NIM : 2207134464
RINGKASAN BAB 1
Kebijakan (policy) adalah serangkaian Keputusan yang diambil oleh para pelaku politik
untuk memilih dan mencapai suatu tujuan tertentu. Kebijakan biasanta dibuat oleh
pemerintah yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak Ada empat kebijakan, yaitu:
1. The Policy Affects All of The Citizens.
2. The Slow Change of The Policy.
3. Related to Many Other Policies.
4. Dificult to Design.
RINGKASAN BAB 2
Sekelompok manusia mulailah mulai bertani dan berternak dan mengharuskan mereka menetap
di suatu tempat sehingga terjadilah perubahan pada pola pemukiman. Pengetahuan manusia
mulai meningkat dengan munculnya barang kerajinan, organisasi/aturan yang mengatur cara
berinteraksi. Dari interaksi sosial diantara mereka mulai diperlukan adalanya laat tukar dengan
cara barter barang atau jasa hingga terbentuknya pasar. Habitat di Indonesia, Ketika migran
Austronesia membentuk kelompok menetap dan membentuk kebudayaan megalitikum. Cara
hidup manusia pada zaman purbakala adalah sebagai pengumpul dengan berburu binatang liar,
serta tinggal di dalam gua atau di atas pohon untuk melindungi diri dari bahaya. Sejalan dengan
perkembangan kemampuan manusia mulailah dipikirkan bagaimana caranya untuk menguasai
sumber pangan sehingga pangan tersebut terjamin.
Perkembangan permukiman didunia mulai dengan penemuan sistem pertanian melalui
pembudidayaan hewan dan tumbuhan. Dengan sistem seperti ini maka manusia mulai hidup
berkelompok menetap dan membentuk sistem pemerintahan sederhana. Bentuk dari sistem ini
membentuk lingkungan tempat tinggal mereka dan kemudian menjadi awal dari perkembangan
permukiman yang menjadi sebuah kota. Berikut ini sejarah perumahan di Indonesia dari tahun
1924-1949.
1924 :
Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Peraturan Perumahan Pegawai Negeri Sipil
atau Burgelijk Woning Regeling atau disebut dengan BWR. Peraturan ini mendorong
penyediaan perumahan bagi Pegawai Negeri Sipil oleh Pemerintah Hindia Belanda.
1925 - 1930 :
Pemerintah Hindia Belanda mulai lebih serius melakukan penataan kota menjadi lebih
modern mengacu model kota-kota di Eropa untuk menyediakan permukiman yang layak
kepada orang-orang Belanda dan Eropa yang makin banyak datang ke Hindia Belanda
1934 :
Pemerintah Hindia Belanda melaksanakan dua program perumahan perkotaan, yaitu :
1. Perbaikan kampung atau Kampung Verbetering dan penyuluhan tentang rumah
sehat.
2. Penanggulangan penyakit pes atau pest bestrijding di daerah perumahan kumuh.
1945 :
Departemen Pekerjaan Umum terbentuk, yang salah satu tugas dan fungsinya adalah
melakukan pembangunan dan pemeliharaan gedung-gedung. Namun, karena kondisi
negara sedang tidak aman dan tidak stabil saat itu, maka dampak pembangunan
perumahan belum terasa oleh masyarakat
1949 :
Stadsvorming Ordonantie (SVO) atau Undang-undang Pembentukan Kota ditetapkan,
mendasari pembangunan Kebayoran Baru, pelopor pembangunan perumahan Indonesia.