Anda di halaman 1dari 46

Didukung oleh:

Diimplemantasikan oleh:

3
Daftar Isi 35
36
Topik 3 - Persiapan Program L&M’S
1. Penguatan kolaborasi antara sekolah dan industri
38 2. Persiapan Pelaksanaan

06 PENDAHULUAN 42 Topik 4 - Kurikulum Implementatif


43 1. Kurikulum Implementatif
06 1. Latar belakang Program
44 2. Proses Penyusunan Kurikulum
07 2. Tujuan Program
08 3. Tahapan Program
09 4. Model Pelatihan dan Pembinaan Program
45 Topik 5 - Anggaran
46 1. Anggaran Pihak Sekolah
09 5. Metode Pelatihan Program
47 2. Anggaran Pihak Industri
10 6. Relevansi Aktivitas Coaching untuk Link and Match for Sustainability
47 3. Analisis Anggaran dan Kesinambungan Pembiayaan

11 Topik 1 - Prinsip Dasar Link & Match for Sustainability


(L&M’S) 48 Topik 6 - Implementasi Program Kelas Industri
12 1. Terbentuknya Pariwisata di Indonesia 49 1. Tugas Pihak Sekolah
14 2. Menuju Pasar Pariwisata Baru 50 2. Tugas Pihak Industri
18 3. Konsep dan Pedoman Program Link & Match for Sustainability 51 3. Supervisi Dan Monitoring selama implementasi
53 4. Tantangan Dan Solusi Pelaksanaan
25 Topik 2 - Link & Match for Sustainability (L&M’S)
26 1. Pengertian L&M’S 54 Topik 7 - Pasca - Implementasi Program L&M’S
27 2. Kelas Industri 55 1. Kegiatan Evaluasi di Sekolah dan di Industri
31 3. Aktor yang terlibat di dalam program L&M’S serta manfaatnya 56 2. Menyiapkan Masa Depan

4 5
PENDAHULUAN 2. Tujuan Program

1. Latar belakang Program Menjadi wadah bertukar informasi


dan keterampilan (peer exchange) Membangun kemitraan strategis
Selamat datang di Program Pelatihan dan Pembinaan Link & Match for Sustainability (L&M’S). antar SMK dan industri antara SMK Pariwisata dan industri
pariwisata di berbagai destinasi di destinasi
Konsep Link and Match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan dunia usaha, termasuk di sektor pariwisata, hadir agar secara berkesinambungan dapat mengurangi di Indonesia
hingga nantinya menghilangkan kesenjangan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi antara keduanya. Dengan demikian, lulusan SMK memiliki kompetensi yang
relevan dengan kebutuhan industri dan berdaya saing tinggi. Pada Januari 2019, SMKN 3 Denpasar, Ramada by Wyndham Sunset Road Kuta, Bali, dan Swisscontact
WISATA II mengembangkan konsep tersebut dengan menginisiasi Link and Match melalui Kelas Industri.

Dalam menjalani program L&M’S, siswa SMK selama satu tahun full time berada di industri. Mata pelajaran produktif (Peminatan C1, C2 dan C3) diberikan melalui
pelatihan oleh pihak manajemen industri dan pengerjaan group project. Mata pelajaran normatif (wajib A) dan adaptif (Wajib B) diampu oleh guru sekolah dengan
tetap bertempat di kawasan industri. Kegiatan magang atau Praktik Kerja Lapangan sesuai dengan kompetensi keahlian tiap-tiap siswa juga tetap dilaksanakan.
Sebagai landasan pelaksanaan Kelas Industri, sekolah dan industri duduk bersama menyusun kurikulum implementatif sebelum program dilaksanakan. Tujuan Program Menigkatkan kompetensi lulusan
Berbicara mengenai kebutuhan industri, salah satu isu penting di sektor pariwisata adalah sustainability. Pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism Membentuk kesadaran akan SMK Pariwisata agar sesuai
merupakan landasan operasional dan acuan pengembangan pariwisata di skala global, termasuk Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri ‘green behaviour’ atau perilaku dengan perkembang tren dan
Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan di bidang sustainability menjadi ramah lingkungan baik di lingkup kebutuhan pasar/industri
mutlak diintegrasikan ke dalam kurikulum dan program SMK Pariwisata sebagai pencetak sumber daya manusia pariwisata penerus bangsa. sekolah maupun industri

Program L&M’S diinisiasi oleh SMKN 3 Denpasar, Ramada by Wyndham Sunset Road Kuta, Bali, dan Swisscontact SUSTOUR untuk membangun kemitraan strategis antara
SMK dan industri di lebih banyak destinasi di Indonesia sekaligus mengintegrasikan unsur sustainability ke dalam setiap aspek perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan, baik di sekolah maupun di industri. Komponen penguatan unsur keberlanjutan atau sustainability pada pariwisata dapat menjadi bagian dari program
L&M’S dan unit yang berdiri sendiri. Dengan demikian, terlepas dari ada atau belum adanya kemitraan dengan industri, melalui program ini, sustainability tetap bisa
diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar mengajar dan operasional SMK Pariwisata. Dengan pengalaman yang dimiliki, SMKN 3 Denpasar dan Ramada by Wyndham akan Menciptakan sumber daya manusia
bertindak sebagai SMK dan industri coach/pembina untuk membimbing SMK dan industri di destinasi selama persiapan dan pelaksanaan L&M’S. Mengintegrasikan konsep pariwisata yang produktif dan
sustainability ke dalam kurikulum berkarakter inovatif serta mampu
dan program kegiatan SMK bersaing di pasar tenaga kerja
Pariwisata dan industri di (kompetitif).
destinasi
6 7
3. Tahapan Program
4. Model Pelatihan dan Pembinaan Program 5. Metode Pelatihan Program
Untuk mencapai tujuan-tujuan program L&M’S, beberapa tahapan harus dijalani oleh sekolah dan bisnis/industri. Hal ini juga dapat dilihat sebagai investasi untuk
Model pelatihan dan pembinaan program L&M’S ialah sebagai berikut: Program L&M’S memiliki beberapa metode pelatihan, yaitu:
tidak saja meningkatkan kualitas sumber daya pariwisata, tetapi juga akan membantu sekolah atau bisnis Anda untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan.
Tahapan pelaksanaan program mencakup hal-hal berikut ini:

FASE 1
Teaching
Tahap Pelatihan Kelompok Program L&M’S Metode ini berupa proses penyampaian informasi yang secara
(Pelatihan kelompok)

01 Menghadiri pelatihan L&M’S dan berpartisipasi dalam program pembinaan untuk mempelajari tentang program L&M’S dan bagaimana cara khusus dilakukan biasanya secara satu arah untuk memperoleh
menerapkannya pada sekolah atau bisnis Anda. pengetahuan atau keterampilan tertentu.
• Menghadiri pelatihan (training workshop) selama 3 hari (1 hari
Kelas Industri; 2 hari Sustainability)

Tahap • MengembangkanrancanganRencanaAksiuntukmengimplementasikan Training / Pelatihan


Coaching untuk persiapan Program L&M’S Program Link & Match for Sustainability di sekolah dan usaha

02
Metode ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan atau
Menerapkan prinsip-prinsip L&M’S termasuk prinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan pada sekolah atau bisnis Anda. Kegiatan ini akan masing- masing keterampilan tertentu.
mencakup perencanaan, investasi, pelatihan, dan implementasi kegiatan persiapan program implementasi program L&M’S.

Implementasi Program L&M’S (Kelas Industri)


Tahap Menjalankan program L&M’S atau juga disebut sebagai Kelas Industri. Siswa/siswi sekolah Anda akan menghadiri kelas dan praktik magang Coaching / Pembinaan

03
di partner industri/usaha Anda selama 1 tahun atau waktu yang ditentukan. Apabila model Kelas Industri tidak memungkinkan, penyesuaian model Metode untuk meningkatkan dan menghubungkan antara
implementasi dapat dilakukan pada tahap pelatihan, pembinaan, dan persiapan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sekolah masing- suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu.

FASE 2
masing. Bentuk adaptasi dapat berupa kegiatan kelas online, produksi langsung (teaching factory), pilot project entrepreneurship, dan lain-
lain. (Pembinaan di sekolah dan usaha)
Bersiap untuk Mengajukan Penghargaan atas Program L&M’S Mentoring
Tahap Pada tahap ini, sekolah dan industri Anda dapat menjadi penerima penghargaan ramah lingkungan dan usaha penerapan aspek • 10 kali sesi pembinaan L&M’S untuk sekolah/ usaha Anda Metode ini berupa pendampingan untuk memperoleh dan

04
keberlanjutan (sustainability) dari pemerintah. Sekolah yang menerapkan aspek ramah lingkungan dapat bersaing untuk menerima meningkatkan suatu pengetahuan atau keterampilan tertentu.
penghargaan Adiwiyata. Industri yang bekerja sama dengan sekolah dapat mengajukan super tax deduction (lihat pada topik 5 ‘anggaran’).
Di samping itu, baik sekolah maupun industri juga dapat menerima pengakuan dari instansi pemerintah, seperti dari Kemendikbud,

8 9
6. Relevansi Aktivitas Coaching untuk Link and Match for Sustainability

Coaching merujuk pada kegiatan pendampingan atau pembinaan secara langsung yang
terjadi antara sekolah dan industry. Aktivitas coaching berusaha untuk menghubungkan
pengetahuan dengan keterampilan tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia pariwisata. Sekolah sebagai hulu sumber daya manusia
pariwisata perlu memperbarui pengetahuan dan keterampilan agar sejalan dengan
perkembangan terkini industri. Adapun industri sebagai hilir pariwisata, memerlukan
sumber daya manusia pariwisata yang siap dan handal sesuai dengan kebutuhan industri
yang terkini. Aktivitas coaching adalah sarana untuk menyamakan gerak sekolah dan
industri.

Melalui coaching, sekolah dan industri berkesempatan untuk secara mandiri dan
berkelanjutan menghasilkan tenun sumber daya manusia pariwisata yang berkualitas.
Dalam prosesnya, sekolah dan industri sama-sama dapat melihat dan mendampingi
siswa yang berpotensi menjadi tenaga kerja di industri pariwisata. Industri dapat
membagikan pengetahuan dan keterampilannya kepada sekolah secara langsung, dan
menuntun sekolah menerapkan aspek-aspek pariwisata berkelanjutan di tempat mereka
masing-masing. Topik
Coaching 1: Prinsip Dasar Link &
Match for Sustainability

Sekolah
(L&M’s)
Industri

10 11
Lembaga pariwisata pertama kali terbentuk pada Maret 1908 dan berkantor di budayaan dan bukan hanya melulu ekonomi karena aspek ekonomi ada di
1. Terbentuknya Pariwisata di Indonesia Rijswijk, sekarang area Sekretariat Negara Republik Indonesia. Lembaga ini dalam sistem kebudayaan. Dengan demikian, pembangunan bukan semata-
terdiri atas stakeholder pemerintah dan swasta, seperti perusahaan perkapalan mata suatu usaha ekonomi, melainkan suatu proses perubahan sosial-kultural,
Kebiasaan bepergian dalam bentuk melancong atau plesiran a la wisatawan Konin- klijke Paketvaart Maatschappij, kereta api, perhotelan, bank, dan biro yang berarti di dalamnya juga terjadi transformasi ekonomi. Dengan kata lain,
sebe- tulnya tidak dikenal dalam budaya masyarakat Indonesia. Konsep perjalanan yang disebut dengan Vereeniging Toeristenverkeer. Lembaga ini segera memajukan kebu- dayaan berarti juga memajukan ekonomi.
melancong atau jalan-jalan biasanya sebatas mengunjungi pasar malam atau terlibat se- cara langsung dalam konsolidasi negara Hindia Belanda. Pada tahun-
saling berkunjung ke keluarga yang tinggal di daerah lain, atau merayakan tahun beri- kutnya, pemerintah kolonial memamerkan kesuksesan politik
liburan melalui upacara dan ritual pada waktu panen. Pada sejarah Indonesia, kolonialnya melalui rangkaian kunjungan para gubernur jenderal dari negara
kegiatan “wisata berlibur” atau perjalanan untuk beristirahat hanya dilakukan Inggris, Amerika dan Per- ancis untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Belanda
oleh raja atau kalangan priyayi. memiliki koloni yang besar dan makmur.
Hingga di tahun 1901, Ratu Wilhelmina yang baru naik tahta mencetuskan kebi-
jakan politik baru Belanda (dikenal dengan istilah Politik Etis) untuk membayar Ketika Hindia Belanda menjadi Republik Indonesia, paradigma indah dan kaya
hutang kehormatan terhadap kaum bumiputera melalui program edukasi, emigra- ini terus digunakan untuk pengembangan pariwisata Indonesia. Pada masa Orde
si dan irigasi. Kaum intelektual muda yang datang dari berbagai latar belakang Baru, dengan slogan Visit Indonesia Year, konsep Pariwisata Pancasila diluncurkan,
et- nis berkesempatan bersekolah ke Belanda di tahun 1920-an. Mereka yaitu bahwa pariwisata digunakan untuk menumbuhkan budaya, kesenian,
menyaksikan bagaimana orang-orang Eropa memandang Hindia Belanda dan mem- pertebal cinta tanah air dan meningkatkan disiplin nasional, di samping
mulai mengenal Hindia Belanda yang indah dan kaya. Kaum terdidik ini sebagai sumber pendapatan negara. Wisata domestik didorong untuk
mengenal imaji dan repre- sentasi Hindia Belanda melalui terbitan-terbitan bertumbuh sebagai partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional.
tentang “objek” wisata. Konsep abstrak tentang sebuah bangsa yang tadinya Pada periode Reformasi, pengelolaan pariwisata mengalami berbagai
hanya dapat diimajinasikan saja, mun- cul sebagai suatu wujud melalui salah perubahan arah kebijakan. Sejalan dengan arus globalisasi, pariwisata pun
satunya penerbitan pariwisata -- peta dan brosur-brosur itu sebagai mengalami penye- suaian tujuan dan pembaruan representasi dengan slogan
representasi jati diri mereka. Hal ini mengimplikasikan bahwa pariwisata juga Pesona Indonesia. Tu- juan pariwisata lebih dominan untuk kepentingan ekonomi.
berperan sebagai bagian dalam mencari bentuk kesamaan identitas. Paradigma “indah dan kaya” mengalami pergeseran secara eksplisit menjadi
paradigma “indah, kaya dan dapat dijual”, kalau perlu dengan
Revolusi Industri di Eropa yang memungkinkan dibuatnya alat produksi dan angkut mengompromikan, bahkan mengubah apa yang seharusnya lestari.
massal, memicu perkembangan Kerajaan Belanda, termasuk wilayah
jajahannya, Hindia Belanda. The Grand Tour yang dimulai di Inggris sejak abad Daerah-daerah berlomba-lomba membuka kawasan wisata lebih untuk berkom-
ke-17 memiliki pengaruh dalam pembentukan pariwisata Eropa modern. petisi secara ekonomis daripada sebagai bagian dari proses perubahan sosial
Eksotisme dan keinda- han Hindia Belanda mulai banyak ditulis dan menarik kul- tural, padahal proses pembangunan nasional perlu juga diihat dalam
perhatian “kalangan plesir- an” di belahan Barat. Pariwisata Indonesia modern konteks ke-
mulai dibentuk sejalan dengan perkembangan sejarah pariwisata di Eropa.

12 13
Terkait praktik pariwisata yang bertanggung jawab, beberapa pakar industri
telah menegaskannya seperti di bawah ini:

“Praktik keberlanjutan atau sustainability berada di garis depan


2. Menuju Pasar Pariwisata Baru b. Survei dan statistik: Penelitian tahunan Booking.com:
model bisnis kami karena permintaan pelanggan.”
Pendapatan G Adventures meningkat sebesar 42% (sekitar Beberapa pihak industri telah mengadakan survei terhadap permintaan atau minat • Laporan Booking.com 2019 mengungkap, 70% dari wisatawan global
US$ 150 juta) selama krisis ekonomi karena menyelaraskan pariwisata berkelanjutan yang dibuktikan dalam data statistik sebagai berikut: menegaskan bahwa mereka akan lebih mungkin memesan akomodasi jika
model bisnisnya tahu bahwa akomodasi tersebut ramah lingkungan.
dengan konsep keberlanjutan.

—Bruce Poon Tip, Pendiri dan CEO, G Tingkat Pemesanan Wisatawan Tingkat Ketertarikan Wisatawan Global untuk Tinggal
• Selanjutnya, lebih dari dua pertiga wisatawan (68%) berniat untuk tinggal di
Global Terhadap Akomodasi di Akomodasi Ramah Lingkungan
Adventures Ramah Lingkungan akomodasi ramah lingkungan pada tahun 2018; jumlah ini naik dari 65% pada
80% 68% 2017 dan 62% pada 2016. Sementara itu, persentase wisatawan yang belum
Image by Jill Wellington from Pixabay
62%
65%
mempertimbangkan akomodasi ramah lingkungan karena mereka belum
Tidak 60%
menyadari keberadaan akomodasi-akomodasi tersebut terus menurun, menjadi
tertarik 30%
a. Wisatawan yang Bertanggung Jawab: Pangsa Pasar Baru 38% 39% 31% pada tahun 2018, lebih rendah dibandingkan dengan 39% pada 2017 dan
CEO IHG, Keith Barr, mengklaim bahwa tekanan nyata 40%
31%
38% pada 2016.
Tertarik
Saat ini terdapat peningkatan permintaan dalam skala internasional terkait praktik untuk meminimalisir limbah plastik di hotel berasal untuk
20%

bisnis yang lebih bertanggung jawab. Wisatawan menjadi lebih sadar dan langsung dari tamu, bukan undang-undang/aturan baru. memesan
70%
2016 2017 2018
Green Key global eco-label:
menun-
tut agar bisnis-bisnis turut mempertimbangkan dampak negatif atau positif pada Berminat untuk tinggal Belum mempertimbangankan untuk tinggal

aspek lingkungan, manusia, dan ekonomi. Wisatawan yang bertanggung jawab —Keith Barr, CEO, IHG Para pengelola hotel harus memahami bahwa para tamu juga terbuka untuk
tentunya ingin menggunakan produk dan layanan pariwisata yang bertanggung Ketertarikan Wisatawan dengan Fasilitas Ramah Lingkungan
melakukan penyesuaian atas kemewahan yang mereka ekspektasikan agar
jawab, serta mencari akomodasi yang bertanggung jawab untuk menginap. Hal dapat tinggal di akomodasi yang ramah lingkungan. Sebagian besar wisatawan
ini berarti bahwa bisnis apa pun yang benar-benar mempraktikkan pariwisata 100%
global akan senang menerima ini, dengan:
yang bertanggung jawab kelak dapat meningkatkan tingkat hunian kamar dan arus • 94% bersedia tinggal di properti yang menggunakan bola lampu hemat energi,
wisa- tawan. Banyak survei yang dilakukan oleh berbagai organisasi dan “Hal yang menggembirakan adalah bahwa pariwisata 80%
75%
perusahaan tel- ah mengungkapkan bahwa wisatawan ingin pergi ke tempat- yang berkelanjutan (sustainable tourism) menjadi lebih 60%
• 89% memilih penginapan/kamar dengan HVAC (Heating, ventilation, and air
tempat dan hotel-ho- tel yang melindungi lingkungan alam, bukan yang malah diterima secara luas - hingga UNESCO, the United Nations conditioning) yang hanya menyala saat mereka berada dalam ruangan, 80%
merusaknya. Educational, Scientific and Cultural Organization, sekarang 40% senang dengan shower beraliran rendah. " Lalu,
Para wisatawan yang bertanggung jawab sangat sadar akan pemanasan global percaya bahwa
dan gas rumah kaca. Mereka ingin menciptakan dampak positif dan khawatir berasal dari nega- hal beralih ‘alternatif ‘pilihan dekad 20%
akan dampak negatif yang mungkin timbul pada destinasi yang mereka itu dari ’ lalu utama’ e.”
kunjungi. Bi- asanya, mereka peduli terhadap masalah penggunaan energi dan ak sekeda akan dalam 0%

sampah. Wisa- tawan yang bertanggung jawab untuk sementara kebanyakan an r menjadi satu
80% 79%

wer dengan
7 akan senang dengan penggantian perlengkapan mandi yang lebih jarang,
• 9 • 5% akan senang dengan kebijakan penggantian linen dan handuk yang lebih
%
jarang
Menggunakan HVAC yang hanya
—Alex Blackburne, Editor, Blue & Green
Tomorrow
Sho lampu hemat energi Penggantian
menyala saat tamu aliran rendah perlengkapan mandi Penggantian
dan handuk linen
yang Source: Centre for Responsible Travel: The Case for Responsible Travel: Trends & Statistics 2018, 2019
ra-negara Barat. ada dalam ruangan yang lebih jarang lebih jarang

14 15
Penerapan Konsep Ramah Lingkungan di Industri
Ramada by Wyndham Sunset Road Bali Kuta telah melakukan suatu terobosan penghematan air dengan menampung air hujan. Air hujan dikumpulkan dan disaring, seh-
Berikut ini adalah contoh beberapa pelaku industri pariwisata yang telah menerap- ingga aman untuk diminum. Tes laboratorium dilakukan setiap enam bulan untuk memastikan bahwa air tersebut aman untuk diminum. Sebelum menampung air hujan,
kan konsep ramah lingkungan: sekitar 80 karyawan menggunakan 19liter air per hari (rata-rata 3 galon). Sejak pemasangan tangki air hujan, para karyawan hanya menggunakan 1 galon per hari
untuk menyiapkan teh dan kopi karena berasal dari dispenser air. Dengan tangki air hujan, Ramada by Wyndham Bali Sunset Road Kuta menghemat 2 galon air (38liter). 1
galon
= Rp17.000 x 2 = Rp34.000 yang dihemat per hari untuk air minum.

Rekomendasi Bisnis Ramah Lingkungan:

bisnispariwisatayangmengubahoperasinya menjadilebihberkelanjutan(sustainable)dan bertanggungjawabdapatmenarikpasarini, sehingga menarik bagi jenis wisatawan tertentu yang akan mendukung bisnis Anda.
Hal ini mengarah pada peningkatan tingkat hunian kamar dan omset (turnover) yang lebih tinggi.

Hydroponic Roof Top, Kontruksi bangunan ramah lingkungan


Greenhost Hotel, Solo Bambu Indah

Bahan makanan menggunakan produk lokal, Bong Hostel, Nusa Penida


Mountain Ecolodge Mbeliling Menggunakan energi solar

16 17
3. Konsep dan Pedoman Program Link & Match for Sustainability
8 Oleh karena 17 tujuan pembangunan berkelanjutan dan 169 target yang hendak
Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,
Seluruh rangkaian kegiatan dan materi program ini berdasarkan pada beberapa konsep dan pedoman yang ditetapkan oleh lembaga internasional dan nasional. Hal tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak dicapainya menawarkan kepada dunia suatu arah baru, pariwisata dapat dan harus
ini untuk memastikan relevansi program dengan perkembangan tren pasar dan kebijakan terkini. Integrasi aspek keberlanjutan atau sustainability di sekolah dan memainkan peran penting dalam pemberian solusi berkelanjutan bagi manusia,
9 Membangun infrastruktur yang tangguh, mendukung industrialisasi yang
industri pun harus sesuai dengan standar yang berlaku. bumi, kemakmuran, dan perdamaian. Sebagai sebuah kekuatan ekonomi yang
inklusif dan berkelanjutan dan membantu perkembangan inovasi mewakili 10% PDB dunia, 30% layanan ekspor dan 1 dari setiap 10 pekerjaan
a. Sustainable Development Goals (SDGs) 10 di dunia, pariwisata menempati posisi ketiga tertinggi di dunia pada sektor
Mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara pendapatan ekspor pada tahun 2015.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah kumpulan 17 tujuan global yang dirancang untuk menjadi “arahan untuk mencapai masa depan yang lebih baik
dan lebih berkelanjutan untuk semua”. SDGs ditetapkan pada tahun 2015 oleh Majelis Umum PBB dan dimaksudkan untuk dicapai pada tahun 2030. Aspek-aspek 11 Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh dan Sebagai sektor yang berkaitan dengan hampir semua sektor perekonomian
keberlan- jutan tertuang dalam 17 points SDGs (Sustainable Millenium Development Goals), yaitu: berkelanjutan lainnya, pariwisata membawa dampak yang mendalam dan luas di semua
12 dimensi pembangunan berkelanjutan (World Tourism Organization (UNWTO)) dan
1 Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk di mana pun Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), 2017: Pariwisata
dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan – perjalanan menuju 2030, sebuah
2 Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang 13 sorotan).
Mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya
lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan

3 Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan untuk 14 Memelihara dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut,
semua usia samudera dan maritim untuk pembangunan yang berkelanjutan

4 Memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga 15 Melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan
mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi semua lapisan terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan,
masyarakat memerangidesertifikasi(penggurunan),danmenghambatdanmembalikkan
degradasi tanah dan menghambat hilangnya keanekaragaman hayati
5 Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan
anak perempuan 16 Mendukung masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan
6 Memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan membangun institusi-institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua
dan sanitasi yang layak level
7 Memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan,
17 Menguatkan ukuran implementasi dan merevitalisasi kemitraan global un-
berkelanjutan dan modern
tuk pembangunan yang berkelanjutan

18 19
b. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016
c. Konsep “MERDEKA BELAJAR, GURU PENGGERAK” di Pendidikan Vokasi Pariwisata
Pembangunan kepariwisataan nasional tercermin pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009, yang menyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan diwujudkan
melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan dan kekhasan budaya dan alam serta kebutuhan Pendidikan vokasi, khususnya vokasi pariwisata, adalah pendidikan yang unik karena mengedepankan pendidikan keterampilan yang menggabungkan pengetahuan
ma- nusia untuk berwisata. Dengan menempatkan pada tataran pemahaman tersebut, salah satu rencana pembangunan kepariwisataan diterjemahkan dalam teknis dengan pembangunan karakter yang berbasiskan budaya. Dalam pembangunan pariwisata Indonesia sebagai bagian penting dari pembangunan nasional, di
kebijakan destinasi pariwisata berkelanjutan yang mampu mewujudkan pembangunan pariwisata nasional yang layak menurut budaya setempat, dapat diterima samping pengetahuan, keterampilan, keahlian dan hasil finansial, tidak boleh melupakan satu dimensi yang utama, yaitu dimensi manusia yang unik secara subjektif, se-
secara sosial, memprioritaskan masyarakat setempat, tidak diskriminatif, dan ramah lingkungan. Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan ini telah sesuai dengan hingga menjadikannya orisinal, yang nampak dalam nilai-nilai dari ungkapan kebudayaannya, bukan hanya berupa gemerlap ungkapan budaya yang melulu diukur secara
indikator United Nation World Tourism Organization (UNWTO) dan mendapatkan pengakuan dari Global Sustainable Tourism Council (GSTC), sehingga diharapkan ekonomi. Dengan demikian, pembangunan sumber daya manusia pariwisata adalah juga penjelmaan dari suatu proses perubahan sosial dan kebudayaan yang
dapat mensinergikan, memperkuat tradisi dan kearifan lokal masyarakat yang multikultur dalam mengelola daya tarik lingkungan alam dan budaya di destinasi harus menjadi dasar pembangunan ekonomi.
pariwisata secara terpadu dan berkelanjutan. Pembangunan pariwisata Indonesia juga bersinggungan dengan kontak dan alih teknologi serta pengetahuan dari luar Indonesia. Dalam proses persinggungan itu, diper-
lukan adanya pemahaman tentang kebudayaan yang melatari penciptaan teknologi dan pengetahuan tersebut, termasuk dalam bidang pariwisata. Artinya,
Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan pada Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 14 tahun 2016 bertujuan untuk memberikan acuan yang komprehensif Indonesia perlu menyesuaikan tingkat kreativitas sumber daya manusianya agar dapat menciptakan hasil atau produk pariwisata yang kreatif dan bukan sekadar
menge- nai pengelolaan destinasi pariwisata secara berkelanjutan, sehingga terwujud pengelolaan perlindungan, pemanfaatan dan pengembangan kawasan imitasi, tetapi tidak menghilangkan unsur kebudayaan Indonesia. Sumber daya manusia di Indonesia perlu merdeka dari ketertinggalan dan keterbelakangan dari
sebagai destinasi pariwisata yang berkelanjutan. Ruang Lingkup Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan mencakup: negara lain. Untuk mencapai kemerdekaan itu, pendidikan vokasi pariwisata harus berani percaya pada daya kreatif kebudayaan Indonesia sendiri.

1. Pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan; Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mencanangkan “Merdeka Belajar” sebagai kebijakan dan arah baru pendidikan nasional dengan
2. Pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal; penekanan pada kemerdekaan berpikir. Kebijakan ini memberikan sistem pengajaran baru, yang tadinya lebih banyak dilakukan di dalam kelas menjadi lebih banyak
berada di luar kelas. Dengan sistem pengajaran baru ini, para siswa akan memperoleh kebebasan belajar, yaitu tidak hanya dengan mendengarkan penjelasan dari
3. Pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung; dan
guru, tetapi juga dapat berdiskusi bersama. Melalui interaksi dan suasana baru yang ada di dalamnya, karakter para siswa pun terbentuk menjadi berani, mandiri, cerdik
4. Pelestarian lingkungan.
dalam bergaul, beradab, sopan, berbudi luhur di lingkungan masyarakat, dan berkompetensi sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing. Konsep Merdeka
Belajar juga hendak menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor.
Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya
dalam pembangunan destinasi pariwisata berkelanjutan demi terwujudnya pengelolaan perlindungan, pemanfaatan dan pengembangan kawasan sebagai destinasi
Konsep Merdeka Belajar menjadi sangat relevan dengan pendidikan vokasi pariwisata karena keunikan pendidikan vokasi membutuhkan kreativitas yang tinggi, yang juga
pariwisata yang menarik, berdaya saing dan berkelanjutan.
membutuhkan keterlibatan pihak sekolah, industri, dan pemerintah secara aktif. Keterlibatan semua pihak sangat strategis karena yang dihadapi dalam proses
pemban- gunan pariwisata adalah kekuatan industrialisasi pariwisata modern, yang pada hakikatnya adalah kekuatan kebudayaannya. Dalam rangka mengembangkan
prinsip-prin- sip dinamik yang otonom pada kebudayaan Indonesia, diperlukan pemahaman tentang sari akar kebudayaan dari kekuatan industrialisasi pariwisata
modern itu dengan menggunakan dua kerangka pemahaman, yaitu aktif terhadap alam dan prinsip kebersinambungan.

20 21
d. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
e. Penerapan Aspek Berkelanjutan di Industri dan Sekolah
Selain itu, kebijakan pemerintah mengenai salah satu penerapan aspek sustainability di sekolah dapat dipelajari melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia No. P.53/MenLHK/Setjen/Kum.1/9/2019 tentang Penghargaan Adiwiyata. Tertera pada BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Program L&M’S merupakan sarana penerapan aspek keberlanjutan di industri dan sekolah secara bersamaan. Pada pihak industri, melalui corporate culture,
Menteri ini yang dimaksud dengan: kebijakan, dan keputusan bisnis, hendaknya menjadikan aspek keberlanjutan sebagai intisarinya. Hal-hal yang dapat diterapkan, misalnya pengelolaan sampah yang
benar, peng- hematan air dan energi, penggunaan barang-barang ramah lingkungan, melibatkan masyarakat lokal di sekitar kawasan industri, dan sebagainya.
1. Adiwiyata adalah penghargaan yang diberikan oleh emerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota kepada sekolah yang Adapun aspek keber- lanjutan atau sustainability di sekolah dapat diterapkan pada proses belajar-mengajar, dimasukkan sebagai bagian dari kurikulum sekolah,
berhasil melaksanakan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah. misalnya pada mata pelajaran Muatan Lokal, dan diterapkan di dalam operasional sekolah itu sendiri, seperti menghemat air dan energi, mengurangi sampah
dengan melaksanakan Prinsip 5 R, men- gurangi penggunaan bahan plastik sekali pakai, dan membawa kantong belanja, botol minum atau kotak makan sendiri.
2. Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah.
3. Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah yang selanjutnya disebut Gerakan PBLHS adalah aksi kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring, Pada dasarnya, program L&M’S hendak menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan, seperti yang telah dirumuskan dalam 17 Tujuan Pembangunan
dan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup. Berkelan- jutan pada tingkat global, Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 pada tingkat nasional, dan Tri Hita Karana yang dianut masyarakat Bali pada
tingkat lokal. Prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan tersebut akan berdampak baik bagi lingkungan sekitar dan dunia jika diterapkan dalam praktik nyata di sekolah
Sangat penting dipahami bahwa keberadaan Adiwiyata menjadi motivasi untuk memperkuat pendidikan dan pengajaran tentang sustainability di sekolah, sehingga dan industri. Keterlibatan pihak sekolah dan industri secara seimbang sangat diperlukan untuk mewujudkan penerapan pariwisata berkelanjutan.
pada saat suatu sekolah memperoleh atau belum memperoleh penghargaan Adiwiyata kegiatan pendidikan dan pengajaran ini akan terus meningkat kualitasnya sampai Program L&M’S menghubungkan sekolah dan industri yang telah menerapkan praktik ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable) melalui suatu inovasi kurikulum
terbentuk perilaku ramah lingkungan (green behaviour) pada anak didik. implementatif yang dalam contoh ini disebut Kelas Industri. Pada Kelas Industri, para siswa SMK Pariwisata berkesempatan belajar langsung di industri. Selain mata
pe- lajaran normatif yang diajarkan di sekolah, para siswa SMK juga mendapatkan pengajaran dan latihan keterampilan dari para pelatih professional, yaitu
karyawan level manajerial di industri. Pengetahuan dan keterampilan baru tersebut, termasuk yang berkaitan dengan aspek ramah lingkungan dan berkelanjutan
(sustainable) menjadi modal tambahan mereka ketika telah lulus nanti. Green behaviour atau perilaku ramah lingkungan akan mulai terbentuk.
Selama Kelas Industri berlangsung, seluruh pengajaran yang diterima para siswa dilaksanakan di industri. Guru-guru SMK secara bergantian datang ke industri untuk
mengajar siswanya. Artinya, para siswa bersama gurunya berkesempatan belajar dan melihat langsung suasana kerja di industri, termasuk aspek keberlanjutan yang
diterapkan oleh industri tersebut. Aspek keberlanjutan atau sustainability yang diterapkan di industri dapat diterapkan pula di sekolah. Para guru memiliki
kesempatan untuk mengusahakan agar aspek keberlanjutan dimasukkan ke dalam proses belajar mengajar, misalnya dalam kurikulum sekolah, dan diterapkan pada
kegiatan opera- sional sekolah.

Ketika para siswa peserta Kelas Industri kembali ke sekolahnya, mereka diharapkan membagikan pengetahuan dan keterampilan baru yang didapatkan selama
berada di industri kepada para siswa lain di sekolahnya. Kelas Industri membantu sekolah agar dapat memiliki perkembangan yang sama dengan industri, sekaligus
industri pun akan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Pada akhirnya, program L&M’S menjadi suatu rangkaian siklus yang
berkesinambungan dan bermanfaat bagi manusia dan lingkungan. Program L&M’S dapat mewujudkan pendidikan berkualitas di SMK Pariwisata dan menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas bagi industri pariwisata, sambil menerapkan prinsip keberlanjutan (sustainability).

22 23
Topik
2: Link & Match for
Sustainability
(L&M’S)
keberlanjutan”

“Inilah sebabnya mengapa


siswa kita perlu memahami
dan mempelajari
Melihat sejarah pariwisata di Indonesia, kejuruan pariwisata yang inovatif dan industri pariwisata, guna meningkatkan relevansi Sekolah Menengah
kebutuhan akan sumber daya manusia yang Kejuruan dengan kebutuhan dunia industri.
ahli di bidang pariwisata, serta tren
sustainability, menginisiasi lahirnya program Program L&M’S merupakan implementasi dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi
pelatihan. Yang disebut dengan L&M’S Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya
adalah upaya untuk linking atau Manusia (SDM) Indonesia, serta tindak lanjut penandatanganan nota kesepahaman lima Menteri pada Januari
menghubungkan dan matching atau 2017 yang lalu antara Menteri Perindustrian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Riset Teknologi dan
memadupadankan antara lembaga sekolah Pendidikan Tinggi, Menteri Ketenagakerjaan serta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain itu,
program L&M’S juga sejalan dengan konsep Merdeka Belajar sebagai konsep pengajaran nasional yang baru.

24 25
1. Pengertian L&M’S 2. Kelas Industri b. Penerapan Kelas Industri

Program L&M’S adalah terobosan kreatif atas terbatasnya kurikulum sekolah dengan kemajuan dunia industri pariwisata yang berorientasi terhadap keberlanjutan Kelas Industri adalah sebuah pendekatan dalam proses pengelolaan pembelajaran Berikut ini adalah contoh penerapan Kelas Industri yang dilaksanakan di Hotel Ramada
(sustainability). L&M’S menghubungkan dan menyesuaikan antara sekolah dan industri. Subjek sekaligus objek dari program ini adalah para siswa, yang ketika lulus di SMK berbasis industri. Ini mengandung pengertian bahwa manajemen By Wyndham Bali Sunset Road Kuta dan SMKN 3 DENPASAR:
diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sejalan dengan perkembangan pengetahuan dan keterampilan di industri, serta mampu menerapkan penyelenggaraan dan pengelolaan kelas industri dilakukan bersama secara
prinsip- prinsip berkelanjutan (sustainable). langsung antara SMK dengan mitra industri. Mulai dari penyusunan Nama Program : Kelas Ramada
perencanaan, pengorganisasian, sarana dan prasarana, pelaksanaan
Melalui program L&M’S, sekolah menerapkan Merdeka Belajar dengan cara bekerja sama dengan industri untuk mengembangkan kurikulum belajar yang baru demi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, budaya dan etos kerja, monitoring
mencapai pendidikan yang berkualitas dan mencetak sumber daya manusia SMK Pariwisata yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Kurikulum Kelas Industri dan evaluasi serta program tindak lanjut Kelas Industri, semua dilaksanakan Lama Program : 1 Tahun Ajaran
pada program L&M’S tidak bertujuan untuk mengganti kurikulum sekolah atau mengganti program pelatihan sumber daya manusia di industri, tetapi untuk sesuai dengan standar industri yang sesungguhnya, sekaligus sebagai persiapan
melengkapinya. Dengan demikian, pembinaan yang dilakukan di sekolah dan industri merupakan suatu kesatuan untuk membentuk sumber daya manusia yang kompeten untuk memasuki dunia kerja ketika telah lulus. Berikut ini akan dijabarkan Siswa : Kelas XI – Kelas XII
dan komptetitif terhadap sumber daya manusia lainnya. mengenai rincian Kelas Industri.
Jumlah Siswa : 72
a. Elemen Kelas Industri
Jumlah Kelas :2
Ada tiga elemen kelas industri, yaitu:
Program : 1 Kelas Akomodasi Perhotelan
• Intrakurikuler
Elemen ini terdiri dari mata pelajaran yang telah ada, Kelompok Wajib A dan B
: 1 Kelas Boga
• Kokurikuler
Ini adalah kegiatan yang menguatkan kegiatan intrakurikuler, seperti kunjungan ke Tempat Belajar : Ramada By Wyndham Bali Sunset Road Kuta
museum atau tempat edukasi lainnya. Ko-Kurikuler terdiri dari pelajaran Kelompok
Peminatan C. Kurikulum : Kurikulum Implementatif

• Ekstrakurikuler
Periode : January 2019 – December 2019
Ini adalah kegiatan yang lebih bersifat ke minat siswa, pengembangan diri, dan
merupakan pengembangan bakat.
26 27
c. Jadwal Kelas Industri
d. Contoh Kegiatan Kelas Intrakurikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler
Berikut ini adalah contoh jadwal kelas industri yang digunakan pada implementasi
Program L&M’S adalah terobosan kreatif atas terbatasnya kurikulum sekolah
Kelas Industri antara SMKN 3 Denpasar dan Ramada by Wyndham Bali Sunset Road
dengan kemajuan dunia industri pariwisata yang berorientasi terhadap
Kuta. Jadwal dapat disepakati dan disusun bersama antara sekolah dan industri,
keberlanjutan (sustainability). L&M’S menghubungkan dan menyesuaikan
dan menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
antara sekolah dan industri. Subjek sekaligus objek dari program ini adalah para
siswa, yang ketika lulus diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
sejalan dengan perkembangan pengetahuan dan keterampilan di industri, serta
Kegiatan Jadwal mampu menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan (sustainable).

Intrakurikuler Senin – Rabu pukul 09.00 – 13.00

Teori:
3 hari dalam seminggu, selama total 12 jam di kelas (class-
room training)
Kukurikuler
Praktik:
Selasa – Jumat pukul 09.00 – 17.00

Ekstrakurikuler Setiap hari Jumat

28 29
Bagaimana Program Kelas Industri Bisa Terwujud
3. Aktor yang terlibat di dalam program L&M’S serta manfaatnya
Pada awalnya, sekolah dan industri bertemu untuk mendiskusikan program
kerja sama yang kemudian disahkan melalui penandatanganan MOU. Kerja sama Program L&M’S adalah terobosan kreatif atas terbatasnya kurikulum sekolah dengan kemajuan dunia industri pariwisata yang berorientasi terhadap keberlanjutan
antara sekolah dan industri menghasilkan kurikulum implementatif berupa Kelas (sustainability). L&M’S menghubungkan dan menyesuaikan antara sekolah dan industri. Subjek sekaligus objek dari program ini adalah para siswa, yang ketika lulus
Industri. Selama satu tahun penuh, para siswa belajar di industri. Para guru SMK diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sejalan dengan perkembangan pengetahuan dan keterampilan di industri, serta mampu menerapkan
tetap terlibat dalam pengajaran Kelas Industri; mereka tetap memberikan prinsip- prinsip berkelanjutan (sustainable).
pelajaran normatif bagi para siswa, tetapi pengajaran berlokasi di industri.
Guru-guru bergantian datang ke industri untuk mengajar sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan bersama. Pihak industri menyiapkan ruangan khusus bagi
para siswa untuk menerima pelajaran dari para guru dan pelatih lainnya. Manajemen Sekolah
Sebagai terobosan kreatif memberikan keleluasaan untuk mengembangkan kebijakan, baik dalam pengembangan kurikulum maupun ketersediaan
Keterlibatan pihak industri tidak terbatas pada penyediaan tempat belajar, sarana dan prasarana yang seringkali terbatas, tetapi bisa menjadi berlimpah dengan keterhubungan dan kesesuaian dengan industri.
tetapi juga terlibat sebagai pelatih. Jika guru SMK memberikan pelajaran
normatif, pelatih dari industri memberikan pelatihan keterampilan dan
pengerjaan group project. Kegiatan magang atau Praktik Kerja Lapangan sesuai
dengan jurusan setiap siswa tetap dilaksanakan pada tahun yang sama.
Keberhasilan Kelas Industri ditentukan oleh kemauan dan kerja sama yang baik Industri
antara sekolah dan industri, serta semangat para siswa untuk maju dan Dapat menjadi lembaga yang strategis dalam bersinergi dengan sekolah dalam mencetak karyawan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya
berkembang. manusianya

Sekolah Guru SMK

MOU antara Sekolah dan Industri Dinas Pendidikan Provinsi


Kurikulum Implementatif
Kelas Industri Dapat dijadikan sarana untuk melakukan bench marking atas lulusan sekolah vokasi di provinsi untuk berkompetisi di pasar tenaga kerja

Pelatih/Trainer dari Industri

Industri

30 31
Untuk mengatasi kondisi ini, sekolah berperan untuk membina para siswa sebagai sumber daya pariwisata dengan menempatkan mereka pada industri bukan
Guru sekedar pada praktik kerja semata, melainkan praktik karya. Bila dalam praktik kerja siswa melakukan apa yang diperoleh di sekolah untuk dipraktikkan di industri,
Dapat memberikan cara pandang baru tentang model pengajaran yang juga serentak meningkatkan kapasitas guru yang sejalan dengan dalam praktik karya siswa juga menginternalisasi apa yang menjadi perkembangan dan kemajuan di industri yang pada gilirannya menghasilkan karya-karya lainnya.
perkembangan jaman Dengan demikian, sekolah berperan menjadikan siswa yang merekatkan sekolah dengan industri dalam konteks karya.

Fungsi program L&M’S bagi sekolah adalah sebagai berikut:

Orang Tua
Dapat memberikan gambaran dan keyakinan tentang masa depan anak mereka dalam menghadapi kompetisi pasar tenaga kerja

Siswa Sekolah memiliki peran untuk membina siswa sebagai sumber daya pariwisata dengan menempatkan mereka pada industri
Dapat terjadi pembentukan karakter, mengenal dan memahami etos serta etika kerja, dan pengalaman berkarya secara langsung

Bersama dengan industri,


Sekolah berkesempatan sekolah dapat mengembangkan
Sekolah bisa mengatasi
a. Peran dan Fungsi Program L&M’S Bagi Sekolah untuk mengembangkan dan Sekolah yang bermitra program-program pembentukan
keterbatasan kurikulum dengan
meningkatkan pengetahuan dan dengan industri memberikan karakter yang sejalan dengan
memperoleh akses terhadap
Pendidikan vokasi pariwisata mengedepankan keterampilan unik yang menggabungkan pengetahuan teknis dengan pembangunan karakter hospitality. Keterampilan ini keterampilan para siswa keunggulan kompetitif bagi etos dan etika kerja di industri
perkembangan dan kemajuan
membutuhkan pengembangan yang berkesinambungan sejalan dengan perkembangan di industri. Di sisi lain, kurikulum yang berlaku mengikat sekolah sedemikian rupa, dengan mengadakan Kelas siswanya untuk selalu pada umumnya, dan filsafat
pengetahuan dan teknologi
sehingga perkembangan industri melampaui pembaruan kurikulum. Akibatnya, timbul jurang pengetahuan dan keterampilan antara sumber daya manusia Industri dalam bentuk coaching terdepan dalam berkompetisi perusahaan (corporate
kepariwisataan di industry
pariwisata yang dihasilkan oleh sekolah vokasi dan kebutuhan industry, sehingga sumber daya manusia di sekolah vokasi perlu mengikuti pelatihan-pelatihan yang melibatkan para pada pasar philosophy) serta tata kelola
secara langsung.
tambahan untuk mengejar ketertinggalan itu. Kondisi kesenjangan ini bisa berdampak pada tingkat kompetitifnya sumber daya manusia pariwisata di pasar tenaga profesional di industri sebagai tenaga kerja. perusahaan (good corporate
kerja, baik di tingkat regional maupun tingkat global. pelatihnya. governance) pada khususnya.

32 33
b. Peran dan Fungsi Bagi Industri

Kualitas sumber daya manusia pariwisata sering menjadi persoalan bagi industri pariwisata karena adanya kesenjangan antara kualitas sumber daya manusia di SMK
Parwisata dan kemajuan industri yang sangat pesat. Tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas, industry akan menghadapi tantangan dalam menjalankan
usahanya karena sumber daya yang berkualitas adalah bagian dari modal strategis perusahaan. Selain itu, industry juga akan mengalami kesulitan dalam persaingan
di dunia usaha pariwisata. Banyak aspek fundamental dan teknis yang seharusnya sudah ada dalam diri lulusan sekolah vokasi, tetapi sering kali industry masih
harus melakukan pelatihan untuk aspek-aspek tersebut karena lulusan sekolah vokasi masih tertinggal dan belum dapat disebut sebagai sumber daya manusia yang
berkualitas. Dengan kata lain, lulusan dari sekolah vokasi belum siap untuk terjun langsung di dunia industry pariwisata yang sedang berjalan. Situasi ini tidak
menguntungkan bagi industry pariwisata dari sisi penyerapan tenaga kerja yang berdampak baik bagi kegiatan usahanya.

Oleh karena itu, industri dapat berperan untuk turut membentuk kualitas sumber daya manusia yang sejalan dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi di
industry, tetapi tetap berada di koridor kurikulum yang berlaku secara keseluruhan. Peran industri dalam menjangkau sekolah dilakukan dalam berbagai bentuk,
yaitu sebagai pelatih, mentor dan fasilitator. Dalam peran ini, industri memberikan kesempatan bagi para profesional di bidangnya untuk (1) membagi pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki, (2) sebagai bentuk aktualisasi diri, (3) mengatasi persoalan komunikasi dan kesenjangan antargenerasi (generation gap), dan (4)
sebagai bentuk pertanggungjawaban untuk turut membentuk karakter siswa yang memiliki etos dan etika kerja pada khususnya dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia Indonesia pada umumnya.

Dengan menjalankan peran ini, maka industri melakukan beberapa aspek dalam manajemen strategis dalam konteks sumber daya manusia yang juga merupakan
fungsi L&M’S bagi industri yang berpartisipasi, yaitu: Topik 3:
Integrasi ke Belakang
Membentuk “kepemilikan” atau meningkatkan kendali atas “pemasok” tenaga kerja. Aspek ini berkaitan dengan dengan pembiayaan
dalam rangka pemetaan (mapping) sumber daya manusia.
Persiapan Program L&M’S
Memperoleh “kepemilikan” atau meningkatkan kendali atas kualitas sumber daya manusia, sehingga menjadi patokan pengembangan “The basis of tourism is perception of otherness,
Integrasi ke Depan
kualitas sumber daya manusia. of something being different from the usual.”

Lucy M. Long
Integrasi Horizontal Membentuk “kepemilikan” atau meningkatkan kendali atas pesaing dalam serapan sumber daya manusia.

34 35
1. Penguatan kolaborasi antara sekolah dan industri Persiapan di sekolah dan industri: Tim Kerja di Sekolah:

Sekolah memiliki kepentingan agar lulusannya bisa diserap oleh pasar tenaga kerja, sedangkan industri berkepentingan untuk memperoleh tenaga kerja yang siap Program L&M’S tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya persiapan yang
pakai dan siap berkarya. Bentuk kolaborasi perlu dilakukan secara jangka panjang untuk memberikan dampak yang signifikan, baik kepada sekolah maupun industri. matang. Oleh karena itu, diperlukan team yang terdiri dari orang-orang yang
Dengan demikian, kolaborasi antara sekolah dan industri perlu dilakukan secara berkesinambungan dan mandiri. memiliki: Kepala Sekolah
Kolaborasi yang dirumuskan oleh sekolah dan industri secara bersama-sama adalah sebagai berikut:

Pemahaman tentang program L&M’S


Waka Kurikulum Waka Humas
(menangani Kurikulum
Pemahaman tentang dinamika (Koordinator Sustainability)
Implementatif)

kesiswaan

Pemahaman tentang pentingnya Kelas Industri di sekolah

Ketua
Pemahaman tentang konsep mentoring Kompetensi
Kreativitas dan inovasi terhadap kurikulum Keahlian
(koordinasi
dengan
Prioritas kegiatan yang Perumusan materi dan Penetapan sumber daya Penetapan pembiayaan Penetapan waktu industri)
Ketertarikan (passion) terhadap sustainability Koordinator Pelajaran
disusun sedemikian metode coaching untuk manusia untuk penyelenggaraan (produktif dan normatif-
rupa, sehingga sejalan siswa/siswi coaching siswa/siswi di adaptif)
dengan waktu dan tiap-tiap lembaga
tenaga penyelenggaraan Pembentukan Tim Kerja di Sekolah dan Industri: (fokus untuk memperkuat
aspek keberlanjutan atau
di tiap- tiap lembaga
sustainability dalam kegiatan
Program L&M’S melibatkan sekolah dan industri secara keseluruhan. Tidak ada belajar-mengajar dan
pihak yang tidak terlibat dan tidak mengetahui program ini. Tim kerja yang operasional sekolah)
dapat dibentuk oleh sekolah dan industri ialah sebagai berikut:
36 37
37
Tim Kerja di Industri: 6. Monitoring dan Evaluasi dilakukan terhadap aspek-aspek sinkronisasi kurikulum, operasional penyelenggaraan Kelas Industri, hasil (output) dan tingkat keberhasilan
2. Persiapan Pelaksanaan (outcome) dari Kelas Industri.

a. Persiapan di Sekolah
Persiapan-persiapan yang dapat dilakukan di sekolah antara lain seperti:
General Manager
1. Melakukan sosialisasi terhadap internal dan external sekolah. Komponen yang
terlibat dari sekolah ialah guru, orang tua, siswa dan komite sekolah, sedangkan
dari luar sekolah ialah Dinas Pendidikan Provinsi.
Human Resource Manager/ 2. Melakukan pertemuan dengan pihak industry untuk butir-butir kesepakatan
Training Manager antara industri dan sekolah yang selanjutnya dituangkan dalam Nota
Kesepahaman.
3. Menyusun jadwal kegiatan, termasuk yang berhubungan dengan aktivitas
sekolah yang dapat dilibatkan dalam Kelas Industri yang diselenggarakan di
industri.
4. Melakukan sinkronisasi antara kurikulum di sekolah dan kebutuhan di
industri. Pada tahap ini, tim pengembang kurikulum di sekolah melakukan
pertemuan dengan pihak manajemen industri untuk melakukan penajaman
Green Committee/ pada aspek-aspek dalam kurikulum yang dapat disinkronisasikan dengan
Supervisor
Sustainability Manager kebutuhan industri. Sikronisasi dilakukan dengan menggunakan indikator
dan standardisasi sumber daya manusia pariwisata di ASEAN.
5. Ketika sinkronisasi sudah dilakukan, selanjutnya sekolah menyiapkan
tempat untuk Kelas Industri di sekolah dan membentuk tim pendamping
(jika belum tersedia, seseorang yang ditunjuk khusus untuk memperkuat aspek siswa.
keberlanjutan atau sustainability dalam perencanaan dan operasional bisnis)
L iapan

a dilakukan

n dengan

g tetap

k memperhati

a kan aspek

h efisiensi

- dan

l efektivitas.

a Berikut ini

n adalah

g gambaran

k aktor dari

a pihak

h sekolah

dan

p fungsinya

e masing-

r masing:

s
Team Sekolah Fungsi

1. Merumuskan dan mengeluarkan kebijakan teknis untuk terselenggaranya program L&M’S di sekolah.
Manajemen Sekolah 2. Melakukan pendampingan terhadap komponen sekolah yang terlibat.
3. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi terhadap jalannya program.

1. Melakukan sinkronisasi kurikulum terhadap materi-materi Kelas Industri di sekolah.


Guru 2. Melakukan pendampingan kepada siswa selama mengikuti program L&M’S.
3. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi terhadap siswa selama Kelas Industri.

1. Mengesahkan kurikulum L&M’S.


2. Melakukan pendampingan kepada manajemen sekolah dalam aspek pengembangan kurikulum dan kelembagaan.
Dinas Pendidikan Provinsi
3. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi terhadap kinerja sinergis sekolah dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan karakter siswa yang mengikuti program L&M’S.

1. Melakukan pendampingan kepada siswa secara internal di rumah.


Orang tua 2. Melakukan supervisi dan monitoring khususnya pada aspek perkembangan psikologis siswa yang muncul dari
keikutsertaannya pada program L&M’S.
Kepala Departemen terkait

38 39
c. Kriteria Pemilihan Siswa
b. Persiapan di Industri
Persiapan siswa dilakukan oleh sekolah dan orang tua sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kriteria siswa yang dapat mengikuti program L&M’S yang dirumuskan oleh
Sebagai pihak yang menerima para siswa di tempat usahanya, industri perlu melakukan persiapan khusus, seperti berikut ini: sekolah dan industri ialah sebagai berikut:

1. Melakukan sosialisasi terhadap departemen yang terkait, khususnya pada level Head of Department dan Supervisor.
2. Manajemen melakukan pertemuan dengan pihak sekolah untuk butir-butir kesepakatan yang selanjutnya dituangkan dalam Nota Kesepahaman antara industri Ada persetujuan dari orang tua
dan sekolah.
3. Menyusun jadwal kegiatan, termasuk yang berhubungan dengan aktivitas industri yang dapat dilibatkan dalam Kelas Industri yang diselenggarakan di industri.
Berada pada tingkat semester atau kelas tertentu
4. Membentuk tim pelatih/ coach dari tingkat Supervisor dan Manager sesuai dengan profesionalitas dan kompetensinya.
5. Mempersiapkan fasilitas, bahan, dan alat peraga yang relevan dengan topik-topik Kelas Industri yang diselenggarakan di industri. Memiliki kondisi yang baik secara jasmani dan
rohani
Berikut ini adalah gambaran aktor dari pihak sekolah dan fungsinya masing-masing:

Selama 6 bulan pertama pada tahap implementasi Kelas Industri, siswa/siswi mengalami fase penyesuaian diri. Mereka yang tadinya hanya belajar di sekolah, kini
Team Industri Fungsi merasakan belajar sambil bekerja di industri. Sekolah dan industri bersama-sama wajib mengamati kesanggupan siswa/siswi dalam kurun waktu tersebut. Jika ada siswa/
siswi yang tidak sanggup karena merasa terlalu berat, baik secara fisik maupun psikologis, pihak sekolah dan industri wajib menanggapinya dengan serius, agar
1. Merumuskan dan mengeluarkan kebijakan strategis untuk penyelenggaraan program L&M’S di industri. siswa/ siswi yang bersangkutan tidak mengalami trauma dan terserang penyakit lainnya. Siswa/siswi yang merasa tidak sanggup mengikuti alur Kelas Industri boleh
Executive Committee 2. Melakukan sosialisasi kepada HoD tentang benefit penyelenggaraan program L&M’S. kembali ke sekolah asalnya dan melanjutkan pelajarannya di sana. Posisi siswa/siswi yang kembali lebih awal ke sekolahnya dapat diisi oleh siswa/siswi lain yang
3. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi terhadap keseluruhan aspek penyelenggaraan program L&M’S. ada dalam daftar tunggu.
Head of Department 1. Merumuskan dan mengeluarkan kebijakan taktis untuk penyelenggaraan program L&M’S di departemennya. Adapun pihak industri juga melakukan penilaian dan wawancara tentang kesiapan siswa yang meliputi:
(yang relevan dengan 2. Melakukan pemetaan materi yang akan diselenggarakan di dalam Kelas Industri.
materi 3. Menjadi pembawa materi Kelas Industri.
Kelas Industri) 4. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan Kelas Industri pada departemennya.
Kesiapan mental siswa
Supervisor 1. Melakukan koordinasi dan teknis pada bagiannya untuk penyelenggaraan program Kelas Industri di industri.
(yang relevan dengan 2. Menjadi pembawa materi Kelas Industri di industri. Karakter, niat, dan keinginan siswa di bidang hospitality
materi Kelas Industri) 3. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan teknis Kelas Industri pada departemennya.
Motivasi yang dimiliki
40 41
1. Kurikulum Implementatif

Kurikulum yang disiapkan untuk L&M’S dalam Kelas Industri adalah kurikulum yang mengacu pada kurikulum nasional dan diselaraskan kembali sesuai dengan kebutuhan
industri. Dengan demikian, kurikulum ini bersifat sangat implementatif, sehingga memudahkan pihak sekolah, industri, dan para siswa untuk berperan aktif dalam proses
dan kegiatan Kelas Industri tersebut. Untuk menjaga kualitas kurikulum, pihak sekolah dan industri wajib meninjau kembali setiap tahunnya dan menyesuaikan
dengan perkembangan industri yang senantiasa dinamis.

-Ki Dibawah pengawasan


pendiri Dinas Pendidikan Provinsi

Kurikulum Nasional

Topik
Kurikulum

4: Kurikulum Implementatif

Implementatif
Kebutuhan Industri

Kelas Industri
Pendidikan dan Pengajaran di dalam Republik Indonesia Harus
berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia, Menuju ke arah
kebahagiaan
batin serta keselamatan hidup lahir
mengajarkan perilaku lingkungan. untuk selalu menyesuaikan dengan perkembangan industry yang senantiasa
Pedoman Umum yang pro kepada dinamis.
• Menjaga kualitas kurikulum supaya selalu
keberlanjutan atau
selaras dengan kebutuhan industry • Dalam segi keabsahan kurikulum implementatif dan sesuai dengan
• Kurikulum Kelas Industri dirancang dengan keseimbangan penguasaan kapasitas dalam hard skill dan soft skill yang wajib dimiliki oleh siswa/siswi sustainability yang
terkini. Dengan demikian, kurikulum ini peraturan yang berlaku bahwa sekolah setingkat SMA dan SMK berada di
untuk menjadi tenaga kerja yang berdaya saing tinggi. mengarahkan setiap
wajib ditinjau kembali setiap tahunnya oleh bawah pengawasan Dinas Pendidikan Provinsi, maka pelaksanaan kurikulum
manusia memiliki
• Dari sisi konten, sejalan dengan isu global saat ini mengenai lingkungan, seluruh mata pelajaran dalam kurikulum sangat perlu menjiwai dan pihak sekolah dan industri, sekaligus implementatif terlebih dahulu disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi
perilaku ramah
setempat.

42 43
2. Proses Penyusunan Kurikulum Implementatif

Ciri khas yang sekaligus menjadi penanda kekuatan kurikulum Kelas Industri adalah adanya keterlibatan pihak industri yang intens bersama sekolah pada proses
penyusunan kurikulum implementatif ini.

Proses secara bertahap dapat dilakukan sebagai berikut:

Melakukan pertemuan awal sebagai bentuk Membuat kesepakatan teknis untuk mulai
Pihak sekolah dan industri menyiapkan pertukaran informasi antara mekanisme menyusun kurikulum bersama-sama, sesuai
tim penyusun kurikulum Kelas pembelajaran di sekolah dan pengenalan dengan jurusan dan jadwal proses belajar
Industri dunia bisnis dan dunia kerja di industri mengajar Kelas Industri.

Membuat kesepakatan untuk meninjau


Dari kurikulum, diturunkan menjadi silabus,
ulang dan memperbaiki kurikulum Kelas

Topik
Kurikulum disahkan oleh rencana pembelajaran, pelaksanaan, sampai
Industri untuk peningkatan kualitas
Dinas Pendidikan Provinsi pada evaluasi belajar. Hal ini berlaku baik
dari tahun ke tahun
setempat untuk teori maupun praktik, termasuk pada
masa magang di industri
5:
Anggaran
Pada saat penyusunan kurikulum bersama industri, sangat direkomendasikan untuk memikirkan dan menghasilkan kurikulum di mana lulusan SMK masih akan
Dengan ilmu pengetahuan Kita menuju Kemuliaan
dapat diterima sebagai tenaga kerja di industri tersebut untuk masa jangka panjang, misalnya 10-15 tahun ke depan. Kurikulum diciptakan bukan untuk mengisi
-Ki Hadjar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia,
kebutuhan jangka pendek semata, melainkan juga untuk mengantisipasi kebutuhan jangka panjang. Hal ini berarti bahwa siswa siswi yang belajar melalui Kelas Industri
akan mampu menjadi sumber daya manusia yang memiliki daya kompetisi tinggi atau tenaga kerja yang masih tetap akan “laku” di pasar industri pariwisata untuk
pendiri Taman Siswa-
jangka waktu yang panjang.
44 45
Pemerintah memberikan perhatian yang sangat baik kepada industri yang berkontribusi pada usaha memajukan kualitas sumber daya manusia melalui SMK, yaitu dengan 2. Anggaran Pihak Industri
diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan pemerintah dan PP Nomor 94 tahun 2010 tentang
Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan yang memberikan k emudahan bagi pihak industri untuk Sumber –sumber anggaran yang dapat dialokasikan oleh pihak industri diantaranya
mendapatkan super tax deduction. Hal tersebut dapat diperoleh dengan keikutsertaan industri dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama berasal dari:
dikaitkan dengan aspek pendidikan vokasi. L&M’S menjadi salah satu contoh nyata kontribusi industri dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang
vokasi. Terkait hal tersebut, sangat disarankan memahami kebijakan-kebijakan pemerintah yang menjadi landasan bagi penyusunan dan pelaksanaan L&M’S yang 1. Sumber dana kegiatan Corporate Social Responsibility
bermanfaat, baik bagi pihak sekolah, industri, maupun siswa/siswi sendiri.
2. Sumber-sumber dana lain, misalnya melalui kegiatan penggalian dana yang
Dalam menyiapkan Kelas Industri, baik pihak sekolah maupun industri, perlu menyiapkan anggaran yang diperlukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan khusus digunakan untuk pengembangan L&M’S
Kelas Industri tersebut.
Secara teknis, industri memiliki flesibilitas yang tinggi dalam tata kelola
anggaran yang dapat membuat Kelas Industri dilaksanakan dengan anggaran yang
1. Anggaran Pihak Sekolah terjangkau. Sebagai contoh, dalam optimalisasi infrastruktur yang menunjang
kegiatan belajar mengajar, industri dapat mengoptimalisasikan fasilitas-fasilitas
Ciri khas yang sekaligus menjadi penanda kekuatan kurikulum Kelas Industri adalah adanya keterlibatan pihak industri yang intens bersama sekolah pada proses yang telah dimiliki, termasuk peralatan yang telah tersedia, sehingga tidak
penyusunan kurikulum implementatif ini. memerlukan pengadaan barang dan peralatan yang baru.

Proses secara bertahap dapat dilakukan sebagai berikut:


3. Analisis Anggaran dan Kesinambungan Pembiayaan
Sumber-sumber anggaran yang dapat digunakan oleh sekolah, misalnya berasal dari:
Anggaran yang disiapkan, baik oleh sekolah maupun industri, sebaiknya dievaluasi secara berkala, bukan hanya untuk kepentingan audit keuangan, melainkan juga untuk
1. Sumber dana pemerintah (APBD dan BOS) menganalisis ketepatan dan keberhasilan penggunaan anggaran terkait kualitas pelaksanaan Kelas Industri dan kualitas lulusannya. Hal ini penting dilakukan agar
2. Sumber dana Komite Sekolah dapat melihat kembali hal-hal yang telah dilakukan dengan baik, memperbaiki yang kurang tepat, sekaligus mendapatkan solusi-solusi alternatif untuk pembiayaan
3. Sumber dana TAKOLA yang lebih efisien pada pelaksanaan selanjutnya.
Mekanisme pengalokasian dana wajib mengikuti aturan pemerintah dan disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan Kelas Industri pada sekolah masing-masing.
Pihak sekolah secara mandiri membiayai kegiatan-kegiatan terkait Kelas Industri yang menjadi tanggung jawab sekolah, misalnya biaya persiapan kelas industri di Aspek penting lain yang patut dipikirkan adalah keberlanjutan pendanaan Kelas Industri. Sangat dianjurkan untuk memiliki pemahaman dan komitmen bersama
sekolah, kegiatan seleksi siswa/siswi, persiapan tim guru, pelaksanaan kegiatan monitor dan evaluasi, dan sebagainya. bahwa Kelas Industri menjadi kebutuhan pihak sekolah dan industry, sehingga setiap pihak mengalokasikan dana khusus setiap tahun. Dengan demikian, keberlangsungan
Strategi terbaik sebelum pengalokasian anggaran difinalisasi, baik pihak sekolah maupun pihak industri dapat membicarakan kemungkinan-kemungkinan Kelas Industri akan terjaga dan dapat diselenggarakan setiap tahun.
pembagian pembiayaan yang akan ditanggung oleh setiap pihak, sehingga pelaksanaan kelas industri dapat dijalankan dengan pembiayaan yang efisien untuk hasil
yang optimal.
46 47
Setelah urusan persiapan selesai, Kelas Industri mulai diimplementasikan. Sekolah dan industri memiliki tugas masing-masing untuk memastikan program ini
berjalan dengan baik. Tugas sekolah, industry, evaluasi, tantangan dan hal lainnya dalam proses implementasi akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Tugas Pihak Sekolah

Kendati selama pelaksanaan Kelas Industri siswa/siswi akan berada di industri, pihak sekolah tetap memiliki peran yang penting. Tugas penting pihak sekolah selama
pelaksanaan Kelas Industri adalah sebagai berikut:

• Menyediakan database beserta profil setiap siswa Kelas Industri (data ini juga akan diperlukan oleh industri sebagai kelengkapan administrasi)

• Menyediakan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai penunjang pelaksanaan Kelas Industri

• Melaksanakan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran normatif di industri

Topik • Melakukan pendampingan dan monitoring berkala pada siswa

• Menyiapkan konselor bagi siswa yang membutuhkan, jika ada masalah-masalah khusus

6: Implementasi • Bersama pihak industri melaksanakan evaluasi dan peningkatan kualitas Kelas Industri

Program Hal penting lain yang menjadi tugas pihak sekolah dalam pelaksanaan Kelas Industri adalah dukungan dari manajemen sekolah dan komunikasi dua arah antara
pihak sekolah dan orang tua siswa. Dukungan dari manajemen sekolah dan komunikasi kepada orang tua secara berkala sangat penting, agar para orang tua tetap

Kelas Industri
dapat mengikuti perkembangan yang terjadi dan memiliki rasa aman ketika putra/putri mereka mengikuti Kelas Industri yang berlokasi di wilayah kerja.
48 49
2. Tugas Pihak Industri
3. Supervisi dan Monitoring Selama Implementasi

Pihak industri memiliki peran sentral melalui tugas-tugas pentingnya selama Kelas Industri berlangsung. Keberadaan siswa/siswi di lingkungan industri secara Pihak sekolah (termasuk orang tua) dan industri bertanggung jawab dalam melakukan supervisi dan monitoring selama masa implementasi program L&M’S. Berikut
psikologis akan membawa dampak yang berbeda dibandingkan ketika mereka berada di lingkungan sekolah, sehingga industri bertanggung jawab untuk dapat menjaga adalah tugas pihak sekolah dan industri:
lingkungan kerja tetap kondusif bagi siswa/siswi tersebut.
• Supervisi dan Monitoring di Sekolah selama implementasi

Selama implementasi Kelas Industri, pihak sekolah perlu melakukan evaluasi dan memantau jalannya program tersebut. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:
• Memastikan proses belajar mengajar Kelas Industri dapat terselenggara dengan baik

• Memastikan penerapan kurikulum implementatif berjalan lancar dan sesuai dengan agenda pembelajaran yang telah ditentukan
• Menyediakan team pendidik dan pengajar mulai dari level supervisor yang telah dibekali dengan metode pangajaran dan materi pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum

• Memberikan kesempatan yang luas kepada siswa/siswi untuk mengenal dan menjadi terbiasa dengan lingkungan kerja

• Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi secara berkala bersama pihak sekolah

• Memberikan kesempatan kepada siswa/siswi terbaik untuk direkrut sebagai kandidat tenaga kerja setelah lulus SMK

• Meneliti, menganalisis dan mengembangkan hal-hal penting bersama sekolah untuk peningkatan kualitas Kelas Industri selanjutnya

• Memastikan keberlanjutan Kelas Industri

Seperti halnya di sekolah, dukungan dari tim manajemen dan pucuk pimpinan industri sangat memengaruhi keberhasilan dan tingginya kualitas Kelas Industri.
Semakin besar dukungan dan fleksibilitas yang diberikan oleh manajemen dan pimpinan industri, semakin besar ruang siswa/siswi untuk praktik dan mengasah
kompetensi vokasinya bersama dunia industri.
Pihak Sekolah Supervisi Monitoring

1. Perkembangan psikologis
Orang Tua Kondisi jasmani dan rohani para siswa 2. Perubahan karakter
3. Perubahan sikap
1. Pelaksanaan teknis
1. Pelaksanaan kebijakan 2. Pendampingan
Manajemen Sekolah
2. Penggunaan anggaran 3. Anggaran
1. Proses Kelas Industri
1. Proses sinkronisasi kurikulum 2. Diseminasi materi
Guru 2. Proses pendampingan siswa 3. Serapan materi pada siswa
3. Proses Kelas Industri 4. Relevansi materi dari industri dengan kurikulum sekolah

50 51
• Supervisi dan Monitoring di Industri selama implementasi
4. Tantangan dan Solusi Pelaksanaan
Kegiatan evaluasi dan pemantauan yang dilakukan oleh industri adalah sebagai
berikut: Persiapan dan implementasi yang baik tidak menutup kemungkinan adanya tantangan dalam pelaksanaan Kelas Industri. Pihak sekolah dan industri perlu mencatat
tantangan apa saja yang muncul dan mencari solusinya, agar Kelas Industri tetap dapat berjalan dengan baik dan berkesinambungan. Pihak sekolah dan industri
dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan yang muncul, seperti di bawah ini:
Pihak Industri Supervisi Monitoring

1. Pelaksanaan kebijakan 1. Proses penyelenggaraan Kelas Industri Tantangan Solusi


Executive Committee 2. Pelaksanaan sosialisasi 2. Proses penggunaan anggaran
3. Penggunaan anggaran 3. Sinkronisasi waktu dan penempatan sumber daya manusia Sekolah menjalin relasi dengan industri. Ketika sekolah telah berelasi
Bagi Sekolah
dengan industri, sekolah dapat menggunakan konsep pembelajaran
1. Kebijakan Teknis
yang berbasis industri untuk melengkapi kurikulum sekolah yang ada.
2. Pelaksanaan Pembinaan/ Coaching 1. Proses Kelas Industri • Pada pasar tenaga kerja, telah terbentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN
Dengan begitu, akan terjadi harmonisasi antara siswa sebagai generasi
Head of Department 3. Penyusunan materi 2. Proses penggunaan sarana dan prasarana untuk menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN.
masa kini dan guru sebagai generasi zaman sebelumnya, serta dengan
4. Penggunaan anggaran 3. Pemetaan sumber daya manusia
• Era digitalisasi atau Revolusi 4.0 yang mengubah cara dan metodologi para professional dari industri yang sudah sejalan dengan kemajuan
5. Penggunaan sarana dan prasarana
pekerjaan, termasuk pada bidang pariwisata. dan perkembangan pengetahuan dan teknologi di industri. Relasi
1. Proses teknis Kelas Industri antara sekolah dan industri juga akan membantu sekolah mengatasi
1. Proses teknis pembelajaran • Tenaga guru sekolah yang cenderung statis dan fasilitas sekolah yang tidak
2. Proses penggunaan sarana dan prasarana tantangan fasilitas sekolah yang tidak memadai karena siswa dapat
Supervisor 2. Proses penegakan disiplin dan peraturan perusahaan sesuai dengan kondisi zaman
3. Penegakan peraturan perusahan dan disiplin mengakses fasilitas modern secara langsung di industri.
3. Proses pencarian bakat siswa (talent scouting)
terhadap siswa selama Kelas Industri
Bagi Industri
Solusi atas tantangan tersebut ialah industri melakukan kunjungan
• Keuntungan finansial yang didapat melalui program L&M’S langsung dan mendengar pemaparan aspek manajemen dan fungsi
strategis dari program L&M’S untuk melihat pentingnya pelaksanaan
• Tingginya tingkat hunian yang akan terjadi selama program L&M’S
Kelas Industri bagi industri itu sendiri. Terkait alokasi waktu mengajar oleh
• Alokasi waktu para pelatih professional dari industri untuk mengajar para para professional di industri, pihak industri dapat menyesuaikan
siswa sambil tetap melaksanakan tugas utama mereka sebagai dengan kurikulum implementatif dan membagi jadwal yang seimbang
karyawan di industri dengan para guru dari sekolah.

52 53
53
54 54

Topik
7: Pasca –
Implementasi
Program L&M’S
55
Setelah pelaksanaan atau implementasi program L&M’S selesai, pihak sekolah dan industri berkewajiban untuk mengevaluasi program tersebut. Kegiatan evaluasi
yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:

1. Kegiatan Evaluasi di Sekolah dan di Industri

Pihak Sekolah Evaluasi Pihak Industri Evaluasi

1. Efektivitas penyelenggaraan Kelas Industri


1. Kebijakan dan pelaksanaan teknis.
2. Keuntungan program L&M’S untuk perusahaan
Manajemen Sekolah 2. Pendampingan Executive Committee
3. Materi Kelas Industri
3. Anggaran
4. Anggaran

Keseluruhan kesejahteraan siswa selama mengikuti Keseluruhan kesejahteraan siswa selama mengikuti
Orang Tua Head of Department
program L&M’S program L&M’S

1. Output Kelas Industri secara manajerial


1. Penyelenggaraan program
2. Efektivitas waktu sumber daya manusia
Dinas Pendidikan 2. Penggunaan anggaran
3. Efisiensi penggunaan sarana dan prasarana
Provinsi 3. Penggunaan tenaga guru
Supervisor 4. Penggunaan anggaran
4. Kerja sama kelembagaan
5. Efektivitas materi Kelas Industri dengan pening-
katan sumber daya manusia, baik siswa
maupun karyawan
1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa
Guru 2. Pembentukan etos dan etika kerja siswa
3. Hasil sinkronisasi kurikulum
2. Menyiapkan Masa Depan

Langkah dalam menyiapkan masa depan terletak dalam exit strategy dari program ini, yaitu:

1. Sekolah menyiapkan proses transisi untuk menerima kembali siswa peserta program L&M’S di sekolah, yaitu dengan melakukan wawancara
tentang kewajiban siswa untuk menyelesaikan studinya beserta pembinaan karakter agar tetap rendah hati, khususnya terhadap sesama siswa
yang belum mendapat kesempatan mengikuti program ini.
2. Sekolah terus berkomunikasi dengan industri, agar dapat menyerap lulusan yang dinilai berkualitas untuk langsung diterima sebagai pekerja di industri,
serta melaksanakan program peningkatan kapasitas guru melalui program pendampingan industri (industry coaching program).
3. Sekolah dan industri merumuskan bentuk kerjasama jangka panjang, agar program ini terus berjalan secara berkesinambungan dan mandiri.

Sumber foto:

56
Jalan Batur Sari No. 20 SB
Sanur Kauh, Denpasar 80227
Phone. +62 361 284 058

The Vida Building 5th Floor 01-04,


Jl. Raya Perjuangan No. 8,
Kebun Jeruk, Jakarta 11530
Phone. +62 21 2951 0200

Modul Link & Match for Sustainability

Sponsored by SECO (Swiss State Secretariat for Economic Affairs)


Implemented by Swisscontact SUSTOUR

@June 2020, All Rights Reserved

Anda mungkin juga menyukai