Anda di halaman 1dari 25

Modul berbasis

Etnosains

Zat Aditif pada


Makanan

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya penyusunan Modul Zat Aditif pada Makanan untuk
peserta didik kelas VIII SMP/MTs semester ganjil. Modul ini disusun
berdasarkan Kurikulum 2013 yang membahas tentang materi Sistem
Pencernaan. Penyusunan modul ini diharapkan dapat membantu peserta
didik untuk meningkatkan keterampilan proses sainsnya.

Modul ini berbasis problem solving, merupakan modul sains yang


memuat kajian informasi mengenai masalah nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Modul ini mengarahkan siswa berproses belajar Problem
Solving dengan tahapan- tahapannya, yaitu: (1) orientasi pada situasi
masalah, merumuskan hipotesis, (2) penyelidikan individual maupun
kelompok, (3) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (4) dan
\menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Keempat
langkah tersebut terakomodasi dalam Modul Zat Aditif pada Makanan
berbasis problem solving. Modul juga dilengkapi dengan LKPD, materi Zat
Aditif pada Makanan, informasi literasi, rangkuman, evaluasi, latihan dan
penugasan.

Kami berharap, semoga Modul Zat Aditif pada Makanan bermanfaat


bagi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar pada tingkat
SMP/MTs. Kami menyadari bahwa Modul Zat Aditif pada Makanan
berbasisi problem solving ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan modul
ini selanjutnya.

Sumedang, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ........................................................................................ 3
B. Kompetensi Inti ....................................................................................... 3
C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi ........................ 4
D. Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 4
E. Deskripsi E-Modul ................................................................................... 4
F. Panduan Penggunaan E-Modul ................................................................ 5
G. Peta Konsep............................................................................................. 6
H. Manfaat E-Modul ..................................................................................... 6
KEGIATAN PEMBELAJARAN ............................................................................... 7
A. ZAT ADITIF PADA MAKANAN ................................................................... 7
1. Pengertian Zat Aditif ..................................................................................... 7
2. Jenis-Jenis Zat Aditif .................................................................................... 8
B. Bahaya Zat Aditif bagi Kesehatan .......................................................... 11
KAJIAN LITERATUR BERBASIS ETNOSAINS ..................................................... 12
A. Perawatan dan pemupukan pada pohon aren ........................................ 12
B. Proses penyadapan ................................................................................ 12
C. Proses memasak nira menjadi gula merah ............................................. 13
D. Mencetak gula merah ............................................................................ 14
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ..................................................................... 16
EVALUASI ......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 24

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gambar 1. Produk Gula aren.


Pernahkah diantara kalian yang pernah memakan gula aren? Bagaimanakah
rasanya? Jika kalian pernah memakan gula aren pasti akan mengetahui bahwa gula aren
mempunyai rasa dan karakteristik tersendiri. Rasa dari gula aren di dominan pada rasa
manis dengan tekstur yang padat. Banyak sekali jenis gula yang beredar, dapat dilihat pada
bahan yang digunakan serta rasanya akan berbeda pula.
Agar kalian lebih tau mengenai gula aren, kalian dapat mengamati pembuatan gula
aren di daerah Ciputri, Kecamatan Darmaraja. Pembuatan Gula aren melibatkan beberapa
langkah serta terdapat integrasi konsep IPA didalamnya.
Proses pembuatan Gula aren kali ini mempunyai banyak langkah, mulai dari
penyiapan bahan hingga pemanggangan. Pada modul ini akan membahas langkah
pembuatan gula sebagai zat aditif yang alami yang biasa digunakan sebagai pemanis.
Dengan adanya e-modul ini kalian akan lebih memahami keterkaitan konsep IPA dalam
jenis kearifan lokal gula aren , khususnya topik zat aditif yang terkadung dalam gula aren.
Jadi dengan adanya e-modul ini didalamnya akan mengaitkan pada materi yang
dipelajari siswa dengan kearifan lokal yang berkembang di masyarakat, sehingga siswa
dapat merasakan dana mendapatkan pengalaman langsung terkait materi yang terdapat
dalam kearifan lokat terkait. Dalam mempelajari e-modul ini sisswa diharapkan mampu
memahami konsep yang terkait dalam kearifan lokal gula aren.
B. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori

3
C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6. Menjelaskan berbagai zat aditif dalam 3.6.1. Menjelaskan contoh zat aditif alami dan
makanan dan minuman, zat adiktif, serta buatan
dampaknya terhadap kesehatan 3.6.2. Menganalisis perbedaan zat aditif alami dan
buatan pada makanan dan minuman
3.6.3. Membandingkan penggunaan zat aditif
alami dan buatan dalam kehidupan sehari-
hari
3.6.4. Menganalisis dampak penggunaan zat aditif
buatan bagi kesehatan
4.6 Membuat karya tulis tentang dampak 4.6.1. Membuat karya tulis tentang dampak
penyalahgunaan zat aditif dan zat adiktif penggunaan zat aditif bagi kesehatan
bagi kesehatan 4.6.2. Membuat karya tulis tentang solusi
pengganti zat aditif buatan yang berbahaya
bagi kesehatan
D. Tujuan Pembelajaran

E. Deskripsi E-Modul
E-modul ini didalamnya menguraikan mengenai:
1. Penjelasan mengenai kearifan lokal gula aren beserta langkah-langkah pembuatan
gula aren, Sumedang.
2. Uraian mengenai akan dikhususkan keterkaitan pada materi zat aditif dalam
pemanfaatan gula aren.
3. Penjelasan mengenai materi zat aditif serta contoh penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.

4
F. Panduan Penggunaan E-Modul

1. Berdo’alah terlebih dahulu sebelum


membaca atau mempelajari e-modul ini.
2. Bacalah kompetensi dasar, peta konsep
dan tujuan pembelajaran yang akan
dibahas di dalam e-modul sebelum
membaca materi.
3. Bacalah pembahasan dengan teliti, supaya
dapat dengan mudah memahami pokok
pembahasan yang diberikan.
4. Bertanyalah pada guru atau temanmu jika
ada suatu hal yang kurang dimengerti.
5. Catatlah istilah-istilah penting dalam e-
modul, sehingga mudah diingat.
6. Kerjakanlah soal yang sudah ada didalam
e-modul dengan jujur dan tepat tanpa
melihat kunci jawaban.
7. Periksalah hasil kerjamu dengan
mencocokan pada kunci jawaban yang
telah disediakan.
8. Pelajarilah kembali jika terdapat soal yang
salah dan pahami kembali materi yang
dirasa belum dipahami

5
G. Peta Konsep
Peta konsep materi zat aditif dan adiktif dapat dilihat digambar dibawah ini:

H. Manfaat E-Modul
Manfaat e-modul ini diantaranya:
a) E-modul berbasis etnosains dengan bantuan flipbook ini diharapkan mampu
mempermudah siswa dalam memahami konsep materi serta kaitannya
dengan kearifan lokal Gula aren.
b) E-modul berbasis etnosains dengan bantuan flipbook ini diharapkan dapat
menjadi media pembelajaran yang membuat siswa lebih tertarik dalam
pembelajaran IPA.
c) E-modul berbasis etnosains dengan bantuan flipbook ini diharapkan mampu
menyadarkan pihak lain terkait pentingnya memahami dan menjaga kearifan
lokal yang ada disekitar yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran.
d) E-modul berbasis etnosains dengan bantuan flipbook ini diharapkan mampu
membantu siswa menerapkan konsep IPA dalam memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
6
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. ZAT ADITIF PADA MAKANAN

Kamu tahu gak sih kenapa cilok bisa enak? Atau, kenapa tahu bulat
selain digoreng dadakan, asin bumbunya bisa membuat ketagihan? Tenang,
mereka gak masukin narkoba ke makanan kamu kok, mereka cuma
menambahkan zat aditif ke dalam bumbu itu. Apa itu zat aditif? Apakah sama
dengan zat adiktif? Yuk, kita pelajari!
Jika kamu memasak nasi goreng, gak mungkin kan nasi goreng tersebut
gak kamu tambahkan garam, ulekan bawang putih, cabai, dan kecap, selain
itu jika kamu tidak terlalu suka manis maka kamu bisa menggorengnya tanpa
kecap. Apa yang terjadi jika nasi goreng tersebut tidak dimasukkan bahan-
bahan di atas? Selain hambar, pasti penampakannya menjadi tidak menarik
dan baunya tidak menggugah selera.
1. Pengertian Zat Aditif
Nah secara umum, zat aditif adalah suatu zat yang ditambahkan ke
dalam sebuah produk makanan atau minuman, dengan tujuan
untuk meningkatkan penampilan, sifat, dan kualitas makanan. Contohnya
seperti mempercantik warna, menguatkan rasa, mengatur keasaman,
memperpanjang umur penyimpanan produk, dan lain-lain.
Apa Perbedaan Zat Aditif dengan Zat Adiktif?

Harus dibedakan ya, zat aditif tidak sama dengan zat adiktif. Zat adiktif
adalah zat yang menimbulkan ketagihan dan ketergantungan,
sedangkan zat aditif adalah zat yang ditambahkan ke suatu produk
makanan atau minuman, yang dimaksudkan untuk meningkatkan
penampilan, sifat, dan kualitas makanan.
Zat aditif yang paling umum digunakan oleh masyarakat adalah garam,
gula, cuka, dan rempah-rempah, atau yang biasa kita kenal dengan sebutan
7
bumbu dapur. Dari jenisnya, sebenarnya zat aditif itu terbagi menjadi
2 macam, zat aditif alami dan zat aditif buatan(sintetis).

Contoh zat aditif alami dan buatan (sintetis).


Mengapa sampai ada zat aditif buatan? Perkembangan industri dan
permintaan manusia tidak dapat terpenuhi karena zat aditif alami
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memprosesnya. Selain itu,
zat alami belum tentu bisa didapatkan di semua tempat. Yuk, kita lihat zat
aditif apa saja yang sering kita temui!
2. Jenis-Jenis Zat Aditif
Ada empat macam zat aditif yang sering kita temui di dalam makan
atau minuman yang kita konsumsi. Di antaranya sebagai berikut:

8
a. Bahan Pewarna
Zat aditif bahan pewarna
biasanya digunakan untuk
mempercantik dan memperkuat warna
suatu makanan atau minuman. Hal
ini diperlukan karena terkadang warna
bahan yang dipakai sebagai bahan baku
dapat luntur ketika dilakukan proses
pengolahan. Makanya bahan pewarna
diperlukan dan dipakai dalam industri makanan dan minuman.
Pewarna makanan alami biasanya didapatkan dari penggunaan
bahan-bahan alami, misalnya warna kuning dari kunyit, hijau dari daun
suji, dan merah dari buah naga. Penggunaan bahan alami ini tidak
berbahaya bagi manusia, tetapi warna yang dihasilkan biasanya tidak
terlalu cerah dan cepat pudar.
Kunyit, salah satu pewarna kuning alami (Sumber:
obatuntukpenyakit.com)
Karena itu industri sering menggunakan pewarna sintetis yang
lebih kuat dan tahan lama dalam memberikan warna. Akan tetapi jika

9
dikonsumsi terlalu banyak pewarna
sintetis ini dapat menimbulkan
penyakit pada manusia. Contoh zat
aditif yang merupakan pewarna
sintetis, misalnya kuning FCF, hijau
FCF, merah allura, dan masih banyak
lagi.
Pewarna makanan sintetis (Sumber:
qanaahshop.com)
b. Pemanis Rasa
Sudah jelas, bahan ini digunakan untuk memberikan rasa manis
kepada makanan atau minuman. Nah, yang termasuk pemanis alami
contohnya gula tebu, gula aren atau gula merah, dan gula kelapa.
Gula menjadi manis karena di dalamnya terdapat senyawa sukrosa yang
memberikan rasa manis kepada lidah.
Tetapi, gula alami mengandung kalori yang tinggi dan tidak bisa
dinikmati oleh orang yang menderita penyakit diabetes melitus. Sehingga
diciptakan gula sintetis yang rendah kalori dan dapat dinikmati oleh
penderita diabetes, misalnya aspartam, sakarin, atau siklamat.
c. Pengawet
Pengawetan tujuannya adalah
untuk memperpanjang kondisi
penyimpanan makanan. Hal ini
karena suatu bahan makanan pasti
mengalami pembusukan. Pembusukan
tersebut bisa terjadi karena berbagai
macam hal, misalnya bakteri dan
jamur, serangan tikus, atau karena zat
di produk itu sendiri, seperti
pembusukan yang terjadi pada buah
dan sayur.

Tetapi, jika rendangnya sudah seperti di gambar, saya yakin tidak


akan awet (Sumber: generasizeru.com)
Pengawetan paling alami dan sederhana adalah membungkus
bahan mentah dengan bumbu yang tebal, seperti rendang misalnya.
Rendang dapat bertahan hingga kurang lebih 3 bulan, yang penting
dipanaskan setiap hari.

10
d. Penyedap rasa
Bahan ini digunakan untuk
memberikan rasa yang berbeda kepada
suatu makanan, misalnya rasa asin dari
garam, asam dari perasan jeruk, kegurihan
dari air rebusan kaldu ayam atau sapi. Itu
adalah sebagian bahan penyedap rasa yang
alami dan bisa di dapatkan di dapur rumah
serta tempat perbelanjaan.
Tetapi, ketenaran semua penyedap
alami tersebut kalah oleh penyedap sintetis
berikut ini. Karena saking enaknya
penyedap rasa sintetis ini, masyarakat
terkadang memandang penyedap sintetis
ini sangat berbahaya. Monosodium
Glutamat, MSG, atau kamu lebih mengenal penyedap rasa buatan ini
dengan nama MECIN.
B. Bahaya Zat Aditif bagi Kesehatan
Zat aditif memang bertujuan untuk
meningkatkan penampilan makanan menjadi
lebih menarik, dan juga kualitas makanan,
ya. Tapi, penggunaan zat aditif buatan yang
terlalu banyak juga bisa berbahaya bagi
tubuh, lho! Berikut adalah dampak zat aditif
buatan yang berbahaya bagi kesehatan kita:
Nah, cukup itu saja dulu pembahasan
tentang pengertian zat aditif, jenis dan
contoh, serta dampaknya bagi tubuh. Jika
kamu ingin melihat pembahasan beserta
video dari materi ini, langsung saja cus,
ke ruangbelajar, di sana ada ribuan video
penjelasan yang tidak hanya menarik,
berkualitas, tetapi mudah dimengerti, yuk
coba!

11
KAJIAN LITERATUR BERBASIS ETNOSAINS
Pembuatan Gula sebagai Zat Aditif Alami di Desa Ciputri
Gula merah atau masyarakat umum biasa menyebutnya sebagai gula aren
atau gula Jawa ini ternyata diproses melalui tahapan yang panjang sebelum bisa
dikonsumsi. Walau kelihatannya mudah, sebetulnya prosesnya cukup rumit.
Ditambah lagi jika salah satu prosesnya tidak dilakukan dengan teliti maka
hasilnya tidak akan bagus seperti yang dijual di pasaran. Salahs seorang warga
bernama Ibu Acah merupakan salah satu pembuat gula merah di daerah Desa
Ciputri Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang. Sudah lebih dari 10 tahun
Ibu Acah menekuni produksi gula merah untuk dapat membantu memenuhi
kebutuhan penambah rasa makanan di daerah Ciputri dan Tamansari.
Selama mengikuti keseharian mengolah gula merah bersama Ibu Acah,
tahapan demi tahapan mulai dari persiapan sampai pemasakan, bukan hal yang
mudah seperti yang dilihat di acara TV Swasta, Jejak Si Gundul atau Jejak
Petualang. Ada banyak proses yang tidak bisa dipercepat atau dilewati sehingga
harus benar-benar maksimal dalam setiap tahapannya.
A. Perawatan dan pemupukan pada pohon aren
Jauh-jauh hari bahkan sebelum proses pemanenan dan penyadapan
pohon aren, Ibu Acah mengajak saya untuk tahu bagaimana cara merawat dan
memupuk pohon aren agar kualitas yang dihasilkan sangat bagus. Lokasi
pohon aren milik Ibu Acah memang ada di beberapa tempat yang berbeda yaitu
di daerah kebunnya (dekat rumah) dan di dalam hutan.
Pupuk kandang adalah pilihan utama yang Ibu Acah gunakan agar
pohon aren dapat tumbuh dan berkembang secara alami. Pemupukan
biasanya dilakukan dua minggu sekali atau sebulan sekali tergantung kondisi
tanah yang ada di bawah pohon aren.
Pada bagian bawah pohon aren harus dibersihkan dari gulma dan
tanaman yang mengganggu. Cara ini dilakukan agar proses penyerapan nutrisi
untuk pohon aren bisa dimaksimalkan dan tidak ada penyakit yang menyerang
pohon aren. Pemupukan ini tetap berlangsung selama pohon aren masih
produktif dan tumbuh normal.
B. Proses penyadapan
Pohon aren yang sudah cukup besar akan mengeluarkan bunga yang
nantinya akan disadap. Sebetulnya, gula merah bisa dibuat dari nira yang
berasal dari pohon keluarga palma seperti kelapa, aren dan siwalan. Masing-
masing memiliki karakteristiknya sendiri ketika sudah diolah menjadi gula
merah.
Ibu Acah menunjukkan pohon aren yang sudah memiliki pangkal bunga
yang belum mekar. Sebelumnya, beliau sudah menyiapkan tangga khusus
untuk menaiki pohon aren yaitu menggunakan satu batang bambu yang
dilubangi tengahnya sebagai pijakan. Memang tidak ada pengamanan ekstra
atau alat keselamatan lain. Namun jika melihat pengalaman Ibu Acah yang
sudah puluhan tahun tentu saya tidak meragukannya lagi.

12
Pangkal bunga tadi diikat dengan tali sehingga bisa menghambat proses
pemekaran dari bunga aren. Nantinya pangkal bunga akan terjadi
pembengkakan dan penumpukan sari pati makanan. Setelah beberapa lama,
proses selanjutnya adalah mengiris-iris secara bertahap pada bagian tadi
untuk mengeluarkan cairan gula.
Cairan inilah yang disebut sebagai nira sebagai bahan utama pembuatan
gula merah. Nira kemudian ditampung dalam wadah khusus terbuat dari
bambu yang diikatkan agar tidak jatuh. Proses pemanenan hasil nira ini
dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.
Menurut Ibu Acah, pemanenan hasil sadap pada pagi hari memang
selalu lebih banyak karena pada dini hari udara sekitar lebih dingin dan
memacu pohon aren untuk memproduksi nira lebih banyak. Perbandingannya,
pada pagi hari bisa menghasilkan sampai 10 liter nira sedangkan saat sore
hari hanya 7 liter nira.
Ibu Acah juga bercerita bahwa masing-masing pohon dalam keluarga
palma memiliki kelebihan dan kekurangannya dibedakan dari tempatnya
hidup. Di dataran rendah yang lebih gersang, pohon siwalan akan lebih
produktif dan hasil niranya lebih bagus. Jika di daerah pantai, pohon kelapa
lebih produktif dibandingkan jenis pohon palma lainnya. Sedangkan di daerah
pegunungan (di atas 800 mdpl) nira dari pohon aren memang lebih juara.
Nira yang sudah diambil kemudian ditampung pada jerigen besar yang
dapat memuat hingga 20 liter nira untuk satu jerigennya. Ibu Acah sendiri
memiliki 5 pohon aren yang masih produktif, dalam sehari beliau bisa
menghasilkan rata-rata sekitar 50 liter nira.

Gula merah di Desa Lerep/Nico Krisnanda


C. Proses memasak nira menjadi gula merah
Setelah nira didapatkan dan wadah tampungannya dikembalikan pada
posisi semula, maka proses selanjutnya adalah pemasakan nira untuk menjadi
gula merah. Jarak antara pemanenan dan pemasakan memang terbilang
singkat karena untuk menghindari proses fermentasi oleh bakteri di dalam
nira.

13
Jika terlalu lama maka nira akan menjadi lebih asam dan hasil gula
merahnya juga lebih asam. Jadi ketika Ibu Acah kembali ke rumahnya, nira
yang sudah didapatkan langsung diolah oleh istrinya. Nira yang siap dimasak
sebelumnya disaring untuk menghilangkan kotoran yang ada di dalamnya,
baru kemudian ditempatkan di dalam wajan besar di atas tungku api yang
membara.
Istri Ibu Acah dengan lihainya mengaduk-aduk nira secara berkala agar
tidak menghitam (gosong). Beliau juga mengatur api agar tetap stabil selama
proses pemasakan ini. Butuh waktu setidaknya empat sampai lima jam hingga
nira berubah menjadi lebih kental dan berwarna kecoklatan.

Gula merah di Desa Ciputri


D. Mencetak gula merah
Proses memasaknya bisa dibilang cukup lama dan harus benar-benar
diawasi karena jika sebentar saja meninggalkan proses pemasakan tersebut,
maka hasil olahan gula akan menghitam. Tentu ini akan mengurangi kualitas
dan harga jual dari gula merah nantinya.
Istri Ibu Acah sebelumnya sudah menyiapkan cetakan-cetakan yang
terbuat dari batok kelapa. Ada juga yang terbuat dari bambu yang sudah
dipotong-potong melingkar dan juga ada pula cetakan dari alumunium
berbentuk seperti batok kelapa. Bentuk dari cetakan ini memang tidak
dipermasalahkan karena nantinya gula merah dijual berdasarkan beratnya.
Setelah nira benar-benar matang dan lebih mengental dari sebelumnya,
maka langsung dimasukkan ke dalam cetakan dan dipindahkan ke rak khusus
untuk proses pendinginan.
Suhu di Desa Lerep ini bisa dibilang masih sejuk, jadi proses
pendinginan dari gula merah tersebut tidak membutuhkan waktu yang lama.
Gula merah yang sudah dingin akan dikeluarkan dari cetakan dan dibungkus
ke dalam tempat khusus terbuat dari plastik.
Nantinya Ibu Acah akan membawanya ke pengepul kenalan beliau atau
biasanya ada orang yang datang untuk membelinya langsung. Satu kilogram
gula merah di Kabupaten Semarang dijual dengan harga Rp18 ribu sampai
Rp25 ribu per kilogramnya. Namun untuk gula merah cair biasa dijual dengan
harga Rp30 ribu per kilogramnya.

14
Selama proses pembuatan gula merah ini dari awal hingga akhir, Ibu
Acah menggunakan teknik dan peralatan yang sederhana. Tidak ada proses
yang instan atau menggunakan teknologi khusus agar lebih mudah mengolah
gula merahnya. Namun begitu, cara tradisional ini dipilih Ibu Acah karena
sudah terbiasa dan bisa lebih menyehatkan (karena membuatnya banyak
bergerak).

15
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

LKPD
ZAT ADITIF PADA
MAKANAN

Selamat datang,
Para Juara

Tulis
identitasmu,
disini!

Nama

Kelas

Kelompok
Mari lengkapi LKPD ini melalui tautan :
https://www.liveworksheets.com/6-uj127912ie
KEGIATAN 1
MAKANAN BERGIZI DITINJAU DARI KANDUNGAN NUTRISINYA
A. TUJUAN
Melalui serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan, peserta didik dapat:
1. mengidentifikasi jenis-jenis bahan makanan
2. mengidentifikasi kandungan dan manfaat bahan makanan sebagai gizi yang baik
3. menganalisis konsumsi nutrisi gizi yang tepat untuk manusi sesuai dengan umur
4. mengidentifikasi bahaya malnutrisi bagi manusia
5. menganalisis solusi dan upaya mencegah malnutrisi pada manusia
B. FASE 1 : ORIENTASI TERHADAP MASALAH
Buka tautan video youtube di bawah ini sebagai orientasi masalah dalam pembelajaran
https://www.youtube.com/watch?v=wJvqcH-cVik
1. Berdasarkan permasalahan pada artikel di atas, kini kamu bisa merumuskan suatu
pertanyaan/rumusan masalah yang akan kita kaji pada pembelajaran ini. Tulislah
pertanyaanmu pada kolom di bawah ini.

C. FASE 2 : MENGORGANISASIKAN PESERTA DIDIK


2. Berdasarkan video di atas, apa saja makanan yang mengandung zat pewarna berbahaya?
Kemduian, tuliskan bahan makanan apa saja yang ada di sekitarmu yang mengandung zat
pewarna seperti yang sama seperti pada video di atas.

3. Bagaimana konsumsi makanan yang mengandung zat pewarna berbahaya dalam jangka
waktu yang lama?
D. FASE 3 : MEMBIMBING PENELITIAN INDIVIDU/KELOMPOK
Setelah mengorientasi masalah, kamu perlu untuk melakukan kegiatan eksperimen untuk mengetahui
ada atau tidaknya zat pewarna pada minuman kemasan yang sering kamu konsumsi
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. (yang sudah diberi instruksi oleh guru)

2. Tuliskan prosedur eksperimen sesuai dengan kegiatan yang kamu lakukan

3. Tuliskan temuan yang kalian telah temukan dari kegiatan eksperiman


4. Analisis hasil eksperimen dengan bahasa yang baik dan benar

E. FASE 4 : MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL DATA


4. Berdasarkan identifikasi yang telah kalian dapatkan, apa saja zat aditif yang bahaya untuk
dikonsumsi?

5. Kemudian, analisis bahaya apa saja yang dapat terjadi jika mengonsumsi zat bahaya
tersebut dalam jangka waktu yang lama.

F. FASE 5 : MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH


6. Apa solusi yang dapat kamu tawarkan agar sebagai pengganti atau membatasi konsumsi
zat pewarna berbahaya atau zat aditif berbahaya yang lainnya?
7. Apakah solusi yang kalian tawarkan sudah efekti? Sebutkan kelebihan dan kekurangan
solusi yang kalian tawarkan.

G. SIMPULAN
Berdasarkan serangkaian kegiatan yang telah dilakukan, tulislah kesimpulan di bawah ini.
EVALUASI
Soal Nomor 1
Penggunaan zat aditif pada makanan bertujuan untuk hal-hal berikut, kecuali ….
a. memberi cita rasa tertentu
b. menambah nilai gizi
c. mengawetkan
d. menurunkan nilai jual
Soal Nomor 2
Zat aditif sintetis apabila ditambahkan pada makanan dapat menimbulkan bahaya, karena ….
a. mengurangi nilai gizi makanan
b. mengubah cita rasa makanan
c. dapat menimbulkan peyakit
d. membuat makanan cepat rusak
Soal Nomor 3
Zat aditif yang terdapat dalam sirup pada umumnya adalah ….
a. zat pewarna
b. antioksidan
c. zat pengawet
d. penyedap
Soal Nomor 4
Antioksidan dapat mencegah ketengikan bahan yang mengandung lemak, karena ….
a. mematikan mikroorganisme
b. menyediakan oksigen untuk oksidasi
c. menghambat pertumbuhan mikroorganisme
d. menghambat proses oksidasi
Soal Nomor 5
Bahan-bahan berikut ini termasuk pewarna alami, kecuali ….
a. kunyit
b. tartrazin
c. karamel
d. daun suji
Soal Nomor 6
Monosodium glutamat, aspartam, dan natrium benzoat secara berturut-turut merupakan ….
a. pemanis, penyedap, dan pengawet
b. pemanis, pengawet, dan penyedap
c. penyedap, pewarna, dan pengawet
d. penyedap, pemanis, dan pengawet
Soal Nomor 7
Zat kimia yang digunakan untuk mengawetkan dan mempertahankan warna daging adalah ….
a. natrium nitrat
b. natrium klorida
c. asam cuka
d. natrium benzoat
Soal Nomor 8
Untuk meningkatkan cita rasa makanan, seringkali ditambahkan zat penyedap rasa, yaitu ….
a. tartrazin
b. esens
c. curing agent
d. flavour enhancer
Soal Nomor 9
Gejala penyakit Chinesse Restaurant Syndrome terjadi karena banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat ….
a. boraks
b. esens
c. sakarin
d. vetsin
Soal Nomor 10
Zat aditif alami yang digunakan untuk memberikan warna hijau pada makanan adalah daun ….
a. salam
b. pandan
c. bawang
d. pisang
Soal Nomor 11
Pemanis berikut yang memiliki kalori rendah, tetapi tingkat kemanisannya tinggi adalah ….
a. gula pasir
b. gula merah
c. sakarin
d. sorbitol
Soal Nomor 12
Zat kimia yang digunakan untuk mengawetkan warna daging agar tetap merah adalah ….
a. asam cuka
b. asam nitrit
c. natrium benzoat
d. garam dapur
Soal Nomor 13
Pemanis buatan yang tingkat kemanisannya 160 kali gula biasa adalah ….
a. sakarin
b. siklamat
c. aspartam
d. sorbitol
Soal Nomor 14
Zat pewarna tekstil yang sering digunakan untuk pewarna makanan adalah ….
a. rhodamin B
b. sunset yellow
c. indigokarmine
d. lissamin green
Soal Nomor 15
Pewarna alami yang memberikan warna kuning pada makanan disebut …
a. antosianin
b. klorofil
c. karoten
d. kurkumin
Soal Nomor 16
Pemanis sintetis terbaru yang tingkat kemanisannya mencapai 13.000 kali kemanisan gula biasa
adalah ….
a. sakarin
b. aspartam
c. neotam
d. siklamat
Soal Nomor 17
Berikut ini pengawet yang telah dilarang penggunaanya, kecuali ….
a. boraks
b. formalin
c. asam sorbat
d. asam salisilat
Soal Nomor 18
Di dalam minuman berkarbonasi, sering ditambahkan zat pengawet, yaitu ….
a. benzoat
b. sakarin
c. sorbat
d. aspartam
Soal Nomor 19
Zat aditif untuk mencegah bau tengik pada mentega adalah zat ….
a. pengawet
b. penyedap
c. pewarna
d. pemanis
Soal Nomor 20
Monosodium Glutamat (MSG) adalah zat aditif pada makanan yang berfungsi sebagai ….
a. pewarna
b. pemanis
c. pengawet
d. penyedap
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai