Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 6

ETIKA LINGKUNGAN : ANTROPOSENTRISME KE EKOSENTRISME


Etika lingkungan merupakan sesuatu yang berkaitan dengan norma dan kaidah moral
yang mengatur tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan atau alam
semesta serta nilai dan prinsip moral yang menjiwai perilaku alam tersebut. Manusia umumnya
bergantung pada keadaan lingkungan sekitar atau alam yang berupa sumber daya alam sebagai
penunjang kehidupan sehari-hari seperti air, udara dan tanah. Namun dalam prakteknya
banyak yang kerap mengabaikan dampak yang ditimbulkan setelah mengeskploitasi sumber
daya alam sehingga terjadi pencemaran dan kerusakan alam.

Antroposentrisme merupakan teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai


pusat dari sistem alam semesta, manusia dengan segala kepentingannya dianggap yang paling
menentukan dalam tatanan ekosistem. Antroposentrisme juga merupakan teori filsafat yang
mengatakan bahwa nilai dan prinsip moral hanya berlaku bagi manusia dan bahwa kebutuhan
dan kepentingan manusia mempunyai nilai paling tinggi dan paling penting.
Pandangan antroposentrisme ini mengandung 3 kelemahan.
1. Mengabaikan komponen lingkungan baik yang biotik maupun abiotik yang tidak
mempunyai manfaat langsung dengan kepentingan manusia.
2. Kepentingan manusia selalu berubah-ubah dengan kadar yang berbeda-beda.
3. Kepentingan jangka pendek, khususnya ekonomi merupakan pusat perhatian
antroposentrisme, sehingga lingkungan hidup sering dikorbankan untuk kepentingan
jangka pendek.
Etika ini dituding sebagai penyebab krisis ekologi karena etika ini terlalu sempit dan dangkal.
Adapun jenis etika yang lain yang diperkenalkan oleh Albert Schweitzer yakni etika
Biosentrisme. Biosentrisme mengagungkan nilai kehidupan yang ada pada ciptaan, sehingga
komunitas moral tidak lagi dapat dibatasi hanya pada ruang lingkup manusia. Mencakup alam
sebagai ciptaan sebagai satu kesatuan komunitas hidup. Pandangan biosentrisme mendasarkan
moralitas keluruhan kehidupan, entah pada manusia maupun pada makhluk hidup lainnya.
Karena yang menjadi pusat perhatian dan ingin dibela dalam teori ini adalah kehidupan, maka
secara moral berlaku prinsip bahwa setiap kehidupan di muka bumi mempunyai nilai moral
yang sama, sehingga harus dilindungi dan diselamatkan. Oleh karena itu, kehidupan setiap
makhluk hidup pantas dipertimbangkan secara serius dalam setiap keputusan dan tindakan
moral, bahkan lepas dari pertimbangan untung rugi bagi kepentingan manusia.
Ekosentrisme adalah pandangan yang menempatkan pentingnya ekosistem secara
keseluruhan. Ini menganggap komponen hidup dan komponen tak hidup sama pentingnya,
terutama ketika membuat keputusan mengenai lingkungan . Ekosentrisme memiliki pendekatan
yang lebih holistik daripada biosentrisme karena memberikan nilai bagi spesies, ekosistem, atau
lingkungan secara keseluruhan.
Perbedaan utama antara biosentrisme, antroposentrisme dan ekosentrisme adalah
fokusnya; antroposentrisme menganggap manusia sebagai elemen sentral dari keberadaan,
sedangkan biosentrisme menganggap semua komponen hidup dari lingkungan sebagai pusat
dan ekosentrisme berfokus pada ekosistem secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai