Anda di halaman 1dari 21

ARSITEKTUR PERMUKIMAN

dan Permasalahannya

Karya Widyawati, MT
Pengertian Permukiman
• UU NO. 2 / TH 92
Suatu perumahan atau kelompok rumah yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal yang dilengkapi dengan
sarana dan prasarana lingkungan
• DOXIADIS
Bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik
kota atau desa berfungsi sebagai tempat kegiatan yang
mendukung kehidupan.
• PROF JOHAN SILAS
Permukiman adalah sebuah territorial habitat, dimana penduduknya
masih dapat melaksanakan kegiatan biologis, social, ekonomi, politis,
dan dapat menjamin kelangsungan lingkungan yang seimbang dan
serasi.
• AMOS RAPOPORT,
Rumah adalah suatu bentuk fenomena budaya dan pengaturannya
sangat dipengaruhi oleh budaya lingkungan dimana rumah itu
dibangun.
Bangunan permukiman adalah ekspresi jelas dari pentingnya
kerelatifan yang menunjukkaan perbedaan aspek-aspek kehidupan
dan keragaman cara dari suatu kenyataan.
• LARRY S BOURNE
Pengertian rumah ada 5 yaitu :
1. Rumah sebagai unit fasilitas fisik atau struktur
2. Rumah sebagai benda ekonomi atau komoditi
3. Rumah sebagai benda sosial atau barang bersama
4. Rumah sebagai suatu paket pelayanan
5. Rumah sebagai sektor ekonomi
PERBEDAAN SECARA FUNGSIONAL

• SHELTER → Tempat
berlindung/berteduh
• HOUSE → Rumah (fisik)
• HOME → Tempat berdiam yang
membuat betah anggota
keluarga.
• HOUSING → Perumahan
(Kelompok rumah)
• HABITAT → Tempat Kediaman
suatu lingkungan dengan
kondisi tertentu dimana suatu
spesies atau komunitas hidup
• HUMAN SETTLEMENTS → Perkampungan/permukiman
Permasalahan Permukiman Perkotaan,
Kirmanto (2002)
(1) Perbedaan peluang antar pelaku pembangunan melalui
ketimpangan pelayanan infrastruktur, pelayanan perkotaan,
perumahan dan ruang untuk kesempatan berusaha;

(2) Konflik kepentingan akibat kebijakan yang memihak suatu


kelompok dalam pembangunan perumahan dan permukiman;

(3) Alokasi tanah dan ruang yang kurang tepat akibat pasar
tanah dan perumahan cenderung mempengaruhi tata ruang
maka berimplikasi pada alokasi tanah dan ruang yang tidak
sesuai dengan tujuan pembangunan lain dan kondisi ekologis
daerah yang bersangkutan;
4) Terjadi masalah lingkungan yang serius di daerah
yang mengalami tingkat urbanisasi dan industrialisasi
tinggi, serta eksploitasi sumber daya alam;

5) Komunitas lokal tersisih akibat orientasi


pembangunan yang terfokus pada pengejaran target
melalui proyek pembangunan baru, berorientasi ke pasar
terbuka dan terhadap kelompok masyarakat yang
mampu dan menguntungkan.
PARADIGMA ARSITEKTUR PERMUKIMAN

• VAN COUVER, 1976


1. Aspek pemerataan
2. Pengadaan perumahan dibebankan ke
pemerintah
3. Peran institusi keuangan kurang dilibatkan
4. Pasokan perumahan belum terpadu proses
pembangunan secara keseluruhan
5. Sektor swasta belum dilibatkan
• BASIC NEEDS APPROACH (ROBERT MC
NAMARA)
1. Pembiayaan perumahan sebagai konteks
strategi pembangunan perkotaan
2. Pemerintah berkewajiban memfasilitasi
peningkatan kualitas lingkungan dan
perumahan, menciptakan lapangan kerja dan
prioritas investasi
3. Kebijakan pertanahan untuk mayoritas
masyarakat miskin
4. Pengadaan lahan permukiman siap bangun
• REKOMENDASI VIENNA (1986)
1. Pengembangan dan pembinaan kemitraan
2. Pemerintah bertanggung jawab menciptakan iklim
sejuk (enabling environment) dalam tatanan ekonomi
3. Strategi pembangunan perumahan sebagai bagian
integral pembangunan ekonomi nasional
4. Lahan sebagai komponen utama diamankan melalui
kebijakan pertanahan yang menjamin fungsi lahan secara
efisien, kondusif terhadap pembangunan Ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat
5. Sektor formal dan informal bertanggung jawab
mendukung pembangunan perumahan swadaya secara
gradual dan inkremental
• ‘EMPROWERING & ENABLING PEOPLE’
• ‘SUSTAINABLE ENVIRONMENT FOR THE
COMMUNITY’
• HOUSING AS INSTRUMENT FOR HUMAN
DEVELOPMENT
• GLOBAL STRATEGY FOR SHELTER TO THE YEAR
2000
Ditetapkan PBB pada 12/1988 (GSS 2000), rumah layak
didefinisikan lebih baik, yaitu meliputi kelayakan privacy,
kelayakan ruang, kelayakan sekuriti, kelayakan penerangan dan
ventilasi, kelayakan prasarana dasar (PSD) dan kedekatannya
pada berbagai sarana dasar urban, semua dalam batas
keterjangkauan mencapainya.
Tahun Tema
2008 Harmonious Cities / Kota yang Harmonis
2007 A Safe City is a Just City / Kota yang Aman adalah
Kota yang Berkeadilan

2006 Cities, Magnets of Hope / Kota, Magnet Harapan


2005 The Millenium Goals and the City / Tujuan
Pembangunan Milenia dan Kota

2004 Cities-Engines of Rural Development / Perkotaan –


Mesin Pembangunan Pedesaan

2003 Water and Sanitation for Cities / Air dan Sanitasi


bagi Perkotaan
2002 City-to-City Cooperation/ Kerjasama Antar Kota
2001 Cities without Slums / Kota tanpa Permukiman
Kumuh
Pendekatan pembangunan permukiman
dilakukan melalui :

a. Pembangunan Berkelanjutan dan Konsep Tridaya


Pembangunan lingkungan yang responsif namun secara
komprehensif dapat mengakomodasikan dalam satu kesatuan
sistem dengan pencapaian tujuan pembangunan sosial dan
pembangunan ekonomi.

KonsepTridaya, memberdayakan komponen sosial masyarakat,


usaha dan ekonomi, serta lingkungan sebagai pendekatan
pembangunan permukiman yang berkelanjutan di tingkat lokal.
b. Secara Multisektoral dan Terdesentralisasi

Pembangunan permukiman mencakup banyak kegiatan, antara lain


pengalokasian ruang, penyediaan lahan, kelembagaan, kegiatan
teknis teknologis, pembiayaan, dan sistem informasi.

Secara multisektoral karena memerlukan koordinasi dengan berbagai


bidang terkait dan tidak dapat ditangani satu sektor saja.

Dalam kerangka desentralisasi, penyelengaraan permukiman tidak dapat


terlepas dari agenda pelaksanaan tata Kebijaksanaan dan Strategi Nasional
Perumahan dan Permukiman (KSNPP), 2002, BKP4N –
DepartemenPermukiman dan Prasarana Wilayah.
c. Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Kesehatan lingkungan permukiman sangat mempengaruhi kualitas
kesehatanmasyarakat yang menghuninya.
Memenuhi syarat rumahsehat, perilaku hidup sehat masyarakat

d. Pengembangan Sistem Insentif


Sistem insentif, mendorong berbagai pelaku pembangunan baik lembaga
formal maupun informal untuk terlibat secaraaktif.

Melalui kegiatan program stimulan, perintisan, dukungan pembiayaan dan


bantuan teknis bagi pelaku pembangunanyang responsif di dalam
penyelenggaraan permukiman, termasuk kegiatan pendampingan dalam
penyiapan dan pemberdayaan masyarakat.
Pembangunan permukiman dalam era
reformasi menerapkan paradigma baru
a.Bersifat holistik, dalam hal ini mempertimbangkan berbagai aspek legal dan
teknisterkait.
b.Berazaskan keadilan, keselarasan, perhatian dan perlindungan, serta jaminan
kepastian hukum dalam bermukim
c.Bertumpu pada area development (pendekatan wilayah), yang berarti :
Mengacu pada suatu keterpaduan dalam pemanfaatan ruang (kegiatan
yangtepat, pada tempat yang tepat).
Mengutamakan tercapainya keselarasan antar program dan kegiatan yang
akanmengisi suatu wilayah.
Menempatkan penghuni sebagai aktor utama pelaksanaan.
d.Dilaksanakan secara integratif, koordinatif, efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai