Anda di halaman 1dari 2

D.

Sistem integrasi ilmu pada masa Dinasti Abbasiyah

Kota Baghdad selain menjadi pusat perdagangan juga menjadi pusat kebangkitan ilmu
pengetahuan dalam islam. Sehingga Philip. K. Hitti menyebut Baghdad sebagai kota intelektual
dan juga mengatakan bahwa Baghdad merupakan profesor masyarakat islam, disebut dalam
bukunya yang berjudul "Capital Cities of Arab Islam".

Kemegahan kota Baghdad yang memiliki peran sebagai pusat peradaban dan kebudayaan Islam
mengakibatkan para ilmuwan dari berbagai penjuru dunia mendatangi Baghdad guna demi
memperdalam ilmu pengetahuan. Kemudian istana Harun Ar-rasyid dijadikan sebagai pusat
pengembangan ilmu pengetahuan dalam macam-macam cabang ilmu. Begitu juga dalamnya
istana khalifah menjadi pusat perkumpulan para cendekiawan dari berbagai penjuru dunia dan
ditunjang oleh dana yang cukup besar.

Pada masa khalifah Al-Makmun dia membangun pusat pertemuan para ilmuwan yang bernama
"Baitul Hikmah" Atau "Balai Ilmu" Sehingga pusat pertemuan dan penemuan-penemuan ilmiah
tidak dilakukan di istana. Al-Makmun mengembangkan ilmu pengetahuan dan intelektual
dengan memfungsikan balai ilmu menjadi tiga fungsi yaitu pertama sebagai akademi, kedua
sebagai perpustakaan, ketiga sebagai tempat penerjemah berbagai ilmu pengetahuan.

Dari ketiga fungsi diatas yang ber kombinasi kemudian memunculkan beberapa faktor untuk
terciptanya perkembangan ilmu pengetahuan dan intelektual diantaranya :

1. Kesejahteraan hidup melalui perbaikan ekonomi.


2. Ilmu pengetahuan dihargai
3. Penguasa negara adalah orang yang bermental ilmiah.

E. Tokoh-tokoh Ilmuwan Pada Masa Dinasti Abbasiyah

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada daulah Abbasiyah memunculkan tokoh-tokoh


ilmuwan di berbagai macam ilmu diantaranya yaitu :

1. Ilmu Filsafat
Ilmu filsafat masuk pada masa Dinasti Abbasiyah melalui ekspedisi Iskandar agung pada
abad ke-4 SM tepatnya di timur sungai Tigris. Ilmuwan filsafat pertama yaitu Al-Kindi
yang dijuluki sebagai filsof Arab. Pada masa Harun Ar-rasyid buku-buku filsafat yang
berbahasa Yunani diterjemahkan ke bahasa Arab dan mulai berkembang pada masa Al-
Makmun dan buku yang banyak diterjemahkan adalah karangan Plato dan Aristoteles.
2. Ilmu Kedokteran
Pengaruh awal ilmu kedokteran dalam islam pada masa khalifah Abu Ja'far Al-mansyur
yang pada saat itu dia terkena penyakit Dispepsia atau radang selaput lendir lambung
yang berhasil disembuhkan oleh dokter Jirjis Bukhtyishuri, dari situlah pusat kedokteran
yang awalnya di Jundisabur beralih ke Baghdad. Ilmuwan yang terkenal yaitu Ibnu Sina
3. Ilmu Astronomi (ilmu falak)
Ilmu Astronomi perlu dikembangkan oleh orang muslim dikarenakan adanya faktor
keterkaitan dalam ketentuan agama Islam yaitu penentuan arah kiblat, penentuan
waktu sholat fardhu, penentuan awal bulan. Ilmuwan Astronomi yang terkenal yaitu
Tsabit bin Qurra, Al-balhi, Hunain bin Ishak, Al-abbadi, Al-battani.
4. Ilmu Matematika
5. Ilmu Fisika
6. Ilmu Kimia
7. Ilmu Geografi

Anda mungkin juga menyukai