Anda di halaman 1dari 12

MOHAMMAD HATTA

Diajukan untuk memenuhi Tugas Kuliah Sejarah Kelembagaan Islam Indonesia

Dr. Wasid, M. Fil.I

Disusun oleh :

Abu Hafid Al Ghalayani (A72218036)

Afiyatina Ovilia A. (A02218007)

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah SWT yang Maha Pengasih serta Maha Penyayang. Puji
syukur kehadirat-Nya, berkat segala ridho-Nya dan segala pertolongan-Nya, akhirnya
makalah Mohammad Hatta dari tugas mata kuliah Sejarah Kelembagaan Islam

Indonesia dapat terselesaikan.

Tak lupa ucapan terimakasih tak terhingga kami haturkan kepada Bapak Dr. Wasid,
M. Fil.I atas ilmu yang beliau ajarkan. Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu
menambah pengetahuan bagi para pembaca maupun penulis.

Karena terbatasnya ilmu pengetahuan yang kami miliki, kami yakin masih banyak
kesalahan dan kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR PUSTAKA

Kata Pengantar.....................................................................................................i

Daftar Pustaka.....................................................................................................ii

BAB I: Pembahasan

Latar Belakang...........................................................................................1
Rumusan Masalah......................................................................................1
Tujuan........................................................................................................1

BAB II: Pembahasan

Latar Belakang Sejarah HTI......................................................................2


Profil Singkat Pendiri HT..........................................................................5
Paham Keagamaan.....................................................................................5

BAB III: Penutup

Kesimpulan................................................................................................8

Daftar Pustaka.....................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hizbut Tahrir merupakan partai politik yang berideologikan Islam. Pergerakan


ini mencoba mengajak kembali umat muslim ke sistem pemerintahan khilafah.
Gerakan ini berkeyakinan hukum Islam mustahil diterapkan sempurna kecuali
dengan adanya khilafah, dan seorang khalifah yang akan menerapakan sistem
pemerintahan atas dasar Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mengembalikan kehidupan
Islam dan mengembangkan dakwah Islam merupakan batasan tujuan berdirinya
HT.

Hizbut Tahrir dinilai sangat cepat dalam persebarannya, meskipun dari


pemerintah beberapa negara menekan pergerakan ini. Pada makalah ini akan
mencoba membahas sejarah berdirinya maupun sejarah masuknya ke Indonesia,
hingga pandangan Hizbut Tahrir terhadap keagamaan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdiri dan masuknya Hizbut Tahrir di Indonesia?
2. Bagaimana paham keagamaan Hizbut Tahrir?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah berdiriya dan masuknya Hizbut Tahrir di
Indonesia.
2. Mengetahui bagaimana paham keagamaan dari pandangan Hizbut
Tahrir.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Sejarah HTI

Hizbut Tahrir (selanjutnya akan disebut HT) berasal dari dua suka kata, yaitu
Hizb yang bermakna suatu kelompok yang berasaskan sebuah ideologi yang
diimani oleh para anggotanya dan hendak diwujudkan dalam masyarakat, yaitu
dalam segala interaksi yang ada, dan Tahrir berarti pembebasan sebagaimana
tujuan as-siyasi adalah memerdekakan umat Islam dari belenggu dominasi kaum
kafir imperialis, membebaskan umat dari seluruh pengaruhnya. 1

HT merupakan partai politik yang berideologikan Islam. HT mencoba


bergerak ditengah-tengah umat dengan menjadikan Islam sebagai perkara
utamanya, serta mengajak umat untuk kembali mendirikan sistem khilafah dan
menegakkan hukum berdasarkan apa yang telah diturunkan Allah ke dalam
realita hidup. HT bukanlah kelompok spiritual semata, lembaga sosial maupun
pendidikan. Ide-ide Islam disini menjadi jiwa, inti, sekaligus sebagai rahasia
kelangsungan kelompoknya dalam pergerakan politik.

HT secara resmi didirikan di Al-Quds pada tahun 1952 oleh Syeikh


Taqiyuddin al-Nabhani. Pendirian partai HT ditolak mentah-mentah oleh
pemerintah. Namun, sebaliknya masyarakat banyak yang mendukung partai ini.
Meskipun banyak dari pengikutnya mendapat tekanan dari pemerintah Yordania,
melalui salah satu sekutu Inggris yang duduk di kemiliteran Yordania, HT dapat
mengatasinya dengan strategi yang berlapis.

Landasan didirikannya HT oleh Al-Nabhani ialah dalam rangka memenuhi


seruan Allah, diantara ayat tersebut ialah:

ِ ‫ لِ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِه ِمنَ ْال ِكتَا‬Q‫ص ِّدقًا‬


‫ َعلَ ْي ِه ۖ فَاحْ ُك ْم بَ ْينَهُ ْم بِ َما‬Q‫ب َو ُمهَ ْي ِمنًا‬ ِّ ‫َاب بِ ْال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫ك ْال ِكت‬ َ ‫ إِلَ ْي‬Q‫َوأَ ْنزَ ْلنَا‬
‫ ۚ َولَوْ َشا َء‬Q‫ق ۚ لِ ُك ٍّل َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم ِشرْ َعةً َو ِم ْنهَا ًجا‬ ِّ ‫ك ِمنَ ْال َح‬ َ ‫أَ ْنزَ َل هَّللا ُ ۖ َواَل تَتَّبِ ْع أَ ْه َوا َءهُ ْم َع َّما َجا َء‬
1
Muhammaddin, “Relevansi Sistem Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan Sistem
Negara Islam Modern”, Intizar Vol. 22, No. 2, 2016, hal. 370

2
ِ ‫م فِي َما آتَا ُك ْم ۖ فَا ْستَبِقُوا ْالخَ ي َْرا‬Qْ ‫اح َدةً َو ٰلَ ِك ْن لِيَ ْبلُ َو ُك‬
‫م َج ِميعًا‬Qْ ‫ت ۚ إِلَى هَّللا ِ َمرْ ِج ُع ُك‬ ِ ‫هَّللا ُ لَ َج َعلَ ُك ْم أُ َّمةً َو‬
َ‫م بِ َما ُك ْنتُ ْم فِي ِه ت َْختَلِفُون‬Qْ ‫فَيُنَبِّئُ ُك‬

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,


membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan
yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu (Q.S. Al-Ma’idah 15:48 )

HT tercatat mengalami perkembangan yang sangat cepat menurut


persebarannya.2 Gerakan politik ini berkembang di empat puluh lebih negara
seperti Inggris, Jerman, Amerika Serikat, negara-negara pecahan Uni Soviet,
termasuk negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia. Akibat salah satu
prinsip perjuangan Hizbut Tahrir yang mencoba menjaga jarak dengan penguasa
dan bersikap non-kooperatif dengan pemerintah setempat membuatnya populer
dan dianggap sebagai gerakan Islam alternatif dibanding gerakan Islam lainnya.

Masuknya Hizbut Tahrir ke Indonesia dimulai pada tahun 1982-1983 melalui


M. Mustofa dan Abdurrahman Al-Baghdadi.3 M. Mustofa merupakan putra
pegasuh pondok pesatren Al-Ghazali Bogor, seorang ulama’ yang berpandangan
modernis dan dekat dengan DDII serta Fakultas Sastra Universitas Indonesia,
Abdullah bin Nuh. Mustofa merupakan alumnus perguruan tinggi di Yordania.

Sedangkan Abdurrahman Al-Baghdadi ialah anggota HT dari Yordania yang


kemudian tinggal di Indonesia. Ia pindah ke Indonesia pada tahun 1981 atas
2
Azman, “Gerakan dan Pemikiran Hizbut Tahrir Indonesia”, Jurnal Vol. 7, No. 1, Juni 2018, hal.
100
3
Ibid, hal. 108

3
ajakan Abdullah yang terkesan pada pemikirannya. Al-Baghdadi kemudian ikut
membantu mengembangkan pesantren Al-Ghazali Bogor. Pada saat mengajar di
pesantren ia berinteraksi dengan mahasiswa IPB yang aktif mengembangkan
kegiatan keislaman di mesjid Al-Ghifari kampus IPB. Di tengah interaksi inilah
Al-Baghdadi memperkenalkan pemikiran-pemikiran Hizbut Tahrir kepda para
aktivis masjid Al-Ghifari.

Pada tahun 1982, Mustofa pulang dari Yordania dalam rangka cuti satu
semester. Dalam kesempatan ini ia memperkenalkan dan mengajarkan pemikiran
Hizbut Tahrir kepada para mahasiswa IPB yang memang sejak lama mengaji
kepada ayahnya dan memberikan kepada mereka buku-buku karya para ulama
Hizbut Tahrir yang pertama di perkenalkan dengan pemikiran ini adalah fathul
hidayah, seorang mahasiswa IPB yang kemudian menjadi motor penggerak
4
Hizbut Tahrir pada masa-masa awal. Kemudian gerakan ini dinamakan di
Indonesia disingkat menjadi HTI (Hizbut Tahrir Indonesia).

Semenjak datangnya gerakan HTI, aktivitasnya berjalan secara tertutup


selama 10 tahun. Hal ini dikarenakan HTI datang di Indonesia pada masa
Soeharto yang melarang segala bentuk kegiatan yang bertentangan dengan
ideologi pancasila. Barulah HTI melakukan dakwah terbuka pada masa
pascareformasi, yang ditandai di adakannya diskusi terbuka tentang syariah ke
berbagai daerah seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Mereka juga aktif
menyebarkan gagasan khilafah ke berbagai perguruan tinggi melalui jaringan
Lembaga Dakwah Kampus (LDK).5

Gerakan ini berkeyakinan hukum Islam mustahil diterapkan sempurna kecuali


dengan adanya khilafah, dan seorang khalifah yang akan menerapakan Islam
kepada muslim dibaiat untuk didengar dan ditaati perintahnya atas dasar Al-
Qur’an dan As-Sunnah. Mengembalikan kehidupan Islam dan mengembangkan
dakwah Islam merupakan batasan tujuan berdirinya HT.

Pada 19 Juli 2017 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM
Nomor AHU-30.AH.01.08 tahun 2017 yang didasarkan pada Peraturan
4
Azman, Op. Cit., hal. 109-110
5
Ibid, 174

4
Pemerintahan Pengganti Undang-Undang (Perpu) No.2 tentang Organisasi
Kemasyarakatan, HTI resmi dibubarkan. Pembubarannya dilandasi oleh ideologi
Pancasila dan UUD 1945.6

B. PROFIL SINGKAT PENDIRI

Syaikh Muhammad Taqiyudin bin Ibrahim bin Mustafa bin Ismail bin Yusuf
an-nabhani merupakan seorang ulama yang lahir di palestina pada tahun 1909 –
meninggal di Beirut, Lebanon 20 desember 1977. Dia telah hafal al-quran
sebelum usia 13 tahu. Lulusan al-azhar asysyarif di kairo mesir. Namanya
dinisbatkan kepada kabilah bani nabhan, yang termasuk orang arab penghuni
padang sahara di palestina. Mereka bermukim di daerah ijzim yang termasuk
wilayah Haifa di palestina utara.

C. PAHAM KEAGAMAAN

Khilafah, Paham Keagamaan Hizbut Tahrir ini merupakan trade mark dari
organisasi HTI. Dari pusat sampai daerah, aktivis HTI punya satu suara
bagaimana mengkampanyekan Khilafah. Penulis punya pengalaman tak
terlupakan ketika menggali data-data atau informasi mengenai konsep keluarga
Sakinah di kalangan aktivis HTI. Entah kenapa selalu dihubung-hubungkan
dengan “Khilafah”. Dalam rangka menegakkan kembali Khilafah Islamiyah,
Hizbut Tahrir melakukan kegiatan politis, yang apapun bentuknya itu disebut
sebagai kegiatan dakwah siyasi. Sejarah perjuangan Nabi SAW. Pada masa
lampau kemudian dijadikan legitimasi bagi periodisasi dan pentahapan kegiatan
dakwah Hizbut Tahrir di seluruh dunia. Pentahapan berdasarkan periodisasi
tersebut dijadikan sebagai thariqah/metode dakwah. Pentahapan dakwah siyasi
tersebut ada tiga langkah, yakni 7:

 Pembangunan ideologi

6
Sydney Jones, Sisi Gelap Demokrasi:Kekerasan Masyarakat Madani di Indonesia, (Jakarta: Pusad
Paramida, 2015) dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Hizbut_Tahrir diakses pada 13 November
2019.
7
Fadh Ahmad Arifan, ” Paham Keagamaan Hizbut Tahrir Indonesia” JURNAL STUDI SOSIAL, Th. 6,
No. 2, Nopember 2014, hal. 94-102

5
Tahap ini bermula pada 1372 H/ 1953 M, pendiri HT membentuk dan
membina generasi pertama di dalam halaqah-halaqah (pengajian). Mereka
secara individual berinteraksi dengan masyarakat dengan menginjeksi ide-ide
pemikiran HT. siapapun yang menerima ide dan pemikiran HT, mereka akan
dihimpun secara intensif di halaqah-halaqah hingga mereka menyatu dengan
ide-ide dan hukum-hukum HT serta mempunyai pola pikir yang islami. Tahap
ini mereka sandarkan pada metode nabi, yang mengacu pada penjelasan Abu
Jafar al-Thabari, setelah nabi menerima wahyu

Hai orang-orang yang berkumul (berselimut). Bangunlah lalu berilah


peringatan! Dan tuhanmu agungkanlah (QS. 74:1-3)

 Penyebaran ideology

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap yang pertama, yang


dimulai sejak turunnya ayat al-quran yang memerintahkan nabi untuk
melakukan dakwah secara terang-terangan. Bagi orang-orang yang tertarik
dengan HT, akan ada ruang kajian bagi mereka. Mereka ini dianggap
sebagai peserta pemula. Selanjutnya setelah beberapa bulan mereka akan
dinaikan sebagai peserta intensif atau disebut darisin. Setelah pembinaan
dan dinilai telah layak, mereka akan ditawari atau menawarkan diri
sebagai anggota tetap (hizbiyyin). Setelah itu mereka akan disumpah,
bukan dibaiat sebagaimana penilaian para pengamat, karena makna baiat
bagi gerakan ini khusus ditunjukkan kepada khilafah. Tahap inilah yang
akan menjadikan kader menjadi militant dan teguh mempertahankan dan
memperjuangkan pemikiran HT. dalam nashrah yang dikeluarkan oleh
HT, eksisitensi sumpah itu wajib untuk menjaga solidaritas jamaah.

 Mewujudkan Ideologi
Partai memegang kendali pemerintahan untuk menerapkan islam
secara kaffah dan perkembangan risalah ke seluruh penjuru dunia, dan
akhir dari tahap ini adalah jatuhnya rezim kekuasaan.8

8
Ainur Rofiq Al-Amin, “Membongkar Proyek Khilafah Ala Hizbut Tahrir di Indonesia” (Yogyakarta:
LKIS, 2012)

6
7
BAB 3

PENUTUP

Demikianlah, khilafah akan meredusir keberlangsungan hidup berbangsa


dan bernegara di Indonesia. Ekesesnya sangat merugikan dan sekaligus
mengingkari cita-cita para founding fathers Negara Indonesia yang mendasarkan
pada kebhinekaan dan kearifan budaya masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan
kesadaran dan kajian ulang terhadap sistem khilafah ala hizb al tahrir Indonesia
agar khilafah tidak sekedar sebagai quasi-islamic (seakan-akan saja sesuai dengan
islam), namun faktanya bisa menjadi semacam false consciousness para
pengikutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Muhammaddin. “Relevansi Sistem Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)


dengan Sistem Negara Islam Modern”. Intizar Vol. 22, No. 2, 2016.

Azman. “Gerakan dan Pemikiran Hizbut Tahrir Indonesia”. Jurnal Vol. 7, No. 1,
Juni 2018.

Jones, Sydney. Sisi Gelap Demokrasi:Kekerasan Masyarakat Madani di


Indonesia. (Jakarta: Pusad Paramida, 2015) dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Hizbut_Tahrir diakses pada 13 November 2019

Arifan, Fadh Ahmad. ” Paham Keagamaan Hizbut Tahrir Indonesia”. Jurnal Studi
Sosial. Th. 6, No. 2, Nopember 2014.

Al-Amin, Ainur Rofiq. “Membongkar Proyek Khilafah Ala Hizbut Tahrir di


Indonesia”. (Yogyakarta: LKIS). 2012.

Anda mungkin juga menyukai