Pengertian Daerah Tertinggal adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Ruang Lingkup a) Kriteria Indikator Daerah Tertinggal Kriteria adalah kumpulan indikator pada suatu bidang yang dijadikan sebagai dasar penentuan Daerah Tertinggal. 1. Kreteria Ekonomi ( Persentase Penduduk Miskin dan Pengeluaran perkaita penduduk ) 2. Sumberdaya Manusia ( Angka Harapan Hidup, Rata-Rata Lama Sekolah atau RSL (Tahun) , Angka Melek Huruf ) 3. Infrastruktur ( Jalan, fasilitas Pendidikan, Kesehatan, Listrik, air bersih ) 4. Kriteria Kemampuan Keuangan Daerah 5. Aksesibilitas ( akses ke ibu kota, Kesehatan, Pendidikan ) 6. Karakteristik Daerah ( kondisi geografis penentu seberapa rawan bencana daerah tersebut ) b) Penyebab Daerah Tertinggal 1. Prasarana dan Sarana 2. Kebijakan pembangunan 3. Sumberdaya Manusia 4. Sumberdaya Alam c) Permasalahan Daerah Tertinggal Sarana dan prasarana Pendukung ekonomi lainnya masih terbatas Pengelolaan potensi sumberdaya lokal dalam pengembangan perekonomian daerah tertinggal masih belum optimal Kualitas Sumber Daya Manusi dan tingkat kesejahtraan masyarakat daerah tertinggal masih rendah Koordinasi antar pelaku pembangunan didaerah tertinggal masih lemah Tindakan afimatif kepada daerah tertinggal masih belum optimal Aksesbilitas daerah tertinggal terhadap pusat-pusat pertumbuhan wilayah investasi yang membelenggu dan masih rendah Regulasi mengakibatkat ekonomi biaya tinggi. B. Strategi Percepatan Pengembangan Daerah Tertinggal Identifikasi Daerah Tertinggal: Langkah pertama dalam strategi ini adalah mengidentifikasi wilayah-wilayah yang dianggap tertinggal. Ini melibatkan analisis data ekonomi, sosial, dan infrastruktur untuk mengukur tingkat keterbelakangan. Perencanaan dan Prioritisasi: Setelah wilayah-wilayah tertinggal diidentifikasi, strategi ini melibatkan perencanaan yang cermat untuk menentukan prioritas pembangunan. Hal ini mencakup penetapan tujuan dan sasaran yang jelas. Investasi Infrastruktur: Salah satu komponen penting dari strategi ini adalah investasi dalam infrastruktur dasar, seperti jalan, listrik, air bersih, dan fasilitas kesehatan. Infrastruktur yang memadai adalah landasan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Pemberdayaan Masyarakat: Strategi ini sering kali melibatkan pemberdayaan masyarakat di daerah-daerah tertinggal. Ini bisa mencakup pelatihan keterampilan, bantuan dalam pendirian usaha kecil, dan program pendidikan yang relevan. Pengembangan Ekonomi: Strategi ini mencakup upaya untuk mengembangkan sektor ekonomi di wilayah tertinggal. Ini mungkin termasuk dukungan untuk sektor pertanian, industri kecil dan menengah, pariwisata, dan sektor lain yang memiliki potensi pertumbuhan. Pengurangan Ketimpangan Sosial: Selain aspek ekonomi, strategi ini juga berfokus pada pengurangan ketimpangan sosial. Ini termasuk upaya untuk meningkatkan akses pendidikan, kesehatan, dan pelayanan dasar lainnya. Partnership dan Kerjasama: Strategi ini sering melibatkan kerjasama antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, sektor swasta, LSM, dan masyarakat setempat. Keterlibatan semua pemangku kepentingan penting untuk kesuksesan strategi ini. C. Teori dan pendekatan dalam pembangunan Pembangunan adalah proses atau serangkaian upaya yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia serta mendorong pertumbuhan ekonomi, sosial, dan pembangunan infrastruktur dalam suatu wilayah atau negara. Teori Modernisasi Teori modernisasi lahir ditandai dengan beberapa momentum penting yakni pertama terjadinya revolusi intelektual di setiap negara untuk melakukan respons terhadap Perang Dunia II. Banyak pihak yang meyakini bahwa teori ini merupakan pintu masuk menuju perubahan. Dengan adanya perubahan yang terjadi akibat modernisasi, aspek-aspek kehidupan yang terkena dampak modernisasi meliputi demografi penduduk, perubahan sistem stratifikasi sosial, sistem pemerintahan, pendidikan, keluarga, dan pranata sosial (Digdowiseiso, 2019). D. Analisis yang berorientasi pada Tujuan dengan Metode ZOPP ZOPP Singkatan dari “ Zielorientierte Prokjek Planung “ yang dalam bahasa Inggris, diartikan sebagai Suatu Perencanaan proyek yang berorirntasi pada tujuan . Metode ini berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam manajemen proyek untuk merencanakan, mengembangkan , dan mengimplementasikan sebuah proyek untuk mencapai tujuan yang jelas dan spesifik. Metode ZOPP melibatkan berbagai alat dan teknik untuk mengidentifikasi masalah, dan merencanakan langkah- langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Langkah langkah yang dilakukan dalam metode ZOPP adalah: termasuk : • Analisis Masalah • Analisis Peluang • Analisis Pemangku Kepentingan • Analisis Tujuan • Analisis Alternatif • Analisis Kapasitas • Analisis Risiko • Analisis Sumber Daya • Analisis Rencana Tindakan • Analisis Monitoring dan evaluasi E. Modul Indikator Pengembangan (PEMEKARAN) Daerah Menurut Makaganza, 2008 Istilah pemekaran daerah ini hanya untuk memperhalus bahasa yang menyatakan proses perpisahan" atau "pemecahan satu wilayah untuk membentuk satu unit administrasi lokal baru. Tujuan : Peningkatan Pelayanan Publik: Dengan memekarkan daerah, pemerintah dapat lebih efektif dalam menyediakan pelayanan publik, seperti pendidikan, perawatan kesehatan, dan infrastruktur, kepada warga di wilayah yang lebih luas.
Pengembangan Ekonomi: Pemekaran daerah dapat digunakan untuk
mengembangkan ekonomi di wilayah yang terpinggirkan atau kurang berkembang. Hal ini dapat mencakup promosi investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan sektor ekonomi yang potensial. Peningkatan Representasi Politik: Pemekaran daerah juga dapat meningkatkan representasi politik. Dengan memiliki otonomi yang lebih besar, wilayah yang dimekarkan dapat memiliki lebih banyak kendali atas kebijakan dan pengambilan keputusan yang memengaruhi masyarakat setempat. Pengelolaan Sumber Daya Lokal: Pemekaran daerah memungkinkan wilayah-wilayah yang memiliki sumber daya alam, seperti pertanian, kehutanan, atau tambang, untuk mengelola sumber daya mereka sendiri dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan lokal. Pengurangan Konflik: Dalam beberapa kasus, pemekaran daerah dapat digunakan untuk mengurangi konflik antara kelompok etnis atau agama yang berbeda dengan memberikan wilayah otonomi yang lebih besar kepada kelompok-kelompok tersebut. Pengurangan Jarak Administratif: Pemekaran daerah dapat mengurangi jarak administratif antara pemerintah dan warga di wilayah yang lebih terpencil. Ini dapat mempermudah komunikasi dan koordinasi dalam penyediaan pelayanan publik. Pengembangan Potensi Lokal: Pemekaran daerah dapat memberikan wilayah baru kesempatan untuk mengembangkan potensinya sendiri, seperti sektor pariwisata, budaya, atau industri yang unik bagi wilayah tersebut. Pengelolaan Masalah Lokal: Pemekaran daerah dapat memungkinkan pengelolaan yang lebih baik terhadap masalah-masalah lokal yang mungkin tidak diperhatikan dengan baik oleh pemerintah pusat. Penting untuk dicatat bahwa pemekaran daerah juga dapat memiliki tantangan, seperti masalah keuangan, administrasi, atau konflik dengan wilayah asal. Oleh karena itu, perencanaan yang cermat dan konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan penting dalam menjalankan pemekaran daerah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
F. RENSTRA Percepatan Pengembangan Daerah Tertinggal
Analisis Situasi: Identifikasi daerah-daerah tertinggal, prioritas pembangunan, dan hambatan utama yang perlu diatasi. Ini melibatkan analisis data ekonomi, sosial, dan infrastruktur. Penetapan Tujuan dan Sasaran: Tentukan tujuan strategis yang ingin dicapai, seperti peningkatan pendapatan per kapita, peningkatan akses ke pendidikan, kesehatan, atau infrastruktur dasar. Rinci sasaran yang dapat diukur dan diukur untuk memantau kemajuan. Strategi Pengembangan Ekonomi: Identifikasi sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi pertumbuhan di daerah-daerah tertinggal. Rencanakan langkah-langkah untuk mendukung sektor-sektor tersebut, termasuk promosi investasi, pelatihan keterampilan, dan pengembangan usaha kecil dan menengah. Infrastruktur dan Akses Dasar: Rencanakan investasi dalam infrastruktur dasar, seperti jalan, listrik, air bersih, dan fasilitas kesehatan. Pastikan akses yang lebih baik untuk penduduk daerah tertinggal. Pemberdayaan Masyarakat: Program pemberdayaan masyarakat yang mencakup pelatihan keterampilan, dukungan untuk usaha kecil, dan partisipasi aktif warga dalam pengambilan keputusan. Peningkatan Pelayanan Publik: Rencanakan perbaikan pelayanan publik, termasuk pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial lainnya. Pastikan akses yang lebih baik untuk penduduk daerah tertinggal. Pengurangan Ketimpangan Sosial: Identifikasi kelompok-kelompok rentan atau terpinggirkan dan rencanakan langkah-langkah khusus untuk mengurangi ketimpangan sosial, termasuk dukungan pendidikan dan kesehatan.
Partnership dan Kerjasama: Kerjasama dengan pihak swasta, LSM,
pemerintah pusat, dan berbagai pemangku kepentingan lokal untuk mendukung pelaksanaan strategi. Keberlanjutan dan Lingkungan: Pastikan bahwa strategi memiliki fokus pada pembangunan yang berkelanjutan, termasuk perlindungan lingkungan dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. Monitoring dan Evaluasi: Tetapkan sistem pemantauan dan evaluasi yang akan digunakan untuk melacak kemajuan dan hasil. Buat perubahan yang diperlukan berdasarkan hasil evaluasi. Rencana strategi ini harus disusun dengan hati-hati dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan kesuksesan dan dampak positifnya pada daerah-daerah tertinggal. Selain itu, fleksibilitas dalam perencanaan dan adaptasi terhadap perubahan situasi adalah penting untuk mencapai tujuan strategi.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro