Anda di halaman 1dari 5

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

URGENSI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Dosen:

Mira Dewi Pangestu

Disusun oleh:
Joel Jeremy Chenlee 6112001186
Muhammad Farid Malik Albarra 6112001135
Andy Reinaldi 6112001104

Fakultas Teknik Prodi Arsitektur


Universitas Katolik Parahyangan
PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya zaman, masalah mengenai lingkungan dan keberlanjutan
hidup juga ikut bertambah. Masalah akan lingkungan dan keberlanjutan hidup telah merambah
ke semua aspek kehidupan manusia sehingga perlu adanya kesadaran yang lebih agar masalah
tersebut dapat diatasi. Kurangnya lahan hijau, polusi udara, polusi air, menipisnya lapisan ozon
merupakan contoh dari masalah tersebut yang tentunya akan berdampak besar bagi kehidupan
manusia. Pada kenyataannya, penyumbang terbesar polusi di dunia adalah pemakaian energi, dan
tentunya seorang arsitek memiliki peran penting dalam mengatur pemakaian energi dalam
bangunan yang dirancangnya.

Agar dapat menemukan solusi dari masalah tersebut kita harus melihat akar atau
penyebab dari masalah tersebut, seperti pembangunan yang berlebihan dan kurang terpikirkan,
pembuangan limbah pabrik dan rumah tangga sembarangan, pemakaian energi yang berlebihan,
emisi gas dari kendaraan bermotor dan banyak lagi. Maka untuk mengatasi masalah tersebut, kita
sebagai manusia harus ikut berperan dalam menjaga lingkungan untuk menjaga keberlanjutan
hidup dan menjamin kehidupan yang baik bagi penerus kita. Tentunya arsitek juga berperan
dalam mengatasi masalah lingkungan dan keberlanjutan hidup ini, salah satu contohnya adalah
dengan merancang bangunan dengan ilmu atau konsep Arsitektur Berlanjut.

ISI
Masalah mengenai lingkungan seperti polusi, perubahan iklim, banjir, dan global
warming bukanlah suatu hal baru dan pastinya sering kita dengar pada kehidupan saat ini.
Masalah ini tentunya berdampak besar bagi kehidupan manusia dan akan berakibat fatal jika
tidak teratasi dari awal. Tentunya untuk mengatasi sebuah masalah kita harus mengetahui akar
atau penyebab dari masalah tersebut, untuk kasus ini salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan mendata jejak ekologi dan biokapasitas dari sebuah tempat.

Sebelum membahas mengenai jejak ekologi tentunya kita harus mengerti arti dari kata
ekologi itu sendiri, ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos (rumah atau tempat hidup) dan
logos (ilmu). Secara harfiah ekologi merupakan ilmu yang mempelajari organisme dalam tempat
hidupnya atau dengan kata lain mempelajari hubungan timbal-balik antara organisme dengan
lingkungannya. Maka jejak ekologi merupakan sebuah sistem yang mengukur seberapa banyak
ruang, baik di darat maupun di air, yang diperlukan manusia untuk menghasilkan sumber daya
yang mereka habiskan dan menyerap limbah yang mereka hasilkan, dengan kata lain jejak
ekologi akan mengukur permintaan individu atau populasi mengenai kebutuhan mereka yang
terkait dengan alam atau pun lingkungan.
Seiring berkembangnya zaman, biokapasitas yang dimiliki oleh setiap negara terus
berkurang. Biokapasitas sendiri merupakan sebuah kapasitas ekosistem untuk menghasilkan
material biologi yang berguna dan kapasitas untuk menyerap limbah yang dihasilkan oleh
kegiatan manusia dengan menggunakan cara pengelolaan dan teknologi yang dikuasai saat ini.

Bila ini terus dilanjutkan, bumi kita akan mengalami overshoot terus menerus tiap
tahunnya. Earth Overshoot day (Hari Melampaui Batas) adalah hari di mana sumber daya alam
yang akan digunakan oleh manusia di sisa tahun yang sedang berjalan tidak dapat dikembalikan
lagi. Pada tahun 1987, telah terjadi overshoot pertama kita, di tanggal 19 desember, dan semakin
ke tahun- tahun sekarang, hari overshoot ini semakin cepat. Pada contohnya di tahun 2022 ini,
overshoot terjadi pada 28 Juli. Ini artinya kita terus meminjam sumber daya alam yang
seharusnya bisa dinikmati oleh generasi mendatang.

Hal ini sungguh memprihatinkan dan entah kemana dibawa masa depan generasi yang
akan datang. Ditambah jumlah populasi di generasi yang akan datang terus bertambah.
Contohnya Indonesia akan mencapai sekitar 400 juta penduduk pada tahun 2050 , hal ini dapat
mengakibatkan perebutan sumber daya alam, karena sumber daya yang semakin langka dan
bertambahnya demand berkali kali lipat dari tahun sekarang. Kelangkaan air bersih, energi,
material. Bertambahnya limbah yang diproduksi karena kebutuhan industry. Perubahan iklim,
terganggunya ekosistem, udara yang mungkin menjadi beracun untuk dihirup, semua yang kita
jalani sekarang membawa kita kearah yang seperti itu.

Kita sebagai mahasiswa arsitektur dan calon arsitek harus sadar akan dampak apa yang
dapat kita berikan untuk terjadi perubahan dan penanggulangan terhadap hal hal yang dibahas
diatas. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan ilmu arsitektur berkelanjutan dalam
proses perancangan. Arsitektur Berlanjut sendiri merupakan sebuah konsep yang mendukung
berkelanjutan lingkungan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih
lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis
manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja
arsitektur. Secara singkat Arsitektur Berkelanjutan adalah arsitektur yang membantu mengurangi
dampak negatif bangunan pada lingkungan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya,
pembangunan atau bangunan dan industri konstruksi berdampak kepada perubahan iklim yang
terjadi saat ini, contohnya dapat kita lihat di kehidupan sehari-hari, seperti bagaimana rumah dan
bangunan di sekitar telah menghasilkan sebanyak 40% emisi gas rumah kaca di dunia. Maka
dengan adanya arsitektur berlanjut, arsitek dapat mengurangi dampak tersebut dengan cara
menentukan serta merancang lingkungan binaan yang dapat mengurangi dampak dari hal
tersebut.
PENUTUP

Dalam mendesain atau membangun suatu projek, seorang arsitek diwajibkan mampu
menganalisa suatu kondisi lingkungan sekitar proyek yang sedang dilaksanakannya. Perlunya
memperhatikan lingkungan dalam segi lahan dan aspek sosial serta pertimbangan pengaruh
pembangunan terhadap lingkungannya menjadi perhatian utama sang arsitek untuk mencari
solusi dari semua keadaan untuk mencapai hasil desain yang dapat diterima dari berbagai pihak
tanpa mengurangi resiko desain terhadap bangunan lingkup sekitarnya. Hal ini melatih seorang
arsitek untuk tidak egois dalam merancang. Jika dilihat dari sudut pandang lain pembangunan
memang diperlukan karena tanpa membangun kita juga tidak akan maju, namun bukan
pembangunan yang merusak lingkungan. Oleh karena itu, arsitek memiliki tanggung jawab besar
akan keberlangsungan lingkungan hidup dan menjadi agen perubahan untuk lingkungan yang
lebih baik lagi di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/40475/2/bab_2.pdf
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hari_Melampaui_Batas
https://ecojungle.net/post/the-most-polluting-industries-in-2021/
https://www.arsitur.com/2019/08/sustainable-architecture-adalah.html
https://hma.arsitektur.ft.undip.ac.id/2022/03/31/green-building-dan-green-architecture-menuju-su
stainable-architecture/
https://jurnal.ft.uns.ac.id/index.php/senthong/article/view/1082

Anda mungkin juga menyukai