Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK


EKSI4205

Disusun Oleh :

Nendy Tubagus.S 045077381

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG
TAHUN 2022
1.

a. Secara umum risiko asuransi adalah keadaan yang tidak pasti ketika suatu hal
yang tidak diinginkan terjadi dan bisa menimbulkan suatu kerugian. Sementara
manajemen risiko merupakan proses pengelolaan risiko yang mana mencakup
identifikasi, evaluasi, sampai pengendalian risiko itu sendiri.
Sedangkan asuransi adalah sistem atau tindakan perlindungan yang berkaitan
dengan finansial atas terjadinya hal-hal tidak terduga seperti kerusakan, kehilangan,
sampai kematian. Perlindungan berupa ganti rugi tentunya atas persetujuan
perusahaan yang menyediakan produk asuransi dan konsumen yang membeli
produk asuransi.
b. Penyebaran suatu kerugian yang secara merata, ini dapat diartikan bahwa
besarnya kontribusi atau iuran yang dibayar oleh setiap anggota (Tertanggung)
untuk dana berupa Premi adalah seimbang dengan risiko yang dialihkannya, atau
seimbang dengan kemungkinan terjadinya kerugian dan besarnya kerugian yang
boleh dituntutnya.
Misal :
Pemilik bangunan berkonstruksi kelas III akan membayar iuran yang lebih besar
daripada yang dibayar oleh pemilik bangunan berkonstruksi kelas I atau kelas II,
dengan harga pertanggungan yang sama.
Seseorang yang berusia 40 tahun akan membayar kontribusi premi yang lebih besar
daripada seseorang yang berusia 25 tahun, dengan harga pertanggungan yang
sama.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa fungsi utama Perusahaan Asuransi adalah
menetapkan besarnya premi yang harus dibayarkan oleh setiap Tertanggung atas
risiko yang dialih-kannya tersebut dan mengelolah dana tersebut.
c. Diketahui bahwa dari 100 buah rumah kemungkinan terbakarnya satu rumah
adalah 37 % (tabel binomial) dan rata-rata kerugian untuk setiap kebakaran adalah
Rp. 100.000.000,, maka expected value kerugiannya : Rp. 37.000.000 (37 %xRp.
100.000.000,-).
Apabila terjadi peril, maka pihak asuransi harus membayar santunan
sebesar Rp. 100.000.000,-. Karena pihak asuransi tidak merasa pasti bahwa peril
tersebut terjadi, maka pihak asuransi menetapkan probabilitasnya dari kerugian
seandainya asuransi menetapkan probabilitasnya dari kerugian seandainya betul
terjadi serta menilainya pada tingkat expected loss sebesar Rp. 37.000.000,-.
Selanjutnya bila kemungkinan terbakarnya dua rumah adalah sebesar
19%, maka expected lossnya : Rp. 38.000.000,- (19% x 2 x Rp. 100.000.000,-),
sehingga expected loss untuk satu rumah sebesar Rp. 19.000.000,-.
Kemudian bila kemungkinan terbakarnya sepuluh rumah adalah sebesar
1 %, expected lossnya : Rp. 10.000.000,- (1 % x 10 x Rp. 100.000.000,-), sehingga
expected loss untuk satu rumah sebesar Rp. 1.000.000,-.
Perhitungan seperti tersebut diataslah yang digunakan oleh perusahaan asuransi
dalam mengestimasi total kerugian dan menentukan provisi untuk menetapkan
besarnya premi yang tepat bagi masing-masing tertanggung.
2.
a. Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program
yang menjanjikan manfaat pensiun.
Dana Pensiun terdiri dari:
Dana Pensiun Pemberi Kerja, adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang atau
badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan
Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun Iuran Pasti, bagi kepentingan
sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta, dan yang menimbulkan
kewajiban terhadap Pemberi Kerja.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan, adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank
atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran
Pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari
Dana Pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa
yang bersangkutan.
Dana Pensiun Berdasarkan Keuntungan, adalah Dana Pensiun Pemberi Kerja yang
menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti, dengan iuran hanya dari pemberi
kerja yang didasarkan pada rumus yang dikaitkan dengan keuntungan pemberi
kerja.
b. Fungsi terbagi berdasarkan tiga hal, yaitu fungsi bagi perusahaan, karyawan, dan
bagi penyelenggara program dana pensiun tersebut. Inilah penjelasannya:
Fungsi Bagi Perusahaan
Memberikan penghargaan kepada setiap karyawan karena telah memberikan
pengabdian terhadap perusahaan.
Meningkatkan citra sebuah perusahaan ketika menjalankan bisnis.
Meningkatkan motivasi kerja karyawan, sehingga produktivitas perusahaan juga
meningkat.
Menciptakan rasa aman untuk karyawan agar mampu menurunkan tingkat karyawan
yang berhenti bekerja.
Fungsi Bagi Karyawan
Hari tua yang umumnya sulit untuk melanjutkan kerja dan meraih pendapatan, bisa
tergantikan oleh dana yang sudah dikumpulkan sejak lama.
Jika penerima dana ini meninggal, dana tersebut bisa diwariskan pada keluarga
yang masih hidup.
Fungsi Bagi Penyelenggara Program
Penyelenggara program memiliki kesempatan untuk mengelola dana agar
menghasilkan keuntungan, sebab iuran ini dapat digolongkan ke dalam investasi.
Sebagai aktivitas bakti sosial kepada peserta iuran dana tersebut.
Mendukung program pemerintah dalam pengadaan dana pensiun.
c.
Perhitungan diskonto SBI berdasar rumus diskonto murni (true discount).
Misal:
Tanggal lelang : 3 April 2002
Nilai Nominal SBI : Rp500 milyar
Tingkat Diskonto : 15%
Tanggal Jatuh Tempo : 2 Mei 2002
Jangka Waktu SBI : 1 bulan (28 hari)
Nilai Tunai dapat dihitung sebagai berikut:
(Nilai Nominal) x 360
Nilai Tunai = ---------------------------------------------------------
360 + {(Tingkat Diskonto) x (Jangka Waktu)}
(Rp500.000.000,00) x 360
= ---------------------------------------------------------
360 + { (15%) x (28)}
= Rp494.233.937,40
Nilai Diskonto = Nilai Nominal – Nilai Tunai
Nilai Diskonto = Rp 500.000.000,00 – Rp494.233.937,40
= Rp 5.766.062,60

4.
Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal mempunyai tugas penyelenggaraan sistem
pengaturan dan pengawasan sektor pasar modal yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.

 Dalam melaksanakan fungsi bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal


mempunya tugas pokok:
 Menyusun peraturan pelaksanaan di bidang Pasar Modal;
 Melaksanakan Protokol Manajemen Krisis Pasar Modal;
 Menetapkan ketentuan akuntasi di bidang Pasar Modal;
 Merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang Pasar
Modal;
 Melaksanakan analisis, pengembangan dan pengawasan Pasar Modal
termasuk Pasar Modal Syariah;
 Melaksanakan penegakan hukum di bidang Pasar Modal;
 Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi
oleh OJK, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian;
 Merumuskan prinsip-prinsip Pengelolaan Investasi, Transaksi dan Lembaga
Efek, dan tata kelola Emiten dan Perusahaan Publik;
 Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperolah
izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain yang bergerak di
bidang Pasar Modal;
 Memberikan perintah tertulis, menunjuk dan/atau menetapkan penggunaan
pengelola statuter terhadap pihak/lembaga jasa keuangan yang melakukan
kegiatan di bidang Pasar Modal dalam rangka mencegah dan mengurangi
kerugian konsumen, masyarakat dan sektor jasa keuangan; dan
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner

5
Perbedaan Secara Umum
Secara umum perbedaan pasar modal dan pasar uang ada pada apa yang
diperjualbelikan. Jadi pada pasar uang maka di sana akan dijumpai transaksi jual
beli surat berharga jangka pendek. Sementara itu pada pasar modal di sana kita
akan mendapati transaksi jual beli efek atau surat berharga jangka panjang. Nah
berikut detail perbedaan antara pasar uang dan pasar modal ditinjau dari beberapa
hal.
1. Berdasarkan Jangka Waktu
Perbedaan pertama antara pasar uang dan pasar modal bisa kita tinjau dari jangka
waktunya. Jadi pada pasar uang penawaran transaksi antara pemilik dana dan
peminjam dana yang bertemu secara langsung bersifat jangka pendek. Sementara
itu pada pasar modal, transaksi yang terjadi banyak menawarkan penanaman modal
dalam jangka panjang melalui beberapa instrumennya.
2. Berdasarkan Pilihan Instrumen
Sementara itu ditinjau dari pilihan instrumennya maka juga dijumpai perbedaan. Jadi
pada pasar uang maka instrumen yang ditawarkan yakni Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), sertifikat deposito, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Surat Berharga
Komersial (CPs), Banker’s Acceptance (BA), Surat Perbendaharaan Negara (SPN).
Sementara itu ada pasar modal maka instrumen yang ditawarkan berupa surat utang
(obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif, dan instrumen lainnya.
3. Berdasarkan Institusi
Berikutnya, perbedaan pasar uang dan pasar modal bisa ditinjau dari institusi atau
pengawas tertingginya. Jadi pasar pasar modal, maka pengawas tertingginya yaitu
Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang mengawasi kegiatan di bursa efek.
Sedangkan pada pasar uang maka pengawas tertingginya adalah adalah Bank
Indonesia.
4. Berdasarkan Likuiditas Pasar
Dari tingkat likuiditasnya maka pasar uang memiliki instrumen yang lebih cepat cair
dibandingkan instrumen pasar modal.
5. Berdasarkan Risiko
Dari tingkat risikonya maka bisa didapati bahwa pada pasar uang risikonya lebih
rendah dibanding pasar modal. Fluktuatif atau tingginya risiko pasar modal ini
dikarenakan adanya salah satu instrumen bernama saham.
6. Berdasarkan Return
Jika kamu berinvestasi pada pasar uang maka return yang didapatkan berupa bunga
bank. Sementara itu return yang didapatkan dari investasi pada pasar modal yaitu
berupa dividen atau capital gain.
7. Berdasarkan Aspek Fungsional
Dari sisi aspek fungsionalnya, pasar uang memiliki untuk mendorong likuitas dana
dalam. Sementara itu pasar modal mempunyai fungsi untuk menstabilkan ekonomi
karena waktunya yang sifatnya jangka panjang.
8. Berdasarkan Jenis Keuntungan
Terakhir, dari segi jenis keuntungannya maka bisa didapati bahwa pasar uang
memiliki keuntungan pada pergerakan nilai yang stabil, tingkat likuiditas tinggi dan
bisa berinvestasi di mana saja. Sementara itu investasi pada pasar modal memiliki
keuntungan pada tingkat keuntungan yang relatif tinggi, pilihan instrumen yang
beragam dan juga dapat dijadikannya sebagai jaminan.

Anda mungkin juga menyukai