Anda di halaman 1dari 3

UTS Sistem Perumahan

Fidda Maulidya

11321014

1. Apa saja kebijakan dan program perumahan di Indonesia dan negara berkembang
terkait persoalan perumahan?
Pemerintah melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
terus berupaya mengatasi kekurangan perumahan khususnya bagi rakyat yang
berpenghasilan rendah (MBR) melalui program Sejuta Rumah. Program ini
direncanakan oleh Presiden RI Joko Widodo pada tahun 2015 hingga tahun 2021
realisasinya mencapau 1,11 juta unit rumah di seluruh Indonesia. Strategi
implementasi program satu juta rumah sebagai berikut:
 Memberikan bantuan penyediaan rumah berupa Rusunawa, Rusus, Bantuan
Stimulan Pembangunan Rumah Swadaya (BSPS) dan PSU
 Memberikan susbsid pembiayaan perumahan berupa KPR FLPP, subsidi selisih
bunga (SSB), dan subsidi bantuan uang muka (SBUM)

 Memberikan kemudahan perizinan pembangunan perumahan dan pembinaan


kepada pemerintan provinsi dan pemerintah kabupaten/kota (PP Nomor 64
Tahun 2016 tentang Pembangunan Perumahan MBR)

Kegiatan utama penyediaan rumah yang dilakukan pemerintah yaitu kegiatan


pembangunan rumah rusun, rumah khusus, rumah swadaya, dan bantuan PSU untuk
perumahan MBR

2. Sebutkan ciri-ciri fisik kawasan perumahan di perkotaan.


Antara lain:
- Bentuk bangunan yang cenderung lebih mewah jika dibandingkan perumahan di
perdesaan
- Kawasan perumahan biasanya cenderung sama di suatu kawasan perumahan
dengan jumlah unit rumah hingga puluhan maupun ratusan
- Sebagian bangunan menggunakan bangunan bertigkat

3. Jelaskan pengertian masyarakat berpenghasilan rendah.


Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah masyarakat yang mempunyai
keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk
memperoleh rumah.

4. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor pemilihan lokasi rumah MBR serta berikan
contoh.
faktor-faktornya antara lain:
- Keamanan kepemilikan dan kedekatan
- Terhindar dari penggusuran
- Dampak peningkatan penguasaan lahan
- Aspek politik dari masalah kepemilikan lahan

Contohnya: Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meresmikan 1.348 Rumah DP Nol
yang berara di dua lokasi yakni di Cilangkap dan Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Untuk
diketahui, rumah down payment (DP) nol persen ini disediakan bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan gaji maksimal Rp14 juta, baik satu orang
ataupun akumulasi dari suami dan istri.

5. Sebutkan dan jelaskan 5 alternative cara penggusuran, dan jelaskan contoh


implementasi masing-masing
5 alternative penggusuran sebagai berikut:
 Opsi 1 : Peningkatan di situs
o Rumah: untuk memperbaiki rumah mereka atau membangunnya
kembali seluruhnya
o Tanah: untuk mengatur dan mengamankan kepemilikan tanah jangka
panjang pemukiman mereka
o Pendapatan: untuk meningkatkan pekerjaan mereka, kapasitas
penghasilan dan usaha kecil
o Fasilitas umum: untuk meningkatkan fasilitas mereka- seperti pusat
komunitas, taman bermain atau perusahaan komunitas
o Akses ke layanan publik: untuk meningkatkan akses mereka ke
pendidikan dan kesehatan peduli
o Kesejahteraan: untuk mengatur sistem kesejahteraan yang dikelola
masyarakat yang dapat menjaga anggota mereka yang paling rentan
 Opsi 2 : Pemukiman Kembali
Menyediakan perumahan alternative
o Contonya: Permukiman kembali di Malaysia. Perencanaan ini berlokasi
relatif jauh dari keberadaan pinggiran desa (rural villages) and
merupakan pemukiman kota yang baru (new urban settlements) dalam
hubungan dengan pembaharuan besar stabilisasi pertanian
(plantations). Tingkat pembangunan dari program pemukiman kembali
yang mengesankan dan program FELDA dianggap sebagai sebuah
contoh yang sangat sukses dari rencana pemukiman kembali pada
negara-negara berkembang dalam menggunakan pendekatan pola
ekonomi dan kestabilan politik.
 Opsi 3: Perumahan publik baru yang dibangun oleh pemerintah
o Eropa
o Singapura
o Hongkong

Contohnya: di Singapura pada 1960, Dewan Pengembangan Perumahan


(HDB) didirikan dan dalam tiga tahun membangun lebih dari 31.000 flat.
Dengan slogan ambisius, 'sedikit bicara, banyak kerja', ratusan ribu orang
dipindahkan dari kampung ke flat-flat HDB. Setelah beberapa dekade
pembangunan yang intensif, Singapura kini punya lebih dari satu juta flat
HDB di 23 kawasan kota. Pada 1960, hanya 9% orang Singapura yang
tinggal di perumahan publik, namun kini angka itu mencapai 80%, dan lebih
dari 90% warga memiliki rumah.

 Opsi 4: Situs dan layanan


o Sediakan tanah di lokasi yang bagus
o Kenali situs tidak harus besar atau tepi
o Mengurangi biaya layanan melalui perencanaan yang baik
o Kembangkan secara bertahap untuk mengurangi biaya orang
 Opsi 5: Strategi perumahan di seluruh kota
o Lebih banyak hubungan horizontal antara masyarakat miskin
o Lebih banyak ruang untuk inovasi dalam lingkungan kebijakan
o Lebih banyak investasi publik dalam infrastruktur
o Lebih banyak investasi dalam membangun visi dan kapasitas

Anda mungkin juga menyukai