Perancanaan / Planning -> proses berpikir tentang rangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan tertentu
-> langkah pertama dan terpenting untuk memperoleh yang diinginkan lewat
rencana yang disusun dan diimplementasikan
-> bersifat reaktif/antisipatif, mengurangi resiko/ketidakpastian (risk/uncertainty),
meningkatkan efisiensi dan objektivitas
2. Land Acquisition -> lahan kota tidak dikuasai oleh sebagian kecil orang, mengatur perolehan
lahan di perkotaan
Perolehan lahan di perkotaan bisa terjangkau, murah, tidak dijadikan spekulasi -> mengatur land
ownership, land price selling, memanage/mengurangi spekulasi lahan : tidak ada yang membeli
lahan sebebasnya dan menjualnya kembali bertahun-tahun kemudian dengan harga lebih tinggi
3. Financial Scheme -> bantuan secara finansial untuk memiliki tenure (enabling policy)
Bantuan bagi masyarakat dalam segi pembiayaan agar dapat memiliki rumah yang sesuai
dengan minatnya : mortgage (cicilan), KPR (pinjaman), subsidi
Era kolonial : mayoritas masyarakat tinggal di rumah swadaya sesuai adat dan budaya
Jan Pieterszoon Coen (1619-1623) : memperkenalkan penataan kota modern -> Indische
Koloniaale Stad : gaya perencanaan kota di Eropa -> Tropische Stad (1920an)
Kota Hindia Belanda terpengaruh modernisasi kota Paris (abad 17) dan konsep Garden City :
perkebunan dan tambang -> kota besar, konsep Tropische Stad
Bandung -> tempat pelesir warga Belanda, hub perkebunan dan perdagangan kopi dan teh.
Perusahaan Perumahan Rakyat NV Volkshuisvesting -> lembaga penyedia perumahan rakyat,
hanya untuk pekerja sipil dan hanya ada di beberapa kota di Jawa.
Batavia -> permukiman Hindia Belanda bercampur dengan kehidupan kampung rakyat
Penyediaan perumahan berfokus kepada warga Belanda, perusahaan-perusahaan Belanda
dan pekerja sipil.
Isu kesehatan dan sanitasi di kampung -> muncul penyakit dan masalah kesehatan di
kampung -> Kampung Verbetering (perbaikan kampung) dan program penanggulangan
penyakit / wabah pest.
Perencanaan Pasca Kemerdekaan 1945-1950
Tonggak sejarah penting kebijakan perumahan Indonesia -> perumahan rakyat adalah tanggung
jawab negara yang penting dilaksanakan secepatnya, perlu persyaratan teknis, kelembagaan
pembangunan dan pembiayaan dalam penyelenggarannya
Perencanaan 1950-1965
Orde Baru : peningkatan kesejahteraan -> Rencana Pembangunan Lima Tahun (Pelita)
Sejak Pelita 1 (1969-19974) -> pembangunan perumahan sebagai fokus
1974 : Tonggak sejarah kebijakan -> perumusan 3 lembaga penyelenggara perumahan :
1. Badan Kebijakan Perumahan Nasiona; / BKPN -> merumuskan dan menyelenggarakan
kebijakan perumahan
2. Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional / Perum Perumnas ->
menyediakan perumahan murah dan bank tanah
3. Bank Tabungan Negara / BTN -> bank perumahan penyedia akses pembiayaan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
Perum Perumnas
Pemerintah butuh pihak lain untuk membantu penyediaan perumahan -> pengusaha real estate
dilibatkan
Sektor real estate berkembang pesat terutama di Jakarta dan kota-kota besar.
REI didirikan tahun 1974 -> wadah pengusaha real estate, ketua: Ir. Ciputra.
Dalam REI terlibat Kementrian PU, Gubernur Jakarta Ali Sadikin dan Dirjen Cipta Karya.
Kampung Improvement Program
Permasalahan mendesak penanggulangan perumahan kumuh di kampung kota, terutama kota
besar -> pendekatan dengan perbaikan belum populer di kalangan perencanaan kota.
KIP memperbaiki kawasan kampung kota dengan pembangunan infrastruktur perumahan yang
dibutuhkan
KIP Jakarta (Proyek Husni Thamrin) mendapatkan Aga Khan Award pada masa Gubernur Ali
Sadikin.
KIP -> memperbaiki harkat martabat kehidupan rakyat miskin di kampung
Kampung Verbetering -> melindungi warga Belanda dari penyakit / wabah menular
Kasiba - Lisiba
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun -> pemerintah membuka kesempatan
kepada sektor swasta untuk menyediakan perumahan rakyat
1975 – 1996 : pembangunan kawasan skala besar diatas 1000 ha : Kelapa Gading, BSD, PIK->
disebut Kota Mandiri.
Muncul kawasan yang menjadi Kota Mandiri dan pemekaran kota Jakarta -> mayoritas
perumahan bukan utk MBR
Muncul tantangan penataan ruang -> pembangunan skala besar oleh developer swasta belum
tentu sejalan rencana pemerintah daerah.
Lingkungan Hunian Berimbang 1:3:6
Kesadaran eratnya hubungan sektor perumahan dengan tata ruang kota -> Inpres No. 05 tahun
1990 : solusi rumah susun untuk penataan permukiman kumuh yang mengokupasi tanah negara
Perkembangan permukiman kumuh lebih cepat daripada pembangunan rumah susun -> aset
landbanking pemerintah jumlahnya tidak ideal
Sektor swasta disertakan dalam penyediaan perumahan MBR -> kebijakan Lingkungan Hunian
Berimbang : komposisi perumahan 1 unit rumah mewah : 3 unit rumah menengah : 6 unit rumah
sederhana.
Perencanaan 1998 – sampai sekarang
Krisis ekonomi dan politik 1998 -> daya beli menurun, pengusaha tidak bisa bertahan -> Jumlah
MBR meningkat
Sektor perumahan – pemerintah – asosiasi pengembang kecil ASPERSI -> menyediakan
perumahan menengah bagi pegawai negeri -> pengembang kecil dapat keringanan pajak
1999 : kebijakan Hunian Vertikal sebagai solusi krisis lahan kota
Kebijakan adanya kegiatan usaha di rumah susun -> blok hunian vertikal + pusat belanja :
Thamrin City tanah Abang.
Lingkungan Hunian Berimbang 1:2:3 -> revisi kebijakan Lingkungan Hunian Berimbang 1:3:6