Anda di halaman 1dari 27

Review Pembangunan Yang Perlu Dibiayai

Ditinjau Dari Aspek :


Ekonomi, Kesejahteraan, Modernisasi dan Keberla
njutan
KELOMPOK 6:
Mira Shanty 22116005
Annisya Dwiana K 22116011
Pandu Dewanata 22116041
Gemilau Marsikha 22116042
Lukman Jakatama 22116058
Rut Gestiara S 22116056
Raja Alamsyah 22115042

PL3181 PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN


OUTLINE

•Komponen Pembangunan Kota dan Wilay


ah
•Urusan Wajib Pemerintah
•Stakeholder dalam Pembiayaan
•Teknik-Teknik Pembiayaan
•Pembiayaan dalam Konteks Governance
Komponen Pembangunan Kota dan Wilayah yang perlu dib
iayai:

o Ekonomi Wilayah dan Kota


o Kesejahteraan Wilayah dan Kota
o Modernisasi Wilayah dan Kota
o Keberlanjutan Wilayah dan Kota
Urusan Wajib Pemerintah
 pemberdayaan perempuan dan perlin
pendidikan; dungan anak;
kesehatan;  keluarga berencana dan keluarga seja
lingkungan hidup; htera;
pekerjaan umum;  perhubungan;
penataan ruang;  komunikasi dan informatika;
 pertanahan;
perencanaan pembangunan;
 kesatuan bangsa dan politik dalam ne
perumahan; geri;
kepemudaan dan olahraga;  otonomi daerah
penanaman modal;  pemberdayaan masyarakat dan desa;
koperasi dan usaha kecil dan menengah;  sosial;
kependudukan dan catatan sipil;  kebudayaan;
ketenagakerjaan;  statistik;
 kearsipan; dan
ketahanan pangan
 perpustakaan
EKONOMI KESEJAHTERAAN
1. Penanaman modal 1. Pendidikan
2. Koperasi dan UKM 2. Kesehatan
3. Pertanahan 3. Perumahan
4. Kepemudaan dan Olah raga
KEBERLANJUTAN 5. Kependudukan dan Catatan Sipil
6. Ketenagakerjaan
1. Lingkungan Hidup 7. Ketahanan Pangan
2. Perencanaan Pembangunan 8. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak
9. KB dan Keluraga Sejahtera
10. Kesbangpol
MODERNISASI 11. Otonomi Daerah
12. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1. Pekerjaan Umum 13. Sosial
2. Penataan Ruang 14. Budaya
3. Perhubungan 15. Perpustakaan
4. Komunikasi dan Informatika
5. Statistik
6. Kerasipan
Stakeholder dalam Pembiayaan

Governance

Private
Goverment Sectors

Masyarakat
Teknik-Teknik Pembiay
aan
Jenis Instrumen Keuangan untuk Modal pembiayaan pembangunan ada 3 (tiga)
macam, yaitu :
1. Pembiayaan Melalui Pendapatan (revenue financing) yang dapat bersifat
konvensional maupun non-konvensional
2. Pembiayaan Melalui Hutang, yang dapat bersifat konvensional maupun
non-konvensional
3. Pembiayaan Melalui Kekayaan (Asset) yang dapat bersifat non-konvensional
KESEJAHTERAAN

1. Development Impact Fees


 Development impact fees dibayar oleh developer kepada pemerintah daerah
atau perusahaan daerah sebagai kompensasi dari adanya dampak yang
ditimbulkan karena adanya pembangunan baru, misalnya pembangunan
kompleks perumahan, yang berdampak pada dibutuhkannya prasarana baru di
luar kompleks yang bersangkutan.
 Tujuan utama dari pengenaan pungutan ini adalah untuk menutupi biaya yang
berkaitan dengan pembangunan prasarana yang dibutuhkan sebagai akibat dari
adanya pembangunan di suatu lokasi, misalnya kompleks perumahan, industri,
dan sebagainya.
 Pungutan ini biasanya dikenakan pada saat izin membuat bangunan ( IMB )
dikeluarkan oleh pemerintah daerah
Excess condemnation
2.• Excess merupakan metode pembiayaan prasarana
Condemnation
secara tidak langsung, dimana sejumlah tanah disisihkan untuk
pembangunan prasarana, dan sejumlah lainnya diberikan pada
developer swasta untuk pembangunan komersial.

Sebagai imbalannya, developer berkewajiban untuk membangun prasa


rana
yang dibutuhkan. Instrumen ini biasa digunakan untuk membangun ke
mbali daerah-daerah kumuh, dimana melalui instrumen ini penyediaan
prasarana
perkotaan di daerah tersebut dapat dilaksanakan tanpa dibiayai oleh s
ektor
publik.
3. Linkage
Pembiayaan ini dilakukan oleh developer, yangmana developer diharuskan
menyediakan dan membiayai prasarana sejenis di daerah lain yang kurang
diinginkan, dalam rangka mendapatkan persetujuan pembangunan di daerah yang
diinginkan.

Metode semacam ini sudah diterapkan oleh pemerintah, namun masih terbatas
dalam sektor perumahan. Pemerintah melalui Menteri Negara Perumahan Rakyat
menetapkan bahwa developer perumahan perlu menyeimbangkan pembangunan
perumahan mewah, sedang dan sederhana. Dengan kata lain, Para developer
diwajibkan untuk melakukan pembangunan perumahan sederhana sebagai
konpensasi diberikannya izin untuk membangun perumahan mewah. Adanya
ketentuan ini secara tidak langsung telah membantu pemerintah dalam penyediaan
rumah sederhana maupun sangat sederhana
Contoh:
Penerapan di Indonesia: Konsep Hunian Berimbang
4. Health
Health Insurance
Insurance sebagai sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga atau pihak asura
nsi setelah pencari layanan kesehatan berobat. Sistem
health insurance ini dapat berupa system kapitasi dan system Diagnose Related Group (DRG sys
tem).

Sistem kapitasi merupakan metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana PPK men
erima sejumlah tetap penghasilan per peserta untuk
pelayanan yang telah ditentukkan per periode waktu yang dilakukan oleh suatu lembaga kepada PP
K. Salah satu lembaga di Indonesia adalah Badan
Penyelenggara JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat).

Sistem DRG (Diagnose Related Group). Pada system ini, pembayaran dilakukan dengan melihat di
agnosis penyakit yang dialami pasien. PPK telah
mendapat dana dalam penanganan pasien dengan diagnosis tertentu dengan jumlah dana yang ber
beda pula tiap diagnosis penyakit. Jumlah dana yang diberikan ini, jika dapat dioptimalkan penggun
aannya demi kesehatan pasien, sisa dana akan menjadi pemasukan bagi PPK.

Contoh health insurance yang di berada dibawah naungan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dia
ntaranya :
EKONOMI

5. Land Readjustment

Land readjustment adalah penataan lahan dengan berbasis


pada peningkatan lahan itu sendiri. Land readjustment dapat di
kelola secara bersama-sama atau dikelola secara sepihak, oleh
pihak swasta atau pemerintah.

Walaupun land readjustment di Indonesia masih belum


merupakan penerapan land readjustment secara murni, tetapi
telah dilaksanakan program semacam land readjustment berupa:
• KIP (Kampoeng Improvement Program) ,
• Konsolidasi Lahan (Land Consolidation), dan
• Peremajaan Kota (Urban Renewal).
6. Betterment Levies
Betterment levies adalah tagihan modal (capital charges)
yang ditujukan untuk menutupi biaya modal dari investasi
prasarana.

Tujuannya:
Untuk mendorong masyarakat yang memperoleh manfaat
dari adanya prasarana umum agar turut menanggung
biayanya. Dengan demikian, pungutan ini dikenakan
langsung kepada mereka yang memperoleh manfaat
langsung dari adanya perbaikan prasarana umum tersebut.
KEBERLANJUTAN

7. Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL)


Pembayaran jasa lingkungan (PJL) adalah pemberian imbal jasa berupa pembayaran
finansial dan non finansial kepada pengelola lahan atas jasa lingkungan yang
dihasilkan.
Sistem pembayaran jasa lingkungan (PJL) adalah mekanisme pembayaran finansial
dan non finansial dituangkan dalam kontrak hukum yang berlaku meliputi aspek-aspek
legal, teknis maupun operasional.

Komponen sistem PJL adalah:


(a) jasa lingkungan yang dapat diukur; (b) penyedia; (c) pemanfaat; (d) tata cara pembayaran
Tujuan pembayaran :
Finansial dan non finansial jasa lingkungan adalah: sebagai alternatif sistem produksi dan pe
ngelolaan lahan yang lebih ramah lingkungan, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan
pengelola lahan, sebagai upaya perlindungan lingkungan dan pengelolaan sumber daya ala
m untuk pembangunan ekonomi dan sosial yang lestari.
8. Dana Swadaya Masyarakat

Dana Swadaya Masyarakat adalah Uang atau barang/jasa yang


dapat dinilai dengan uang yang berasal dari masyarakat dan
secara langsung digunakan suatu keperluan pembangunan
perkotaan.

Penerapan di Indonesia:
 Program Surabaya Green and Clean
 Surabaya Berwarna Bunga
EKONOMI

9. Debt For Nature Swaps


• Debt for Nature Swaps adalah pembatalan hutang
dalam pertukaran dengan komitmen atas mobilisasi
sumber daya domestik untuk pelestarian lingkungan/sumber
daya alam.
• DNS merupakan mekanisme alternatif untung mengurangi
hutang luar negeri dan sekaligus meningkatkan daya
dukungan bagi pelestarian lingkungan.
• Contoh: AS memaafkan utang sebanyak 28.500 dollar
Amerika ke Indonesia dalam upaya pelestarian hutan di
Kalimatan.
MODERNISASI

10. Joint Venture

Joint Venture adalah Kerjasama pemerintah dan swasta


dalam penyediaan pelayanan infrastuktur. Bentuk kerjasama ini
didasarkan atas tanggung jawab dan kepemilikan bersama.

Struktur Pembiayaan:
1. Pemerintah dan swasta harus berkontribusi dalam pembiayaan
dari sejak awal
2. Modal sesuai kesepakatan
3. Perusahaan harus membiayai secara independen
MODERNISASI

11. Hybrid Financing


Hybrid Financing
adalah pilihan pembiayaan yang memiliki karakteristik utang dan ekuitas.

• Operasional dan pemeliharaan :


private (swasta/BUMN/BUMD)
• Konstruksi :
publik (Pemerintah)

Contoh:
pembangunan jalan, pembangkit listrik, pelabuhan
MODERNISASI

12. Public Private Partnership


PPP (Public Private Pertnership)
adalah suatu perjanjian kerjasama atau kontrak antar instansi pemerintah
dengan badan usaha atau instansi swasta.

Jenis-jenis PPP:
1. Kontrak Servis
Kontrak antara pemerintah dan pihak swasta untuk melaksanakan tugas tertentu, misalnya jasa perbaikan,
pemeliharaan atau jasa lainnya, umumnya dalam jangka pendek (1-3 tahun), dengan pemberian kompensasi/
fee.
Beberapa contoh Kontrak Servis:
• Kontrak pembersihan jalan
• Pengumpulan dan pembuangan sampah
• Pemeliharaan jalan
• Pengerukan kali
• Jasa mobil derek
2. Kontrak Sewa (lease)
Kontrak dimana pihak swasta membayar uang sewa (fixed fee) untuk penggunaan sementara
suatu fasilitas umum, dan mengelola, mengoperasikan, serta memelihara, dengan menerima
pembayaran dari para pengguna fasilitas (user fees). Penyewa/pihak swasta menanggung
resiko komersial. Masa kontrak umumnya antara 5-15 tahun.
Beberapa contoh Kontrak Sewa:
• Taman hiburan (entertainment complex)
• Terminal Udara/bandara
• Armada bis atau transportasi lainnya

3. Kontrak Manajemen
Pemerintah menyerahkan seluruh pengelolaa (operation & maintenance) suatu infrastruktur
atau jasa pelayanan umum kepada pihak swasta, dalam masa yang lebih panjang (umumnya
3-8 tahun), biasanya dengan kompensasi tetap / fixed fee.
Beberapa contoh Kontrak Manajemen:
• Perbaikan dan pemeliharaan jalan
• Pembuangan dan pengurugan sampah (solid waste landfill)
• Pengoperasian instalasi pengolahan air (water treatment plant)
• Pengelolaan fasilitas umum (rumah sakit, stadion olahraga, tempat parkir, sekolah)
4. Kontrak Build-Operate-Transfer/BOT
kontrak antara instansi pemerintah dan badan usaha/swasta (special purpose company), dimana badan usaha bertanggung j
awab atas desain akhir, pembiayaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan (O & M) sebuah proyek investasi bidang infrastru
ktur selama beberapa tahun; biasanya dengan transfer aset pada akhir masa kontrak. Umumnya, masa kontrak berlaku antar
a 10 sampai 30 tahun.
Beberapa contoh Kontrak Sewa:
• Pembangkit Listrik (Independent Power Producer/IPP)
• Jalan Toll
• Terminal Udara (Airports)
• Bendungan & bulk water supply
• Instalasi Pengolahan Air (water/wastewater treatment plant)
• Pelabuhan Laut (Seaports)
• Fasilitas IT (Information Technology)
Jenis Kontrak BOT:
• BT (Build and Transfer)
• BLT(Build-Lease-Transfer)
• BOO (Build-Own-Operate)
• BTO (Build-Transfer-Operate)
• CAO (Contract-Add-Operate)
• DOT (Develop-Operate-Transfer)
• ROT (Rehab-Operate-Transfer)
• ROO (Rehab-Operate-Own)
5. Kontrak Konsesi
Struktur kontrak, dimana pemerintah menyerahkan tanggungjawab penuh kepada pihak
swasta (termasuk pembiayaan) untuk mengoperasikan, memelihara, dan membangun suatu
aset infrastruktur, dan memberikan hak untuk mengembangkan, membangun, dan mengoper-
asikan fasilitas baru untuk mengakomodasi pertumbuhan usaha. Umumnya, masa konsesi
berlaku antara 20 sampai 35 tahun
Beberapa contoh Kontrak Sewa:
• Pelabuhan Udara (keseluruhan atau sebagian) • Penyediaan dan distribusi air bersih
• Rumah Sakit
• Fasilitas olahraga
• Jalan Toll
• Pelabuhan Laut

Perbedaan antara BOT dan Konsesi


• Penerima konsesi (concessionaire) umumnya berinteraksi langsung dengan pemakai
jasa/pelanggan (customers), dan mengandalkan mereka untuk memperoleh pembayaran
atas jasa yang diberikan.
• Konsesi biasanya menyangkut penggunaan dan peningkatan fasilitas yang sudah ada
(existing), sedangkan BOT umumnya menyangkut investasi baru (greenfield project).
MODERNISASI

13. Viability Gap Fund (VGF)


Viability Gap Fund (VGF) adalah Dukungan tunai pemerintah yang diberikan
pada proyek infrastruktur yang diberikan kepada proyek infrastruktur yang
dibangun dengan skema KPS.

Tujuan:
 meningkatkan kelayakan finansial proyek guna menimbulkan minat dan
partisipasi swasta,
 meningkatkan kepastian pengadaan/lelang proyek infrastruktur sesuai
kualitas dan waktu yang ditentukan
 mewujudkan layanan infrastruktur publik dengan tarif yang terjangkau
oleh masyarakat.
14. Obligasi
Obligasi adalah surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindah
tangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada
waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Jenis obligasi berdasarkan penerbitnya, terdiri dari :


 Government bond (Obligasi yang diterbitkan pemerintah pusat),
 Municipal bond (obligasi yang diterbitkan pemerintah daerah) dan
 Corporate bond (obligasi yang diterbitkan perusahaan).

Sumber: Sapto Rahardjo dalam buku “Panduan Investasi Obligasi”


Macam-Macam Bentuk Pembiayaan
Jenis Konvensional Non-Konvensional

Pemerintah/Publik Swasta Pemerintah/Publik Swasta

Revenue • Pajak • Provit (tergantung jenis Dana Swadaya Masyarakat •Development Impact
• Retribusi usaha) Fees
•VGF

Debt (Hutang) • Soft Loan • Komersial Loan (tarif komers • DNS (Debt for Nature Swap) Excess Comdenation
• Bank Pembangunan ial seperti meminjam di Bank • Obligasi
biasa) • Obligasi Daerah

Asset/ Equity • Betterment Tax


• Land Consolidation
• Land Readjustment
• Wakaf/ Hibah • Land Pooling
• Linkage
• PPP
• Joint Venture
• Pembayaran Jasa Lingkungan
• Health Insurance
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai