Anda di halaman 1dari 2

Borang Analisis Praktikum

Modul H-07
Gerrard Tammar Theodore Tambun

A. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan koefisien kehilangan energi dari
lengkungan, perubahan penampang dan katup pada pipa. Praktikum ini dilakukan dua
kali percobaan. Perbedaan dari kedua percobaan ini adalah pada percobaan pertama
menggunakan data dari pembacaan tinggi fluida dalam manometer dan percobaan
kedua menggunakan data pengukuran nilai tekanan.

B. Dasar Teori
Secara perumusan, koefisien K adalah perbandingan kecepatan dari ∆h pada
manometer yang didapatkan dari percobaan dengan kecepatan secara teoritis. Hal ini
terjadi karena gesekan yang dialami oleh fluida pada pipa maupun karena ada
perubahan lengkungan, katup, dan luas penampang. Koefisien K ini dihitung melalui
pembacaan pada 8 pipa manometer.

C. Pengolahan Data
Dalam praktikum ini, didapatkan data berupa nilai mitre pada manometer 1 dan 2,
enlargement pada manometer 2 dan 3, contraction pada manometer 3 dan 4, long bend
pada manometer 4 dan 5, short bend pada manometer 5 dan 6, 45 derajat pada
manometer 6 dan 7, dan elbow pada manometer 7 dan 8.

D. Analisis Hasil
Pada praktikum ini percobaan dibagi menjadi 2 kali percobaan. Pada percobaan
pertama, praktikan menggunakan flowrate 5, 7.5, 10, dan 12.5 yang menyebabkan
perbedaan ketinggian air pada tiap manometer. Manometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur tekanan sehingga ketinggian fluida pada manometer mewakili tekanan
fluida tersebut. Semakin rendah tinggi fluida maka tekanannya semakin rendah
begitupun sebaliknya. Pada percobaan pertama ini, praktikan juga mencari nilai debit
aliran. Setelah mendapatkan data praktikum, praktikan melakukan analisis terhadap
data tersebut yang menghasilkan perhitungan kecepatan aliran fluida (v) dengan cara
membagi debit aliran (Q) dengan luas penampang (A) yang telah diketahui. Praktikan
kemudian mencari nilai v2 sebagai sumbu x dan nilai ∆ℎ yaitu perubahan ketinggian
head sebagai seumbu Y.

Setelah mendapatkan nilai-nilai tersebut, praktikan mencari nilai K dengan rumus yang
telah diketahui. Praktikan kemudian mencari nilai gradien dengan metode regresi yaitu
𝑛𝑋×𝑌
. Setelah itu praktikan dapat mencari nilai koefisien kehilangan energi (K) dengan
𝑛𝑋 2
mengkalikan 2 gradien b dengan percepatan gravitasi (g).

Nilai K literatur yang didapat secara berurutan adalah 1,27 untuk mitre, 0,27 untuk
enlargement, 0,89 untuk contraction, 0,50 untuk long bend, 0,56 untuk short bend, 1,22
untuk 45 derajat, dan 0,85 untuk elbow. Nilai K praktikum yang didapat secara
berurutan adalah 1,39 untuk mitre, 1,72 untuk enlargement, 0,96 untuk contraction,
0,89 untuk long bend, 0,74 untuk short bend, 20,5 untuk 45 derajat, dan 0,85 untuk
elbow. Untuk nilai K yang kecil berarti energi yang hilang dari headloss hanya sedikit
dan untuk K yang bernilai besar maka energi yang hilang dari headloss banyak. Hal ini
berarti bahwa nilai ∆ℎ berbanding lurus dengan nilai K, dan nilai P berbanding lurus
dengan nilai K.

Pada percobaan kedua, praktikan juga mencari nilai koefisien kehilangan energi
menggunakan pengukuran dari nilai tekanan. Dial reading digunakan untuk
mendapatkan nilai tekanannya. Pada percobaan ini, praktikan juga mencari nilai debit
aliran dengan mengukur volume fluida dalam penampung dalam waktu yang
ditentukan. Praktikan juga menghitung kecepatan aliran fluida (v) dengan membagi
nilai debit aliran (Q) dengan luas penampang (A) yang sudah diketahui. Nilai v2 dipakai
sebagai sumbu X dan nilai tekanan dipakai sebagai sumbu Y.

Praktikan kemudian mencari nilai K menggunakan rumus yang telah diketahui. Setelah
itu, praktikan mencari nilai gradien (b) dengan metode regresi dan mencari nilai
koefisien kehilangan energi (K). Nilai yang didapatkan oleh praktikum pada percobaan
kedua ini adalah 0,453 untuk nilai K praktikum dan 498,3 untuk nilai K literatur. Hal
tersebut menyebabkan nilai kesalahan relatifnya menjadi 99,91 %.

E. Analisis Kesalahan

Dalam praktikum ini, dapat terjadi beberapa kesalahan diantaranya : kesalahan


praktikan dalam membaca tinggi muka air dalam manometer sehingga data yang
didapat tidak valid, kesalahan praktikan dalam melakukan pengolahan data sehingga
nilai yang dihasilkan tidak sesuai, alat yang digunakan oleh praktikan tidak terkalibrasi
dengan baik sehingga data yang didapatkan tidak valid, dan alat yang digunakan oleh
praktikan sudah tidak layak digunakan sehingga praktikan tidak dapat menggunakan
alat sesuai dengan fungsi maksimalnya. Kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ini
dapat berdampak pada keabsahan dasar teori serta tidak validnya nilai yang didapatkan
praktikan yang mengakibatkan teori-teori yang digunakan dalam praktikum ini menjadi
tidak sah.

F. Kesimpulan
• Nilai koefisien kehilangan energi terjadi karena headloss yang disebabkan
oleh gesekan antara fluida dengan pipa, perubahan penampang, atau
lengkungan pada pipa dan katup.
• Nilai koefisien kehilangan energi yang paling kecil ada pada lengkung short
bend (manometer 5 dan 6), dan nilai kesalahan relatif terkecil pada lengkung
elbow (1%).

Anda mungkin juga menyukai