Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahaesa, yang selalu
melimpahkan karunia kepada kita tanpa hisab. Dengan telah diterbitkannya dan diundangkannya
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.28/PRT/M/2016 tentang
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum, maka mulai tahun anggaran
2017 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bogor terutama Bidang Irigasi dan
Sumber Daya Air (ISDA) dalam perhitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya) mengacu pada
analisa tersebut. Sebelumnya seksi perencanaan teknik ISDA menggunakan analisa Permen PU
nomor 11/PRT/M/2013.
Permen PUPR nomor 28/PRT/M/2016 tersebut belum dibarengi dengan diterbitkannya
Spesifikasi Teknis (spektek) yang menjelaskan metode dan narasi jenis pekerjaan. Walaupun
belum diterbitkan spektek analisa tersebut bisa digunakan, sementara untuk spektek bisa disusun
sendiri dengan mengacu spektek yang sudah ada dan sudah digunakan.
Dalam tulisan ini juga dimuat metode dan cara-cara pelaksanaan yang mengacu pada
teori-teori baku yang sudah sering digunakan dalam metode pelaksanaan pekerjaan bangunan air.
Semua pelaksana wajib memahai dan mempedomani metode dan spektek yang termuat dalam
tulisan ini, adapun bila ada hal-hal yang belum tercantum dalam tulisan ini maka dapat
mempedomani pada teori-teori yang ada dan logis. Penulis menyadari akan kekurangan dalam
tulisan ini, untuk itu penulis menerima kritik dan saran ataupun usulan untuk bisa ditambahankan.
BAB I PENDAHULUAN
Kabupaten Bogor memiliki curah hujan tertinggi di Indonesia besar curah hujan antara
3000 mm s/d 5000 mm per tahun. Musim hujan dimulai pada Bulan Oktober sampai dengan
Bulan Mei, namun pada Bulan Juni hingga September masih juga sering terjadi hujan terutama di
Kecamatan bagian selatan seperti Cisarua, Megamendung, Caringin, Cijeruk, Cigombong,
Nanggung, Tamansari, Tenjolaya, dan Sukajaya. Perangkat pengalirnya berupa sungai terdiri dari
7 sungai orde I dan sekitar 150 anak sungai atau sungai orde 2, 3 dan 4. Sifat sungai sebagian
merupakan sungai periodik artinya aliran tidak terus menerus, sungai seperti inilah yang
mengakibatkan alur sungai sering berpindah-pindah. Sungai episotik artinya aliran terus menerus
walaupun di musim kemarau. Topografi bagian selatan Kabupaten Bogor berbukit dan bertebing.
Berdasar hal tersebut di atas, dapat mengganggu kegiatan pekerjaan fisik pembangunan
Jaringan irigasi, pembangunan bangunan sungai dan pembangunan dinding penahan tebing
sungai. Oleh karena itu spektek dan metode pelaksanaan harus dibuat sebagai acuan dalam
pelaksanaan agar meminimalisir kegagalan konstruksi. Dengan diundangkannya Permen PUPR
nomor 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum, maka Permen tersebut harus dipedomani, hanya saja spektek-nya masih berbentuh draft.
Agar tidak terjadi kekosongan maka spektek disusun sendiri dan tetap mengacu pada spektek
yang pernah ada.
Spektek dan metode pelaksanaan ini tetap harus disesuaikan dengan kondisi lapangan dan
persetujuan/arahan dari direksi tetap sebagai pertimbangan utama.
Daftar istilah:
1. AHSP adalah Analisa Harga Satuan Pekerjaan
2. Banjir sekerm adalah bangunan dari beton bertulang terletak di ambang pintu
penguras/pintu intake yang bertujuan untuk membatasi elevasi muka air.
3. Bekisting adalah cetakan beton dengan bahan dari kayu, besi dll
4. Beton Pre-cast adalah beton yang sudah jadi (dicetak di luar lokasi pekerjaan)
5. Beton siklop adalah beton dengan mutu tertentu dan dicampur dengan batu pecah 10 –
20 Cm dengan perbandingan 60% beton : 40 % batu pecah 10 – 20 Cm.
6. Beton tahu adalah campuran semen, pasir dan air dibentuk kotak dengan ukuran (5 x 5
x 2) Cm3
7. Borrow Area adalah lokasi tempat menyimpan sementara bahan bangunan atau
material galian.
8. Bowplank adalah titik acuan untuk membentuk bentuk bangunan.
9. Bronjong adalah kawat galvanis dengan diameter tertentu dan dianyam sedemikian
rupa dengan membentuk lobang-lobang segi enam dengan diameter lobang sesuai
pilihan dalam AHSP 2016
10. Ceruruk adalah pancang kecil dengan panjang maksimal 1,5 m
11. Dekzerk adalah batas atas pasangan pilar/sayap.
12. Dewatering adalah pekerjaan pengeringan lokasi pekerjaan
13. Dilatasi adalah sekat yang memisahkan dua bangunan struktur, dibuat karena
mengikuti teori mekanika dengan dua tumpuan sendi-sendi/sendi-rol.
14. DPS adalah Dam Pengendali Sedimen.
15. Free Intake adalah bangunan pengambilan air dari sungai tanpa menaikkan muka air
sungai.
16. Groundsill adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk mengendalikan
gradien dasar sungai.
17. Intake adalah ambang/mulut saluran untuk mengambil air dari sungai
18. Inlet adalah bangunan vasilitas untuk memasukkan air ke dalam situ.
19. K3 adalah Keamanan dan Kesehatan Kerja
20. Kistdam adalah tanggul pelindung lokasi pekerjaan sering juga disebut coverdam.
21. Kolam olak adalah kolam yang berada pada hilir bendung guna meredam energi.
22. Kosrekan adalah pekerjaan pembersihan lapangan (lokasi kegiatan), pembersihan
terdiri dari membersihkan lokasi pekerjaan dari material-material yang dapat
mengganggu kegiatan, atau bahan-bahan yang tidak digunakan dalam kegiatan.
23. Krib adalah bangunan pada palung sungai bisa tegak lurus dengan tebing sungai atau
menyudut ke arah hulu atau hilir sungai yang berfungsi untuk melindungi tebing dari
daya rusak air dan menstabilkan alur sungai.
24. Lantai kerja adalah lantai yang dibuat dari campuran semen dan pasir dengan
perbandingan disesuaikan dengan analisa yang ada, dibuat di dasar pondasi berguna
untuk memeratakan beban, membantu pekerja dalam mengerjakan pondasi terutama
pondasi beton bertulang.
25. Mercu adalah puncak bangunan bendung.
26. Mortar adalah campuran/adukan semen, pasir pasang dan air.
27. Oncoran adalah mengambilan air dari saluran tidak menggunakan bangunan
bagi/sadap atau bangunan ukur.
28. Palung Sungai adalah daerah milik sungai yang ada air mengalirnya.
29. PB adalah Pasir Beton
30. PC (Portland Cemen) adalah semen abu-abu.
31. Pengelak adalah alur untuk memindahkan aliran sungai/saluran sementara.
32. Perancah adalah tiang-tiang penyangga bekisting, namun bisa juga berfungsi sebagai
stegger yaitu tiang-tiang yang dibentuk sedemikian rupa dan digunakan untuk pekerja
dapat melaksanakan pengecoran balok/kolom/plat beton yang tingginya lebi dari satu
meter
33. Poor/pilecap adalah bagian dari pondasi yang dilaksanakan pekerjaannya di atas
pondasi group tiang pancang atau pondasi sumuran.
34. PP adalah Pasir Pasang.
35. Quary adalah lokasi material yang disetujui direksi untuk digunakan.
36. Stegger adalah alat bantu untuk pekerja mengerjakan bangunan yang tinggi yang tidak
terjangkau oleh pekerja.
37. Split adalah batu kerikir pecah.
38. SUPW (Sitem Urug dengan Perkuatan Tebing) adalah konstruksi tanggul atau
penahan tebing dengan bahan utama tanah urug yang ditempatkan pada wadah yang
dibentuk dengan bahan yang diperkuat. Bahan wadah bias berupa cerucuk bamboo,
dolken, beton pile, karung atau dapat dikonbinasikan antara bahan tersebut.
39. Tangga monyet adalah tangga yang terbuat dari baja dibuat pada sayap atau pilar
bendung guna memvasilitasi petugas bendung dalam menginspeksi bangunan
bendung.
40. Tanggul adalah bangunan pengendali sungai yang berfungsi untuk membatasi luapan
air sungai agar tidak menggenangi daerah yang dilindungi.
41. Tunggul pohon adalah sisa batang pohon yang ditebang sampai akar pohon.
42. Turap adalah bangunan penahan tebing sering disebut DPT (Dinding Penahan Tebing)
atau TPT (Turap Penahan Tebing).
43. Uitzet adalah pekerjaan pengukuran untuk menetapkan titik acuan dan untuk profil,
penetapan bowplank.
BAB II SPESIFIKASI TEKNIS
2.5 BAHAN
- Bahan bangunan yang digunakan harus sudah disiapkan di lokasi pekerjaan dengan
kuantitas sesuai dengan rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan pada hari yang
bersangkutan.
- 2.5.1. AIR : air yang digunakan dalam campuran mortar atau beton harus memenuhi
persyaratan yaitu tidak berwarna (jernih), tidak berbau, tidak mengandung minyak, tidak
mengandung polutan baik berbentuk material padat maupun cair. Apabila menggunakan
air sungai harus mendapat persetujuan direksi (dengan uji lab bila diperlukan). Penyedia
jasa sudah memperhitungkan harga Air dalam pekerjaan yang menggunakan air.
- 2.5.2. PASIR : pasir terdiri dari pasir pasang dan pasir beton, keduanya harus memenuhi
syarat bahan bangunan yaitu tidak tercemar oleh polutan terlarut (cair) dan padat, selain
itu tidak boleh terdapat biji-bijian yang dapat tumbuh. Pasir harus bersih dengan kadar
lumpur maksimum 2%. Cara sederhana untuk mengetahui kadar lumpur adalah dengan
cara memasukkan pesir ke dalam botol air mineral bekas separo, dan separonya
ditambahkan air bersih bila perlu ditambah bahan kimia yang bersifat basa (misal NaOH).
Botol berisi pasir dan air dikocok sampai tercampur, kemudian didiamkan beberapa saat
sampai terlihat tebal pasir dan lumpur, ukur ketebalan lumpur dan bandingkan dengan
ketebalan pasir + lumpur.
- 2.5.3. BATU : batu untuk pasangan bisa batu bulat atau batu belah, batu harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat mengganggu kualitas pasangan, misal terdapat lumpur/ tanah
atau kotoran yang melekat, batu dalam keadaan kotor atau bersih maka harus disiram
dahulu dengan air sebelum dipasang, hal ini bertujuan untuk agar batu tidak menyerap air
pada mortar, karena air pada mortar diperlukan untuk proses pengikatan antara semen
dengan pasir/batu.
- 2.5.4. SPLIT/KERIKIL (BATU PECAH) : kerikil (batu pecah) terdiri dari berbagai
ukuran, ukuran kerikil dibutuhkan tergantung peruntukannya. Kerikil digunakan untuk
pekerjaan beton, oleh karena itu kerikil harus bersih dari lumpur dan kotoran dan tidak
tercampur benda-benda lain yang dapat merusak beton, misal biji-bijian yang dapat
tumbuh dan benda-benda lain yang dapat lapuk.
- 2.5.5. SEMEN : semen yang digunakan adalah ber-SNI yang ada dalam pasaran , maka
hanya disampaikan cara penyimpanan dan cara menyetok. Semen harap disimpan di
gudang yang tertutup tidak lembab, bagian bawah harus dialas dengan bahan yang kedap
air. Alas bisa dari papan/triplek dan dilapis dengan terpal, sedemikian terpalnya bisa
untuk menutup semen. Setok semen harus cukup dan sirkulasi penggunaan harus benar
artinya tidak ada semen yang ada di tumpukan paling bawah dan tidak pernah dipakai,
karena ditumpuk dengan semen-semen yang baru datang.
- 2.5.6. BESI BETON : besi beton yang digunakan ber-SNI yang ada di pasaran, maka
hanya disampaikan cara penyimpanan dan cara menyetok. Sebelum dibentuk dan
dirangkai besi harus dalam keadaan tidak keropos dan bersih dari bahan-bahan yang dapat
mengganggu kualitas beton. Besi disimpan di gudang tertutup dan tidak lembab, jauhkan
besi dari air. Setok besi diatur sesuai kebutuhan dan sirkulasi penggunaan harus benar,
artinya tidak ada besi yang terlalu lama tidak digunakan.
- 2.5.7. BAHAN CETAKAN (BEKISTING) : bahan cetakan umumnya dari kayu atau
kombinasi kayu dan logam. Bahan cetakan dari kayu harus mengikuti analisa yang sudah
ditentukan, mudah dibentuk. Kayu dan papan harus lurus dan rata, bersih dari kotoran
yang akan menurunkan kualitas beton. Bahan cetakan harus disimpan pada tempat
tertutup dan kering, tidak boleh terkena air, saat digunakan tidak boleh dalam keadaan
basah. Untuk balok beton yang bebas harus menggunakan perancah, balok yang
menumpang pada pasangan batu dengan tinggi lebih dari 2 m (dua meter) perancah
diganti dengan stegger.
- 2.5.8. BAHAN LAINNYA : dalam pekerjaan konstruksi sering digunakan bahan-bahan
additive, penggunaan bahan additive harus persetujuan direksi.
3.3 LAPORAN
Penyedia jasa wajib membuat laporan harian dan diserahkan kepada direksi,
laporan harian memuat jumlah bahan bangunan yang digunakan, jumlah tenaga kerja,
jenis alat yang digunakan dan volume pekerjaan yang telah dicapai. Guna mendukung
laporan harian berupa capaian volume pekerjaan maka harus dilengkapi dengan
perhitungan volume dengan format yang sudah ditentukan oleh direksi.
3.4 DOKUMENTASI
Setiap tahapan kegiatan harus didokumentasikan, paling utama pada kemajuan
fisik yang digunakan untuk dokumen penagihan.
BAB IV PENUTUP
Tulisan ini sebagai pedoman penyedia jasa, ditulis dengan ringkas dan sederhana
sehingga mudah dipahami. Tulisan ini merujuk pada literatur-literatur dan kenyataan-kenyataan
yang sering terjadi di lapangan, dan dirangkum sehingga memudahkan penyedia jasa untuk
memedomani. Literatur-literatur yang bisa dipedomani yaitu Peraturan Beton Indonesia (PBI)
1971, Peraturan Muatan Indonesia (PMI) dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Spesifikasi ini
merupakan draft sebagai bahan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dalam menyusun Spesifikasi
Teknis yang akan dituangkan dalam dokumen lelang.
Dalam tulisan ini dipastikan masih ada kekurangan-kekurangan oleh karena itu masukan
yang bersifat menambahkan dan melengkapi akan diterima. Apabila masalah-masalah yang
ditemui di lapangan tidak dipayungi oleh tulisan ini maka spesifikasi dan pedoman-pedoman
yang ada, yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat digunakan.
PPK
(……………………)
TO
GA
H
AG
PRAY
A
SAYAGA
KU
TA UD A RA W AN G SA
TE
GA AN
R BERIM
PEDOMAN TEKNIS
PELAKSANAAN PEKERJAAN
PADA BIDANG IRIGASI DAN SUMBER DAYA AIR