sangat Rendah
produk tersebut digunakan untuk bangunan 28,01 – 46 = Rendah
rumah tinggal maupun high rise building 46,01 – 64 = Sedang
(apartemen, hotel, universitas, mall, dll) 64,01 – 82 = Tinggi
dengan prosentase sebesar 43 %. 82,01 – 100 = Sangat Tinggi

4.2. Nilai Indeks 4.2.1. Variabel Kualitas Produk


Teknik scoring yang dilakukan dalam Terdapat lima indikator dalam kualitas
penelitian ini adalah minimum 1 dan produk, yaitu : Fitur Produk (X1), Reliabilitas
maksimum 10, maka perhitungan indeks Produk (X2), Sistem Kerja Produk (X3), Daya
jawaban responden dilakukan dengan Tahan Produk (X4), dan Desain Produk (X5).
rumus:

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 69


Annisa Dwi Hariyanti

Tabel 4.4 menunjukan bahwa dari produk merupakan indikator yang menempati
rentang nilai indeks sebesar 10 – 100, rata – posisi tertinggi dalam variabel kualitas produk
rata indeks variabel kualitas produk adalah yaitu 74,80 %.
tinggi, yaitu sebesar 72,70 %, dimana fitur

70 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

4.2.2. Variabel Persepsi Harga Hadiah (X8), dan Point Reward (X9).
Tabel 4.6 menunjukan bahwa dari
Terdapat empat indikator dalam rentang nilai indeks sebesar 10 – 100, rata –
persepsi harga, yaitu : Variasi Sistem rata indeks variabel persepsi harga adalah
Pembayaran (X6), Discount atau Promo (X7), tinggi, yaitu sebesar 72,85 %, dengan point

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 71


Annisa Dwi Hariyanti

reward merupakan indikator yang menempati rata indeks variabel minat beli ulang adalah
posisi tertinggi dalam variabel persepsi harga tinggi, yaitu sebesar 75,75 %, dengan
yaitu 76,40 %. preferensial merupakan indikator yang
menempati posisi tertinggi dalam variabel
4.2.3. Variabel Kualitas Layanan minat beli ulang yaitu 79,90 %.

Terdapat lima indikator dalam kualitas 4.3. Uji Validitas & Reliabilitas
layanan, yaitu : Sistem Pengiriman Produk
(X10), Sistem Penyediaan Produk (X11), Uji validitas adalah daftar pertanyaan
Karyawan Profesional (X12), Informasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengukur
Produk (X13), dan Layanan Purna Jual (X14). sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
Tabel 4.8 menunjukan bahwa dari kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
rentang nilai indeks sebesar 10 – 100, rata – pada kuesioner mampu untuk meng-
rata indeks variabel kualitas layanan adalah ungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
sedang, yaitu sebesar 60,74 %, dengan kuesioner tersebut.
layanan purna jual merupakan indikator yang Uji validitas ini dilakukan untuk menguji
menempati posisi tertinggi dalam variabel konsistensi butir – butir pertanyaan sehingga
kualitas layanan yaitu 67,80 %. dapat menggambarkan indikator yang diteliti.
Dengan demikian, suatu instrumen dikatakan
4.2.4. Variabel Minat Beli Ulang valid apabila mampu mengukur apa yang
Terdapat empat indikator dalam minat diinginkan dan dapat mengungkapkan data
beli ulang, yaitu : Transaksional (X15), dari variabel yang diteliti secara tepat.
Referensial (X16), Preferensial (X17), dan Pengujian validitas dilakukan dengan
Eksploratif (X18). menggunakan rumus korelasi product
Tabel 4.10 menunjukan bahwa dari moment.
rentang nilai indeks sebesar 10 – 100, rata –

72 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 73


Annisa Dwi Hariyanti

Uji reliabilitas merupakan uji ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,
seberapa jauh suatu alat ukur dapat Saifuddin, 1992). Untuk melakukan analisis
dipercaya. Kehandalan berkaitan dengan validitas data digunakan uji korelasi Product
estimasi sejauh mana suatu alat ukur Momment. Suatu indikator dikatakan valid
konsisten apabila pengukuran dilakukan apabila besarnya nilai signifikansi < 0,05.
berulang pada sampel yang berbeda. Apabila Tabel 4.12 menunjukkan bahwa
suatu alat ukur digunakan berulang dan hasil semua indikator yang digunakan untuk
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, mengukur variabel – variabel yang digunakan
maka alat ukur tersebut dianggap handal dalam penelitian ini mempunyai signifikansi
(reliable). Sebaliknya, bila suatu alat ukur yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga semua
digunakan berulang dan hasil pengukuran indikator tersebut adalah valid.
yang diperoleh tidak konsisten, maka alat ukur
tersebut dianggap tidak relaibel. 4.3.2. Uji Reliabilitas

4.3.1. Uji Validitas Uji reliabilitas dilakukan untuk


mengukur sejauh mana hasil suatu
Uji validitas ini dilakukan untuk pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 1992).
mengetahui / menganalisis sejauh mana Uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik

74 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk dikatakan yaitu diatas 0,60 sehingga dapat dikatakan
reliabel jika memberikan nilai alpha cronbach semua konsep pengukur masing-masing
> 0,6 (Ghozali, 2001). variabel dari kuesioner adalah reliabel
Hasil uji reliabilitas pada tabel 4.13 sehingga untuk selanjutnya item- item pada
menunjukkan bahwa semua variabel masing-masing konsep variabel tersebut
mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar layak digunakan sebagai alat ukur.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 75


Annisa Dwi Hariyanti

4.4. Uji Asumsi Klasik hubungan yang linear antara variabel


independen satu dengan variabel independen
4.4.1. Uji Normalitas lainnya (Sudarmanto, 2005).
Uji normalitas bertujuan untuk menguji Salah satu metode untuk mendiag-
apakah dalam model regresi, variabel nosa adanya multicollinearity adalah dengan
dependen dan indepedennya mempunyai menganalisis nilai tolerance dan lawannya
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance
menghasilkan grafik normal probability plot mengukur variabilitas variabel independen
yang tampak pada gambar berikut : yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

Pada gambar tersebut dapat dilihat independen lainnya. Nilai tolerance yang
bahwa grafik normal probability plot of rendah sama dengan nilai VIF tinggi, karena
regresison standardized menunjukan pola VIF = 1 / Tolerance. Nilai cut off yang dipakai
grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik – untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
titik yang menyebar di sekitar garis diagonal adalah nilai tolerance kurang dari 0,1 atau
dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. sama dengan nilai VIF lebih dari 10 (Ghozali,
Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi 2005).
layak dipakai karena memenuhi asumsi Berdasarkan hasil pengujian multi-
normalitas. kolinearitas pada tabel 4.14 diketahui bahwa
seluruh variabel independen memiliki nilai VIF
4.4.2. Uji Multikolinearitas lebih kecil dari 10, Sehingga dapat
Uji multikolinearitas bertujuan untuk disimpulkan bahwa data bebas dari masalah
membuktikan atau menguji ada tidaknya multikolinearitas. Berikut adalah tabel hasil uji

76 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

multikolinearitas dengan perhitungan statistik melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
dengan menggunakan SPSS. scatterplots antara SRESID dan ZPRED, di
mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi
4.4.3. Uji Heteroskedastisitas dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
Menurut Imam Ghozali (2006), sesungguhnya) yang telah di-studentized.
pendekatan yang dapat digunakan untuk Kriteria yang digunakan adalah jika
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas terdapat pola tertentu seperti titik – titik yang
adalah dengan melihat grafik plot antara nilai membentuk pola tertentu yang teratur
prediksi variabel dependen yaitu ZPRED (bergelombang, melebar kemudian menyem-
dengan residualnya SRESID. Ada tidaknya pit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 77


Annisa Dwi Hariyanti

terdapat pola yang jelas, serta titik–titik menyebar Dari persamaan tersebut dapat
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, terlihat bahwa keseluruhan variabel bebas
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (kualitas produk, persepsi harga, dan kualitas
Berdasarkan grafik scatterplots pada layanan) berpengaruh positif terhadap minat
gambar 4.2 terlihat bahwa titik – titik menyebar beli ulang.
secara acak serta tersebar baik di atas Berdasarkan persamaan dapat
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. diketahui bahwa variabel bebas yang paling
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak berpengaruh adalah variabel kualitas layanan
terjadi heteroskedastisitas pada model dengan koefisien 0,340, kemudian diikuti oleh
regresi. variabel kualitas produk dengan koefisien
0,195, sedangkan variabel yang berpengaruh
4.5. Hasil Analisis Regresi Berganda paling rendah yaitu variabel persepsi harga
dengan nilai koefisien 0,206.
Analisis regresi berganda yang telah
dilakukan diperoleh koefisien regresi, nilai t 4.6. Kelayakan Model
hitung dan tingkat signifikansi sebagaimana
ditampilkan pada tabel berikut : 4.6.1. Uji F

Dari hasil tersebut apabila ditulis Uji F digunakan untuk melakukan pengujian
persamaan regresi dalam bentuk standar- variabel bebas secara bersama – sama
dized coefficient adalah sebagai berikut : terhadap variabel terikatnya. Berikut adalah
tabel hasil uji F dengan perhitungan statistik
Y = 0.195 X1 + 0.206 X2 +0,340x3 dengan menggunakan SPSS.

78 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

Berdasarkan hasil uji F pada tabel Hasil analisis menunjukkan bahwa


4.16 ANOVA didapatkan Fhitung sebesar nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.311.
15.902 dengan tingkat signifikansi 0,0001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemam-
Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka puan seluruh variabel independen untuk
model regresi dapat digunakan untuk menjelaskan variasi pada variabel dependen
memprediksi minat beli ulang. adalah sebesar 31,1% persen dan selebihnya
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
4.6.2. Koefisien Determinasi (R2) dijelaskan dalam model regresi yang
diperoleh.
Koefisien determinasi (R 2 ) pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan 4.6.3. Pengujian Hipotesis
model dalam menerangkan variasi variabel Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah signifikansi pengaruh variabel bebas secara
antara nol dan satu (Ghozali, 2001). Nilai parsial atau individual menerangkan variabel
koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel terikat. Hasil analisis uji t adalah sebagai
di bawah ini : berikut :

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 79


Annisa Dwi Hariyanti

1. Pengaruh kualitas produk terhadap menyatakan bahwa kualitas layanan


minat beli ulang memiliki pengaruh positif yang signifikan
Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung terhadap minat beli ulang dapat diterima.
untuk variabel kualitas produk terhadap Hipotesis 3 diterima.
minat beli ulang menunjukkan nilai t hitung
= 2,090 dengan signifikansi 0,039. 4.7. Pembahasan
Dengan menggunakan batas signi- Secara umum penelitian ini
fikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut lebih menunjukkan hasil analisis deskriptif yaitu
kecil dari 0,05. Dengan arah koefisien bahwa kondisi penilaian responden terhadap
positif, dengan demikian diperoleh bahwa variable – variabel penelitian ini secara umum
hipotesis yang menyatakan bahwa sudah baik. Hal ini dapat ditunjukkan dari
kualitas produk memiliki pengaruh positif banyaknya tanggapan kesetujuan yang tinggi
yang signifikan terhadap minat beli ulang dari responden terhadap kondisi dari masing
dapat diterima. Hipotesis 1 diterima. – masing variabel penelitian. Dari hasil
tersebut selanjutnya diperoleh bahwa tiga
2. Pengaruh persepsi harga terhadap variabel independen yaitu kualitas produk,
minat beli ulang persepsi harga, dan kualitas layanan memiliki
Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung pengaruh yang signifikan terhadap minat beli
untuk variabel persepsi harga terhadap ulang di PT. Kenari Djaja Prima.
minat beli ulang menunjukkan nilai t hitung
= 2,060 dengan signifikansi 0,042. 4.7.1. Pengaruh Kualitas Produk terhadap
Dengan menggunakan batas signi- Minat Beli Ulang
fikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut lebih Pada pengujian hipotesis 1 menun-
kecil dari 0,05. Dengan arah koefisien jukkan adanya pengaruh yang positif dan
positif, dengan demikian diperoleh bahwa signifikan atas variabel kualitas produk
hipotesis yang menyatakan bahwa terhadap minat beli ulang. Hasil ini
persepsi harga memiliki pengaruh positif menjelaskan bahwa penilaian yang baik
yang signifikan terhadap minat beli ulang mengenai kualitas produk atau hasil
dapat diterima. Hipotesis 2 diterima. pengalaman konsumen dalam memakai
produk yang sesuai dengan tingkat keinginan
3. Pengaruh kualitas layanan terhadap konsumen akan mendorong konsumen untuk
minat beli ulang melakukan pembelian ulang produk tersebut.
Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung Apabila produk tersebut dapat memuaskan
untuk variabel kualitas layanan terhadap keinginan konsumen atau lebih maka
minat beli ulang menunjukkan nilai t hitung konsumen akan memberikan penilaian positif
= 3,613 dengan signifikansi 0,0001. terhadap produk tersebut yang membuat
Dengan menggunakan batas signifikansi konsumen akan tetap berkeinginan atau
0,05, nilai signifikansi tersebut lebih kecil semakin besar keinginan untuk membeli
dari 0,05. ulang produk tersebut.
Dengan arah koefisien positif, dengan
demikian diperoleh bahwa hipotesis yang

80 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

4.7.2. Pengaruh Persepsi Harga terhadap memberikan layanan yang terbaik agar dapat
Minat Beli Ulang memenuhi atau bahkan mampu melampaui
Variabel persepsi harga pada keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan
pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa agar tercapai kepuasan. Apabila hal ini dapat
persepsi harga memiliki pengaruh yang positif dipenuhi maka pelanggan yang sebelumnya
dan signifikan terhadap minat beli ulang. Hal telah memiliki pengalaman akan pelayanan
ini berarti bahwa konsumen akan memilih yang diberikan oleh perusahaan akan
produk dengan harga yang relatif lebih rendah terdorong untuk melakukan pembelian ulang
dengan pemberian hadiah yang sesuai. pada perusahaan yang sama.
Dalam penelitian ini, konsumen menilai
bahwa PT. Kenari Djaja Prima memiliki harga
yang terjangkau dan berada pada harga yang V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
bersaing, serta menyediakan berbagai pilihan KEBIJAKAN
hadiah yang sesuai, maka konsumen
cenderung memiliki minat beli ulang yang 5.1. Kesimpulan
lebih tinggi.
Harga yang ditentukan pada proses 5.1.1. Kesimpulan Hipotesis
pembelian akan membantu konsumen dalam Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
memutuskan pembelian ulang produk jumlah omset yang menurun, hal ini
tersebut. Pada saat transaksi atau kunjungan, disebabkan minat beli ulang konsumen yang
konsumen akan membandingkan harga menurun. Permasalahan ini harus segera
produk dengan perusahaan lain yang ada. diatasi, karena mengindikasikan adanya
Dan jika mendapatkan bahwa produk di lokasi pelayanan yang kurang maksimal. Kemudian
tersebut dapat memberikan kesesuaian bagaimana PT. Kenari Djaja Prima untuk
dengan dana yang dikehendaki konsumen mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini
dan spesifikasi produk yang diinginkan maka secara khusus menguji kualitas produk,
minat beli ulang akan terjadi. persepsi harga, dan kualitas layanan yang
berpengaruh terhadap minat beli ulang.
4.7.3. Pengaruh Kualitas Layanan Dalam hasil perhitungan diperoleh nilai
terhadap Minat Beli Ulang koefisien terbesar adalah pada kualitas
layanan, yaitu 0,340. Hal ini berarti bahwa
Pada pengujian hipotesis 3 kualitas layanan memiliki pengaruh yang
menunjukkan bahwa kualitas layanan terbukti positif dan signifikan terhadap minat beli
secara signifikan dan berpengaruh positif ulang. Semakin unggul kualitas layanan yang
terhadap minat beli ulang. Kualitas layanan diberikan pihak PT. Kenari Djaja Prima maka
adalah tingkat keunggulan yang diharapkan akan memperkuat minat beli ulang konsumen
untuk memenuhi keinginan, kebutuhan, dan atas produk. Hal ini berkaitan dalam suatu
harapan pelanggan. Kualitas layanan sangat proyek yang sangat diperlukan ketepatan
dipengaruhi oleh persepsi pelanggan, maka waktu dalam ketersediaan produk, karena
perusahaan harus berusaha untuk mengingat pelaksanaan proyek yang

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 81


Annisa Dwi Hariyanti

berlangsung sudah memiliki program kerja


yang pasti hingga akhir pelaksanaan proyek,
sehingga sistem ketersediaan produk sangat
penting dalam suatu proyek.
Dari hasil perhitungan yang di
peroleh, persepsi harga memilki nilai koefisien
terbesar kedua, yaitu 0,206. Hal ini berarti
bahwa persepsi harga memiliki pengaruh b. Kedua, untuk mendapatkan minat beli
yang positif dan signifikan terhadap minat beli ulang adalah dengan meningkatkan
ulang. Semakin baik penilaian yang diberikan persepsi harga. Minat beli ulang tidak akan
konsumen terhadap PT. Kenari Djaja Prima pernah tercapai apabila tidak didukung
maka akan meningkatkan minat beli ulang. adanya persepsi harga yang baik. Hal ini
Untuk kualitas produk memiliki nilai koefisien menunjukkan bahwa persepsi harga
terkecil, yaitu 0,195. Hal ini berarti bahwa akan mampu meningkatkan minat beli
kualitas produk memiliki pengaruh yang positif ulang. Ini dapat diartikan persepsi harga
dan signifikan terhadap minat beli ulang. secara langsung berpengaruh terhadap
Semakin unggul kualitas produk yang minat beli ulang.
diberikan pihak PT. Kenari Djaja Prima maka
akan memperkuat minat beli ulang
konsumen.

5.1.2. Kesimpulan Masalah Penelitian


Tujuan dari penelitian adalah mencari
jawaban atas masalah penelitian yang
diajukan dalam penelitian ini, yaitu : c. Ketiga, untuk mendapatkan minat beli
“Bagaimana meningkatkan minat beli ulang ulang adalah dengan meningkatkan
di PT. Kenari Djaja Prima?”. kualitas layanan. Minat beli ulang tidak akan
Hasil dari penelitian ini membuktikan pernah tercapai apabila tidak didukung
dan memberi kesimpulan untuk menjawab dengan kualitas layanan yang baik. Variabel
masalah penelitian secara singkat ini merupakan variabel paling dominan
menghasilkan tiga (3) proses dasar untuk yang berpengaruh terhadap minat beli
meningkatkan minat beli ulang, yaitu : ulang. Semakin baik dan tepat kualitas
a. Pertama, untuk mendapatkan minat beli layanannya, maka akan semakin tinggi
ulang adalah dengan meningkatkan minat beli ulang atas produk.
kualitas produk. Minat beli ulang tidak akan
pernah tercapai apabila tidak didukung
adanya kualitas produk yang baik.
Semakin tinggi kualitas produknya, maka
akan semakin tinggi minat beli ulang atas
produk.

82 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

5.2. Implikasi Kebijakan

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 83


Annisa Dwi Hariyanti

84 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

5.3. Keterbatasan Penelitian masukan bagi pengembangan penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan dimasa yang akan datang. Perluasan yang
beberapa keterbatasan dan kelemahan, disarankan dari penelitian ini adalah :
antara lain : alat analisis belum memberikan a. Menambah variabel independen yang
kontribusi yang sempurna. Variabel kualitas mempengaruhi minat beli ulang, seperti :
produk, persepsi harga dan kualitas layanan Brand Image, Word of Mouth.
hanya memberikan kontribusi sebesar 31,1% b. Penelitian dilakukan tidak hanya pada PT.
yang berarti sangat mungkin masih ada Kenari Djaja Prima saja, tetapi juga perlu
variabel lain yang juga mempengaruhi minat dilakukan penelitian pada perusahaan lain
beli ulang. yang sejenis.
c. Penelitian dilakukan tidak hanya pada
5.4. Agenda Penelitian Mendatang satu PT. Kenari Djaja Prima saja, tetapi
Hasil – hasil dalam penelitian ini dan disarankan untuk meneliti lebih dari satu
keterbatasan – keterbatasan yang ditemukan PT. Kenari Djaja Prima agar hasilnya
agar dapat dijadikan sumber ide dan dapat lebih dibandingkan.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 85


Annisa Dwi Hariyanti

DAFTAR REFERENSI Kotler, Philip & Gary Amstrong, 2001,


Prinsip – Prinsip Pemasaran, Edisi 8,
Assauri, Sofjan, Prof., Dr., 2004, Jilid 1, Jakarta : Erlangga
Manajemen Pemasaran – Dasar ,
Konsep, & Strategi, Edisi 1, Jakarta : Kotler, Philip & Gary Amstrong, 2002,
PT. RajaGrafindo Persada Prinsip – Prinsip Pemasaran, Edisi
12, Jilid 1, Jakarta : Erlangga
Cannon, Joseph P., Ph.D., et al., 2008,
Pemasaran Dasar – Pendekatan Kotler, Philip & Kevin Lane Keller, 2007,
Manajerial Global, Edisi 16, Buku 1, Manajemen Pemasaran, Edisi 12 Jilid
Jakarta : Salemba Empat 1, Jakarta : PT. Indeks

Chrisano, Ivan, 2010, Analisis Pengaruh Kotler, Philip & Kevin Lane Keller, 2007,
Harga dan Promosi Terhadap Minat Manajemen Pemasaran, Edisi 12 Jilid
Beli Ulang Kertas HVS Sinar Dunia 2, Jakarta : PT. Indeks
Pada Pusaka Mas Sakti Paper, Kurniawan, Eri, 2010, Analisis Pengaruh
Semarang : Magister Manajemen Uni- Kualitas Layanan, Nilai Pelanggan,
versitas Diponegoro Semarang dan Citra Perusahaan terhadap Minat
Daniyanti, Prieta Annisha, 2011, Analisis Beli, Semarang : Magister Manajemen
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Universitas Diponegoro Semarang
Minat Beli Ulang Pada SELERA Snack Kusuma, Adhi Rah, 2010, Pengaruh Kualitas
& Bakery, Semarang : Magister Pelayanan, Kompetensi Tenaga
Manajemen Universitas Diponegoro Penjualan, & Citra Perusahaan
Semarang Terhadap Minat Beli Ulang, Semarang
Dwityanti, Esti, 2008, Analisis Faktor – Faktor : Magister Manajemen Universitas
yang Mempengaruhi Minat Beli Diponegoro Semarang
Konsumen Terhadap Layanan Internet Nazir, Moch., 2003, Metode Penelitian, Edisi
Banking Mandiri, Semarang : Magis- Kelima, Jakarta : Ghalia Indonesia
ter Manajemen Universitas Dipone-
goro Semarang Puspitasari, Anita Dian, 2009, Studi
Peningkatan Minat Beli Ulang
Ferdinand, Augusty, 2006, Metode Penelitian Nasabah, Semarang : Magister
Manajemen, Semarang : Badan Manajemen Universitas Diponegoro
Penerbit Universitas Diponegoro Semarang
Hadani, Aditya Lazuardi, 2009, Studi Pramita, Fransiska, 2010, Analisis Pengaruh
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kualitas Produk, Kualitas Layanan,
Minat Beli Ulang, Semarang : Magis- dan Persepsi Harga Terhadap
ter Manajemen Universitas Dipo- Kepuasan Pelanggan Air Minum
negoro Semarang Dalam Kemasan, Semarang : Univer-
sitas Diponegoro Semarang

86 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi harga dan Kualitas Layanan

Puspitasari, Ratih Hesty Utami, 2007, Sule, Ernie Tisnawati & Kurniawan
Analisis Faktor – Faktor yang Mem- Saefullah, 2005, Pengantar
pengaruhi Kualitas Pelayanan Untuk Manajemen, Edisi Pertama, Jakarta :
meningkatkan Kinerja Pemasaran, Kencana Prenada Media Group
Semarang : Magister Manajemen Uni-
versitas Diponegoro Semarang Ulinnuha, Muhammad, 2010, Analisis
Pengaruh Kepercayaan, Kesadaran
Rahmawati, Meylin, 2008, Analisis Faktor – Merek, Persepsi Harga, & Loyalitas
Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Situs Terhadap Pembelian Online
Pelanggan Untuk Meningkatkan Minat Pada Forum Web Gamexeon.com,
Beli Ulang Konsumen, Semarang : Semarang : Magister Manajemen Uni-
Magister Manajemen Universitas versitas Diponegoro Semarang
Diponegoro Semarang
Umar, Husein, 2001, Riset Pemasaran dan
Rangkuti, Freddy, 2001, Riset Pemasaran, Perilaku Konsumen, Jakarta :
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Gramedia Pustaka Utama

Retnaningsih, Dian, 2009, Analisis Yustika Z., Yerie, 2009, Pengaruh Kualitas,
Pengaruh Mutu Produk dan Persepsi Desain, dan Harga Terhadap Minat
Harga Terhadap Minat Beli, Semarang Beli Produk Sendi Cream di Kota Se-
: Magister Manajemen Universitas marang, Semarang : Magister Mana-
Diponegoro Semarang jemen Universitas Diponegoro Sema-
rang
Saladin, Djaslim, 2002, Manajemen
Pemasaran, Analisis, Perencanaan, http://elearning.gunadarma.ac.id/
Pelaksanaan dan Pengendalian, Edisi http://hdl.handle.net/10364/1074
Pertama, Bandung : Linda Karya
http://ilmiahtesis.blogspot.com/
Sudikan, 2010, Studi Tentang Kualitas http://oecoomicus.files.wordpress.com/
Pelayanan Pada PT. PLN (Persero), http://soil.faperta.ugm.ac.id/
Semarang : Magister Manajemen Uni-
http://www.damandiri.or.id/
versitas Diponegoro Semarang
http://www.ilmiahmanajemen.blogspot.com/
Sudjana, 2002, Metode Statistika, Edisi http://www.kenaridjaja.com/
Kedua, Jakarta : CV. Alfabeta
http://www.researchgate.net/researchers/

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 87

Anda mungkin juga menyukai