S1 USIA
26 TH
USIA SAYA
37 TH
TRAPESIUM USIA
IWAN NURMANSAH, S.Pd.
Tugas 1. Refleksi
Lokasi sekolah dan tempat tinggal saya memang tidak jauh dari pusat kota, kira-kira
hanya dengan menempuh perjalanan dengan menaiki motor selama 1 jam. Saya
terlahir dari keluarga yang bisa dikatakan berkecukupan. Awal mula Pendidikan saya
adalah Sekolah Dasar karena pada saat saya kecil dilingkungan tempat saya tinggal
belum ada sekolah TK atau PAUD seperti sekarang. Saya mulai dimasukan ke sekolah
Dasar pada tahun 1993 pada usia 7 tahun, sekolah saya tidak jauh dari tempat saya
tinggal, hanya berjarak 50 M. selanjutnya sasa melanjutkan sekolah ke jenjangSekolah
lanjutan pertama yaitu SLTPN 1 Bayongbong. Jarak dari rumah sampai kesekolah
kurang lebih 9 Km yang saya tempuh dengan berjalan kaki selama 1,5 Jam.
Selanjutnya saya melanjutkan sekolah d SMAN 3 Tarogong yang saat Ini berubah
nama Menjadi SMAN 15 Garut.
Dari semua perjalanan Pendidikan itu saya mengerti artinya sebuah perjuangan, karena
untuk mencapai suatu yang dicita-citakan membutuhkan perjuang. Namun semua itu
tidak terlepas dari tantangan dan cobaan cobaan terberat yang saya alami pada saat
saya duduk di kelas 1 SMP Ketika saya berusia 13 Tahun. Pada saat itu sedang
pembelajaran Mata pelajaran Ekonomi sekitar Pukul 15.00 WIB, menjelang waktu
istirahat karena kebetulan saya sekolah jadwal siang. Saya beserta satu orang teman
ditampar dibagian wajah oleh guru bidang study Ekonomi yang mengajar pada saat itu,
karena dianggap rebut dan tidak memperhatikan pembelajaran padahal pada saat itu
saya hanya ingin mengambil bolpoin yang di ambil oleh teman saya. Ketika teman saya
mengembalikan bolpoint tersebut kepada saya dengan cara di lempar tetapi saya tidak
dapat menangkap nya, sehingga jatuh kedepan guru yang saat itu mengajar. Tanpa
bertanya dan meminta alas an saya ditampar dibagian muka kiri. Bukan sakit yang saat
itu dirasakan tapi malu karena saya seumur hidup itu pertama kalinya saya ditampar.
Saya tidak membenci guru tersebut, tapi perasaan malu
Dampak negatip yang saya rasakan dari peristiwa penamparan tersebut adalah rasa
malu yang saya rasakan selama saya duduk dikelas satu, bahkan setiap kali bertemu
dengan guru tersebut saya merasa malu. Saya tidak membenci beliau hanya aja saya
tidak diberikan kesempat untuk menjelaskan kalua saat itu saya hanya ingin mengambil
pensil yang dipinjam oleh teman. Saya hanya ingin mengambil karena ingin saya
gunakan. Tetapi dengan kejadian itu saya sadar setelah saya menjadi guru betapa.
Mungkin saja waktu itu beliau sedang ada masalah atau mungkin sedang kondisi
emosinya tidak stabil.
Dampak Emosi yang saya alami sekarang Adalah Saya menjadi lebih waspada
terhadap suatu permaslahan, Antisipasi dengan susatu kejadian atau peristiwa agar
suatu kejadian atau peristiwa itu terhindar dari dampak negative. Saya juga selalu
tertarik dengan Hal-hal baru dan ingin mempelajari hal-hal baru tersebut
Pelajaran yang bisa saya Tarik dari trapezium Usia dan Roda Emosi adalah bahwa
semakin tumbuh usia seseorang semakin matang pemikiran dan emosinya. Sehingga
dewasa dalam bersikap dan mengendalikan emosinya.
Nilai-nilai yang ada pada diri saya yang membantu saya menggerakan murid, rekan
guru dan komunitas sekolah saya adalah:
Yang selama ini saya perankan dalam menggerkan murid saya berangkat dari minat
dan bakat siswa dalam bidang olah raga kegiatan ekstra kulikuler sehingga menjdikan
semua siswa bukan haya siswa yang yang saya ajar. Melainkan seluruh siswa
disekolah menjadi dekat. Setelah terjalin kedekata dengan siswa saya mampu
memanfaatkan kedekatan itu untuk mengarahkan siswa seperti yang saya rencanakan.