Anda di halaman 1dari 81

PENGEMBANGAN HANDOUT TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

BERBASIS FLORA DENGAN CIRI KHAS NUSA TENGGARA

TIMUR (NTT) PADA MATERI DUNIA BOTANI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Chandra Janswan Bani


15150023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA

KUPANG

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh Chandra Janswan Bani dengan judul ‘Pengembangan Handout


Tumbuhat Lumut (Bryophyta) Berbasis Flora Dengan Ciri Khas Nusa Tenggara
Timur (NTT) Pada Materi Dunia Botani ’’, telah di periksa dan di diskusikan dengan
yang bersangkutan, maka kami anggap layak dan setuju untuk di presentasikan dalam
ujian skripsi pada tanggal : 08 Mei 2021

MENYETUJUI

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Theodora S.N Manu, S.Pd, M.Pd Fransina Th. Nomleni, S.Pd, M.Pd
NIDN: 08140888801 NIDN: 0821108401

MENGETAHUI
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Fransina Th. Nomleni, S.Pd, M.Pd


NIDN: 0821108401

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengembangan Handout Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Berbasis Flora Dengan Ciri Khas Nusa Tenggara Timur (NTT)
Pada Materi Dunia Botani

Nama : Chandra Janswan Bani

Nim : 15150023

Program Studi : Pendidikan Biologi

DEWAN PENGUJI

NAMA STATUS TANDA TANGAN

Agus M. Meha, S.Pd., M.Pd Penguji Utama

Paulus Tnunay, S.Pd., M.Pd Penguji Anggota I

Theodora S.N Manu, S. Pd., M. Pd Penguji Anggota II


/ Pembimbing Utama

Fransina Th. Nomleni, S.Pd., M.Pd Penguji Anggota III 


/ Pembimbing Anggota

MENGETAHUI

Dekan FKIP UKAW Ketua Program Studi


Pendidikan Biologi

Dr. Andreas J.F. Lumba, M.Pd Fransina Th. Nomleni, S.Pd, M.Pd
NIDN. 0806086801 NIDN. 0821108401

Tanggal Ujian : 08 Mei 2021


Tanggal Yudisium : 05 Juli 2021
ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Chandra Janswan Bani

NIM : 15150023

Program Studi : Pendidikan Biologi

Alamat : Jalan Damai 2 oesapa.

Dengan ini menyatakan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa dalam

menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan Handout Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Berbasis Flora Dengan Ciri Khas Nusa Tenggara Timur (NTT) Pada Materi Dunia

Botani”, saya tidak melakukan plagiasi atau mengambil alih seluruh atau sebagian besar

karya tulis orang lain. Jika saya terbukti melakukan plagiasi saya bersedia hak saya

sebagai mahasiswa dicabut kembali dengan gelar yang sudah diberikan.

Kupang, 26 Januari 2021

Yang membuat pernyataan

Chandra J. bani

iii
BIODATA PENULIS

Penulis dilahirkan pada tanggal 31 Januari 1997, di kota

Kupang,Penulis merupakan anak ke 1 dari 2 orang bersaudara dari

pasangan Bapak Nusmea Bani dan Ibu Merpati Bani-

Reinnati.Penulis mengawali pendidikan pada Sekolah Dasar (SD

GMIT) oekero pada tahun 2003 dan tamat pada tahun 2009. Pada

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama

SMP Negeri 5 Nunbena dan tamat pada tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas SMAN 2 Amarasi Timur dan tamat

pada tahun 2015.

Pada tahun 2015 penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Kristen Artha

Wacana Kupang pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi

Pendidikan Biologi.

iv
Motto:
“Tidak ada hasil yang menghianati
proses, jadi tetap berusaha jangan
putus asa.”
LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus

2. Ayah Nusmea Bani dan Ibu Merpati Bani-Reinnati

3. Adik Tersayang : Julio Bani

4. Teman-Teman Seperjuangan Biologi Angkatan 2015

5. Almamater Yang Selalu Ku Banggakan

v
PENGEMBANGAN HANDOUT TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta) BERBASIS
FLORA DENGAN CIRI KHAS NUSA TENGGARA TIMUR (NTT) PADA
MATERI DUNIA BOTANI
Bani, C.J)* Manu,T.S.N)** Nomleni, F.Th)**

ABSTRAK
Bahan ajar merupakan seperangkat alat yang memuat atau mengandung materi
yang biasa dijadikan pembelajaran di kelas.Bahan ajar menjadi hal yang perlu
diperhatikan karena guru dan peserta didik cenderung sangat bergantung pada bahan ajar.
Akan tetapi, bahan ajar yang digunakan guru adalah buku teks sehingga siswa merasa
jenuh karena dalam proses pembelajaran lebih cenderung menunggu penjelasan dari guru.
Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan adalah handout. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan Handout Tumbuhan lumut (Bryophyta) berbasis flora
dengan ciri khas Nusa Tenggara timur (NTT) Pada materi dunia Botani sebagai bahan
ajar yang layak digunakan didalam proses pembelajaran. Model pengembangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE (analysis, design, development,
implementation, evaluation). Persentase Hasil penelitian yang diperoleh dariuji ahli
materi 75% dengan kualifikasi baik, uji ahli desain 93%, uji ahli media 95%, uji
kelompok kecil 100% dan uji kelompok besar 98%. Persentase penilaian menunjukkan
adanya respon positif terhadap handout Tumbuhan lumut berbasis flora yang
dikembangkan sehingga menunjukkan bahwa handout tumbuhan lumut berbasis flora
yang dikembangkan layak digunakan sebagai bahan ajar karena handout berbasis flora
tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran, Hal ini dikarenakan handout tumbuhan
lumut berbasis flora yang dikembangkan memiliki kelebihan tersendiri, dimana karakter
gambar yang terdapat pada handout di buat dengan desain yang menarik dan gambar
yang ada di dalam handout dapat menarik perhatian siswa sehingga materi
pembelajaran akan lebih mudah dipahami siswa serta dapat membantu guru untuk
mengajar materi dunia botani lumut (Bryophyta).

Kata Kunci : Bahan Ajar, Handout Berbasis flora, Dunia Botani Lumut
Keterangan:
)*Peneliti
)**Pembimbing I
)** Pembimbing II

vi
HANDOUT DEVELOPMENT OF MOSS (Bryophyta)
FLORA BASED WITH THE SPECIFIC FEATURES OF EAST NUSA
TENGGARA (NTT) IN THE WORLD OF BOTANI
Bani, C.J)* Manu,T.S.N)** Nomleni, F.Th)**

ABSTRACT
Teaching materials are a set of tools that contain material that is usually used as
learning in class. Teaching materials are things that need to be considered because
teachers and students tend to be very dependent on teaching materials. However, the
teaching material used by the teacher is textbooks so that students feel bored because in
the learning process they are more likely to wait for an explanation from the teacher.
One of the teaching materials that can be developed is handouts. This research aims to
develop a flora-based Bryophyta Handout with the characteristics of East Nusa
Tenggara (NTT) on Botanical world material as a suitable teaching material for the
learning process. The development model used in this study is the ADDIE model
(analysis, design, development, implementation, evaluation). The percentage of research
results obtained from the material expert test was 75% with good qualifications, the
design expert test was 93%, the media expert test was 95%, the small group test was
100% and the large group test was 98%. The percentage of the assessment shows that
there is a positive response to the developed flora-based moss handout so that it shows
that the flora-based moss handout developed is suitable for use as teaching material
because the flora-based handout is in accordance with the learning objectives.This is
because the flora-based moss handout developed has its own advantages, where the
image characters contained in the handout are made with an attractive design, and the
pictures in the handout can attract students' attention so that the learning material will be
easier for students to understand and can help teachers to teach the world of moss
botanical material (Bryophyta).

Keywords: Teaching Materials, Handout based on flora, Moss Botanical World


Information:
) * Researcher
) ** Advisor I
) ** Advisor II

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena kasih

dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“PENGEMBANGAN HANDOUT TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta) BERBASIS

FLORA DENGAN CIRI KHAS NUSA TENGGARA TIMUR (NTT) PADA

MATERI DUNIA BOTANI ”

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengembangkan Handout Berbasis flora

ciri khas NTT yang dapat digunakan sebagai bahan ajar di SMA Negeri 10 Kota

Kupang Tahun Ajaran 2021/2022.Penelitian ini menggunakan model pengembangan

ADDIE. Model ini terdiri dari lima langkah yaitu: 1) Analisis (Analyze) 2) Desain

(Design) 3) Pengembangan (Development) 4) Implementasi (Implementation) 5)

Evaluasi (Evaluation).

Penulis juga menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan

skripsi ini.Harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun pihak-

pihak yang bersangkutan.

Kupang, 26 Januari 2021

Penulis

viii
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan dan dukungan banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung,

oleh karena itu teriring doa dan rasa hormat, penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Allah Tritunggal Maha Kudus sebagai penolong dan sebagai sumber segala

hikmat yang telah menganugerahkan cinta kasih-Nya kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Almamater tercinta Universitas Kristen Artha Wacana Kuapang.

3. Bapak Dr. Ir Ayub U. I. Meko, M.Si selaku Rektor Universitas Kristen Artha

Wacana Kupang yang telah berkenan menerima penulis berstudi hingga akhir

studi.

4. Bapak Dr. Andreas J.F. Lumba, M.Pd. selaku dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan beserta bapak/ibu dosen dan civitas akademik baik bantuan

langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

5. Ibu Fransina Th. Nomleni, S.Pd,.M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan

Biologi Sekaligus pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu dan tenaga

untuk membimbing dan memotivasi penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

6. Ibu Theodora S. N. Manu, S.Pd., M.Pd selaku dosen penasehat akademik

sekaligus pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk

membimbing dan memotivasi penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.


ix
7. Untuk penguji I Bapak Agus M. Meha, S.Pd., M.Pd dan penguji II Bapak Paulus

Tnunay, S.pd, M.Pd yang telah memberikan arahan, masukan dan bimbingan

kepada penulis.

8. Bapak dan Ibu dosen pengajar FKIP Program Studi Pendidikan Biologi UKAW

Kupang yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan semasa

perkuliahan.

9. Bapak James Ngginak, S.Pd, M.Pd. sebagai ahli materi yang telah membantu

penulis dalam memberikan data.

10. Ibu Novi I. Bullu, S.Pd, M.Si sebagai ahli desain yang telah membantu penulis

dalam memberikan data.

11. Ibu Eltina A. Maromon, S.Pd, M.Pd sebagai ahli media yang telah membantu

penulis dalam memberikan data.

12. bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kupang yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

13. Bapak Videlis sebagai guru bidang studi IPA Biologi yang telah banyak

membantu penulis dalam memberikan data.

14. Siswa-siswi kelas X Mia I sudah bersedia membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian.

15. Orang Tuaku ayah Nusmea Bani dan Ibu Merpati Bani-Reinnati.

16. Saudara-saudari ku yang telah memberikan motivasi kepada penulis, Adik Julio

Bani, ferlis Bani, Jermi Bani,Sry Bani, Wensen Orafeto, Nenny Ora,Elsa Ora,

Wensen Ora, Dina Ora kakak Velly Bere,Dani Da Costa, Sarry Bere, Mama

Yorce,Anak Arsel Bere dan Cheli dacosta.

x
17. Teman_teman ku Rini Rotes, Eki Neno, Maria Hoar, Steven Manu, jeniati Dju,

melanny kore, dan Markus padafing yang selalu mendoakan dan membantu

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

18. Teman-teman seperjuangan kelas A FKIP Pendidikan Biologi tahun angkatan

2015 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis serta telah

menjadi sahabat yang baik bagi penulis.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu namun

telah membantu melancarkan penulisan skripsi ini.

Hanya doa dan harapan serta terimah kasih yang tulus dari penulis atas segala

dukungan semua pihak. Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan berkat dan perlindungan dari Tuhan.

Kupang, 26 Januari 2021

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN........................................................................... iv
BIODATA PENULIS................................................................................. v
MOTTO...................................................................................................... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN.................................................................... vi
ABSTRAK.................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR................................................................................ ix
UCAPAN TERIMA KASIH..................................................................... x
DAFTAR ISI............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Pengembangan ............................................................... 6
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
D. Spesifikasi Produk ...................................................................... 7
E. Pentingnya Pengembangan ......................................................... 8
F. Asumsi dan Keterbatasan ........................................................... 9
G. Defenisi Operasional .................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Handout....................................................................................... 12
B. flora ............................................................................................. 14
C. Model Pengembangan ................................................................. 16
D. Kerangka berpikir ....................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ........................................................................... 19
xii
B. Model Pengembangan ................................................................ 19
C. Prosedur Pengembangan ............................................................ 22
D. Jenis Data .................................................................................... 25
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 25
F. Teknik Analisa Data ................................................................... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil............................................................................................. 29
B. Pembahasan................................................................................. 39
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 48
B. Saran.............................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 50

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.2 Kualifikasi Skala Likert............................................................... 26


Tabel 3.3 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Kualifikasi Tingkat
Pencapaian................................................................................... 27
Tabel 4.1 Interpretasi Hasil Penilaian Ahli Materi Terhadap Materi
Sistem Ekskresi Pada Manusia.................................................... 33
Tabel 4.2 Interpretasi Hasil Penilaian Ahli Desain Terhadap Handout
Berbentuk Komik Sistem Ekskresi Pada Manusia...................... 34
Tabel 4.3 Interpretasi Hasil Penilaian Ahli Media Terhadap Handout
Berbentuk Komik Sistem Ekskresi Pada Manusia...................... 36
Tabel 4.4 Interpretasi Hasil Penilaian Uji Kelompok Kecil Terhadap
Handout berbentuk komik Sistem Ekskresi Pada Manusia......... 37
Tabel 4.5 Interpretasi Hasil Penilaian Uji Kelompok Besar Terhadap
Handout Berbentuk Komik Sistem Ekskresi Pada Manusia....... 38

xiv
DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

2.1 Kerangka berpikir.................................................................................. 18

3.1Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Menurut Model ADDIE............... 22

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Tabel Analisis kebutuhan siswa terhadap pengembangan Handout

Lampiran 2 : Tabel validasi produk

Lampiran 3 : Tabel implementasi produk

Lampiran 4 : Dokumentasi Penelitian

Lampiran 5 : Surat ijin penelitian

Lampiran 6 : Surat selesai penelitian

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahan ajar adalah semua bentuk bahan atau materi pembelajaran baik

cetak, audio, video, animasi dan lainnya berupa pengetahuan, keterampilan

dan nilai-nilai yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pada intinya

bahan ajar disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar tidak

hanya terdiri atas pengetahuan fakta, konsep, prinsip, prosedur) saja tetapi

juga menyangkut keterampilan dan sikap atau nilai. Menurut Widodo

(2015) bahan ajar berguna membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran. Bagi pendidik bahan ajar digunakan untuk mengarahkan

semua aktivitasnya dan yang seharusnya diajarkan kepada siswa dalam

proses pembelajaran. Sedangkan bagi siswa akan dijadikan sebagai pedoman

yang seharusnya dipelajari dalam proses pembelajaran.

Bahan ajar dapar berfungsi dalam pembelajaran individual yang dapat

digunakan untuk menyusun dan mengawas proses pemerolehan informasi

bagi peserta didik. Bahan ajar menjadi hal yang diperlukan karena guru dan

peserta didik bergantung pada bahan ajar yang digunakan, karena bahan ajar

yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa buku teks. Secara

keseluruhan buku teks yang digunakan cukup bagus karena menyajikan

aplikasi materi dan soal-soal yang bervariasi. Akan tetapi, materi yang

disajikan terlalu padat dan kurang sistematis dengan urutan topik-topik

pembelajaran biologi. Hal ini menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk

belajar mandiri dengan memanfaatkan buku tersebut, sehingga siswa lebih

1
cenderung menunggu penjelasan dari guru. Dengan demikian, siswa bersifat

pasif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Handout adalah bahan ajar tertulis yang berisi konsep-konsep penting dari

suatu materi pembelajaran. Bahan ajar ini berisi rangkuman konsep-konsep

penting dari suatu materi sehingga dapat memudahkan pembaca menguasai,

memahami dan mengingat konsep-konsep yang dipelajari. Salah satu

penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2012) menemukan bahwa pemberian

handout dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Penyusunan handout

biasanya memuat beberapa unsur, seperti kompetensi dasar, ringkasan

materi, soal-soal, dan sumber bacaan (Chairil, 2009).

Handout merupakan salah satu bentuk bahan ajar cetak yang dapat berisi

pernyataan, uraian materi, bagan, pertanyaan, tugas, serta bahan referensi

yang telah disiapkan oleh pembicara. Materi pada handout diambil dari

beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang akan

diajarkan. Penggunaan handout dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif

dalam kegiatan pembelajaran dan membantu mereka dalam memahami

konsep-konsep yang dipelajari karena materi disajikan secara sistematis

sesuai dengan materi pembelajaran (Depdiknas: 2008)

Dalam proses belajar mengajar kedudukan bahan ajar sangat penting,

karena dalam kegiatan tersebut tidak jelas bahan yang disampaikan dapat

dibantu dengan menggunakan bahan ajar sebagai perantara. Salah satu

bahan ajar dalam bentuk grafis Yang dapat dikembangkan adalah adalah

handout berbasis flora. Salah satu solusi untuk mengenalkan flora sejak dini

yaitu dengan pembelajaran yang berbasis flora. Flora khas NTT dapat

2
dikenalkan melalui IPA, karena IPA mempelajari tentang gejala dan seluk

beluk yang terdapat di alam, sehingga nuansa flora dapat masuk pada mata

pelajaran tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu diperlukan

bahan ajar sebagai perantaranya, salah satunya handout. Pembelajaran

menggunakan handout dapat membuat siswa belajar secara mandiri.

Materi IPA yang dipelajari yaitu tentang dunia Botani (Tumbuhan lumut)

Tumbuhan lumut merupakan materi yang mempelajari Tumbuhan lumut

(Bryophyta) adalah kelompok terbesar kedua setelah tumbuhan tinggi. Jumlah

tumbuhan lumut kurang lebih terdapat 18.000 jenis yang tersebar di seluruh

dunia dan merupakan kelompok terbesar kedua setelah tumbuhan berbunga.

Indonesia sendiri memiliki keanekaragaman tumbuhan lumut sebanyak 1.500

jenis. Keanekaragaman dan kelimpahan tumbuhan lumut berbeda-beda

tergantung pada kondisi lingkungan, antara lain ketinggian tempat.

Ketinggian tempat memberikan variasi iklim mikro, khususnya kelembaban

udara 6. Tumbuhan lumut salah satu komponen penting dalam kawasan hutan

pengunungan tropis yang berperan signifikan dalam keseimbangan air dan

siklus hara hutan, berfungsi sebagai substrat, sumber makanan dan tempat

bersarang bagi organisme hutan lainnya7. Selain itu, tumbuhan lumut juga

media yang baik bagi perkecambahan biji tumbuhan tingkat tinggi dan

bioindikator pencemaran.

Dalam kegiatan belajar mengajar siswa sering mengalami kesulitan

belajar. Kesulitan belajar siswa dapat mengakibatkan hasil belajar siswa

tersebut menjadi rendah. Kesulitan belajar dapat dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan

3
dan kesulitan belajar yang berhubungan dengan akademik. Hasil belajar siswa

sangat dipengaruhi oleh kesulitan belajar siswa tersebut, semakin tinggi

tingkat kesulitan tersebut maka hasil belajar siswa akan rendah begitu

sebaliknya.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 10 Kota Kupang, ada

beberapa kendala untuk mencapai pembelajaran yang optimal yakni dalam

proses pembelajaran, bahan ajar yang digunakan guru belum sesuai dengan

kebutuhan siswa. Bahan ajar yang disediakan guru berupa buku teks yang

menuntut siswa untuk belajar memahami isi buku tersebut, sehingga suasana

belajar kurang menyenangkan dan membuat siswa merasa jenuh di dalam

kelas. Karena dalam proses pembelajaran lebih cenderung menunggu

penjelasan dari guru. Berdasarkan alasan tersebut disimpulkan bahwa

pengembangan kemampuan belajar siswa d i kelas belum dapat dilakukan

secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mewujudkan proses

pengembangan kemampuan belajar peserta didik dengan lebih baik.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi masalah

pembelajaran tersebut adalah dengan mengembangkan suatu bahan ajar

yang dapat menunjang sikap aktif dan kritis siswa dalam mengkonstruksi

pengetahuan mereka secara mandiri. Bahan ajar tersebut hendaknya juga

memotivasi siswa untuk memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di

perpustakaan. Selain itu, bahan ajar yang dikembangkan juga harus sesuai

dengan karakteristik siswa. Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan

adalah handout berbasis flora.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa dengan adannya

4
pengembangan handout Sebagai berikut :

1. Tahap Analisis

Berdasarkan hasil observasi dengan angket analisis kebutuhan siswa di

SMA negeri 10 kupang terkhususnya kelas X IPA, dengan skor terbanyak

untuk memilih mengembangkan media pembelajaran handout Tumbuhan

Lumut berbasis flora ciri khas NTT

Guru mata pelajaran IPA di SMA N 10 Kupang menanggapi

pengembangan handout tumbuhan lumut berbasis flora ciri khas NTT sebagai

suatu upaya dalam melengkapi kegiatan pembelajaran dalam kelas dan

mampu membantu peserta didik untuk lebih memahami materi yang

dijelaskan.

Analis karakteristik materi pelajaran dilakukan untuk mengidentifikasi

struktur materi yang sulit dipelajari. Sehingga pengembangan media handout

ini sesuai dengan kebutuhan siswa.

Dalam lingkungan belajar di kelas X IPA SMA N 10 kupang. Beberapa

kendala dalam proses pembelajaran di dalam kelas yaitu mulai dari

lingkungan fisik, iklim pembelajaran didalam kelas dan sarana pendukung

kegiatan pembelajaran seperti bahan ajar, di dalam kelas lebih cenderung

dilakukan dengan metode ceramah, hal ini membuat iklim di dalam kelas

menjadih gaduh dan sulit terkontrol ditambah dengan kurangnya penggunaan

sumber belajar sehingga siswa kurang mampu memahami materi yang

dipelajari.

Sarana dan prasarana merupakan bagian yang menunjang proses

pembelajaran seperti ruang, buku,perpustakaan dan sebagainya.

5
Hasil persentase kebutuhan siswa akan pengembangan handout

tumbuhan lumut berbasis flora di kelas 95% sangat setuju adanya bahan ajar

berupa handout tumbuhan lumut berbasis flora ciri khas NTT dan 5% tidak

setuju adanya bahan ajar berupa handout tumbuhan lumut berbasis flora ciri

khas NTT. Persentase siswa yang sangat setuju lebih besar dibandingkan

dengan yang tidak setuju, hal ini dikarenakan siswa/siswi kelas X Mipa 1

SMA NEGERI 10 KOTA KUPANG membutuhkan adanya pengembangan

handout tumbuhan lumut berbasis flora pada pokok bahasan dunia botani

dimana pada pokok bahasan ini sifatnya abstrak sehingga siswa kurang

memahami materi yang ada. Alasan Siswa yang setuju dengan adanya

pengembangan handout ini dapat dijadikan bahan ajar mandiri tanpa

menunggu penjelasan dari guru, bahan ajar ini juga dibuat dengan gambar

dan dibuat berwarna sehingga menarik untuk dipelajari serta berbeda dengan

buku utamannya yang sifatnya baku. Berdasarkan latar belakang di atas,

maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “pengembangan

handout tumbuhan lumut (Bryophyta) berbasis flora dengan ciri khas

Nusa Tenggara Timur (NTT) pada materi dunia botani sebagai bahan ajar

di SMA Negeri 10 Kota Kupang Tahun Ajaran 2021/2022.”

B. Tujuan Pengembangan

Tujuan pengembangan dalam penelitian ini adalah menghasilkan produk

berupa handout Tumbuhan lumut (Bryophyta) berbasis flora dengan ciri khas

Nusa Tenggara Timur (NTT) pada materi dunia botani yang layak sehingga

digunakan sebagai bahan ajar di SMA Negeri 10 Kota Kupang.

6
C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah handout tumbuhan

lumut berbasis flora dengan ciri khas NTT yang dikembangkan layak

digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran di SMA Negeri 10

Kota Kupang Tahun Ajaran 2021/2022 ?

D. Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan berupa handout tumbuhan lumut berbasis flora

demgan ciri khas NTT. Spesifikasi produk yang diharapkan mencakup dua

hal yaitu spesifikasi secara teknis dan spesifikasi secara substansi.

1. Spesifikasi Secara Teknis.

1. Materi dunia botani lumut dicetak dalam handout berbasis flora yang di

dalamnya terdapat gambar dan materi dan didesain menjadi sebuah

handout yang mencakup tentang lumut yang terdapat di NTT yang terdiri

dari Lumut Daun, lumut Hati dan lumut Tanduk beserta peran dan

manfaat masing-masing. Handout ini dibuat dengan berbasis flora dan

diharapkan siswa menjadi semangat dan tidak bosan pada saat belajar.

2. Pengembangan handout ini dibuat secara sederhana, praktis yaitu berbasis

flora.

3. Handout berbasis flora berisi peta konsep,KD, tujuan pembelajaran,

materi dunia botani lumut, kesimpulan, latihan soal dan daftar pustaka.

2. Spesifikasi secara substansi

Pengembangan handout ini dibuat secara sederhana, praktis yaitu berbasis

flora ciri khas NTT Handout berbasis flora ciri khas NTT berisi peta

7
konsep dan materi Tumbuhan lumut berbasis flora Spesifikasi Secara

Substansi

1. Secara substansi handout tumbuhan lumut (Bryophyta) berbasis

flora yang dikembangkan terbatas pada materi Tumbuhan lumut

dalam hal ini mekanisme tumbuhan lumut.

2. Secara substansi handout tumbuhan lumut (Bryophyta) berbasis

flora yang dikembangkan untuk memberikan pemahaman kepada

siswa tentang pokok bahasan Tumbuhan lumut secara lebih konkret

dan Menghasilkan bahan ajar berupa handout IPA pada konsep

Tumbuhan lumut.

3. Handout tumbuhan lumut (Bryophyta) berbasis flora secara teknik

yang dikembangkan dilengkapi dengan gambar yang mudah

dipahami.

E. Pentingnya Pengembangan

Dengan adanya handout tumbuhan lumut berbasis flora dengan ciri khas

NTT ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan manfaat

praktis.

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan ajar pada mata pelajaran IPA Biologi pada pokok bahasan
dunia botani lumut serta berhubungan dengan materi mata kulia Strategi
Pembelajaran dan Perencanaan Pembelajaran.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru

8
1. Handout tumbuhan lumut berbasis flora ini dapat digunakan

guru untuk meningkatkan efektifitas dalam pembelajaran IPA

Biologi pada pokok bahasan dunia botani lumut.

2. Handout tumbuhan lumut berbasis flora yang dibuat dapat

mendorong guru dalam berkreativitas untuk membuat handout

berbasis flora yang lebih baik dan menarik.

b. Bagi Siswa

Handout tumbuhan lumut berbasis flora dapat digunakan siswa

sebagai bahan ajar dalam mempelajari konsep Tumbuhan lumut

Siswa dapat melatih diri untuk meningkatkan minat dan motivasi

belajar dengan pembelajaran yang menarik.

c. Bagi peneliti

Memberikan wawasan dalam mengembangkan diri, merancang,

membuat, serta menggunakan handout berbasis flora pada pokok

bahasan yang menarik sesuai dengan kriteria bahan ajar.

d. Peneliti Lanjutan

Sebagai referensi bahan ajar untuk memacu kreativitas dosen dan

mahasiswa yang berminat mengadakan penelitian lanjutan.

F. Asumsi Dan Keterbatasan

1. Asumsi Pengembangan yakni

a. proses pembelajaran akan lebih mudah karena handout yang memper

jelas pesan pembelajaran.

b. setiap siswa memiliki pengetahuan tentang flora.

9
c. Handout ini merupakan alternatif dalam menemukan masalah dalam

pembelajaran

d. Handout tumbuhan lumut berbasis flora pada pokok bahasan

menggabungkan teks dan gambar yang sehingga dapat merangsang

siswa dalam pembelajaran.

2. Keterbatasan Pengembangan

a. Handout tumbuhan lumut berbasis flora dengan ciri khas NTT ini

terbatas pada materi Tumbuhan lumut untuk mata pelajaran IPA

Biologi.

b. Kecakupan materi pada pokok bahasan Tumbuhan lumut (ciri-ciri

tumbuhan lumut, perkembangbiakan tumbuhan lumut, klasifikasi

tumbuhan lumut, manfaat tumbuhan lumut).

c. Pengembangan handout ini pada kelas X Mipa SMA NEGERI 10 Kota

Kupang Tahun Ajaran 2020/2021.

G. Defenisi Operasional

Defenisi operasional yaitu :

1. Handout adalah bahan ajar tertulis yang berisi konsep-konsep penting dari

suatu materi pembelajaran.

2. flora merupakan kekayaan berharga yang dimiliki Bangsa Indonesia

terkhususnya NTT. Namun, seiring dengan perkembangan dan kemajuan

yang terjadi, flora di NTT keberadaannya sekarang hampir punah.

3. Handout tumbuhan lumut (Bryophyta) berbasis flora adalah suatu

penyajian materi yang di dalamnya berisi gambar, dan materi.

10
4. Asal kata Bryophyta berasal dari bahasa yunani yaitu bryon, yang berarti

lumut”. Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi

dengan lingkungdarat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya yaitu

menggunakan spora dan telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350

juta tahun yang lalu. Tumbuhan lumut (Bryophyta) dibagi ke dalam tiga

divisi, yaitu lumut daun (Musci), lumut hati(Hepaticae), dan lumut tanduk

(Anthocerotae).

5. Model ADDIE adalah model desain pembelajaran yang menggunakan lima

langkah sederhana dalam pengaplikasiannya yakni Analysis, Design,

Development, Implementation, Evaluation.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Handout

1. Pengertian Handout

Menurut Prastowo ( 2011:79) handout merupakan bahan ajar yang

bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar

dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Handout ini

diberikan kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat mengikuti

proses pembelajaran. Handout dapat berisi penjelasan suatu materi,

menjelaskan kaitan antar topik, memberi pertanyaan dan kegiatan kepada

pembacanya, dan juga dapat memberikan umpan balik dan langkah tindak

lanjut ( Belawati, 2007:3).

2. Fungsi Handout

a) Membantu peserta didik agar tidak mencatat

b) Sebagai pendamping penjelasan pendidik

c) Sebagai bahan rujukan peserta didik

d) Memotivasi peserta didik agar lebih giat dalam belajar

e) Memberi umpan balik

f) Menilai hasil belajar

3. Tujuan Pembuatan Handout

Dalam fungsi pembelajaran, pembuatan handout memiliki beberapa

tujuan, yaitu:

12
a. Untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi

pembelajaran sebagai pegangan bagi peserta didik.

b. Untuk memperkaya pengetahuan peserta didik, dan

c. Untuk mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari pendidik.

4. Kegunaan Handout

Penyusunan handout dalam kegitan pembelajaran memiliki beberapa

manfaat, diantaranya memudahkan peserta didik saat mengikuti proses

pembelajaran, serta melengkapi keurangan materi, baik materi yang

diberikan dalam buku teks maupun materi yang diberikan secara lisan oleh

pendidik.

5. Kelebihan Handout

a. Siswa dapat belajar dengan kecepatan masing-masing. Materi

pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu

memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang lamban

membaca dan memahami. Namun pada akhirnya semua siswa diharapkan

dapat menguasai materi pelajaran itu.

b. Mudah untuk dibawa kemana-mana, karena berukuran relative kecil dan

tipis.

c. Mudah dalam pembuatannya.

d. Mudah untuk disajian, karena biasa disediakan terlebih dahulu, serta

biasa disajikan dalam topik-topik yang berlainan.

e. Bentuk/desain dapat dibuat menarik, dengan macam-macam teknik dan

warna.

13
6. Komponen Handout

a. kata pengantar

b. Daftar isi

c. Petunjuk penggunaan handout

d. Tujuan pembelajaran

e. Peta konsep

f. Pendahuluan

g. pengantar materi

h. Isi materi

i. Ranguman

j. Latihan soal

k. Daftar pustaka

B. Penggunaan flora dalam Pengajaran

Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan interaksi untuk

mengubah potensi menjadi pancaran dahsyat keunikan diri. Interaksi

tersebut dapat terjadi jika terdapat hubungan antara sesuatu yang sudah

dipahami dan sesuatu yang baru. Melalui peristiwa belajar tersebut, diri

siswa akan mengalami perubahan ke arah diri yang lain dan baru. Jika

pembelajaran tidak mampu mengubah diri siswa, pembelajaran itu sia-sia.

Karena itu, proses menciptakan hubungan antara pengetahuan lama yang

telah dimiliki siswa dengan perihal baru yang akan dipelajari merupakan

aktivitas penting dalam proses pembelajaran

Dalam pandangan Snijders (2004:143), setiap individu manusia

dalam hubungannya dengan dirinya, sesamanya, alam merupakan

14
hubungan yang bersifat seruan sekaligus paradoks. Hubungan dengan

sesamanya mengarah pada satu kesatuan, tetapi setiap individu dalam

kesatuan hubungan tersebut mengarah pada keunikan dirinya yang

sebenarnya. Dalam hubungannya dengan alam, manusia menjadi diri

dengan memanusiakan alam. Selanjutnya, sebagai makhuk yang

berbudaya, manusia mengaku dirinya sebagai makhluk yang beragama.

Dimensi religius ini oleh Snijders dikatakan bersumber dari diri manusia

masing-masing dan menjadi bahan refleksi juga untuk memperdalam

paham tentang diri manusia itu sendiri. Dalam refleksi atas paham atas

penghayatan relegius, manusia menemukan dirinya terarah kepada Tuhan.

Perilaku budaya seseorang dalam kehidupan di masyarakat dilandasi dan

diarahkan oleh pandangan hidupnya.

Koentjaraningrat (1981) menjelaskan bahwa pandangan hidup

adalah nilainilai yang dianut oleh masyarakat yang dipilih secara selektif

oleh para individu dan golongan di dalam masyarakat. Pandangan hidup

ini berfungsi sebagai tata kelakuan yang mengatur, mengedali, dan

memberi arah kepada tata kelakukan dan perbuatan manusia dalam

masyarakat. Seluruh dari tata kelakuan manusia itu berpola menjadi suatu

pranata yang dapat dirinci menurut fungsi-fungsi khasnya dalam

masyarakatnya.

flora yang ada di lingkungan perlu diperkenalkan dan ditanamkan

kepada para siswa. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan menghasilkan

lulusan yang relevan dengan kebutuhan lulusan dan lapangan kerja.

Pendidikan yang berwawasan lingkungan adalah pendidikan yang

15
menerapkan prinsip prinsip dan metodologi ke arah pembentukan

kecakapan hidup peserta didiknya melalui kurikulum terintegrasi yang

dikembangkan di sekolah. Sekolah dasar perlu mengembangkan

pembelajaran yang matang dan efektif. Karena itu, model desain

pembelajaran yang baik yang dapat dibuat acuan oleh guru perlu

dikembangkan.Pembelajaran yang menggunakan teknik observasi

lingkungan dengan memanfaatkan potensi lokal disekitarnya merupakan

salah satu strategi pembelaja ran yang efektif.

C. Model Pengembangan

Dalam penelitian pengembangan dikenal salah satu model

pengembangan yaitu model ADDIE. Tahapan-tahapan model ADDIE

menurut Chaeruman (2008) adalah sebagai berikut :

a. Tahap analisis:

suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh pelajar.

Maka untuk mengetahui atau menentukan apa yang harus

dipelajari, kita harus melakukan beberapa kegiatan, diantaranya

adalah melakukan needs assessment (analisis kebutuhan),

mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis

tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita

hasilkan adalah berupa karakteristik atau profil calon peserta

belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan

analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.

b. Tahap desain:

16
tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan. ibarat

bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang bangun (blue-

print) diatas kertas harus ada terlebih dahulu. Apa yang kita

lakukan dalam tahap desain ini? Pertama kita merumuskan tujuan

pembelajaran. Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus

didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi.

Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang tepat harusnya

seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada

banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat kita pilih

dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan

pula sumber-sumber pendukung lain, misalnya sumber belajar

yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya.

c. Tahap pengembangan:

pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print atau desain

tadi menjadi kenyataan. Jika dalam desain diperlukan suatu

perangkat lunak berupa multimedia pembelajaran, maka

multimedia tersebut harus dikembangkan, atau diperlukan modul

cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula

halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung

proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini.

Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba

sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang

merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.

17
Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk

memperbaiki sistem pembelajaran yang dikembangkan.

d. Tahap implementasi:

langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang

sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah

dikembangkan diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau

fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misalnya, jika

memerlukan perangkat lunak tertentu maka perangkat lunak

tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus

tertentu, maka lingkungan dibuat tertentu dan juga harus ditata.

Barulah diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal.

e. Tahap evaluasi:

evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran

yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau

tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat

tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas

itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan

revisi. Misalnya, pada tahap rancangan, mungkin kita memerlukan

salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya review ahli untuk

memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada

tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang

kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil.

D. Kerangka Berpikir

Bahan ajar adalah semua bentuk bahan atau materi pembelajaran baik

18
cetak, audio, video, animasi dan lainnya berupa pengetahuan, keterampilan

dan nilai-nilai yang digunakan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar dapat

berfungsi dalam pembelajaran individual yang dapat digunakan untuk

menyusun dan mengawas proses pemerolehan informasi peserta didik. Bagi

pendidik bahan ajar digunakan untuk mengarahkan semua aktivitasnya dan

yang seharusnya diajarkan kepada siswa dalam proses pembelajaran.

Sedangkan bagi siswa akan dijadikan sebagai pedoman yang seharusnya

dipelajari dalam proses pembelajaran tetapi pada kenyataannya bahan ajar yang

disediakan di sekolah terbatas sedangkan setiap materi pasti membutuhkan

bahan ajar.

Salah satu materi yang butuh bahan ajar adalah Tumbuhan lumut

(bryophyta). siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi tersebut.

Untuk itu, guru harus mencari cara untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk

mengatasi kesulitan tersebut maka guru harus kreatif dalam mengembangkan

bahan ajar. Bahan ajar sederhana dan tepat guna yang dapat dikembangkan

guru salah satunya adalah handout berbasis flora ciri khas NTT. Handout

berbasis flora didefinisikan sebagai gambar-gambar dan lambang-lambang lain

yang berdekatan atau bersebelahan dalam tertentu yang bertujuan untuk

memberikan informasi atau untuk mencapai tanggapan estetis dari para

pembaca. Handout berbasis flora ciri khas NTT dapat digunakan sebagai bahan

ajar yang dapat membantu guru dalam mengajar konsep materi yang

menjelaskan tentang macam-macam tumbuhan lumut dan bagaimana cara

memanfaatkan tumbuhan lumut yang ada khusus nya di NTT. Perpustakaan

SMA Negeri 10 Kota Kupang belum memiliki handout dalam berbasis flora

19
pada materi tumbuhan lumut sehingga dalam pembelajaran guru tidak

menggunakan handout berbasis flora sebagai Bahan ajar yang dapat

menjelaskan tentang materi tumbuhan lumut.

Permasalahan ini membuat peneliti ingin melakukan penelitian tentang

pengembangan HANDOUT TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta) BERBASIS

FLORA DENGAN CIRI KHAS NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

PADA MATERI DUNIA BOTANI.

Pentingnya pengembangan
handout tentang Flora yang
menjadi ciri khas ke dalam Flora yang menjadi ciri khas
pendidikan NTT ini dikaitkan dengan
materi Dunia botani kelas X
kemudian dituang dalam
handout berbasis flora ciri khas
Flora NTT.
. pada setiap daerah berbeda
dengan ciri khas nya masing- Handout sebagai sumber
masing. belajar mandiri yang sejalan
dengan prinsip kurikulum 2013

Belum adanya handout biologi


Salah satu flora yang menjadi berbasis flora ciri khas NTT di
ciri khas di NTT adalah SMA negeri 10 kupang
tumbuhan Lumut

Pengembangan handout tumbuhan lumut (Bryophyta) berbasis flora dengan ciri khas
Nusa Tenggara Timur (NTT) pada materi dunia botani kelas X SMA Negeri 10

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

20
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau yang biasanya

dikenal dengan Research and Development (R&D) merupakan suatu proses

yang mengembangkan dan memvalidasi suatu produk pendidikan.

B. Model Pengembangan

Model desain yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model

ADDIE. Model ADDIE adalah model pengembangan yang digunakan untuk

bermacam bentuk pengembangan produk seperti model pembelajaran, strategi

pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan bahan ajar.

Model ADDIE ini terdiri dari lima langkah utama yang disesuaikan dengan

tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu:

1. Analisis (Analyze.)

Tahap analisis merupakan suatu proses Needs Assessment (analisis

kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan) dan melakukan

analisis tugas (task analyze). Out put yang dihasilkan berupa

karakteristik atau profile calon peserta didik, identifikasi kebutuhan dan

analisis tugas yang rinci didasarkan kebutuhan.analisis di bagi menjadi 5

yaitu :

a. Analisis siswa

Berdasarkan hasil observasi dengan angket analisis kebutuhan di

SMA negeri 10 kupang terkhususnya kelas X IPA, dengan skor

terbanyak untuk memilih mengembangkan media pembelajaran

21
handout dengan berbasis flora ciri khas NTT.

b. Analisis Guru

Guru mata pelajaran IPA di SMA N 10 Kupang menanggapi

pengembangan handout tumbuhan lumut berbasis flora dengan ciri

khas NTT pada materi botani (lumut) sebagai suatu upaya dalam

melengkapi kegiatan pembelajaran dalam kelas dan mampu

membantu peserta didik untuk lebih memahami materi yang

dijelaskan.

c. Analisis materi

Analis karakteristik materi pelajaran dilakukan untuk

mengidentifikasi struktur materi yang sulit dipelajari. Sehingga

pengembangan media handout ini sesuai dengan kebutuhan siswa.

d. Analisis kondisi lingkungan pembelajaran

Dalam lingkungan belajar di kelas X IPA SMA N 10 kupang.

Beberapa kendala dalam proses pembelajaran di dalam kelas yaitu

mulai dari lingkungan fisik, iklim pembelajaran didalam kelas dan

sarana pendukung kegiatan pembelajaran seperti bahan ajar, di

dalam kelas lebih cenderung dilakukan dengan metode ceramah,

hal ini membuat iklim di dalam kelas menjadih gaduh dan sulit

terkontrol ditambah dengan kurangnya penggunaan sumber belajar

sehingga siswa kurang mampu memahami materi yang dipelajari.

e. Analisis sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana merupakan bagian yang menunjang proses

pembelajaran seperti ruang, buku,perpustakaan dan sebagainya.

22
2. Desain (Design)

Tahap ini dikenal dengan istilah membuat rancangan (Blue Print), ibarat

bangunan maka sebelum dibangun harus ada rancang bangun diatas

kertas terlebih dahulu.

3. Pengembangan (Development).

Merupakan proses mewujudkan blue print alias desain tadi menjadi

kenyataan. Artinya pada tahap ini segala sesuatu yang dibutuhkan atau

yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan.

4. Implementasi (Implementation).

Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem

pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang

telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan

peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Setelah produk siap,

maka dapat diuji cobakan melalui kelompok besar kemudian dievaluasi dan

direvisi. Kemudian uji coba dapat dilakukan pada kelompok besar

kemudian dievaluasi kembali dan direvisi sehingga menghasilkan produk

akhir yang siap didiseminasikan.

5. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran

yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.

Tahap evaluasi bisa dilakukan pada setiap empat tahap diatas yang

disebut evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.

Misalnya pada tahap rancangan kita memerlukan review ahli untuk

memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita buat.

23
C. Prosedur Pengembangan

Berdasarkan acuan model pengembangan yang digunakan yaitu model

ADDIE maka pengembangan mengikuti langkah-langkah yang diinstrusikan

dalam model ADDIE tersebut. Dapat dilihat pada Bagan 3.1

ANALISIS
Analisis kebutuhan handout DESAIN
Merancang handout yang
1. Siswa
sifatnya konseptual
2. Guru
3. Materi
4. Kondisi dan lingkungan
5. Sarana dan prasarana
PENGEMBANGAN
6. Sarana
Membuat handout dengan
teknik flora

IMPLEMENTASI
1. Kelompok kecil
2. Kelompok besar

EVALUASI

Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Menurut Model ADDIE

Keterangan :

1. Analisis

a. Analisis siswa

Analisis kebutuhan dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisis

keadaan bahan ajar sebagai informasi utama dalam pembelajaran

24
serta ketersediaan bahan ajar yang mendukung terlaksananya suatu

pembelajaran. Pada tahap ini ditentukan bahan ajar yang perlu

dikembangkan untuk membantu peserta didik.

b. Analisi Guru

Guru mata pelajaran IPA di SMA N 10 Kupang menanggapi

pengembangan handout berbasis flora ciri khas NTT pada materi

botani (lumut) sebagai suatu upaya dalam melengkapi kegiatan

pembelajaran dalam kelas dan mampu membantu peserta didik

untuk lebih memahami materi yang dijelaskan.

c. Analisis Materi

Analis karakteristik materi pelajaran dilakukan untuk

mengidentifikasi struktur materi yang sulit dipelajari. Sehingga

pengembangan media handout ini sesuai dengan kebutuhan

siswa.

d. Analisis kondisi lingkungan pembelajaran

Dalam lingkungan belajar di kelas X IPA SMA N 10 kupang.

Beberapa kendala dalam proses pembelajaran di dalam kelas

yaitu mulai dari lingkungan fisik, iklim pembelajaran didalam

kelas dan sarana pendukung kegiatan pembelajaran seperti

bahan ajar, di dalam kelas lebih cenderung dilakukan dengan

metode ceramah, hal ini membuat iklim di dalam kelas

menjadih gaduh dan sulit terkontrol ditambah dengan kurangnya

penggunaan sumber belajar sehingga siswa kurang mampu

memahami materi yang dipelajari.

25
e. Analisis sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana merupakan bagian yang menunjang proses

pembelajaran seperti ruang, buku,perpustakaan dan sebagainya.

2. Tahap Desain

Setelah melakukan tahap analisis kebutuhan maka selanjutnya

dilanjutkan dengan tahap desain yang mengikuti pedoman yang

sistematis menggunakan aplikasi autocad.

3. Tahap Pengembangan

Pada tahap ini, setelah mendesain maka selanjutnya handout

dikembangkan sesuai dengan konsep yang ada pada tahap desain.

4. Tahap Implementasi

Implementasi dari produk pengembangan ini ditujukan kepada peserta

didik kelas X Mipa 1 SMA Negeri 10 Kota Kupang. Menurut Sadiman

(2014) bahan ajar perlu diujicobakan kepada 10-20 orang siswa yang

dapat mewakili populasi target. Maka pada tahap implementasi ini akan

dilakukan uji coba kelompok kecil dengan jumlah 5 orang siswa dan

uji coba kelompok besar sebanyak 22 orang siswa kelas X Mipa 1 SMA

Negeri 10 Kota Kupang. Kegiatan ini disebut validasi. Validasi adalah

kegiatan yang dilakukan oleh ahli untuk memeriksa dan mengevaluasi

produk yang dikembangkan sesuai dengan tujuan. Hal ini dilakukan

oleh ahli media, ahli materi dan ahli desain. Validasi ahli media

dilakukan oleh dosen yang menguasai tentang pengembangan handout.

Validasi ahli materi bertujuan untuk memberikan dan mengevaluasi

materi pendukung pengembangan handout berbasis flora saat

26
menjelaskan tumbuhan lumut. Validasi desain bertujuan untuk

memberikan informasi dan mengevaluasi handout berbasis flora pada

saat menjelaskan tumbuhan lumut. Validasi handout berbasis flora

dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan handout

tersebut.

5. Tahap Evaluasi

Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah handout berbasis flora

yang dikembangkan ini layak atau tidak untuk digunakan dalam

pembelajaran sebagai bahan ajar.

D. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah jenis

data deskriptif kualitatif dan kuantitatif

a. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari tanggapan peserta didik, ahli media, ahli

desain tentang penelitian pengembangan yang bertujuan untuk

menghasilkan produk pengembangan yang berupa handout berbasis flora.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari validator hasil skor angket respon siswa

terhadap modul berbasis flora yang dibagikan kepada seluruh peserta didik

kelas X Mipa 1 SMA Negeri 10 Kota Kupang. Selain itu data kuantitatif

juga diperoleh dari angket hasil validasi ahli.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk keperluan pengembangan

handout berbasis flora ini adalah angket. Angket dalam penelitian ini

27
menggunakan skala Likert Skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat

positif sampai sangat negatif dengan kualifikasi seperti Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kualifikasi Skala Likert


Tingkat Pengukuran Skor
Sangat Baik 4
Baik 3
Tidak Baik 2
Sangat tidak Baik 1
Sumber: Riduwan (2012)

F. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik yaitu :

1. Analisis deskriptif kualitatif

Untuk mengolah data yang dihimpun dari hasil uji produk. Analisis ini

mengolah data, berdasarkan hasil komentar, saran, yang ada pada

instrumen angket yang didapat melalui uji para ahli, uji kelompok kecil

dan uji kelompok besar.

2. Analisis statistik deskriptif

Data yang diperoleh dari angket penilaian dan hasil skor yang didapat dari

angket tersebut berdasarkan hasil uji coba pada uji coba kelompok kecil

sebanyak 5 orang siswa dan uji coba kelompok besar sebanyak 22 orang

siswa dikelas X Mipa 1 SMA Negeri 10 Kota Kupang diolah

menggunakan deskriptif persentase. Analisis data diperoleh melalui angket

dalam bentuk persentas dengan menggunakan rumus persentase dari

masing-masing subyek sebagai berikut :

jumla h skor jawaban


Persentase = x 100 %
n x bo bot tertinggi

Selanjutnya untuk menghitung persentase keseluruhan objek digunakan

rumus persentase. Teknik persentase ini digunakan untuk menyajikan data

28
yang merupakan frekuensi atas tanggapan subjek uji coba terhadap produk

handout berbasis flora. Rumus yang digunakan adalah :

P
Persentase = ∑
N

Keterangan :

P = Jumlah persentase keseluruhan subjek


N = Jumlah keseluruhan uji coba

Berikutnya diberikan penafsiran dan pengambilan keputusan

tentang kualitas produk pengembangan dengan menggunakan kualifikasi

tingkatan pencapaian dengan kualifikasi: sangat baik, baik, cukup baik,

kurang baik, sangat kurang baik (Riduwan, 2012) seperti Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Kualifikasi Tingkat


Pencapaian
Rentangan Kualifikasi Keterangan
0% - 20% Sangat Kurang Baik Revisi
21% - 40% Kurang Baik Revisi
41 % - 60% Cukup Baik atau Netral Revisi
61% - 80% Baik Tidak Perlu Revisi
81% - 100 % Sangat Baik Tidak Perlu revisi
Sumber: Riduwan (2012)

Hasil persentase yang didapatkan dari hasil penelitian oleh para

validator dan responden selanjutnya dikonversikan dengan tabel kualifikasi

tingkat kelayakan produk pengembangan yang mengacu pada tabel kriteria

interprestasi data di atas. Menurut Riduwan (2012) Dari hasil analisis angket

respon siswa dapat dilakukan penarikan kesimpulan bahwa bahan ajar

dianggap layak digunakan bila interprestasisnya 61%. Tanggapan dan saran

dari validator yang tepat untuk meningkatkan media handout berbasis flora

akan digunakan dalam tahap revisi meskipun berdasarkan data kuantitatif

media pembelajaran handout berbasis flora telah dinyatakan valid dan layak.

29
Pada uji coba lapangan dilakukan juga analisis kuantitatif deskriptif sehingga

dapat diketahui apakah produk yang dikembangkan sebagai bahan ajar sistem

ekskresi pada manusia layak digunakan atau tidak.

30
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Kronologi Pengembangan

Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model pengembangan

ADDIE yang bertujuan untuk menghasilkan dan memvalidasi suatu produk

dalam pembelajaran yakni media pembelajaran. Menurut Dick and Carry

(1996) menyatakan bahwa ada lima tahapan penelitian pada model

pengembangan ADDIE yaitu analisis (analysis), desain (design),

pengembangan (development), implementasi (implementation) dan evaluasi

(evaluation). Penelitian dan pengembangan yang dilakukan menghasilkan

produk berupa handout berbasis flora ciri khas NTT dari aplikasi autocad. Hal

pertama yang dilakukan pada tahapan penelitian ini adalah:

1. Tahap Analisis

a. Analisis Kebutuhan Siswa

awal dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kebutuhan siswa-siswi

kelas X Mia 1 terhadap bahan ajar handout yang dikembangkan, dengan

membagikan angket analisi kebutuhan siswa, agar peniliti bisa

mengidentifikasi masalah dan mengetahuai apa yang menjadi kebutuhan

dari siswa-siswi. hasil analisis kebutuhan siswa bisa dilihat pada tabel 4.1

dibawah ini :

Tabel 4.1 Analisis Kebutuhan Siswa Terhadap Handout Berbasis Flora

NO PERNYATAAN PERSEN (%)


1 siswa/siswi mengatakan bahwa guru mengajar menggunakan alat 81%
bantu atau bahan ajar
31
2 siswa/siswi mengatakan bahwa selama ini bahan ajar yang paling 81%
banyak digunakan dalam pembelajaran adalah bahan ajar selain
handout berbasis flora seperti power point dan buku cetak
3 siswa/siswi mengatakan bahwa bahan ajar/alat bantu yang guru 90%
gunakan sesuai dengan materi yang diajarkan guru
4 siswa/siswi mengatakan bahwa guru menggunakan handout dalam 88%
pembelajaran
5 siswa/siswi mengatakan bahwa tidak pernah tahu tentang handout 36%
berbasis flora
6 siswa/siswi mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran guru 54%
pernah menggunakan handout berbasis flora saat mengajar
7 siswa/siswi mengatakan setuju untuk adanya pengembangan 100%
handout berbasis flora pada pokok bahasan dunia botani
8 siswa/siswi mengatakan melihat guru mengajarkan materi dunia 27%
botani menggunakan handout berbasis flora
9 siswa/siswi mengatakan setuju untuk menggunakan handout 86%
berbasis flora dalam proses pembelajaran
10 siswa/siswi mengatakan bahwa handout berbasis flora dapat 90%
membantu dalam belajar materi sistem ekskresi
11 siswa/siswi mengatakan setuju jika guru menggunakan handout 95%
berbasis flora dalam proses pembelajaran
Sumber : Hasil Olahan Peneliti(2020)

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa secara keseluruhan,

menunjukkan bahwa siswa-siswi kelas X mia 1 SMA N 10 Kota Kupang

sangat membutuhkan adanya Handout tumbuhan lumut berbasis flora

untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

b. Analisis Guru

Guru mata pelajaran IPA di SMA N 10 Kupang menanggapi

pengembangan handout tumbuhan lumut berbasis flora dengan ciri khas

NTT pada materi botani (lumut) sebagai suatu upaya dalam melengkapi

kegiatan pembelajaran dalam kelas dan mampu membantu peserta didik

untuk lebih memahami materi yang dijelaskan.

c. Analisi Materi

Analis karakteristik materi pelajaran dilakukan untuk

mengidentifikas struktur materi yang sulit dipelajari. Sehingga

pengembangan media handout ini sesuai dengan kebutuhan siswa.

32
d. Analisis Lingkungan Belajar

Berdasarkan hasil observasi,lingkungan belajar di SMA N 10 Kota

Kupang memiliki gedung yang memadai dan layak digunakan sebagai

lingkungan belajar namun sarana belajar seperti meja dan bangku

sebagiannya tidak layak digunakan serta infocus yang digunakan juga

terbatas pada beberapa kelas saja. Ketersedian bahan ajar berupa buku

cetak yang digunakan didalam kelas selama proses pembelajaran juga

tidak mencukupi sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal-hal ini merupakan

beberapa kekurangan yang berkaitan dengan lingkungan belajar di SMA

N 10 Kota Kupang.

e. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan bagian yang menunjang proses

pembelajaran seperti ruang, buku,perpustakaan dan sebagainya.

2. Desain

Setelah melakukan tahap analisis kebutuhan maka selanjutnya peneliti mulai

membuat desain handout berbasis flora sesuai dengan penjelasan Zain, dkk

(2018) yakni mempersiapkan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan dari

produk handout berbasis flora yang akan dikembangkan.

a. Persiapan alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam pengembangan handout ini adalah Laptop.

Bahan yang digunakan dalam pengembangan handout berbasis flora ini

adalah materi tumbuhan lumut.

33
b. Merangkum materi

Setelah mempersiapkan alat dan bahan maka peneliti mulai merangkum

materi dari beberapa sumber yang ada didalamnya tentang bryophyta

lumut yang akan didesain menggunakan aplikasi autocad sehingga dapat

menghasilkan handout berbasis flora.

3. Pengembangan

Setelah tahap desain yang terdiri dari persiapan alat dan bahan serta

merangkum materi yang berkaitan dengan materi briophyta. Tahap

berikutnya peneliti mulai mengembangkan handout berbasis flora . Aplikasi

autocad dapat membantu untuk mendesain Handout berbasis flora yang

didalamnya terdapat materi tentang flora khusunya tumbuhan lumut serta

gambar-gambarnya menarik dan mudah dipahami. Handout berbentuk flora

yang dikembangkan terdiri dari halaman kata pengantar, daftar isi, petunjuk

penggunaan handout,tujuan pembelajaran, peta konsep,rangkuman

materi,latihan soal dan daftar pustaka.

4. Implementasi

Pada tahap ini handout berbasis flora yang telah dikembangkan dilakukan

uji validasi yang terdiri dari uji ahli materi, uji ahli desain dan uji ahli media

menggunakan angket. Setelah uji validasi maka selanjutnya handout

berbasis flora yang dikembangkan peneliti akan diujicobakan di kelas X mia

1 SMA Negeri 10 Kota Kupang Tahun ajaran 2021/2022 yang terdiri dari

uji coba kelompok kecil sebanyak 5 orang dengan kategori siswa/siswi

yangmemiliki peringkat 5 besar dan uji coba kelompok besar yaitu seluruh

34
siswa/siswi kelas X mia 1 dengan membagikan produk yang dikembangkan

berupa handout berbasis flora serta angket untuk diisi oleh peserta didik.

5. Evaluasi

Tahap ini merupakan tahap penilaian handout berbasis flora yakni apakah

handout berbentuk flora ini layak digunakan sebagai bahan ajar atau tidak.

Penilaian ini dilakukan dengan menghitung angket validasi dan

komentar/saran dari ahli materi, ahli desain, dan ahli media serta angket uji

coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar.

2. Penyajian Data, Analisis Data dan Revisi Produk

1. Uji Ahli Materi

Uji kelayakan dari segi materi terhadap handout tumbuhan lumut

berbasis flora yang dikembangkan dan dinilai oleh Bapak Jemes

Ngginak,S.Pd.M,Si. Peneliti menyerahkan materi yang telah dikembangkan

pada tanggal 4 desember 2020, pada saat yang bersamaan peneliti juga

menjelaskan handout berbasis flora yang dikembangkan dengan tujuan

untuk melihat hubungan antara materi yang dikembangkan dan handout

berbasis flora yang dijelaskan. 2 hari sesudah itu Bapak Jeames ngginak

S.Pd,M.Si memberikan penilaian terhadap materi yang dikembangkan

dengan cara mengisi skor angket yang telah disediakan peneliti.

Data yang diperoleh dari ahli materi berupa data kuantitatif dan

kualitatif. Interpretasi hasil penilaian ahli materi terhadap handout berbasis

flora dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.2 Interpretasi Hasil Penilaian Ahli Materi Terhadap Materi dunia botani
lumut bryophyta
Banyaknya
Kualifikasi dan
item Frekuensi dengan skala empat ∑ %
interpretasi
pernyataan
35
1 2 3 4 Baik dan tidak
Total 23 69 75%
- - 23 - perlu revisi
(3 x 23) (69)
Perhitungan: x 100 %= x 100 %=75%
23 (4) 92
Sumber: hasil olahan peneliti (2021)

Berdasarkan hasil penilaian ahli materi terhadap materi briophyta lumut

yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 interpretasi hasil penilaian ahli materi,

maka bahan ajar berupa handout berbasis flora mendapatkan hasil 75%

dengan kualifikasi baik dan tidak perlu revisi.

Berdasarkan hasil penilaian ahli materi, terdapat beberapa aspek yaitu:

a. Aspek materi diperoleh 75% dengan kualifikasi baik dan tidak perlu

revisi.

b. Aspek kesesuaian handout berbasis flora dan materi diperoleh 75%

dengan kualifikasi baik dan tidak perlu revisi.

c. Aspek penyajian materi diperoleh 75% dengan kualifikasi baik dan tidak

perlu revisi.

2. Uji Ahli Desain

Uji ahli desain diberikan kepada Ibu Novi ivonne Bullu, S.Pd, M.Si

pada tanggal . 10 desember 2020, Setelah mengamati gambar handout

berbasis flora dan warna handout berbasis pada materi bryophyta lumut,

Maka ahli desain melakukan penilaian dengan memberikan skor pada

angket yang disediakan peneliti.

Data yang diperoleh dari ahli desain berupa data kuantitatif dan

kualitatif. Hasil penilaian ahli desain terhadap handout berbasis flora pada

materi dunia botani lumut.dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.3 Interpretasi Hasil Penilaian Ahli Desain Terhadap Handout tumbuhan lumut
berbasis flora dengan ciri khas NTT pada materi dunia botani.

36
Frekuensi dengan skala Kualifikasi
Banyaknya
empat ∑ % dan
item
1 2 3 4 interpretasi
Sangat baik
Total 22 - - 6 16 82 93,18% tidak perlu
revisi
( 6 x 3 ) +(16 x 4 ) (18+64) 82
Perhitungan= x 100= x 100= =93,18 %
22 x 4 88 88
Sumber: hasil olahan peneliti (2021)

Berdasarkan penilaian ahli desain terhadap handout berbasis flora ciri

khas NTT pada materi dunia botani lumut bryophyta yang telah

diinterpretasikan pada Tabel 4.2 maka bahan ajar berupa handout berbasis

flora mendapatkan hasil 93,18% dengan kualifikasi sangat baik dan tidak

perlu revisi.

Berdasarkan hasil penilaian ahli desain, terdapat beberapa aspek yaitu:

a. Aspek kemenarikan desain handout berbasis flora diperoleh hasil sebesar

100% dengan kualifikasi sangat baik dan tidak perlu revisi.

b. Aspek kesesuaian handout berbasis flora, ilustrasi dan sajian materi

diperoleh hasil sebesar 90,62% dengan kualifikasi sangat baik dan tidak

perlu revisi.

c. Aspek pemilihan warna, ukuran, kecerahan dan tampilan diperoleh hasil

sebesar 92,5% dengan kualifikasi sangat baik dan tidak perlu revisi.

3. Uji Ahli Media

Selain uji ahli materi dan ahli desain maka peneliti juga menguji

kelayakan handout tumbuhan lumut berbasis flora dengan ciri khas NTT

pada materi dunia botani dilihat dari segi media. Uji ahli media diberikan

kepada ibu Eltina Maromon S.Pd, M.Pd pada tanggal 6 desember 2020.

Pada saat yang bersamaan peneliti sebagai pengembang handout berbasis

flora ini juga menjelaskan handout berbasis flora kepada ibu Eltina
37
Maromon S.Pd, M.Pd selaku ahli media. Penilaian yang dilakukan oleh ahli

media dengan cara memberikan skor pada angket yang telah disediakan oleh

peneliti. Selain skor yang diberikanoleh ahli media di dalam angket, juga

tercantum kolom komentar secara umum dan komentar untuk bagian yang

salah serta jenis kesalahan.

Data yang diperoleh dari ahli media berupa data kuantitatif dan data

kualitatif. Hasil penilaian ahli media terhadap handout berbasis flora ciri

khas NTT pada materi dunia botani lumut bryophyta dapat dilihat pada

Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Interpretasi Hasil Penilaian Ahli Media Terhadap Handout tumbuhan lumut
Berbasis flora .
Frekuensi dengan skala
Banyaknya item Kualifikasi dan
empat ∑ %
pernyataan interpretasi
1 3 4
31 - - 6 25 118 95,16% Sangat baik dan
tidak perlu revisi
( 6 x 3 ) +(25 x 4 ) (18+100)
Perhitungan total= x 100 %= x 100 %=95,16 %
31 x 4 124
Sumber: hasil olahan peneliti (2021)

Berdasarkan hasil penilaian ahli media terhadap handout berbasis flora

ciri khas NTT pada materi dunia botani lumut bryophyta yang selanjutnya

diinterpretasikan dalam Tabel 4.5 maka bahan ajar berupa handout berbasis

flora mendapatkan hasil 95,16% dengan kualifikasi sangat baik dan tidak

perlu revisi.

Berdasarkan hasil penilaian ahli media, terdapat beberapa aspek yaitu:

38
a. Aspek penampilan fisik handout berbasis flora ciri khas NTT pada materi

dunia botani lumut bryophyta diperoleh hasil sebesar 92,30% dengan

kualifikasi sangat baik dan tidak perlu revisi.

b. Aspek kelengkapan komponen yang terkandung pada handout berbasis

flora ciri khas NTT pada materi dunia botani lumut bryophyta diperoleh

hasil sebesar 87,5% dengan kualifikasi sangat baik dan tidak perlu revisi.

c. Aspek kesesuaian media dengan siswa kelas X mia 1 diperoleh hasil

sebesar 100% dengan kualifikasi sangat baik dan tidak perlu revisi.

d. Aspek kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran diperoleh hasil

sebesar 100% dengan kualifikasi sangat baik dan tidak perlu revisi.

e. Aspek ketepatan cara pengorganisasian diperoleh hasil 100% dengan

kualifikasi sangat baik dan tidak perlu revisi.

f. Aspek kesesuaian rancangan pembelajaran dengan handout berbasis flora

diperoleh hasil 100% dengan kualifikasi sangat baik dan tidak perlu

revisi.

4. Uji Kelompok Kecil

Uji kelompok kecil dilakukan pada tanggal 15 desember 2020. Uji

kelom desember kelompok kecil berjumlah 5 orang dengan kategori siswa

dengan peringkat 5 besar kelas X mia 1 SMA Negeri 10 Kota Kupang. Hasil

penilaian uji kelompok kecil terhadap handout berbasis flora dapat dilihat

pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Interpretasi Hasil Penilaian Uji Kelompok Kecil Terhadap Handout
berbasis flora pada materi lumut
Banyaknya Frekuensi dengan skala empat
Interpretasi dan
item ∑ %
1 2 3 4 kualifikasi
pernyataan
Sangat baik dan
Total item 16 - - - 80 320 100%
tidak perlu revisi

39
( 80 x 4) 320
Perhitungan total = x 100 %= =100 %
( 16 x 5 ) ( 4 ) 320
Sumber: hasil olahan peneliti (2021)

Berdasarkan Tabel hasil penilaian uji kelompok kecil terhadap handout

berbasis flora maka bahan ajar berupa handout berbasis flora mendapatkan

hasil 100% dengan kualifikasi sangat baik dan tidak perlu revisi.

Berdasarkan hasil penilaian ahli uji kelompok kecil, terdapat beberapa

aspek yaitu:

a. Aspek penampilan fisik diperoleh 100% dengan kualifikasi sangat baik

dan tidak perlu revisi.

b. Aspek fungsi dan manfaat handout berbasis flora diperoleh 100% dengan

kualifikasi sangat baik dan tidak perlu revisi.

c. Aspek kesesuaian handout berbasis flora dan bahan ajar diperoleh 100%

dengan kualifikasi sangat baik dan tidak perlu revisi.

d. Aspek ketertarikan terhadap bahan ajar berupa handout berbasis flora

diperoleh 100% dengan kualifikasi sangat baik dan tidak perlu revisi.

5. Uji Kelompok Besar

Uji kelompok besar dilakukan pada tanggal 15 Desember 2020. Uji

kelompok besar ditujukan pada seluruh siswa/siswi kelas X mia 1 Sma

Negeri 10 Kota Kupang. Peneliti menjelaskan handout berbasis flora

kepada siswa/siswi kelas X mia 1. Setelah itu peneliti membagikan angket

untuk mengukur respon siswa/siswi terhadap handout berbasis flora yang

telah dijelaskan. Interpretasi hasil uji coba kelompok besar terhadap handout

berbasis flora dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Interpretasi Hasil Penilaian Uji Kelompok Besar Terhadap Handout
Berbasis flora ciri khas NTT
Banyaknya Frekuensi dengan skala empat ∑ % Kualifikasi
40
item dan
1 2 3 4
pernyataan interpretasi
Sangat baik
Total item 16 - - 72 1312 546400 98,70% dan tidak
perlu revisi
Perhitungan=
( 72 x 3 )+ ( 1312 x 4 ) 5464 546.400
x 100 %= x 100 %= =98,70 %
1384 (4 ) 5536 5536
Sumber: hasil olahan peneliti (2021)

Berdasarkan Tabel 4.8 interpretasi hasil penilaian uji kelompok besar

terhadap handout berbasis flora di atas maka bahan ajar berupa handout

berbasis flora mendapatkan hasil 98,70% dengan kualifikasi sangat baik dan

tidak perlu revisi.

Berdasarkan hasil penilaian ahli uji kelompok besar, terdapat beberapa

aspek yaitu:

a. Aspek penampilan fisik diperoleh 95,07%dengan kualifikasi sangat baik

dan tidak perlu revisi.

b. Aspek fungsi dan manfaat handout berbasis flora diperoleh 97,34%

dengan kualifikasi sangat baik dan tidak perlu revisi.

c. Aspek kesesuaian handout berbasis flora dan bahan ajar diperoleh

99,14% dengan kualifikasi sangat baik dan tidak perlu revisi.

d. Aspek ketertarikan terhadap bahan ajar berupa handout berbasis flora

diperoleh 99,81% dengan kualifikasi sangat baik dan tidak perlu revisi.

Selanjutnya peneliti menghitung keseluruhan objek yang merupakan

frekuensi atau tanggapan terhadap handout berbasis flora dari ahli materi, ahli

desain, ahli media, kelompok kecil, kelompok besar dengan total keseluruhan

sebagai berikut :

Presentase kualifikasi produk =

41
ahli materi+ahli desain+ahli media+ kelompok kecil+ kelompok besar
jumlah keseluruhan ujicoba

75+93,18+95,16+ 100+98,70
= 5 = 92,40%

Berdasarkan total keseluruhan yaitu 93,40% maka handout berbasis flora

menandakan kualifikasinya sangat baik dan tidak perlu revisi. Pengambilan

keputusan tentang kelayakan handout berbasis flora ini mengacu pada tingkat

kualifikasi pencapaian menurut Riduwan (2012).

B. Pembahasan

Pengembangan handout dilakukan terhadap siswa-siswi SMA Negeri 10

Kota Kupang dan menjadi sumber informasi utama dalam penyajian materi

bahan Ajar handout. Penyusunan bahan ajar handout diharapkan mampu

menunjang pembelajaran dikelas.

Handout merupakan bahan ajar yang bersumber dari beberapa literatur

yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan

kepada peserta didik. Handout ini diberikan kepada peserta didik guna

memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran. Handout dapat

berisi penjelasan suatu materi, menjelaskan kaitan antar topik, memberi

pertanyaan dan kegiatan kepada pembacanya, dan juga dapat memberikan

umpan balik dan langkah tindak lanjut. Penelitian yang dilakukan di Sma

Negeri 10 Kota Kupang pada kelas X Mia I berupa pengembangan handout

tumbuhan lumut berbasis flora, data yang diperoleh dari analisis terdiri dari

analisis siswa,guru,lingkungan belajar dan sarana prasarana

Kelas X Mia I SMA Negeri 10 Kota Kupang dipilih untuk adanya

pengembangan handout tumbuhan lumut berbasis flora. Berdasarkan hasil

42
observasi di SMA Negeri 10 Kota Kupang, ada beberapa kendala untuk

mencapai pembelajaran yang optimal yakni dalam proses pembelajaran, bahan

ajar yang digunakan guru belum sesuai dengan kebutuhan siswa. Bahan ajar

yang disediakan guru berupa buku teks yang menuntut siswa untuk belajar

memahami isi buku tersebut, sehingga suasana belajar kurang menyenangkan

dan membuat siswa merasa jenuh di dalam kelas. Karena dalam proses

pembelajaran lebih cenderung menunggu penjelasan dari guru. Berdasarkan

alasan tersebut disimpulkan bahwa pengembangan kemampuan belajar

siswa d i kelas belum dapat dilakukan secara optimal. Oleh karena itu,

diperlukan upaya untuk mewujudkan proses pengembangan kemampuan

belajar peserta didik dengan lebih baik.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi masalah

pembelajaran tersebut adalah dengan mengembangkan suatu bahan ajar yang

dapat menunjang sikap aktif dan kritis siswa dalam mengkonstruksi

pengetahuan mereka secara mandiri. Bahan ajar tersebut hendaknya juga

memotivasi siswa untuk memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di

perpustakaan. Selain itu, bahan ajar yang dikembangkan juga harus sesuai

dengan karakteristik siswa. Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan

adalah handout berbasis flora.

Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa bahan ajar yaitu

handout tumbuhan lumut berbasis flora yang dapat digunakan di SMA Negeri

10 Kota Kupang. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model pengembangan ADDIE dengan lima tahapan menurut Mulyati

Ningsih (2012) yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi dan

43
evaluasi. Handout berbentuk komik sistem ekskresi pada manusia yang

dikembangkan mengacu pada tahapan analisis yakni sesuai dengan kompetensi

inti, kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Alasan Pengembangan bahan ajar handout flora diharapkan mampu

menunjang pembelajaran dikelas. Setelah handout tumbuhan lumut berbasis

flora dengan ciri khas NTT dikembangkan maka tahap berikutnya adalah

menguji validitas atau kelayakan handout berbasis flora ciri khas NTT untuk

menjadi bahan ajar yang layak digunakan di SMA Negeri 10 Kota kupang. Ada

tiga bagian penting yang dilihat padatahap uji validasi ini yaitu uji validasi dari

segi materi, uji validasi dari segi desain serta uji validasi dari segi media.

Uji validasi dari segi materi diperoleh 75% dengan kualifikasi baik,

persentase yang diperoleh didasarkan pada tiga aspek. Yang pertama, aspek

materi yang dikembangkan terarah dan sistematis karena sesuai dengan

kompetensi inti dan kompetensi dasar yakni meliputi sub-sub pokok bahasan

dunia botani lumut yang telah digambarkan pada handout berbasis flora. Yang

kedua, aspek kesesuaian antara materi dan handout berbasi flora saling

mendukung hal ini dilihat dari materi yang dikembangkan dapat dijelaskan

menggunakan handout berbasis flora, selain itu juga, urutan materi mekanisme

tumbuhan lumut sesuai dengan handout berbasis flora yakni dimulai dari apa

itu lumut, ciri-ciri lumut, jenis-jenis lumut (lumut yang ada di NTT),habitat,

manfaat dan peran dari lumut.

Yang ketiga, aspek penyajian materi sangat baik dan jelas karena materi

yang disusun menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, serta dilengkapi

gambar yang sesuai dengan handout berbasis flora sehingga siswa akan

44
memperoleh pengalaman yang baik ketika menggunakan handout berbasis

flora ini. Beberapa hal ini yang menjadi penilaian dari ahli materi terhadap

handout berbasis flora yang dikembangkan. Setelah melakukan uji ahli materi

maka selanjutnya peneliti melakukan uji validasi dari segi desain.

Uji validasi dari segi desain diperoleh 93% dengan kualifikasi sangat baik

dan tidak perlu revisi. Hal ini didasarkan pada tiga aspek yaitu yang pertama,

aspek kemenarikan desain sangat menarik karena Secara keseluruhan, desain

handout berbasis flora ini menarik jika dipandang serta handout berbasis flora

inidapat menarik perhatian siswa. Yang kedua aspek kesesuaian handout berbasis

flora dan ilustrasi materi saling mendukung misalnya ilustrasi gambar yang ada

pada materi sesuai dengan handout berbasis flora yang dikembangkan. Yang

ketiga, aspek pemilihan warna, ukuran, dan cerita yang sangat menarik, ukuran

handout berbasis flora relatif kecil dan tipis sehingga menarik minat dan

perhatian siswa ketika handout berbasis flora tersebut ditunjukkan di depan

kelas.Selain itu,materi yang disusun pada handout berbasis flora sangat

menarik dan mudah dipahami sehingga menjadi dasar perhatian siswa untuk

belajar menggunakan handout berbasis flora ini.

Beberapa hal ini yang menjadi penilaian dari ahli desain terhadap handout

berbasis flora ciri khas NTT yang dikembangkan.Setelah melakukan validasi

dari segi desain maka selanjutnya peneliti melakukan uji validasi dari segi

media.

Uji validasi dari segi media diperoleh 95% dengan kualifikasi sangat baik

dan tidak perlu revisi. Hal ini didasarkan pada enam aspek, yang pertama aspek

penampilan fisik dari handout berbasis flora sciri khas NTT terlihat sederhana

45
tetapi praktis untuk digunakan dalam menjelaskan materi karena urutan

mekanisme materi tumbuhan lumut tersusun secara sistematis yang mudah

dipahami sehingga mendorong siswa untuk belajar secara mandiri. Yang kedua

aspek kelengkapan komponen, handout berbasis flora yang dikembangkan dari

segi kelengkapan komponen dinilai dapat menjelaskan materi dunia botani

lumut karena pengembangan handout berbasis flora sesuai dengan lumut yang

berada di lingkungan sekitar. Yang ketiga, aspek kesesuaian media dengan

siswa kelas X mia 1 dinilai sangat tepat karena handout berbasis flora yang

dikembangkan dapat dipahami oleh siswa kelas X mia 1. Yang keempat, Aspek

kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran dinilai sangat sesuai karena

mengacu pada kompetensi dasar sehingga dengan menggunakan handout

berbasis flora pembelajaran akan lebih sistematis dan teratur.

Yang kelima, aspek ketepatan cara pengorganisasian dinilai tepat karena

sesuai dengan materi dunia botani lumut yang ada. Yang keenam, aspek

kesesuaian rancangan pembelajaran dengan handout berbasis flora dinilai oleh

ahli media bahwa handout berbasis flora yang dikembangkan sesuai dengan

rancangan pembelajaran sehingga materi pembelajaran akan lebih mudah

dimengerti serta dapat membantu guru untuk mengajar sesuai dengan tahap.

Beberapa hal ini yang menjadi penilaian dari ahli media terhadap handout

berbasis flora yang dikembangkan.

Setelah selesai melakukan uji validasi terhadap pengembangan handout

berbasis flora maka yang menjadi langkah akhir dalam pengembangan handout

berbasis flora ciri khas NTT menggunakan model pengembangan ADDIE yaitu

implementasi handout berbasis flora di kelas X mia 1 yang terdiri dari dua

46
kelompok yaitu kelompok kecil dan kelompok besar.

Persentase penilaian uji kelompok kecil dan uji kelompok besar diperoleh

100% dan 98%. Penilaian ini didasarkan oleh beberapa aspek yaitu yang

pertama, tampilan fisik handout berbasis flora secara keseluruhan menarik

minat siswa serta cara merancang handout inisederhana dan membuat siswa

mengerti. Yang kedua, fungsi dan manfaat handout berbasis flora ini

membantu membangkitkan motivasi belajar siswa serta mengatasi rasa bosan

dalam kelas. Yang ketiga, handout berbasis flora yang dikembangkan sesuai

dengan bahan ajar dunia botani lumut bryophyta sehingga siswa dapat

memahami materi dunia botani lumut dengan baik.

Penilaian handout berbasis flora yang dipaparkan di atas dapat dinilai

bahwa pengembangan handout berbasis flora ciri khas NTT mendapat respon

yang positif dari ahli materi, ahli desain, ahli media dan siswa/siswi kelas X

mia 1 sehingga menunjukkan handout berbasis flora yang dikembangkan layak

digunakan sebagai bahan ajar. Hal ini dikarenakan handout berbasis flora yang

dikembangkan memiliki kelebihan tersendiri.

Beberapa kelebihan dari handout berbasis flora yaitu pertama, handout

berbasis flora ini praktis untuk digunakan karena memiliki ukuran yang relatif

kecil sehingga mudah digenggam dan dibawa kemana-mana oleh guru ataupun

siswa. Kedua, handout berbasis flora yang dikembangkan sangat menarik

karena cerita dan gambar yang ada di dalam handout berbasis flora dapat

menarik perhatian siswa sehingga menurut ahli materi jika digunakan di dalam

proses pembelajaran IPA maka siswa akan memperoleh pengetahuan secara

langsung, dengan begitu pembentukan konsep dan penanaman konsep akan

47
lebih mudah

Tanggapan ahli materi sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Prastowo

(2011) tentang manfaat handout yakni dapat memperkaya pengetahuan peserta

didik serta memotivasi peserta didik agar lebih giat dalam belajar.Kelebihan

yang ketiga yaitu sesuai dengan penilaian dari ahli desain yang mengatakan

bahwa handout berbasis flora ini desainnya menarik dengan macam-macam

teknik dan warna sehingga menarik perhatian siswa dalam belajar IPA.

Kelebihan handout berbasis flora ini sesuai dengan teori Arsyad (2000:38)

yang mengatakan bahwa perpaduan teks dan gambar yang terdapat pada

handout dapat menambah daya tarik serta memperlancar pemahaman siswa.

Selain itu ahli media juga menilai bahwa handout berbasis flora yang

dikembangkan,dapat membantu siswa untuk memecahkan suatu konsep

masalah yang diberikan oleh guru tentang menggunakan handout berbasis

flora. Penilaian ahli media didukung oleh Prastowo (2011) yang mengatakan

bahwa dengan menggunakan handout berbasis flora dapat memudahkan

peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran, serta melengkapi

kekurangan materi, baik materi yang diberikan dalam buku teks maupun materi

yang diberikan secara lisan oleh pendidik.

Berdasarkan persentase uji validasi ahli materi, uji validasi ahli desain, uji

validasi ahli media, uji kelompok kecil dan uji kelompok besar terhadap

handout berbasis flora ciri khas NTT yang telah dipaparkan di atas, maka

handout berbasis flora layak digunakan sebagai bahan ajar di SMA Negeri 10

Kota Kupang Tahun Ajaran 2021/2022 karena mendapatkan hasil 92,40%

dengan kualifikasi sangat baik. Pengambilan keputusan tentang kelayakan

48
handout berbasis flora ini mengacu pada tingkat kualifikasi pencapaian

menurut Riduwan (2012) yang mengatakan bahwa persentase yang diperoleh

jika mencapai ≥ 61% maka handout berbasis flora ciri khas NTT pada materi

dunia botani lumut yang dikembangkan layak digunakan sebagai bahan ajar.

Produk bahan ajar Ajar handout tumbuhan lumut (Bryophyta) berbasis

flora dengan ciri khas Nusa Tenggara Timur (NTT) pada materi dunia botani

telah direvisi sesuai dengan komponen-komponen dari cover depan, cover

belakang, bagian inti materi, penggunaan bahasa. Desain sampul depan dan

belakang buku dapat dilihat pada Gambar 1. Bahan ajar ini terdapat materi

tumbuhan lumut yang terdiri dari 3 jenis lumut yakni, Lumut daun,lumut hati

dan lumut tanduk serta jenis-jenis lumut yang terdapat di NTT.

Gambar 1. cover depan dan cover belakang handout tumbuhan lumut

49
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan siswa

terhadap handout berbasis flora sangat penting, sesuai dengan data analisis

kebutuhan siswa sebanyak 95% yang menyetujui adanya pengembangan

handout berbasis flora. Siswa-siswi juga senang untuk membaca buku handout

flora tetapi di SMA N 10 Kota Kupang belum tersedia handout berbasis flora.

Berdasarkan uji validasi dari ahli materi, ahli desain, ahli media menunjukkan

bahwa handout berbasis flora yang disusun layak di ujicobakan. Selanjutnya

handout berbasis flora diimplementasikan pada kelompok kecil dan kelompok

besar sehingga mendapatkan kualifikasi sangat baik. Berdasarkan proses

pelaksanaan penelitian menunjukkan bahwa handout berbasis flora valid dan

layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran di SMA Negeri 10 Kota

Kupang Tahun Ajaran 2021/2022.

B. Saran

Penelitian dan pengembangan handout berbasis flora ini telah selesai

dilakukan sehingga diharapkan kepada:

a. Guru dapat menggunakan handout berbentuk flora ini dengan rancangan

model pembelajaran yang sesuai.

50
b. Siswa dapat melatih diri untuk mandiri dalam belajar IPA pokok bahan

dunia botani lumut bryophyta dengan menggunakan handout berbasis flora

ciri khas NTT pada materi dunia botani lumut bryophyta.

c. Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian penerapan handout berbasis

flora dan efektifitas handout berbasis flora dengan mengaitkan seluruh

pokok bahasan dunia botani tumbuhan lumut.

51
DAFTAR PUSTAKA

Belawati. T. 2007. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Fitri, 2012. Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Quis Team yang
diiringi dengan Pemberian handout Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas 10 SMAN 5 Solok Selatan. Artikel Nonpublikasi.s

Chairil. 2009. Media Handout. (http://chai-chairil.blogspot.com, diakses


30 Desember 2018)

Depdiknas. 2008. Panduan pengembangan bahan ajar ,(online),


(http://www.docs/2879709/5 paduan-pengembangan-bahan ajar. html
diakses 17 juli 2007)

Daryanto. 2013. Menyusun Modul:Bahan Ajar untuk Persiapan


Guru dalam Mengajar.Yogyakarta: Gava Media.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Djamarah. S.B dan Zain, A. 2005.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.


Rineka Cipta

Lestari. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (Sesuai dengan


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Padang:Akademia Permata.

Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Remaja


Rosda Karya.

Pannen & Purwanto. 2001.Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Antar

Prastowo. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:

52
Diva Press.

Riduwan. 2012. Dasar-Dasar Statistika, Bandung: Alfabeta.

Sadiman. 2014. Interaksi & Motivasi Belajar mengajar. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada

Setiawan. 2007. Materi Pokok Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta :


Universitas Terbuka

Sungkono. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.

Sudrajat. Akhmad. 2 Mei 2007. Konsep Pengembangan Bahan Ajar.


Yogyakarta:http://info-pendidikankita_wordpress.com/2019/01/26/kon
sep-pengembangan-bahan-ajar-2/

Widodo. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai dengan


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Padang: Akademia Permata.

Dynash, Juan. 2013. Keanekaragaman Hayati Flora dan Fauna indonesia.


Jakarta: Gramedia

Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi, Bandung: Rineka Cipta.

53
Lampiran 1

Tabel Analisis Kebutuhan Siswa Terhadap Pengembangan handout berbasis


flora ciri khas NTT

jawaban
NO Pertanyaan
YA TIDAK %

1. Apakah kamu setuju bahwa pelajaran IPA 10 12 45 %


termaksud pelajaran yang sulit ?
2. Apakah kamu selalu mengalami kesulitan 13 9 59 %
pada saat belajarar IPA Biologi ?
3. Apakah kamu pernah belajar tentang pokok 17 5 77 %
bahasan system ekskresi?
4. Apakah pokok bahasan ini sulit ? 7 15 31 %

5. Apakah kamu setuju bahwa kesulitan yang


10 12 45 %
kamu alami di sebabkan karena bahan ajar
/alat bantu yang guru gunakan?
6. Apakah guru kamu pernah mengajar 18 4 81 %
menggunakan alat bantu atau bahan ajar ?
7. Apakah selama ini bahan ajar yang paling
banyak digunakan dalam pembelajaran adalah 18 4 81 %
bahan ajar selain modul dengan teknik komik
seperti power point dan buku cetak ?
8. Apakah kamu setuju bahwa bahan ajar atau
20 2 90 %
alat bantu yang guru gunakan sesuai dengan
materi yang diajarkan guru ?
9. Apakah guru kalian pernah menggunakan 15 7 88 %
handout dalam pembelajaran?
10. Apakah kalian pernah tahu tentang handout 8 14 36 %
berbasis flora?
11. Handout berbasis flora merupakan bahan ajar
yang digunakan sebagai perantara yang dapat
dilihat sehingga membantu dalam 12 10 54 %
pembelajaran. Apakah dalam proses
pembelajaran guru pernah menggunakan
handout berbasis flora saat mengajar ?
12. Apakah kamu setuju jika guru menggunakan 22 0 100 %
handout berbasis flora saat pembelajaran?
54
13. Apakah kamu pernah melihat guru
6 16 27 %
mengajarkan materi dunia botani
menggunakan handout berbasis flora ?
14. Jika kamu pernah atau belum melihat handout
19 3 86 %
berbasis flora ini maka setujukah kamu jika
menggunakan handout ini?
15. apakah kalian setuju bahwa handout berbasis
20 2 90 %
flora dapat membantu kalian dalam belajar
materi dunia botani lumut?
16 Apakah kalian setuju untuk adanya
pengembangan bahan ajar berupa handout 21 1 95 %
berbasis flora pada pokok bahasan dunia
botani?
Sumber: hasil olahan peneliti (2020)

Lampiran 2
Tabel Validasi Produk
Tabel Hasil Penilaian Ahli Materi pokok bahasan dunia botani lumut
bryophyta

Aspek Kriteria Sko ∑ %


r
Isi Materi1. Materi dunia botani lumut berhubungan dengan 3
handout berbasis flora
2. handout berbasis flora berkaitan dengan sistematika 3
materi yang dibuat.
3. Materi tentang dunian botani 3 30 75%
4. Bentuk handout berbasis flora sesuai dengan 3
gambar pada materi.
5. Ketepatan materi bersesuaian dengan handout 3
berbasis flora.
6. Materi yang disajikan mendukung handout berbasis 3
flora
7. Materi yang disajikaan sesuai dengan standar 3
kompetensi dan kompetensi dasar.
8. Materi yang disajikan sesuai dengan tujuan 3
pembelajaran.
9. handout berbasis flora membantu siswa untuk 3
memperdalam materi sdunia botani lumut
10. handout berbasis flora membantu siswa untuk 3
lebih memahami isi materi.
Kesesuaian 1. Gambar pada handout berbasis flora sesuai 3
handout dengan materi.
berbasis 2. handout berbasis flora sesuai dengan materi. 3 12 75%
flora Dan 3. handout berbasis flora secara keseluruhan sesuai 3
Materi dengan perorganisasian materi.
4. Perorganisasian urutan materi dunia botani sesuai 3
55
dengan handout berbasis flora.
Penyajian 1. Penyajian materi jelas. 3
2. Penggunaan bahasa ketika menggunakan handout 3
berbasis flora mudah dipahami.
3. Instruksi penggunaan handout berbasis flora 3
sesuai dengan materi.
27 75%
4. Penyajian handout berbasis flora bias menuntun 3
siswa untuk membangun pemahaman tentang
dunia botani
5. Kebenaran konsep pada materi dunia botani 3
dengan handout berbasis flora
6. handout berbasis flora yang dirancang membantu 3
siswa memahami materi yang disajikan.
7. Materi yang disajikan dapat mendorong minat 3
belajar siswa.
8. Penjelasan ciri-ciri,habitat dari dunia botani pada 3
handout berbasis flora
9. Penyajian materi dan handout berbasis flora 3
berkesinambungan sehingga mendorong
kreatifitas guru dan siswa dalam belajar.
Total 69 75%
Komentar secara umum: handout berbasis flora yang dikembangkan baik
untuk tingkatan SMA karena belajar secara langsung.
Sumber: hasil olahan peneliti (2021)

Tabel Hasil Penilaian Ahli Desain Terhadap handout berbasis flora ciri khas
NTT

No Aspek Kriteria Skor ∑ %


1 Kemenarikan 1. Secara keseluruhan, desain handout 4
desain handout berbasis flora ini menarik jika dipandang.
berbasis flora 2. Belajar menggunakan handout berbasis 4 16 100
flora ini menarik sehinggadapat %
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk meningkatkan kreatifitasnya.
3. Penggunaan handout berbasis flora ini dapat 4
menghilangkan sifat pasif pada siswa.
4. handout berbasis flora ini dapat menarik 4
perhatian siswa
2 Kesesuaian 1. handout berbasis flora yang ada sesuai 3
handout berbasis dengan ilustrasi dan sajian materi.
flora, ilustrasi dan 2. handout berbasis flora mendukung materi 4
sajian materi yang disajikan.
3. Ilustrasi atau gambar pada hando berbasis 4
flora sesuai dengan gambar pada materi 29 90%
yang disajikan.
4. Materi yang disajikan mendukung handout 4
56
berbasis flora
5. Kelengkapan isi materi mendukung handout 3
berbasis flora.
6. Kemenarikan desain handout berbasis flora 4
ini sederhana namun dapat membangkitkan
kreatifitas guru maupun siswa.
7. Desainhandout berbentuk komik 4
inisederhananamundapatmembantusiswadal
ammemperdalammateri yang disajikan.
8. Desain gambar berhubungan dengan 3
karakter siswa
3 Pemilihanwarna, 1. Kejelasan materi khususnya 4
ukuran, pengelompokan tumbuhan lumut
kecerahan, 2. Penggunaan latar yang ada pada handout 3
dantampilan berbasis flora sesuai atau tidak
3. Bentuk handout berbasis flora secara 4
keseluruhan memudahkan dalam
mengamati. 37 92%
4. Kelengkapan muatan struktur handout 4
berbasis flora
5. Penyajian handout berbasis flora dapat 4
mengaitkan cara berpikir siswa.
6. Kecerahan pada handout berbasis flora 4
membangkitkan minat belajar siswa.
7. Tampilan depan handout berbasis flora 4
dapat mengatasi rasa jenuh pada siswa.
8. Kombinasi warna dankecerahan handout 3
berbasis flora ini saling mendukung.
9. handout berbasis flora ini memotivasi 3
siswa untuk berpikir kritis
10. Hubungan antara kecerahan handout, 4
tampilan depan handout dan ukuran
handout terkesan praktis dan menarik
minat belajar siswa.
Total 82 93%
Komentar secara umum: handout berbasis flora sangat baik dan layak

dikembangkan untuk digunakan.

Sumber: hasil olahan peneliti (2021)

Tabel Hasil Penilaian Ahli Media Terhadap handout berbasis flora ciri khas
NTT

No Aspek Kriteria Skor ∑ %


1 Penampilanfisik 1. Kreatif dan inofatif (handout berbasis 4
flora menarik minat belajarsiswa)
57
2. Komonikatif (handout berbasis flora ini 4
dapat dipahami dengan mudah)
3. Unggul(handout berbasis flora ini 4
memiliki kelebihan dan berbeda dengan
media pembelajaran pada umumnya)
4. Dapat dipahami cara penggunaannya. 3
5. handout berbasis flora ini sistematis dan 4
teratur rapi.
6. Terlihat sederhana tetapi praktis 4
7. Gambar yang ada pada handout 4 48 92%
Membangkitkan motivasi belajar siswa
8. Membantu siswa dalam memahami 3
materi system ekskresi pada manusia.
9. Penggunaan handout berbasis flora ini 4
dapat mempermudah dalam proses
pembelajaran karena memuat materi dan
gambar yang sesuai dengan tingkat
pemahaman mahasiswa.
10. Belajar dengan menggunakan handout 3
berbasis flora ini dapat memberikan
kesempatan siswa untuk meningkatkan
imajinasi siswa.
11. handout berbasis flora ini dapat menarik 4
perhatian siswa
12. handout ini dapat membangkitkan 4
motivasi siswa untuk belajar mandiri
karena terdapat gambar yang jelas dan
tampaknya menarik perhatian serta
tersusun secara runtut
13. Penggunaan handout berbasis flora ini 3
dapat menghilangkan sifat pasif yang
dimiliki siswa.
2. Kelengkapan 1. Menyajikan handout berbasis flora untuk 3
komponen mengaitkan cara berpikir siswa
2. Menyajikan materi dunia botani 4 14 87%
tumbuhan lumut
3. handout berbasis flora ini di desain 4
khusus untuk siswa Sekolah Menengah
Atas (SMA)
4. Pembuatan handout berbasis flora ini 3
tidak memerlukan banyak biaya
3 Kesesuaian media 1. handout berbasis flora ini sederhana 4
dengan siswa sehingga mudah dipahami oleh siswa
kelas SMA kelas X
2. Cara mempelajari handout berbasis flora 4 20 100%
ini tidak sulit
3. Terlihat sederhana tapi menarik 4
58
4. Dapat mengatasi rasa jenuh siswa ketika 4
belajar dalam kelas
5. Handout berbasis flora ini dibuat sesuai 4
dengan tujuan pembelajaran sehingga
berpengaruh pada hasil belajar siswa.
4 Kesesuaian media 1. Dengan adanya handout berbasis flora 4
dengan tujuan ini, siswa belajar lebih sistematis dan
pembelajaran teratur 12 100%
2. Pengorgani sasian handout berbasis flora 4
tepat seperti pada sajian materi
3. Pengorganisasian tentang handout 4
berbasis flora dunia botani lumut
berkesinambungan dengan materi yang
disajikan
5 Ketepatan cara 1. Ketepatan dalampemilihan materi dan 4
pengorganisasian pengembangan handout berbasis flora
membuka wawasan siswa agar dapat
berpikir inovatif 12 100%
2. handout berbasis flora dunia botani ini di 4
desain sesuai dengan rancangan
pembelajaran agar mudah dimengerti
3. Rancangan pembelajaran menjadi acuan 4
pengembangan materi pendukung
6 Kesesuaian 1. Rancangan pembelajaran membantu guru 4
rancangan untuk mengajar sesuai tahap
pembelajaran 2. Rencangan pembelajaran membantu 4
dengan handout handout berbasis flora yang ada mudah 12 100%
dipahami oleh siswa ketika digunakan
berbasis flora
dalam proses pembelajaran sebagai bahan
ajar
3. Pengembangan handout berbasis flora 4
dan materi pendukung disesuaikan
dengan rancangan pembelajaran
berstandar dengan menarik minat belajar
siswa.
Total 118 95%
Komentar secara umum: pengembangan handout berbasis flora layak digunakan
sebagai media dalam pembelajaran.
Sumber: hasil olahan peneliti (2021)

Lampiran 3
Tabel Implementasi Produk
Tabel Hasil Penilaian Uji Kelompok Kecil Terhadap handout berbasis
flora ciri khas NTT

Peserta didik ∑ %
59
Aspek Pernyataan 1 2 3 4 5

Penampilan 1. Secara keseluruhan, 4 4 4 4 4


fisik handout ini menarik
minat saya untuk belajar.
2. Pemilihan Jenis Bahan 4 4 4 4 4
ajar yang digunakan 100%
membuat saya memiliki
minat untuk belajar. 60

3. Cara merancang handout 4 4 4 4 4


ini sederhana dan
membuat saya mengerti .
Fungsi dan 1. Belajar dengan 4 4 4 4 4
manfaat menggunakan handout
handout berbasis flora ini
membangkitkan motivasi
belajar saya.
2. handout berbasis flora ini 4 4 4 4 4 60 100%
ini membantu saya
mengatasi rasa bosan
dalam kelas.
3. handout berbasis flora ini 4 4 4 4 4
menggunakan bahasa yang
mudah di mengerti
Kesesuaian 1. materi handout ini 4 4 4 4 4
handout mendorong keingintahuan
berbentuk saya
komik dan 2. handout berbasis flora ini 4 4 4 4 4
membantu saya
bahan ajar
memahami materi dunia
botani lumut dengan
baik.
3. isi bahan ajar yang 4 4 4 4 4
disediakan sesuai dengan
handout berbasis flora
4. kalimat dan paragraf yang 4 4 4 4 4
digunakan dalam handout
ini jelas dan mudah 80 100%
dipahami

Ketertarikan 1. Tampilan handout ini 4 4 4 4 4


menarik
terhadap 2. Handout ini membuat saya 4 4 4 4 4
senang mempelajari IPA.

60
bahan ajar 3.
Dengan menggunakan 4 4 4 4 4
handout ini dapat
berupa menambah keinginan
untuk belajar
handout 4. Dengan menggunakan 4 4 4 4 4
handout ini membuat 120 100%
berbentuk
belajar saya lebih terarah
komik yang 5. saya sangat senang 4 4 4 4 4
dengan suasana
dikembangka pembelajaran
menggunakan handout
n berbasis flora
6. Saya sangat tertarik untuk 4 4 4 4 4
memiliki handout
berbasis flora ciri khas
NTT yang dikembangkan
Total 320 100%

Tabel Hasil Penilaian uji coba kelompok besar Terhadap handout berbasis
flora ciri khas NTT

Skor
Aspek Pernyataan ∑ %
1 2 3 4

Penampila 1. Secara keseluruhan, handout


n fisik ini menarik minat saya untuk - - 5 17
belajar.
2. Pemilihan Jenis Bahan ajar
yang digunakan membuat saya - - 6 16 251 95,07 %
memiliki minat untuk belajar.
3. Cara merancang handout ini
sederhana dan membuat saya - - 2 20
mengerti .
Fungsi 1. Belajar dengan menggunakan 257
dan handout berbasis flora ini - - 4 18
manfaat membangkitkan motivasi
handout belajar saya.
2.handout berbasis flora ini - - 1 21
membantu saya mengatasi rasa
61
bosan dalam kelas.
3.handout berbasis flora ini
menggunakan bahasa yang - - 2 20
97,34 %
mudah di mengerti
1. materi handout ini mendorong - - 1 21
keingin tahuan saya
Kesesuaia 2. handout berbasis flora ini
membantu saya memahami - - 2 20
n handout materi dunia botani dengan
baik
berbasis 349 99,14 %
3. isi bahan ajar yang disediakan
sesuai dengan handout - - - 22
flora
berbasis flora
4. Kalimat dan paragraf yang
dengan
digunakan dalam handout ini jelas - - - 22
bahan ajar dan mudah dipahami.

Keterkaita 1. Tampilan handout ini menarik - - 1 21

terhadap 2. Handout ini membuat saya - - - 22


senang mempelajari IPA
bahan ajar 3. Dengan menggunakan handout
ini dapat menambah keinginan - - - 22
handou
untuk belajar
berbasis 4. Dengan menggunakan handout
ini membuat belajar saya lebih - - - 22 527 99,81%
flora terarah
5. Saya sangat senang dengan
suasana pembelajaran - - - 22
menggunakan handout
berbasis flora
6. saya sangat tertarik untuk
memiliki handout berbasis - - - 22
flora ciri khas NTT yang
dikembangkan
Total 1.384 98,70 %

Sumber: hasil olahan peneliti (2021)

62
Lampiran 4

Dokumentasi Penelitian

Hasil Pengembangan

63
64

Anda mungkin juga menyukai