Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ICRA

(INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT)


KONSTRUKSI DAN REHAB BANGUNAN
UPT PUSKESMAS SEKARGADUNG
KOTA PASURUAN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Laporan ICRA Kontruksi
dan Rehab Bangunan Infeksi Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
UPT Puskesmas Sekargadung Kota Pasuruan tahun 2021 dapat terselesaikan.
Laporan ini bagi UPT Puskesmas Sekargadung sangat penting sekali karena akan
memberikan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindaklanjuti
berdasarkan hasil penilaian skala prioritas di Puskesmas sehingga dapat digunakan
untuk merencanakan program pengendalian dan pencegahan infeksi untuk perbaikan
pelayanan Puskesmas ke depan. Harapannya, UPT Puskesmas Sekargadung Selalu
dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan berorientasi pada keselamatan
pasien serta melindungi seluruh masyarakat pengguna layanan klinik dari infeksi
selama mendapat pelayanan dari Puskesmas.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
BAB I
1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
2. Tujuan......................................................................................................... 1
BAB II
Hasil Analisis ICRA Konstruksi dan Rehab...................................................... 2
BAB III
Penutup
1. Kesimpulan................................................................................................. 6
2. Saran........................................................................................................... 7
3. RencanaTindakLanjut ................................................................................ 7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi nosokomial merupakan infeksi silang yang terjadi akibat
perpindahan mikroorganisme melalui petugas kesehatan dan alat yang
dipergunakan saat melakukan tindakan. Infeksi adalah adanya suatu organisme
pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal
maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di
rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat
atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien
yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam
menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk
rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien
berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial.
Infection Control Risk Assesment (ICRA) adalah sebuah kegiatan dalam
rangka peningkatkan mutu pelayanan fasilitas kesehatan melalui proses menilai
dan mengontrol risiko infeksi, baik itu dilakukan per unit bagian maupun dapat
dilakukan secara keseluruhan. Penilaian risiko akibat dampak konstruksi atau
rehab yang dikenal sebagai Infection Control Risk Assesment (ICRA) adalah
suatu proses terdokumentasi yang dilakukan sebelum memulai kegiatan
pemeliharaan, perbaikan, pembongkaran, konstruksi maupun rehab untuk
mengetahui resiko dan dampaknya terhadap kualitas udara dengan
mempertimbangkan potensi pejanan pada pasien
Dengan adanya ICRA dapat menekan/ mengurangi angka kejadian HAIs
atau yang sering dikenal dengan sebutan infeksi nosokomial, yaitu infkesi yang
didpat oleh pasien saat menjalani pemeriksaan di fasilitas kesehatan dalam hal
ini Puskesmas. HAIs sendiri memiliki dampak yang sangat merugikan baik
terhadap pasien dan keluarga pasien maupun kerugian bagi Puskesmas adalah
berupa beban kesehatan, ekonomi, sosial maupun lingkungan.
.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas sehingga melindungi
sumber daya manusia kesehatan, pasien, dan masyarakat dari infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan berdasarkan hasil penilaian skala prioritas.
2. Tujuan Khusus:
a. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak risiko terhadap :
1) Paparan kuman patogen melaui petugas, pasien dan pengunjung
2) Tindakan/ prosedur invasif yang dilakukan baik melalui peralatan,
tehnik pemasangan, ataupun perawatan terhadap risiko infeksi (HAIs)
b. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat
ditindaklanjuti berdasarkan hasil penilaian skala prioritas.
BAB II
ANALISIS ICRA KONSTRUKSI DAN REHAB

NO KEGIATAN YA TIDAK NA YA TIDAK NA YA TIDAK NA YA TIDAK NA YA TIDAK NA YA TIDAK NA


29-09-2022 13-10-2022 27-10-2022 10-11-2022 24-11-2022 16-12-2022
1 area kerja/renovasi di isolasi
untuk mencegah kontaminasi 1 1 1 1 1 1
sistem saluran.
2 Dipasang pembatas area
kerja atau terapkan metode
kontrol kubus (menutup area
1 1 1 1 1 1
kerja dengan plastik dan
menyegel ) sebelum
konstruksi dimulai.
3 pemasangan tanda sedang
1 1 1 1 1 1
renovasi
4 Tersedia tempat sampah di
area renovasi dan petugas
1 1 1 1 1 1
membuang sampah pada
tempatnya
5 Semua personil memasuki
0 0 0 0 0 0
tempat kerja diwajibkan APD
6 Dijaga oleh petugas
0 0 0 0 0 0
keamanan
7 Penangan debu sebelum
penghancuran dilakukan
0 0 0 1 1 1
penyiraman untuk
meminimalkan debu
8 General cleaning 1 1 0 1 1 1
9 Uji fungsi 0 1 0 1 1 1
10 Merokok 1 1 1 0 1 1 1
11 Petugas menggunakan
identitas, berpakaian rapi 0 0 0 0 0 0
dan berseragam
12 Sisa bagunan dibersihkan
0 0 0 1 1 1
setiap hari
total
50% 58% 42% 75% 75% 75%

29 SEPT 13 OKT 27 OKT 10 NOV 24 Nov 16 Des


50% 58% 42% 75% 75% 75%

KEPATUHAN VENDOR TERHADAP ICRA RENOVASI DI UPT


PUSKESMAS SEKARGADUNG
80%
60%

% kepatuhan
40%
20%
0%
29 SEPT 13 OKT 27 OKT 10 NOV 24 Nov 16 Des
Minggu
Izin Konstruksi Pengendalian Infeksi
No Izin: 027/1684/423.104/2021
Lokasi Konstruksi: UPT PUSKESMAS SEKARGADUNG POLI KIA Tanggal Mulai Proyek : 15 September 2021 – 13 Desember 2021
Koordinator Proyek PT: CV DELTA ABADI Perkiraan Durasi: 90 Hari
Kontraktor Kerja PT: CV DELTA ABADI Tanggal Izin Kadaluarsa:
Supervisor PT : Telepon:
YA TIDAK AKTIVITAS KONSTRUKSI YA TIDAK KELOMPOK RISIKO PENGENDALIAN INFEKSI
√ TIPE A: Inspeksi, aktivitas non-invasif KELOMPOK 1: Risiko Rendah
√ TIPE B: Skala kecil, durasi singkat, √ KELOMPOK 2: Risiko Sedang
tingkat sedang sampai tinggi
√ TIPE C: Aktivitas menghasilkan debu GROUP 3: Risiko Medium / Tinggi
tingkat sedang sampai tinggi,
memerlukan lebih dari 1 shift kerja
untuk penyelesaian
√ TIPE D: Durasi lama dan aktivitas GROUP 4: Risiko Paling Tinggi
konstruksi membutuhkan shift kerja
yang berturutan.
KELAS II 1. Area kerja/renovasi untuk mencegah kontaminasi sidtem saluran
2. Dipasang pembatas area kerja atau terapkan metode kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik dan
Tanggal menyegel) sebelum kontruksi dimulai
3. Pemasangan tanda "sedang renovasi"
4. Tersedia tempat sampah di area renovasi dan petugas membuang sampah pada tempatnya
5. Semua personil memasuki tempat kerja diwajibkan APD
Paraf 6. Dijaga oleh petugas keamanan
7. Penanganan debu sebelum penghancuran dilakukan penyiraman untuk meminimalkan debu
8. General cleaning
Tanggal 9. Uji fungsi
10. merokok
11. Petugas menggunakan identitas, berpakaian rapih atau seragam
12. Sisa bangunan dibersihkan setiap hari
Paraf IPCN
Persyaratan Tambahan :

Disetujui oleh,
Pimpinan Proyek Ketua PPI

..........................
Izin diminta oleh: Dibuat oleh
1. drg. Martha Wahani P ( ) IPCN
2. dr. Ika Sapta ( )
3.
Tanggal: Tanggal:
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Aktifitas konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Identifikasi Tipe/Jenis Konstruksi KegiatanProyek
Tipe :C
Jenis Konstruksi : Rehab Barat Puskesmas Sekargadung (Poli KIA)
2. Identifikasi Patient Risk Group
Kelompok Resiko : Resiko Sedang
3. IC Matrix-Class of Precaution : Contruction Project by Patient Risk
Level ICRA : II
Level Risiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
Konstruksi
Kel risiko Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV
rendah
Kel risiko Kelas I Kelas II Kelas II Kelas IV
Sedang
Kel risiko Kelas I Kelas II Kelas III/IV Kelas IV
Tinggi
Kel risiko Kelas II Kelas III/IV Kelas III/IV Kelas IV
tertinggi

4. Diskripsi Tindakan Berdasarkan Kelas


Tipe proyek rehab bangunan di Puskesmas Sekargadung termasuk dalam level
II dimana terdapat hal – hal yang harus diperhatikan dan dilakukan selama
proyek rehab berlangsung sebagai berikut :
Selama Rehab :
a) Area kerja/renovasi untuk mencegah kontaminasi sidtem saluran
b) Dipasang pembatas area kerja atau terapkan metode kontrol kubus (menutup
area kerja dengan plastik dan menyegel) sebelum kontruksi dimulai
c) Pemasangan tanda "sedang renovasi"
d) Tersedia tempat sampah di area renovasi dan petugas membuang sampah
pada tempatnya
e) Semua personil memasuki tempat kerja diwajibkan APD
f) Dijaga oleh petugas keamanan
g) Penanganan debu sebelum penghancuran dilakukan penyiraman untuk
meminimalkan debu
h) General cleaning
i) Uji fungsi
j) Merokok
k) Petugas menggunakan identitas, berpakaian rapi atau seragam
Setelah Rehab :
a) Petugas rehab membersihkan lingkungan kerja nya.

B. SARAN
1. Melaksanakan kesepakatan yang telah ditetapkan antara pihak Puskesmas dan
kontraktor.
2. Meningkatkan pengawasan terhadap tenaga kerja yang melakukan rehab.
3. Selalu membersihkan sampah setiap selesai aktifitas kerja.

C. RENCANA TINDAK LANJUT


1. ICRA harus ditinjau dan diidentifikasi setiap tahun
2. Harus memperhatikan lebih detail sarana yang seharusnya ada di KIA seperti
wastafel cuci tangan untuk petugas, kamar mandi harus dilengkapi pegangan
dan colokan listrik harus dipasang.

Pasuruan, Desember 2021


Kepala UPT Puskesmas Sekargadung Program Upaya Penyehatan Lingkungan

drg.Martha Wahani Patrianty Eka Feby Susanty, AMd.KL


NIP.19770319 200604 2 012 NIP.19850201 202012 2 002

Anda mungkin juga menyukai