Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN

ANGINA PEKTORIS
No. : SOP/ /
Dokumen 35.07.103.102/2016
SOP No. Revisi :0
Tgl. Terbit : Januari 2016 UPTD PUSKESMAS
Halaman :1/3 PUJON

KABUPATEN dr. Wiwit Wijayati


MALANG Nip.197501242006042015

1. Pengertian Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri
dada yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di
dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut
biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas dan segera hilang
bila aktivitas dihentikan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Menangani
Angina Pektoris
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Pujon Nomor : 440/
/Kep/ 35.07.103.102/2015 Tentang Kebijakan Pelayanan klinis di
unit Puskesmas Pujon
4. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I tahun 2013
5. Langkah-langkah 1. Anamnesa
Prosedur 2. Pemeriksaan fisik
3. Penegakan diagnosa: Menangani Angina Pektoris
4. Tatalaksana
Modifikasi gaya hidup:
a. mengontrol emosi dan mengurangi kerja yang berat dimana
membutuhkan banyak oksigen dalam aktivitasnya
b. mengurangi konsumsi makanan berlemak
c. menghentikan konsumsi rokok dan alkohol
d. menjaga berat badan ideal
e. mengatur pola makan
PENATALAKSANAAN
ANGINA PEKTORIS
UPTD
PUSKESMAS No. : SOP/ / dr. Wiwit Wijayati
PUJON Dokumen 35.07.103.102/2016 Nip.197501242006042015
SOP No. Revisi :0
Tgl. Terbit : Januari 2016
Halaman :2/3

f. melakukan olah raga ringan secara teratur


g. jika memiliki riwayat diabetes tetap melakukan pengobatan
diabetes secara teratur
h. melakukan kontrol terhadap kadar serum lipid.
i. Mengontrol tekanan darah.
Terapi farmakologi:
a. Nitrat dikombinasikan dengan β-blocker atau Calcium
Channel Blocker (CCB) non dihidropiridin yang tidak
meningkatkan heart rate (misalnya verapamil, diltiazem).
Pemberian dosis pada serangan akut :
1. Nitrat 10 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan 10 mg
peroral sampai mendapat pelayanan rawat lanjutan di
Pelayanan sekunder.
2. Beta bloker:
a. Propanolol 20-80 mg dalamdosis terbagi atau
b. Bisoprolol 2,5-5 mg per 24 jam.
3. Calcium Channel Blocker (CCB) Dipakai bila Beta
Blocker merupakan kontraindikasi.
a. Verapamil 80 mg (2-3 kali sehari)
b. Diltiazem 30 mg ( 3-4 kali sehari)
b. Antipletelet: Aspirin 160-320 mg sekali minum pada akut.
c. Oksigen dimulai 2l/menit
Konseling dan Edukasi
Memberitahu individu dan keluarga untuk:
a. Mengontrol emosi, mengurangi kerja yang berat dimana
membutuhkan banyak oksigen dalam aktivitasnya.
b. Melakukan pola hidup sehat seperti mengurangi konsumsi
makanan berlemak, menghentikan konsumsi rokok dan
PENATALAKSANAAN
ANGINA PEKTORIS
UPTD
PUSKESMAS No. : SOP/ / dr. Wiwit Wijayati
PUJON Dokumen 35.07.103.102/2016 Nip.197501242006042015
SOP No. Revisi :0
Tgl. Terbit : Januari 2016
Halaman :3/3

alkohol, menjaga berat badan ideal, mengatur pola makan,


melakukan olah raga ringan secara teratur.
Kriteria Rujukan
Dilakukan rujukan ke layanan sekunder (spesialis
jantung/spesialis penyakit dalam) untuk tatalaksana lebih lanjut
6. Unit Terkait UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai