Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN MUTU PELAYANAN TERHADAP KONSUMEN

DI OPTICAL BANDUNG

Drs. Gaos Sarifudin., MM1, Heri Hermawan, RO., S.KM2, Taufiq Miptahudin Hidayat, Amd.RO3
123
Program Studi DIII Refraksi Optisi, STIKes Dharma Husada Bandung
Jl. Terusan Jakarta No. 75 Antapani Bandung

ABSTRAK

Persaingan yang semakin tinggi menjadi suatu tantangan terhadap kualitas produk dan mutu
pelayanan. Optical Visio Bandung satu perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan alat bantu
penglihatan seperti kaca mata, namun dari mutu pelayanan kurang optimal. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran mutu pelayanan konsumen di Optical Bandung. Jenis penelitian berupa
deskriptif dengan pendekatan survei deskriptif. Populasi sebanyak 230 orang dan jumlah sampel
menggunakan teknik Purposive sampling dengan rumus slovin yaitu sebanyak 73 orang. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan data univariat yang disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan 57% konsumen menilai mutu pelayanan di
Optical Bandung yaitu baik, dilihat berdasarkan bukti fisik 68,49% konsumen menilai baik,
kehandalan 50,68% kurang baik, daya tanggap 49,3% baik, jaminan 53,42% baik, dan empati 56,16%
konsumen menilai mutu pelayanan di Optical Visio sangat baik. Saran untuk Optical Visio yaitu
menyediakan peralatan yang menunjang guna memperbaiki sistem pelayanan refraksi. Serta Kinerja
pelayanan pegawai dalam memberikan pelayanan harus dibekali pengetahuan perkembangan ilmu
dan teknologi refraksi
Higher competition becomes was challenge was to product quality and service quality. Optical Visio
Bandung one company engaged in the provision of visual aids such as glasses, but the quality of
service is less than optimal. This study aims to determine the picture of customer service quality in
Optical Visio Bandung. This study of the research was descriptive with descriptive survey approach.
The population of 230 people and the number of samples using purposive sampling technique with
slovin formula that is as much as 73 people. The research instrument used questionnaire. Data
analysis using univariate data presented in the form of frequency distribution. The results showed
57% of consumers assessed the quality of service in Optical Visio Bandung is good, viewed based on
physical evidence 53.4% consumer rate good, reliability 49.3% less good, responsiveness 49.3%
good, 38.4% good guarantee , and empathy 31.5% of consumers assess the quality of service in
optical Visio very well. Advice for Visio optics is to provide equipment that supports to improve the
refractive service system. As well as Performance service employees in providing services should be
equipped with knowledge of the development of science and technology refraction.
Kata Kunci : Mutu, Konsumen, Pelayanan

STIKes Dharma Husada Bandung 1


Selain itu, kepuasan pelanggan ikut menjadi
PENDAHULUAN
bagian penting untuk menjaga loyalitas
Semakin berkembangnya perekonomian pelanggan perusahaan.
dibidang bisnis, perusahaan-perusahaan saling
Optikal merupakan salah satu perusahaan yang
bersaing agar unggul dari perusahaan yang
bergerak di bidang penyediaan alat bantu
lainnya. Karena semakin ketatnya persaingan
penglihatan seperti kaca mata, lensa kontak,
antara perusahaan satu dengan perusahaan
bingkai kaca mata dan berbagai assesoris
lainnya, salah satu hal yang harus
lainnya. Optikal juga sekaligus menyediakan
diprioritaskan yaitu dalam segi pelayanan
jasa pelayanan pemeriksaan mata khusunya
pelanggan. Pelayanan adalah setiap tindakan
untuk konsumen yang mengalami kelainan
atau kegiatan yang dilakukan oleh suatu pihak
refraksi. Dengan demikian perusahaan optikal
kepada pihak lai yang pada dasarnya tidak
mengelola dua kegiatan, yaitu penyediaan
berwujud dan tidak mengakibatkan
barang berupa alat bantu penglihatan dan jasa
kepemilikan suatu apapun. Jika pelayanan
pemeriksaan. Berdasarkan uraian di atas,
yang diberikan baik dan memuaskan, serta
maka penulis menemukan Mutu Kualitas
sesuai dengan standar yang berlaku, maka
Pelayanan.
akan menghasilkan kepuasan pelanggan,
sehingga pelanggan dapat bertahan Maraknya perusahaan yang bergerak dibidang
menggunakan produk kami dan tidak pindah jasa, dagang, maupun industri, sama sama
ke perusahaan lain. Kepuasan pelanggan harus meningkatkan kualitas pelayanannya,
adalah tingkat perasaan seseorang setelah demikian juga perusahaan toko optik yang
membandingkan kinerja yang dirasakan harus memberikan pelayanan dan memberikan
dibandingkan dengan harapannya. solusi sesuai dengan keluhan para
pelanggannya. Selain produknya yang harus
Pelanggan merupakan bagian penting dalam
unggul dan berkualitas, perusahaan juga harus
bisnis. Tanpa ada pelanggan tidak akan ada
berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya
proses perdagangan dan bisnis lainnya.
juga. Upaya tersebut juga dilakukan oleh
Bahkan Peter Drucker dalam Thamrin
Optical Bandung agar mendapatkan
Abdullah (2013:37) menyatakan bahwa tugas
pandangan positif dari para pelanggannya.
utama perusahaan adalah menciptakan
Karena jika pelanggan sudah memiliki
pelanggan. Mendapatkan pelanggan baru,
pandangan 2 positif terhadap suatu
para pengusaha atau perusahaan harus
perusahaan, maka akan berdampak positif juga
mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk
bagi citra perusahaan. Pelayanan yang baik
biaya promosi, meliputi banyak media
juga harus didukung oleh tersedianya sarana
promosi seperti media cetak, televisi, radio
dan prasarana yang mendukung segala
dan internet. Hal tersebut mereka lakukan
aktivitas pelayanan tersebut. Agar pelayanan
hanya untuk mendapatkan para pelanggan
bergerak dengan efektif dan efisien. Selain
baru.
sarana dan prasarana, sumber daya manusia
Perusahaan tidak mungkin terus menerus pun juga harus berkualitas.
melakukan promosi yang dapat menghabiskan
Menurut Mc.Carthy (2015) maraknya
banyak biaya tersebut. Oleh karena itu
pelayanan optik merupakan kegiatan promosi
perusahaan atau pengusaha berusaha sebaik
yang dilakukan oleh suatu perusahaan (Optik)
mungkin untuk merawat pelanggan mereka.
tidak terlepas dari usaha memperkenalkan dan
Karena para pengusaha atau perusahaan
mempromosikan produk kepada khalayak atau
menyadari betapa pentingnya pelanggan bagi
konsumen. Konsumen merupakan sasaran
kelangsungan usaha mereka. Menjaga para
promosi yang mengisi hampir setiap waktu
pelanggan agar tidak memilih produk pesaing
dalam kehidupan sehari-hari, dengan fakta
tentu bukan perkara mudah. Perusahaan harus
tersebut bahwa dalam bidang usaha apapun ,
melakukan beberapa hal yang dapat mengikat
kegiatan promosi sangat dibutuhkan guna
hati pelanggan untuk tetap setia pada produk
menarik perhatian serta minat konsumen. Hal
perusahaan. Salah satunya dengan pelayanan
ini dikarenakan adanya usaha untuk
terbaik untuk pelanggan. Pelayanan terbaik
meningkatkan penjualan dengan beragam
tentu harus memahami kebutuhan dan keluhan
konsep, tampilan serta pelayanannya dalam
para pelanggan. Sehingga pelayanan yang
menarik minat pengunjung
dilakukan oleh perusahaan tepat sasaran.

STIKes Dharma Husada Bandung 2


METODELOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah suatu metode
atau cara yang akan digunakan dalam Keterangan :
penelitian. Rancangan penelitian merupakan
langkah langkah teknis dan operasional yang n : Jumlah minimal sampel.
telah dilakukan dalam penelitian untuk N : Jumlah populasi.
memecahkan suatu permasalahan di dalam
membuat sebuah penelitian secara tepat baik e : Batas toleransi kesalahan (sebesar 10%,
dalam pemilihan metode maupun rancangan dengan tingkat akurasi 90%).
penelitian. (Notoatmodjo, 2010) Diketahui : N=230 orang
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis
penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Metode penelitian deskriptif adalah
suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan untuk membuat gambaran
deskriptif tentang suatu keadaan secara
objektif dan cross sectional adalah penelitian Jadi, jumlah sampel pada penelitian ini
yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali sebanyak 73 orang.
tanpa ada follow up. Metode ini digunakan Teknik Sampling
untuk melihat gambaran mutu pelayanan
terhadap konsumen di Optical Bandung tahun Teknik sampling adalah suatu cara dalam
2018. proses seleksi sampel yang digunakan dalam
penelitian sehingga jumlah sampel akan
Variabel Penelitian mewakili keseluruhan populasi yang ada
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau (Notoatmodjo, 2012). Metode yang digunakan
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan dalam penelitian ini menggunakaan teknik
yang mempunyai variasi tertentu yang Accidental Sampling. Accidental Sampling
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan adalah pengambilan sampel secara aksidental
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, (accidental) dengan mengambil kasus atau
2014). Dalam penelitian ini termasuk variabel responden yang kebetulan ada atau tersedia di
tunggal (Independen) yaitu mutu pelayanan : suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian
dilihat dari bukti fisik, keandalan , daya (Notoatmodjo, 2012). Jumlah sampel pada
tanggap, jaminan, empati terhadap konsumen penelitian ini sebanyak 73 orang, kemudian
di Optik Visio Bandung teknik pengambilan sampel digunakan
berdasarkan kriteria :
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Kriteria Inklusi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian
atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Kriteria inklusi adalah karakteristik umum
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh subjek penelitian dari suatu populasi target
konsumen Optical Bandung dilihat dari 3 yang terjangkau yang akan diteliti.
bulan terakhir yaitu periode bulan April-Juni Perkembangan ilmiah harus menjadi pedoman
tahun 2018 sebanyak 230 orang. dalam menentukan kriteria inklusi.

Sampel merupakan sebagian dari populasi Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
yang diharapkan dapat mewakili dar populasi a. Konsumen Optik Visio
(Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian dari konsumen b. Konsumen yang pernah datang ke Optik
Optical Bandung yang dalam penelitian ini di Visio Bandung
ambil dari jumlah populasi sebanyak 230 c. Konsumen bersedia ikut dalam penelitian
orang. Kemudian peneliti menentukan dan kooperatif dengan tehnik pemeriksaan
pengambilan sampel dengan cara
menggunakan rumus slovin yaitu :

STIKes Dharma Husada Bandung 3


Kriteria Ekslusi sehingga di peroleh gambaran dari masing
masing variabel yaitu menggunakan rumus
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau
sebagai berikut :
mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi
kriteria inklusi penelitian ini, antara lain :
a. Konsumen dengan kekeruhan lensa
(katarak) Keterangan :
b. Konsumen yang memiliki gangguan P = presentase untuk setiap kategori
komunikasi
f = jumlah setiap kategori
Instrument Penelitian
N = jumlah total responden
Instrument penelitian ini merupakan alat bantu
berupa kuisioner atau angket yang dibuat
berdasarkan teori yang ada. Kuisioner adalah HASIL PENELITIAN
daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan
baik, sudah matang, dimana responden (dalam Berikut hasil penelitian tentang gambaran
mutu pelayanan terhadap konsumen di Optical
hal angket) dan interview (dalam wawancara)
tinggal memberikan jawaban atau dengan Bandung dengan pengumpulan data yang
memberikan tanda tanda tertentu. (Riyanto, dilakukan dari jumlah sampel 73 orang
menggunakan kuesioner. Analisis data
2010). Instrument yang di gunakan dalam
menggambarkan distribusi frekuensi dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner (angket)
yang berisi pertanyaan tertutup. bentuk persentase. Hasil penelitian dapat
disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Uji Konten
Tabel 1 Mutu Pelayanan dilihat
Uji Konten adalah uji ahli atau validitas yang berdasarkan Bukti Fisik di Optik Visio
diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi Bandung
alat ukur dengan analisis rasional. Instrumen Mutu Pelayanan Ferkuensi Persentase
dalam penelitian ini dilakukan uji validitas tiap Konsumen
item pertanyaan menggunakan content Baik 210 57%
validity. Uji validitas pada penelitian ini Kurang Baik 155 43%
menggunakan panel konten yaitu peneliti Bukti Fisik
melakukan konsultasi dengan satu orang ahli Baik 39 68.49
dalam bidang ilmu manajemen tentang Kurang Baik 15 31.51
kuesioner Mutu Pelayanan Terhadap Keandalan
Konsumen yaitu kepada Ejeb Ruhyat, S.KM., Baik 36 49.32
M.KM dan dinyatakan sudah releven dan Kurang Baik 37 50.68
sudah layak digunakan untuk penelitian.
Daya Tanggap
Pengolahan dan Analisa Data Baik 44 60.27
Pengolahan Data Kurang Baik 29 39.73
Jaminan
Teknik pada penelitian ini yang telah Baik 39 53.42
ditempuh dalam proses pengolahan data Kurang Baik 34 46.58
dengan langkah-langkah Editing (Pengeditan Empati
Data), Data Entry (Pemasukan Data), Cleaning Baik 41 56.16
Data (Pembersihan Data) Kurang Baik 32 43.84
Teknik Analisa Data Total 365 100
Teknik analisa data yang dilakukan dalam Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui 57%
peneitian ini adalah dengan menggunakan konsumen menilai mutu pelayanan di Optical
analisa univariat. Analisa Univariat ini Bandung yaitu baik dan 43% kurang baik,
bertujuan agar penulis mendapatkan gambaran mutu pelayanan yang dilihat berdasarkan bukti
distribusi frekuensi mengenai tingkat mutu fisik 68,49% konsumen menilai mutu
pelayanan terhadap kepuasan konsumen pelayanan di Optical Bandung yaitu baik,
kedalam distribusi frekuensi dan proporsi mutu pelayanan yang dilihat berdasarkan

STIKes Dharma Husada Bandung 4


keandalan 50,68% konsumen menilai mutu persepsi mereka akan pelayanan yang mereka
pelayanan di Optical Bandung yaitu kurang terima. Saat harapan pelanggan lebih rendah
baik, daya tanggap 60,27% konsumen menilai dari persepsi terhadap pelayanan yang
mutu pelayanan di Optical Bandung yaitu diperoleh, maka hal tersebut menjadi
baik, Jaminan 53,42% konsumen menilai mutu kejutan yang menyenangkan bagi
pelayanan di Optical Bandung yaitu baik, pelanggan. Pada saat harapan pelanggan
Empati 56,16% konsumen menilai mutu sesuai dengan persepsi terhadap pelayanan
pelayanan di Optical Bandung yaitu baik. yang diperoleh maka pelanggan akan
merasa puas. Namun, pada saat harapan
Pembahasan
pelanggan lebih besar daripada persepsi
Gambaran Mutu Pelayanan terhadap terhadap pelayanan yang diperoleh maka
Konsumen di Optik Visio Bandung pelanggan tidak puas terhadap pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui Parasuraman dalam Tjiptono (2012),
57% konsumen menilai mutu pelayanan di mengatakan ada dua faktor utama yang
Optical Bandung yaitu baik. Hal tersebut mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu
dipengaruhi oleh pemberian kualitas expective service (pelayanan yang
pelayanan membutuhkan interaksi yang baik diharapkan) dan perceived service (pelayanan
antara petugas atau pemberi pelayanan dengan yang diterima). Karena Mutu Kualitas
pelanggan. Artinya Apabila pemberi layanan Pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan
memberikan pelayanan dengan cara dan hasil dari keinginan pelanggan seta ketepatan
yang baik, maka itu akan menimbulkan kesan penyampaian untuk mengimbangi harapan
yang baik pula. Unsur-unsur pokok dalam pelanggan, untuk itu Zeitham dalam
memberikan kualitas pelayanan yang Tjiptono (2012) mendefinisikan bahwa
memuaskan adalah sebagai berikut : 1. pelayanan adalah penyampaian secara
Kecepatan : kecepatan dalam memberikan excellent dan superior dibandingkan dengan
pelayanan yang memuaskan kepada pengguna harapan konsumen.
jasa atau pasien, 2. Ketepatan : ketepatan
Mutu Pelayanan berdasarkan bukti fisik
waktu yang digunakan untuk melayani pasien
apakah sudah sesuai dengan waktu yang telah Hasil penelitian tabel 4.1 menunjukkan mutu
ditentukan, 3. Keramahan : keramahan dari pelayanan berdasarkan bukti fisik 68,49%
para pemberi pelayanan yaitu para pegawai konsumen menilai baik. Hal tersebut
kepada semua pengguna jasa atau pasien, 4. dipengaruhi oleh kebersihan diruang
Kenyamanan : adalah para pemberi pelayan pemeriksaan sangat bersih dan rapi, sehingga
yaitu para pegawai dapat memberikan rasa responden yang berkunjung ke Optik Visio
nyaman kepada para pengunjung yaitu para cukup nyaman, selain itu didukung oleh ruang
pasien (Tjiptono, 2012). pemeriksaannya tertata dengan rapih.
Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu Mutu pelayanan dapat dirasakan langsung
memenuhi keinginan dan kebutuhan terhadap penampilan fasilitas fisik serta
pelanggan (meeting the needs ofcostumers). pendukung pendukung dalam pelayanan.
Kualitas berasal dari kataquality yang Dimensi pertama dari Mutu Kualitas
berarti mutu. Kualitas menurut Wirajatmi Pelayanan adalah Bukti Fisik. Karena suatu
(2014) adalah keseluruhan karakteristik jasa tidak bisa dilihat, dicium, dan juga tidak
barang dan jasa yang menunjukkan bisa diraba, maka aspek Bukti Fisik menjadi
kemampuannya memuaskan kebutuhan penting sebagai ukuran terhadap pelayanan.
pelanggan, baik berupa kebutuhan yang Pelanggan akan menggunakan indra
dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat. penglihatan untuk menilai suatu Mutu Kualitas
Oleh karenanya, kualitas disini merupakan Pelayanan . Penampilan dan kemampuan
proses atau upaya menjaga janji pelayanan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan
agar pihak yang dilayani merasa puas. keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti
nyata dari pelayanan yang diberikan oleh
Menurut Parasuraman, Zeithaml dan L. L
pemberi jasa.
Berry dalam Tjiptono (2012),Mutu Kualitas
Pelayanan adalah perbedaan antara harapan Bukti Fisik yang baik akan mempengaruhi
pelanggan akan suatu pelayanan dengan persepsi pelanggan. Pada saat yang bersamaan

STIKes Dharma Husada Bandung 5


aspek Bukti Fisik ini juga merupakan salah dimensi Mutu Kualitas Pelayanan yang paling
satu sumber yang mempengaruhi harapan dinamis. Harapan pelanggan terhadap
pelanggan, karena Bukti Fisik yang baik, kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan
maka harapan pelanggan menjadi lebih tinggi. akan berubah dengan kecenderungan naik dari
Oleh karena itu, penting bagi suatu perusahaan waktu ke waktu.
untuk mengetahui seberapa jauh aspek Bukti
Daya Tanggap merupakan suatu kemauan
Fisik yang paling tepat, yaitu masih
untuk membantu dan memberikan pelayanan
memberikan impresi yang positif terhadap
yang cepat dan tepat kepada pelanggan dengan
Mutu Kualitas Pelayanan yang diberikan
penyampaian informasi yang jelas. Pelayanan
tetapi tidak menyebabkan harapan pelanggan
yang cepat atau tanggap juga sangat
yang terlalu tinggi.
dipengaruhi oleh sikap front-line staff. Salah
Mutu Pelayanan berdasarkan Keandalan satunya adalah kesigapan dan ketulusan dalam
menjawab pertanyaan atau permintaan
Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.2
pelanggan. Kepuasan pelanggan dalam hal ini
menunjukkan mutu pelayanan dilihat
juga sering ditentukan melalui pelayanan
berdasarkan keandalan 50,68% menunjukkan
melalui telepon.
kurang baik. Hal ini dipengaruhi oleh Petugas
dalam memberikan pemerikasaan kurang Mutu pelayanan dilihat berdasarkan
sesuai dengan yang diharapkan konsumen, Jaminan
seperti responden yang berkunjung ke optik
Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.4
visio harus menunggu lama dalam
menunjukkan mutu pelayanan dilihat
pemeriksaan mata.
berdasarkan jaminan 53,42% mutu pelayanan
Keandalan merupakan Kemampuan untuk baik. Hal tersebut dipengaruhi oleh keamanan
memberikan pelayanan tepat waktu dan akurat pelayanan yang diberikan petugas di optik
sesuai dengan yang ditetapkan. Kepuasan visio sebagai jaminan yang nyata yang
pelanggan terhadap pelayanan juga ditentukan diberikan oleh optik visio, sehingga
oleh dimensi keandalan , yaitu dimensi yang kepercayaan konsumen yang datang
mengukur keandalan dari perusahaan dalam memberikan pelayanan pemeriksaan yang
memberikan pelayanan kepada pelanggannya, sopan dan ramah.
dibandingkan dengan dimensi yang lain,
Jaminan berhubungan dengan rasa aman dan
dimensi ini sering dianggap paling penting
kenyamanan pasien karena adanya
bagi pelanggan dari berbagai industri jasa.
kepercayaan terhadap petugas yang memiliki
Ada 2 (dua) aspek dalam dimensi ini. Pertama
kompetensi, kredibilitas dan keterampilan
adalah kemampuan perusahaan untuk
yang tepat dalam memberikan pelayanan dan
memberikan pelayanan seperti yang
pasien memperoleh jaminan pelayanan yang
dijanjikan. Kedua adalah seberapa jauh suatu
aman dan nyaman. Dimensi assurance yaitu
perusahaan mampu memberikan pelayanan
dimensi kualitas yang berhubungan dengan
yang akurat atau tidak ada error (kesalahan).
kemampuan perusahaan dan perilaku front-
Mutu pelayanan dilihat berdasarkan daya line staff dalam menanamkan rasa percaya dan
tanggap keyakinan kepada para pelanggannya.
Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.3 Ada 4 (empat) aspek dalam dimensi ini.
menunjukkan mutu pelayanan dilihat Aspek pertama adalah keramahan, merupakan
berdasarkan daya tanggap 60,27% konsumen salah satu aspek Mutu Kualitas Pelayanan
menilai mutu pelayanan baik. Hal tersebut yang paling mudah diukur dan juga relatif
dipengaruhi oleh sikap petugas dalam mudah. Aspek kedua yaitu kompetensi,
memberikan pelayanan kepada konsumen pelanggan sulit percaya bahwa Mutu Kualitas
sangat ramah, dan respon petugas terhadap Pelayanan akan dapat tercipta dari front-line
informasi yang diberikan cukup jelas dan staff yang tidak kompeten. Oleh karena itu
akurat, sehingga petugas memberikan mutu sangatlah penting untuk memberikan pelatihan
yang baik terhadap konsumennya. kepada karyawan mengenai pengetahuan
produk dan hal-hal lain yang sering menjadi
Kesediaan petugas untuk memberikan
pertanyaan pelanggan. Aspek ketiga yaitu
pelayanan yang cepat sesuai prosedur dan
kredibilitas, keyakinan pelanggan terhadap
mampu memenuhi harapan pelanggan.

STIKes Dharma Husada Bandung 6


Mutu Kualitas Pelayanan suatu perusahaan purna jual, Estetika, Pencitraan publik,
banyak dipengaruhi oleh kredibilitas atau reputasi produk atau institusi yang
reputasi dari perusahaan tersebut. Aspek memproduksi jasa pelayanan tersebut.
keempat yaitu keamanan, pelanggan
Secara keseluruhan penelitian ini dapat
mempunyai rasa aman dalam melakukan
disimpulkan bahwa mutu pelayanan di optik
transaksi. Aman karena perusahaan jujur
visio sudah baik, namun dari segi keandalan
dalam bertransaksi.
diperoleh mutu pelayanan kurang baik. oleh
Mutu pelayanan dilihat berdasarkan karena itu petugas dapat memberikan sikap
empati pelayanan kepada konsumen, sehingga
Petugas dapat menanggapi keluhan konsumen
Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.5
tersebut.
menunjukkan bahwa mutu pelayanan yang
dilihat berdasarkan empati 31,5% konsumen SIMPULAN DAN SARAN
menilai mutu pelayanan di optik Visio sangat
Simpulan
baik. hal tersebut dipengaruhi oleh petugas
Optik visio memberikan pelayanan sesuai Berdasarkan hasil penelitian yang disesuaikan
dengan keinginan dan memahami konsumen, dengan tujuan penelitian bahwa mutu
serta Petugas memberikan masukan dan solusi pelayanan di optik visio dapat disimpulkan
tentang kondisi kelainan mata pada konsumen bahwa :
dan tingkat pemahaman petugas terhadap
1. Menunjukkan mutu pelayanan yang dilihat
kebutuhan konsumen memenuhi kebutuhan berdasarkan empati menunjukkan 56,16%
konsumen itu sendiri. konsumen menilai mutu pelayanan di optik
Secara garis besar Empati berhubungan Visio sangat baik.
dengan kepedulian dan perhatian petugas 2. Menunjukkan 57% konsumen menilai mutu
kepada setiap pelanggan dengan pelayanan di Optical Bandung yaitu baik
mendengarkan keluhan dan memahami
kebutuhan serta memberikan kemudahan bagi 3. Menunjukkan mutu pelayanan yang dilihat
seluruh pelanggan dalam menghubungi berdasarkan bukti fisik 68,49%konsumen
petugas. bersifat individual atau pribadi yang menilai baik
diberikan kepada para pelanggan dengan 4. Menunjukkan mutu pelayanan yang dilihat
berupaya memahami keinginan pelanggan. berdasarkan keandalan 50,68%
Dimensi empathy adalah dimensi yang menunjukkan kurang baik
memberikan peluang besar untuk memberikan
pelayanan yang bersifat “surprise”. Sesuatu 5. Menunjukkan mutu pelayanan yang dilihat
yang tidak diharapkan pelanggan, ternyata berdasarkan daya tanggap 60,27%
diberikan oleh penyedia jasa. Banyak cara konsumen menilai mutu pelayanan baik
yang dapat dilakukan untuk menyenangkan 6. Menunjukkan mutu pelayanan yang dilihat
pelanggan. Hal ini misalnya, dapat dilakukan berdasarkan jaminan 53,42% mutu
dengan memberikan hadiah saat anak atau pelayanan baik
orang tua pelanggan ulang tahun. Pelayanan
yang berempati, akan mudah diciptakan kalau Saran
setiap karyawan perusahaan mengerti 1. Bagi profesi refraksi optisi
kebutuhan spesifik pelanggannya dan
menyimpan hal ini dalam hatinya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
masukan serta bahan referensi dalam
Dimensi kualitas produk jasa pelayanan mengembangkan keilmuan dibidang
sudah dikembangkan oleh beberapa ahli manajemen optik secara nyata dilapangan
pemasaran. Garvin dalam Muninjaya (2011) dan dapat meningkatkan mutu pelayanan
menguraikan kualitas jasa pelayanan menjadi optik secara optimal.
delapan dimensi yaitu : Karakteristik
operasional kinerja produk utamanya, 2. Bagi Institusi
Berbagai keistimewaan tambahan yang Hasil penelitian ini dapat memberikan
diberikan kepada penggunanya, Keandalan manfaat bagi bidang keilmuan dan menjadi
nya, Kesesuaian pelayanan dengan spesifikasi salah satu referensi kepustakaan STIKes
produk, Daya tahan, Kemampuan layanan

STIKes Dharma Husada Bandung 7


Dharma Husada Bandung ataupun terhadap Kotler, 2009. Prinsip-Prinsip Pemasaran.
konsumen Jakarta: PT Indeks
3. Bagi Optik Visio Moenir, 2006. Manajemen Pelayanan Umum
di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi.
Diharapkan optik dapat memperbaiki
Aksara.
dimensi keandalan yaitu ketanggapan
petugas terhadap keluhan konsumen Norman, 1991. dalam Saladin, 2014.
sehingga dimensi empati tentang Manajemen Pemasaran, Edisi
kepercayaan konsumen dapat terjalin baik. Keempat, Bandung : Linda Karya.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Penelitian ini masih terdapat kekurangan,
dalam hal pengumpulan data hanya Notoatmodjo, 2012. Ilmu Kesehatan
dilakukan secara kuesioner, oleh karena itu Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta.
untuk penelitian selanjutnya dapat
Parasuraman et al, 2008. Service quality : A
menggali secara kualitatif dengan cara
multiple item scale for measuring
melakukan wawancara sesuai dengan
consumer perception of service quality
fenomena dan tempat yang berbeda,
sehingga hasil penelitiannya dapat Peter Drucker dalam Thamrin Abdullah, 2013.
menemukan hasil yang subjektif. Manajemen Pemasaran. Depok : PT
Raja Grafindo Persada.
DAFTAR PUSTAKA
Philip Kotler, 2007. Prinsip-prinsip
Azwar, 2010. Menjaga Mutu Pelayanan
Pemasaran (Edisi Kedua Belas). Jilid
Kesehatan Aplikasi Prinsip. Lingkaran
1, Erlangga, Jakarta
Pemecahan Masalah. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan Ratminto dan Winarsih, 2012. Manajemen
pelayanan. Yogyakarta: Pustaka.
Dirgantoro, 2001. Menejemen Stratejik:
Pelajar.
Konsep, Kasus Dan Implementasi.
Jakarta: Grasindo. Riyanto, 2010. Metode Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Efendi dalam Widodo, 2001. Mutu Pelayanan
Kesehatan. Jakarta : EGC. Saladin, 2014. Manajemen Pemasaran, Edisi
Keempat, Bandung : Linda Karya.
Garvin dalam Muninjaya, 2011. Manajemen
Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta, Stematis dalam Ellitan, 2003. Manajemen
EGC Sumber Daya Manusia Dalam bisnis.
Modern. Alfabeta. Bandung
Gespersz dalam Tjiptono, 2012. Service,
Quality & Satisfaction. Yogyakarta. Sugiyono, 2014. Metode Penelitian
Penerbit Andi. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung:
Gronroos dalam Saladin, 2014. Pelayanan
Alfabeta.
Kesehatan yang bermutu dalam
Program Menjaga Mutu. Kesehatan, Sutopo dan Adi Suryanto, 2003. Pengantar
Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Ilmu Mutu Pelayanan. Bandung : CV
Pustaka Setia.
Hnnry Simamora, 2014. Peran Tenaga Teknis
Kefarmasian dalam Meningkatkan Tjiptono, 2007. Service, Quality &
Mutu Pelayanan. Jurnal Manajemen Satisfaction. Yogyakarta. Penerbit
Pelayanan Kesehatan, 14(4),207-212. Andi.
Kennedy and Young dalam Supranto, 2001. Tjiptono, 2012. Service, Quality &
Pengukuran Tingkat Kepuasan Satisfaction. Yogyakarta. Penerbit
Pelanggan: Untuk Menaikkan Pangsa Andi.
Pasar. Jakarta: Rineka Cipta

STIKes Dharma Husada Bandung 8

Anda mungkin juga menyukai