Matematika Ekonomi Fungsi Kubik
Matematika Ekonomi Fungsi Kubik
FUNGSI KUBIK
OLEH:
KELOMPOK 4:
WINDA WULANSARI (1110532012)
CITRA HENDRIANTI TANJUNG (1110512114)
TRI REZEKI R. HARAHAP (1110532011)
VELLYANA PUTRI (1110532020)
ANGGY ARILMA PUTRA (1110533006)
HIKMATUL HADI (1110522131)
FUNGSI
3
x -1 =0
Penyelesaian:
X -3 -2 -1 0 1 2 3
y -27 -8 -2 -1 0 7 26
• y=(-3)3-1 = -27
• y=(-2)3-1 = -8
• y=(-1)3-1 = -2
• y=(0)3-1 = -1
• y=(1)3-1 = 0
• y=(2)3-1 = 7
• y=(3)3-1 =26
Titik Ekstrim dan Titik Belok Fungsi Kubik
Karena fungsi utilitas total yang non – linear pada umumnya berbentuk fungsi
kuadrat, fungsi utilitas marjinalnya akan berbentuk fungsi linear. Kurva utilitas
marjinal selalu mencapai nol tepat pada saat kurva utilitas total (U) berada pada
posisi puncaknya.
Produk Marginal
Produk marjinal (MP) ialah produk tambahan yang dihasilkan dari satu unit tambahan faktor poduksi yang digunakan.
Secara matematik, fungsi produk marjinal merupakan derivative pertama dari fungsi produk total. Jika fungsi produk total
dinyatakan dengan P = f(X) dimana P melambangkan jumlah produk total dan X adalah jumlah masukan, maka produk marjinalnya
:
Karena fungsi produk total yang non linear pada umumnya berbentuk fungsi kubik, fungsi produk marjinalnya akan
berbentuk fungsi kuadrat (parabolic). Kurva produk marjinal (MP) selalu mencapai niilai ekstrimnya, dalam hal ini nilai maksimum,
tepat pada saat kurva produk total (P) berada pada posisi titik beloknya ; kedudukan ini mencerminkan berlakunya hukum
tambahan hasil yang semakin berkuranf (the law of the diminishing return). Produk total mencapai pun caknya ketika produk
marjinal nol. Sesudah kedudukan ini, produk total menurun bersamaan dengan produk marjinal menjadi negative. Area di mana
produk marjinal negative menunjukan bahwa penambahan penggunaan masukan yang bersangkutan justru akan mengurangi
jumlah produk total, mengisyaratkan terjadinya disefisiensi dalam kegiatan produksi. Dalam area ini, jika produk total hendak
ditingkatkan, jumlah masukan yang digunakan harus dikurangi.
Efek perpajakan bagi penunggal
Pajak , di samping merupakan sumber penting pendapatan negara,
dapat pula berfungsi sebagai instrumen kendali atas keuntungan “berlebihan”
yang dapat di keduk oleh penungal (monopolist). Pengenaan pajak sebesar t
per unit barang yang di produksi atau di jual oleh penunggal akan
mengakibatkan biaya rata-rata meningkat sebesar Qt, dan biaya totalnya
meningkat sebesar . Akibatnya bukan saja harga barang menjadi lebih mahal,
tetapi juga keuntungan yang diperoleh penunggal menjadi berkurang.
[jika di analisis, dari jumlah 12.150 ini sebesar (10 x 30 = ) 300
merupakan beban pajak total yang ditanggung oleh pihak konsumen ,
11.850 selebihnya ditanggung oleh pihak produsen alias sang penunggal.
Hal ini mencerminkan kebijakan pajak cukup efektif untuk mengendalikan
keuntungan produsen monopolis].
Hubungan biaya marjinal dengan biaya rata-rata.