Anda di halaman 1dari 3

1 a. Pada saat ini, sedang marak-maraknya kondisi dimana Persatuan Indonesia semakin terancam.

Keanekaragaman kebudayaan, etnis, agama yang ada di Indonesia ini, ternyata masih sulit diterima
oleh Sebagian dari masyarakat kita. Tidak jarang di kehidupan sehari – hari saya menghadapi situasi
dimana orang orang di sekitar kita pun tanpa sadar mendiskriminasi atau ‘ menjudge ‘ orang lain
hanya karena dari agama atau warna kulitnya saja. Namun, sumber disintegrasi bangsa ini yang
sebenarnya pada saat saat ini diakibatkan ajaran dan doktrin – doktrin radikalisme yang melenceng
dan tidak sesuai nilai yang diajarkan dari agama mereka. Contohnya seperti kegiatan bom bunuh diri,
penyerangan terhadap polisi, ormas yang berkedok agama namun menyeru-nyerukan perpecahan,
dan masih banyak lagi. Oknum – oknum seperti mereka itu memaksakan doktrin mereka dan
kepercayaan mereka untuk menggantikan Pancasila, padahal Ketuhanan Yang Maha Esa di Pancasila
itu bersifat universal, bisa untuk semua kepercayaan, dan tidak boleh memaksakan kepercayaan
mereka terhadap orang lain. Hal ini menggangu identitas Indonesia yang plural dan majemuk yang
menghargai satu sama lain, dan identitas itu harus hidup dalam keseharian masyarakat kita.

Pada saat pandemic ini, nilai terpenting yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita adalah nilai
nilai kemanusiaan. Dimana masyarakat harus saling membantu agar bisa melewati kondisi yang
tentunya merugikan banyak pihak terutama masyarakat ekonomi kelas menengah kebawah. Tidak
jarang saya lihat di sosial media dimana keluarga pasien covid 19 mengeluh karena tidak dapat
penanganan yang setara dengan penanganan orang lain yang strata sosial nya lebih tinggi. Seperti
rumah sakit jika sudah penuh, pasti orang yang lebih kaya yang akan diutamakan terlebih dahulu.
Keadilan sosial masih belum terwujud.

1b. Tertinggi:

- Nilai Kemanusiaan; mengutamakan kemanusiaan atas segala hal. Humanity over everything
- Nilai Persatuan; Mengutamakan Persatuan, Pluralisme
- Nilai Keadilan; Tidak membedakan dan mendiskriminasi suatu golongan tertentu
- Nilai Kerakyatan; mengutamakan rakyat, dengan permusyawaratan

Terendah:

- Nilai paksaan; Memaksakan pendapat dan kepercayaan orang lain


- Nilai Egosentris; Mementingkan kepentingkan diri sendiri dibandingkan orang lain
- Nilai rasisme SARA; diskriminasi golongan rasa tau agama tertentu.
- Nilai eksklusif; menutup diri dari kebudayaan di lingkungannya karena menggangap
kebudayaan diri paling eksklusif

1 c.
 Sidang pertama BPUPKI (29 Mei - 1 Juni 1945) Agenda Sidang yang dibicarakan adalah Dasar
Negara Indonesia Merdeka. M. Yamin ( 29 Mei 1945) mengusulkan dasar negara Indonesia
yaitu: -Peri Kebangsaan -Peri Kemanusiaan -Peri Ketuhanan -Peri kerakyatan -Kesejahteraan
Rakyat.
 Mr. Soepomo (31 Mei 1945) memaparkan 3 teori negara
a. Negara Individualistik
b. Negara golongan
c. Negara Integralistik,
Soepomo menolak negara individualistik dan negara golongan serta mengusulkan negara
integralistik/negara kesatuan, negara satu untuk semua.
 Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945 ) Dasar Indonesia merdeka/fundamen yang diatasnya didirikan
gedung Indonesia merdeka Dasar yang diusulkan , yaitu : - Kebangsaan (nasionalisme); -
Kemanusiaan (internasionalisme); - Musyawarah, mufakat, perwakilan; - Kesejahteraan
sosial; - Ketuhanan yang berkebudayaan. Selanjutnya kelima prinsip tersebut diberi nama
Pancasila.
 Dibentuk Panitia Delapan Pada tanggal 1 Juni 1945
 Kesepakatan Dasar Negara Panitia sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945, menghasilkan
kesepakatan dasar negara tertuang dalam alinea keempat rancangan Preambule UUD 1945
sbb: Ketuhanan , dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya;
Kemanusiaan yang adil dan beradap; Persatuan Indonesia; Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
 Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945) 1. Dasar negara disepakati yaitu Pancasila seperti
dalam Piagam Jakarta
 Sidang Pertama PPKI (18 Agustus 1945) 1. Sore hari setelah proklamasi, datang opsir Jepang
ke rumah Bung Hatta, menyampaikan keberatan Wakil Indonesia bagian Timur terhadap
tujuh kata dalam sila pertama Piagam Jakarta. 2. Sebelum sidang, Bung Hatta menemui
wakil-wakil Islam, dan sepakat untuk menghilangkan tujuh kata tersebut.

2a. Makna Ketuhanan Yang Maha Esa


Ketuhanan Yang Maha Esa berasal dari istilah dalam bahasa Sanskerta ataupun bahasa Pali. Sila
pertama ini bermakna bahwa bangsa Indonesia percaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Karena Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta segala isinya baik benda mati maupun
benda hidup.
Nilai- nilai sila 1 Pancasila :

Keyakinan adanya Tuhan berarti kepercayaan yang berpangkal dari kesadaran manusia sebagai
mahkluk Tuhan. Atas keyakinan yang demikian maka negara Indonesia berdasarkan ketuhanan Yang
maha Esa. Dengan demikian negara memberi jaminan sesuai dengan keyakinannya untuk beribadah
menurut agamanya dan kepercayaannya itu sehingga tidak boleh ada pertentangan dalam hal
ketuhanan,tidak boleh ada sikap anti Tuhan serta anti kehidupan beragama. Di Indonesia tidak boleh
ada paham yang meniadakan atau mengingkari adanya Tuhan Yang maha Esa, yang ada hanyalah
adanya Tuhan dengan toleransi terhadap kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan
keyakinannya dan beribadah menurut agamanya itu. Ketuhanan yang maha Esa merupakan sumber
pokok nilai kehidupan bangsa Indonesia sehingga diletakkan pada sila pertama Pancasila hal
tersebut karena pada pembentukan negara Indonesia disadari bahwa Indonesia tidak akan pernah
merdeka jika Tuhan tidak berkehendak.

Beberapa makna dari sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa :

Masyarakat Indonesia percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yag adil dan beradab. Dapat
menghormati antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda sehingga
hidup dengan damai dan rukun satu sama lain. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Tidak memaksakan suatu agama atau
kepercayaan kepada orang lain. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan
beribadah menurut agamanya. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan
dalam beribadah menurut agama masing-masing.

2b. Menurut saya usulan Menteri Agama RI ini memenuhi prinsip sila ke 1 Ketuhana
Yang Maha Esa, dimana Hormat dan menghormati serta bekerjasama antar pemeluk
agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda. Hal ini mungkin menurut
beberapa orang ‘ribet’ buat apa harus doa dengan semua kepercayaan? Namun menurut
saya hal ini bisa mencerminkan identitas Indonesia yang saling menghormati
kepercayaan satu sama lain , dan tidak masalah jika Bersatu. Mungkin ada harapan di
kepala Menteri agama RI, bahwa cita cita nya ini bisa sampai ke masyarakat dari gestur
dan kebiasaan kecil yang dicontohkan oleh pemerintah.

2c. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain.
Di Indonesia sudah terjadi beberapa kali kejadian dimana salah satu golongan tertentu
yang memaksakan kepercayaan mereka menjadi ideologi dari bangsa kita. Hal itu
mereka ingin wujudkan dengan mengajarkan doktrin doktrin yang tidak benar kepada
orang orang
Yang menyebabkan bom bunuh diri, kemudian aksi menyerang apparat kepolisian, dan
masih banyak lagi. Hal tersebut melanggar sila Ketuhanan Yang Maha Esa dimana tidak
boleh memaksakan suatu agama dan kepercayan kepada orang lain, dan aksi mereka itu
membuat ketidaktenangan dan hilangnya rasa aman kepada minoritas.

Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan


kepercayaan masing-masing.
Untuk perihal ini, saya beberapa kali pernah membacanya di berita dimana agama
tertentu yang disulitkan untuk membangun tempat ibadah ataupun didemo agar
diberhentikan kegiatan ibadahnya di tempat tersebut. Hal ini melanggar nilai nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa dimana harus menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesama kita semua.

3.

Anda mungkin juga menyukai