ETIKA LINGKUNGAN : ANTROPOSENTRISME KE EKOSENTRISME
Etika lingkungan merupakan sesuatu yang berkaitan dengan norma dan kaidah moral yang mengatur tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan atau alam semesta serta nilai dan prinsip moral yang menjiwai perilaku alam tersebut. Manusia umumnya bergantung pada keadaan lingkungan sekitar atau alam yang berupa sumber daya alam sebagai penunjang kehidupan sehari-hari seperti air, udara dan tanah. Namun dalam prakteknya banyak yang kerap mengabaikan dampak yang ditimbulkan setelah mengeskploitasi sumber daya alam sehingga terjadi pencemaran dan kerusakan alam.
Antroposentrisme merupakan teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai
pusat dari sistem alam semesta, manusia dengan segala kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem. Antroposentrisme juga merupakan teori filsafat yang mengatakan bahwa nilai dan prinsip moral hanya berlaku bagi manusia dan bahwa kebutuhan dan kepentingan manusia mempunyai nilai paling tinggi dan paling penting. Pandangan antroposentrisme ini mengandung 3 kelemahan. 1. Mengabaikan komponen lingkungan baik yang biotik maupun abiotik yang tidak mempunyai manfaat langsung dengan kepentingan manusia. 2. Kepentingan manusia selalu berubah-ubah dengan kadar yang berbeda-beda. 3. Kepentingan jangka pendek, khususnya ekonomi merupakan pusat perhatian antroposentrisme, sehingga lingkungan hidup sering dikorbankan untuk kepentingan jangka pendek. Etika ini dituding sebagai penyebab krisis ekologi karena etika ini terlalu sempit dan dangkal. Adapun jenis etika yang lain yang diperkenalkan oleh Albert Schweitzer yakni etika Biosentrisme. Biosentrisme mengagungkan nilai kehidupan yang ada pada ciptaan, sehingga komunitas moral tidak lagi dapat dibatasi hanya pada ruang lingkup manusia. Mencakup alam sebagai ciptaan sebagai satu kesatuan komunitas hidup. Pandangan biosentrisme mendasarkan moralitas keluruhan kehidupan, entah pada manusia maupun pada makhluk hidup lainnya. Karena yang menjadi pusat perhatian dan ingin dibela dalam teori ini adalah kehidupan, maka secara moral berlaku prinsip bahwa setiap kehidupan di muka bumi mempunyai nilai moral yang sama, sehingga harus dilindungi dan diselamatkan. Oleh karena itu, kehidupan setiap makhluk hidup pantas dipertimbangkan secara serius dalam setiap keputusan dan tindakan moral, bahkan lepas dari pertimbangan untung rugi bagi kepentingan manusia. Ekosentrisme adalah pandangan yang menempatkan pentingnya ekosistem secara keseluruhan. Ini menganggap komponen hidup dan komponen tak hidup sama pentingnya, terutama ketika membuat keputusan mengenai lingkungan . Ekosentrisme memiliki pendekatan yang lebih holistik daripada biosentrisme karena memberikan nilai bagi spesies, ekosistem, atau lingkungan secara keseluruhan. Perbedaan utama antara biosentrisme, antroposentrisme dan ekosentrisme adalah fokusnya; antroposentrisme menganggap manusia sebagai elemen sentral dari keberadaan, sedangkan biosentrisme menganggap semua komponen hidup dari lingkungan sebagai pusat dan ekosentrisme berfokus pada ekosistem secara keseluruhan.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita