Anda di halaman 1dari 9

Baghdad

Kota Baghdad didirikan oleh Khalifah Al-Manshur pada tahun 145/762, terletak di sisi
barat Sungai Tigris berdekatan dengan Mada’in (CtesiphonSeleucia), sebuah kota Babilonia
zaman kuno. Baghdad terletak pada 39 derajat Lintang Utara dan 44 derajat Bujur Timur, sekitar
40 kilometer di sebelah utara Sungai Eufrat, dan sekitar 539 kilometer disebelah barat laut Teluk
Persia. Baghdad memiliki luas 657 kilometer persegi, dengan suhu udara pada musim panas rata-
rata 39 derajat C dan pada musim dingin rata-rata 11 derajat C.1

Baghdad adalah ibu kota Irak dan provinsi yang di letak Baghdad. Kota Bagdad terbesar
kedua di Asia Barat Daya setelah Teheran, Terletak pada Sungai Tigris pada 33°20 utara dan
44°26 timur, kota ini dulunya pernah menjadi pusat peradaban Islam. Pada masa kerajaan Persia
yang tingga di tempat ini dulu.

Ibu Kota Baghdad adalah sebuah negara di Timur Tengah atau Asia Barat Daya, yang
meliputi sebagian terbesar daerah Mesopotamia serta ujung barat laut dari Pegunungan Zagros
dan bagian timur dari Gurun Suriah. Negara iniberbatasandenganKuwaitdanArab Saudi di
selatan, Yordania di barat, Suriah di baratlaut, Turki di utara, danIran di timur.
Irakmempunyaibagian yang sangatsempitdarigarispantai di Umm Qashr di Teluk Persia.2

Karena posisinya yang terletak antara jazirah Arabia Utara dan jajaran Gunung Turki
serta Iran di sebelah Barat Daya, daerah ini membentuk lintasan tanah rendah antara Syiria dan
Teluk Persia. Topografi Islam termasuk ke dalam tiga zona yang berbeda, bagian pegunungan
utara disebut wilayah Kurdistan. Tiga zona tersebut yaitu (1) wilayah tengah antara Tigris dan
Efrat dengan pusat ibu kota Baghdad, yang merupakan wilayah paling mudah mendapat aliran
irigasi dan tanah-tanah terolah dengan baik. (2) wilayahbarat, baratdaya,
danselatanmerupakandaerahgurun yang hampirkeseluruhannyasamasekaligersang. (3)
diselatanterdapatdaerahrawa yang luas di sepanjangShatt al-arab,

1
Yusuf al-Qardhawi, Meluruskan Sejarah Umat Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), 124.
2
http://id.wikipedia.org/wiki/Irak, di unduh pada 30 Oktober 2019 pukul 10.51 WIB.
tempatbergabungnyakeduasungaiyaitu Tigris dan Eufrat, sekitar 160 km di
sebelahbaratlautTeluk Persia.3

Peradaban di Baghdad dimualai ketika aawal pemerintahan dinasti Abbasiyah yaitu


ketika setelah masa al-Manshur, kota Baghdad menjadi lebih masyhur lagi karena perannya
sebagai pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam. Banyak para ilmuwan dari
berbagai daerah datang ke kota ini untuk mendalami ilmu pengetahuan yang ingin dituntutnya.
Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada zaman pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyd (786-
809 M) dan anaknya AlMa’mun (813-833 M). Dari kota inilah memancar sinar kebudayaan dan
peradaban Islam ke seluruh dunia. Prestise politik, supremasi ekonomi, dan aktivitas intelektual
merupakan tiga keistimewaan kota ini. Kebesarannya tidak terbatas pada negeri Arab, tetapi
meliputi seluruh negeri Islam. Baghdad ketika itu menjadi pusat peradaan dan kebudayaan yang
tertinggi di dunia. Ilmu pengetahuan dan sastra berkembang sangat pesat. Banyak buku filsafat
yang sebelumnya dipandang sudah “mati” dihidupkan kembali dengan di terjemahkan ke dalam
bahasa Arab. Khalifah Al-Ma’mun memiliki perpustakaan yang dipenuhi dengan buku-buku
ilmu pengetahuan. Perpustakaan itu benama Bait al-Hikmah.

Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu
pengetahuan dalam Islam. Sebagai pusat intelektual, di Baghdad terdapat beberapa pusat
aktivitas pengembangan ilmu. Di antaranya adalah Baitul Hikmah, yaitu lembaga ilmu
pengetahuan yang menjadi pusat pengkajian berbagai ilmu. Selain itu Baghdad juga sebagai
pusat penterjemahan buku-buku dari berbagai cabang ilmu ke dalam bahasa Arab.

Disamping itu, banyak berdiri akademi, sekolah tinggi dan sekolah biasa yang memenuhi
kota itu. Dua diantaranya yang terpenting adalah perguruan Nizhamiyyah, didirikan oleh Nizham
Al-Mulk, wazir Sultan Seljuk, pada abad ke-5 H dan perguruan Mustansiriyah, didirikan dua
abad kemudian oleh Khalifah Mustanshir Billah.4

Dalam bidang sastra, kota Baghdad terkenal dengan hasil karya yang indah dan digemari
orang. Di antara karya sastra yang terkenal ialah Alf Lailah wa Lailah, atau kisah seribu satu
malam. Di kota Baghdad ini, lahir dan muncul para saintis, ulama, filofof, dan sastrawan Islam
yang terkenal, seperti al-Khwarizm (ahli astronomi dan matematika, penemu ilmu aljabar, al-
Kindi (filosof Arab pertama), alRazi (filosof, ahli fisika dan kedokteran), al-Farabi (filosof besar
yang dijuluki dengan al-Mu’allim al-Tsani, guru kedua setelah Aristoteles), tiga pendiri madzhab
hukum Islam (Abu Hanifah, Syafi’I, dan Ahmd ibn Hambal), Al-Ghazali (filosof, teolog, dan
sufi besar dalam Islam yang dijuluki dengan Hujjah al-Islam), Abd Al-Qadir Al-Jilani (pendiri
tarekat qadariyah), Ibn Muqaffa’ (sastrawan besar) dan lain-lain.

Dalam bidang ekonomi, perkembangannya berjalan seiring dengan perkembangan


politik. Pada masa Harun Al-Rasyd dan Al-Ma’mun, perdagangan dan industri berkembang
3
AjidTohir,StudiKawasanDunia Islam(Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada. 2009), h. 168.
4
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 281
pesat. Kehidupan ekonomi kota ini didukung oleh tiga buah pelabuhan yang ramai dikunjungi
para kafilah dagang internasional.

Peradaban di Baghdad

Peradaban Islam pada masa kejayan dan keemasan telah memenuhi dunia Islam dengan
cahaya ilmu yang menghiasi masjid-masjid, sekolah-sekolah, majlis-majlis dan toko-toko buku.
Pemerintahan Abbasiyah telah membangkitkan kebudayaan, yang pada masa itu, masih dalam
perluasan dan penakhlukan bani Umayyah. Abbasiyah datang ke Baghdad dan membangun
pemerintahannya kembali. Pada masa dinasti Abbasiyyah ini kejayaan politik dan intelektual
berkembang pesat.

Khalifah Al-Manshur memerintahkan penterjemahan buku-buku ilmiah dan karya sastra


dari berbagai negara besar pada masa itu. Para peminat ilmu dan kesusasteraanpun diundang ke
Baghdad. Itulah sebabnya kota ini dikenal sebagai kota inetelektual dan merupakan profesor
masyarakat Islam. Pada masa kekhalifahan Harun Al-Rasyid dan khalifah Al-Ma‟mun, kota
Baghdad menjadi puncak kemajuan ketika itu Baghdad menjadi pusat peradaban dan
kebuadayaan tertinggi di dunia.

Periode itu sangat terkenal adalah kemunculan gerakan Intelektuan dalam sejarah Islam,
sehingga terkenak dengan kebangkitan terkenal dalam seluruh sejarah pemikiran dan budaya.
Gerakan Intelektual itu ditandai oleh proyek penerjemahan karya-karya berbahasa Persia,
Sanssekerta, Suriah, danYunani ke bahasa Arab. Dimulai dengan karya mereka sendiri tentang
ilmu pengetahuan, filsafat atau sastra yang tidak terlalu banyak.5Ilmu pengetahuan dan
kesusastraan yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab dan dikembangkan oleh para sarjana
muslim. Diantaranya adalah :

1. Dari Yunani banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan filsafat,


mantiq, tatanegara (politik) dan astronomi, karya-karya, filsafat, terutama karya
Aristoteless, serta karya komentator neo-Platonis, dan tulisan-tulisan kedokteran
Galen.

2. Dari India juga banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan ilmu obat-
obatan, ilmu hidab (hitung), astronomi, musik dan kesusateraan.Sumber inspirasi
pertama yang diambil dari India adalah dalam bidang mistisisme dan matematika.
Sekitar tahun 152 H/ 771 M, seorang pengembara India memperkenalkan naska
astronomi ke Baghdad yang berjudul “Siddhanta(bahasa Arab Sindhind), yang atas
perintah Al-Manshur untuk diterjemahkan oleh Muhammad Ibn Ibrahim Al-Fazari
yang kemudian menjadi astronom Islam pertama.

5
Philip K Hitti, History of the Arabs; Rujukan Induk dan Paling Otoritatif Tentang Sejarah Peradaban Islam, Terj. R.
Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2002), 381.
3. Dari Persia, banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan ilmu
astronomi, hukum, sejarah, kesenian musik, kaligrafi atau yang disebut seni menulis
(belles-Letters) dan kesusteraan

4. Dari Mesir banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan ilmu kimia,
dan anatomi (biologi).

5. Dari Kaldani, banyak diterjemahkan buku-buku yang berhubungan dengan ilmu


pertanian.6

Ilmu-ilmu yang berkembang pada peradab Baghdad antara lain:

1. Ilmu fiqih
Kemajuan ilmu agama pada zaman bani abbasiyah memunculkan
beberapa tokoh ulama’ fiqih yang terkenal pada saat itu dan pada masa sekarang
yaitu 4 madhab antara lain imam hanafi,imam syafi’i,imam maliki, dan imam
hambali.
2. Ilmu tasawuf
Di samping ilmu fiqih pada zaman ini juga muncul ilmu tasawuf yang di
sebarkan oleh para sufi terkemuka antara lain yaitu imam ghazali salah satu
ulama’ tasawuf yang terkenal pada abad 5 H.dan kitab yang terkenal adalah ihya’
ulumuddin yang memuat tentang ilmu tasawuf.
3. Ilmu kedokteran
Ilmu kedokteran tumbuh dan berkembang pada masa khalifah harun ar
rasyid yang di tandai dengan berdirinya rumah sakit,yang dilengkapi dengan
ruangan khusus wanita,apotek dan yang terpenting dilengkapi dengan tempat
kursus kedokteran dan pengobatan,yang melayani orang-orang sakit khususnya
orang yang tidak mampu7.
Dalam ilmu kedokteran ulama’ yang terkenal di zaman ini adalah ibnu
sina dan kitab nya yang terkenal adalah “as syifa”(canon of medicine) yang di
terjemahkan kedalam bhs inggris karena juga masih di kaji di universitas eropa
sebagai media pembelajaran dalam bidang kedokteran.
4. Ilmu filsafat
Filsafat berkembang pesat pada daulah abbasiyah terutama pad masa al
makmun dan harun ar rasyid karena pada saat itu kitab-kitab filsafat, khususnya
yunani sudah diterjemahkan kedalam bahasa arab. Dari sini dapat dianalisa bahwa
pengambilan filsaft yunani dari penerjemah hanya dijadikan sebagai perbandigan
an rujukan para filusuf Islam untuk menciptakan filsafat yang bernafas Islam,
tetapi ada sebagian yang mengambil dan dirubah sesuai dengan ajaran-ajaran

6
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2013), 148-149.
7
Philip K. Hitti,The History......hal.141
agama Islam tokoh-tokoh dalam bidag filsafat yang terkenal di daulahbani
Abbasiyah adalah: al-farabi dan ibnu Rusdi. Dalam filsafat Ibnu Rusdi banyak
mengambil ide-ide fisalfat Yunani yang mengulas mengenai hubungan filsafat
dan syari’at islam.
5. Ilmu kalam
Pada zaman Al-Ma’mun dan Harus Ar-Rasyid ilmu kalam mendapat
tempat yang luas, bahkan imu kalam (teolog ) sangat mempengaruhi keadaan
pemerintahan saat itu sehingga munculah aliran seperti aliran muktazilah yang
dijadikan sebagai aliran resmi pemerintah bani abbasiyah pada saat itu. Peran ilmu
kalam pada saat itu sangat besar untuk membela Islam dari paham-paham yahudi
dan Nasrani. Dalam ilmu kalam para Teolog berfokus pada bidang akidah sebagai
objek bahasan yang meliputi tentang keesaan Tuhan, sifat-sift, dan perbuatan
Tuhan. Tokoh uama yang terkenal dalam ilmu kalam yang terkenal adalah: Abu
Huzail al-alaf (wafat pd tahun 253 H), dan An Nazzam ( wafat 835 H ) yang
merupakan aliran Muktazilah.
Pada masa ini ulama’ ilmu kalam mengikuti pemikiran salaf yang di
wakili oleh aliran muktazilah.yang berpegang pada arti lafdhiyah/tekstual dalam
mengartikan ayat-ayat mutasyabihat.
6. Lembaga dan Kegiatan Ilmu Pengetahuan
Kontribusi ilmu terlihat pada upaya Harun Al-Rasyid dan puteranya Al-
Makmun ketika mendirikan sebuah akademi pertama dilengkapi pusat peneropong
bintang, perpustakaan terbesar dan dilengkapi pula dengan lembaga untuk
penerjemahan.
Sebelum Dinasti Abbasiyah, pusat kegiatan Dunia Islam selalu bermuara pada
masjid. Masjid dijadikan centre of education. Pada Dinasti Abbasiyah inilah
mulai adanya pengembangan keilmuan dan teknologi diarahkan ke dalam ma’had.
7. Astronomi, ilmu ini melalui karya India Shindind diterjemahkan oleh Muhammad
ibnu Ibrahim Al-Farazi (777 M). Ia adalah astronom Muslim pertama yang
membuatastrolabe, yaitu alat untuk mengukur ketinggian bintang. Di samping itu,
masih ada ilmuan-ilmuan Islam lainnya, seperti Ali ibnu Isa Al-Asturlabi, Al-
Farghani, Al-Battani, Umar Al-Khayyam dan Al-Tusi.
8. Sejarah dan Geografi. Pada masa Abbasiyah sejarawan ternama abad ke 3 H
adalah Ahmad bin Al-Yakubi, Abu Jafar Muhammad bin Al- Tabari. Dalam
bidang geografi umat Islam sangat maju, karena sejak semula bangsa Arab
merupakan bangsa pedagang yang biasanya menempuh jarak jauh untuk berniaga.
Di antara wilayah pengembaraan umat Islam adalah umat Islam mengembara ke
Cina dan Indonesia pada masa-masa awal kemunculan Islam. Di antara tokoh ahli
geografi yang terkenal adalah Abu Hasan Al-Mas’udi (w.345 H/956 M), seorang
penjelajah yang mengadakan perjalanan sampai Persia, India, Srilanka, Cina, dan
penulis buku Muruj Az-Zahab wa Ma’adin Al-jawahir.8
9. Ilmu Kimia, bapak kimia Islam adalah Jabir ibnu Hayyan (721-815 M).
Sebenarnya banyak ahli kimia Islam ternama lainnya seperti Al-Razi, Al-Tuqrai
yang hidup pada abad ke 12 M.
10. Farmasi, diantara ahli farmasi pada masa Dinasti Abbasiyah adalah Ibnu Baithar,
karyanya yang terkenal adalah Al-Mughini (berisi tentang obat-obatan), Jami Al-
Mufradat Al-Adawiyah (berisi tentang obat-obatan dan makanan bergizi).9
11. Matematika, terjemahan dari buku-buku asing ke dalam bahasa Arab
menghasilkan karya dalam bidang matematika. Di antara ahli matematika Islam
yang terkenal adalah Al-Khawarizmi. Al-Khawarizmi adalah pengarang kitab Al-
Jabar wal Muqabalah (ilmu hitung), dan penemu angka nol. Tokoh lain adalah
Abu Al-Wafa Muhammad bin Muhammad bin Ismail bin Abbas (940-998)
terkenal sebagai ahli matematika.10
12. Sastra, dalam bidang sastra, Baghdad merupakan kota pusat seniman dan
sastrawan. Para tokoh sastra antara lain; Abu Nuwas, salah seorang penyair
terkenal dengan karya cerita humornya. An-Nasyasi, penulis buku Alfu Lailah wa
Lailah yang merupaka buku cerita sastra Seribu Satu Malam yang sangat terkenal
dan diterjemahkan ke dalam hampir seluruh dunia.11
13. Optik. tokohnya adalah Ali Hasan ibn Haitamyang dikenal sebagi Alhazen
menulis buku tentang optic “optical Thesaurus”. ia mengembangkan teori
pemfokusan, pembesaran dan inversi bayangan.

B. KAIRO (MESIR)

Kota Kairo dibangun pada tanggal 17 sya’ban 358 H/969 M oleh panglima perang dinasti
Fatimiah yang beraliran syi’ah, Jauhar Al-Siqili, atas perintah kholifah Fatimiah, Al-Muiz

8
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, h. 151
9
Ibid, h. 151
10
ibid, h. 151
11
Ibid. h. 152
Lidinillah, sebagai kerajaan dinasti tersebut. Bentuk kota ini hampir merupakan segi empat. Di
sekelilingnya dibangun pagar tembok besar dan tinggi, yang sampai sekarang masih ditemui
peninggalannya. Pagar tembok ini memanjang dari masjid Ibnu Thulun sampai ke Qal’at Al-
Jabal, memanjang dari jabal Al-Muqattam sampai ke tepi sungai Nil. Daerah-daerah yang dilalui
oleh dinding ini sekarang di sebut al-Husainiyah, Bab al-Luk, Syibra, dan Ahya Bulaq.

Wilayah kekuasaan Dinansti Fatimiah meliputi Afrika Utara, Sicilia, dan Syiria.
Berdirinya kota Kairo sebagai ibu kota kerajaan dinasti ini membuat Bagdad mendapat saingan.
Setelah pembangunan kota Kairo rampung lengkap dengan istananya, Al-siqili mendirikan
masjid Al-Azhar, 17 Ramadhan 359 H (970 M). masjid ini berkembang menjadi Universitas
besar yang sampai sekarang masih berdiri megah. Nama Al-Azhar diambil dari Al-Zahra’,
julukan Fatimiah, putri Nabi Muhammad Saw dan istri Ali ibn Abi Thalib.

Kota yang terletak ditepi Sungai Nil ini mengalami tiga kali masa kejayaan, yaitu pada
masa dinasti Fatimiah, Shala Al-Din Al-Ayyubi, dan di bawah Baybar dan Al-Nasir pada masa
dinasti Mamalik. Periode Fatimiah dimulai dengan Al-muiz dan puncaknya terjadi pada masa
anaknya, Al-Aziz. Al-Muiz Lidinillah dan Aziz di Mesir dapat disejajarkan dengan Harun Al-
Rasyid dan Al-Makmun di Bagdad. Selama pemerintahan Muiz dan tiga pengganti pertamanya,
seni dan ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat.

Al-Muiz melaksanakan tiga kebijaksanaan besar, yaitu dalam pembaruan dalam bidang
administrasi, pembangunan ekonomi, dan toleransi beragama. Dalam bidang administrasi ia
mengangkat seorang waziruntuk melaksanakan tugas-tugas kenegaraan. Dalam bidang
ekonominia memberi gaji khusus kepada tentara, personialia istana, dan pejabat pemerintahan
lainnya. Dalam bidang agama, di Mesir diadakan empat lembaga peradilan, dua untuk mazhab
syiah dan dua untuk mazhab sunni. Al-Aziz kemudian memuat program baru dengan
mendirukan masjid-masjid, istana, jembatan, dan kanal-kanal baru. Pada masa Aziz Billah dan
Hakim Biamrillah, terdapat seorang mahaguru baernama Ibnu Yunus yang menemukan
pendulum dan ukuran waktu dengan ayunanannya. Karyanya Zij al-Akbar al-Hakimi
diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Dia meningal pada tahun 1009 M dan penemuan-
penemuannya di teruskan oleh Ibn Al-Nabdi(1040) dan Hasan Ibn Haitam, seorang astronom dan
ahli optika. Yang terkhir disebut menemukan sinar cahaya datang daro objek ke mata dan dan
bukan keluar dari mata lalu mengenai benda luar.

Pada masa Al-Hakim (996-1021 M), didirikan Bait al-Hikmah, terinspirasi dari lembaga
yang di dirikan oleh Al-Ma’mun di Bagdad. Di lembaga ini banyaka koleksi buku-buku.
Lembaga ini juga pusat pengkajian ekonomi, kedokteran, dan ajaran-ajaran islam terutma syi’ah.

Pada masa-masa selanjutnya, dinasti Fatimiyah mulai mendapat gangguan-gangguan politik.


Tetapi Kairo tetap menjadi kota yang besar dan penting ketika jayanya, di Kairo terdapat lebih
kurang 20.000 tokoh milik khalifah, penuh dengan barang-barang dari dalam dan luar negeri.
Kafilah-kafilah, tempat-tempat pemandian, dan sarana lainnya banyak didirikan oleh oleh
penguasa. Istinah khafilah dihunioleh 30.000 orang, 12.000 diantaranya adalah pembantu, 1.000
pengawal berkuda.

Dinasti Fthimiah ditumbangkan oleh dinasti Ayyubiah yang didirikan oleh Salah Al-Din,
seorag pahlawan islam terkenal pada perang salib. Ia tetap menjaga lembaga-lembaga yang
didirikan oleh dinasti Fathimiah tetapi mengubah orientasi keagamaannya dari syi’ah kepada
sunni. Ia juga mendirikan lembaga-lembaga ilmiah baru, terutaa nmasjid yang dilengkapi tempat
belajar teologi dan hukum. Karya-karya ilmiah yang muncul pada masanya dan sesudahnya
adalah kamus-kamus bografi, kompendium sejarah, manual hukum dan komentar-komentar
teologi. Ilmu kedokteran diajarkan di rumah sakit. Prestasinay yang lain adalah didirikannya
sebuah rumah sakit bagi orang yang cacat pikiran.

Kekuasan dinasti Ayyubiyah di Mesir diambil alih oleh dinasti Mamalik. Dinasti ini
mampu mempertahankan pusat kekuasaanya dari serangan bangsa Mongol dan mengalahkan
tentara Mongol itu di Ayn Jalut dibawah pimpinan Baybar. Meskipun bukan sultan yang
pertama, Baybars (1260-1277 M) dapat dikatakan sebagai pendiri sebenarnya dinasti ini.
Sebagaimana Shalah Al-Din, ia juga pahlawan islam yang terkenal dalam perang Salib. Pada
masa itu, Kairo menjadi satu-satumya pusat peradaban islam yang selamat dari serangan
Momngol. Oleh karenannya, Kairo menjadi pusat peradaban dan kebudayaan islam terpenting.
Baybar memugar bangunan-bangunan kota, merenofasi Al-Azhar, dan pda tahun 1261 M
mengundang keturunan Abbasiyah untuk melanjutjkan khulafanya di Kairo. Dengan demikian
prestis kota ini semakin menanjak. Banyak bangunan didirikan dengan arsitektur yang indah-
indah pada masanya dan masa-masa kekuasaan dinasti mamalik berikutnya.

Peradaban kota kairo

Kota Kairo merupakan kota yang sangat penting dalam sejarah peradaban Islam. Pada Abad
Pertengahan, kota ini memiliki peranan yang hampir sama pentingnya dengan kota Baghdad di Persia
dan Cordoba di Eropa.

Kairo yang terletak di delta Sungai Nil ini telah dihuni manusia Mesir Kuno sejak tahun 3500 Sebelum
Masehi. Mesir Kuno sempat mencapai kemakmuran di bawah penguasa Zoser, Khufu, Khafre, Menaure,
Unas dan lainnya. Di masa itu, ibukota Mesir Kuno itu sudah menjadi salah satu kota yang berpengaruh
di dunia.

Sejak tahun 30 Sebelum Masehi, Mesir dikuasai bangsa Romawi. Kekuasaan Romawi di Mesir akhirnya
tumbang ketika Islam menjejakkan pengaruhnya pada tahun 641 M. Di bawah komando Amru bin Ash,
pasukan Islam berhasil pertama kali masuk dan menancapkan pengaruh Islam di Mesir.

Saat itu, Amru bin Ash menjadikan Fusthat sebagai pusat pemerintahannya. Di Fusthat itulah, bangunan
masjid pertama kali berdiri di daratan Afrika. Kini Fusthat juga merupakan bagian dari kota Kairo.

Pada bulan Agustus 969 M, jenderal Jawhar dari Dinasti Fathimiyah yang beraliran Syiah menaklukkan
Fusthat. Ia memerintahkan pasukannya untuk membangun istana bagi “khalifah” Fatimiyah di sebelah
timur laut Fusthat. Tempat dibangunnya istana ini selanjutnya dinamai Al Qahirah yang berarti
“Kemenangan”. Al-Qahirah inilah yang disebut dengan kota Kairo
Dinasti Fathimiyah yang berkuasa antara 969-1171 Masehi ini juga mendirikan masjid al-Azhar di bawah
perintah Jendral Jawhar juga. Masjid inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya universitas tertua kedua
di dunia, yaitu Universitas al-Azhar.

Sebenarnya hamper sebagaian besar di masa pemerintahan Dinasti Fathimiyah, ibu kota Mesir tetap di
Fusthat sampai tahun 1168 M. Pada tahun itu menteri Fathimiyah yang bernama Shawar
membumihanguskan Fusthat untuk mencegah Pasukan Salib mengambil alih kota dan juga menghambat
akses ke Kairo. Dengan hangusnya Fusthat, ibu kota Mesir resmi berpindah ke Kairo sampai sekarang.

Kairo sempat dipimpin oleh berbagai dinasti. Yang pertama adalah Dinasti Fathimiyah. Selama 202 tahun
di bawah Dinasti Fathimiyah, Kairo berkembang pesat menjadi salah satu pusat peradaban di dunia
menyaingi Baghdad milik Dinasti Abbasiyah, dan Kordoba milik Dinasti Kordoba. Ilmu pengetahuan, seni
dan budaya berkembang pesat di Kairo.

Pada tahun 1171 Masehi, Dinasti Ayyubiyah di bawah Shalahuddin Al Ayyubi memimpin Kairo. Di bawah
pemerintahan Shalahuddin inilah Kairo semakin berkembang dan menyumbang banyak jasa terhadap
peradaban Islam.

Salah satu prestasi Shalahuddin di Kairo adalah menyatukan Fusthat, Al Qatai dan Al Asqar ke dalam
kota Kairo. Ia membangun dinding tebal mengelilingi keempat kota tersebut. Dengan penyatuan ketiga
kota ini, menjadikan Kairo yang baru ini luasnya sepuluh kali lipat dari Kairo semasa pemerintahan
Dinasti Fathimiyah.

Pada tahun 1250, Dinasti Mamluk berkuasa di Mesir. Di bawah pemerintahannya Kairo terus
berkembang menjadi pusat peradaban Islam dengan dihancurkannya Baghdad oleh Mongol. Dengan
kesejahteraan ekonomi, rumah-rumah harus dibangun di luar dinding kota yang dibangun Shalahuddin.

Namun pada masa ini pula lah Kairo terkena wabah penyakit Black Death, penyakit yang menyebar di
Asia, Afrika dan Eropa, mengurangi populasi dunia abad ke-14 dan 15 Masehi dari 450 juta menjadi 350
juta. Di Kairo sendiri penyakit ini membunuh 200.000 orang, mengurangi populasi Kairo dari 500.000 ke
300.000 pada abad ke-15.

Pada tahun 1517, Dinasti Turki Utsmani berkuasa di Mesir. Di bawah pemerintahannya, Kairo terus
berkembang terutama dari sisi tata kota dimana banyak dibangun taman-taman luas dan indah, gedung-
gedung tinggi. Kairo menjadi kota kedua terbesar di dalam Dinasti Utsmani setelah Istanbul.

Saat ini di masa modern, walaupun dipengaruhi kondisi politik Mesir yang selalu bergejolak dalam 100
tahun terakhir, Kairo tidak kehilangan pamornya. Kairo terus menjadi pusat ekonomi dan pendidikan
setidaknya di dunia Arab dan benua Afrika. Kairo adalah kota terbesar di dunia Arab dan benua Afrika
dari sisi populasi dengan penduduk 7 juta orang.

Kairo juga merupakan kota yang terkenal dengan obyek wisata sejarahnya. Setiap jengkal tanah di Kairo
mengandung jutaan cerita sejarah. Maka wajar, jika di kota ini kita sering menemui para pelancong dari
berbagai negara.

Anda mungkin juga menyukai