Anda di halaman 1dari 3

Critical Review

Struktur Meta Teori Akuntansi Keuangan


(Sebuah Telaah dan Perbandingan antara FASB dan IASC)

By : I Made Narsa
Reviewer : Muh. Nur Akbar. S

A. Ringkasan
International Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal
pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang
meliputi penilaian profesional yang kuat dengan disclosures yang jelas dan transparan
mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu,
dan akuntansi terkait transaksi tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan
dapat dengan mudah membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai
belahan dunia. Implikasinya, mengadopsi IFRS berarti mengadopsi bahasa pelaporan
keuangan global yang akan membuat suatu perusahaan dapat dimengerti oleh pasar
global. Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi
IFRS dalam laporan keuangannya. Tidak mengherankan, banyak perusahaan yang telah
mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan saat memasuki pasar modal
global. Perubahan tata cara pelaporan keuangan dari Generally Accepted Accounting
Principles (GAAP), PSAK, atau lainnya ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan
menjadi “kompetensi wajib-baru” bagi akuntan publik, penilai (appraiser), akuntan
manajemen, regulator dan akuntan pendidik. Dengan kesiapan adopsi IFRS sebagai
standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan Indonesia akan siap dan mampu untuk
bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi (M&A), lintas negara. Karena IFRS
dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal global, kesiapan industri akuntansi
Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan menjadi daya saing di tingkat global. Inilah
keuntungan dari mengadopsi IFRS.

B. Masalah
Adanya perbedaan dalam laporan keuangan dan diharapkan adanya sebuah standar
yang dapat diterima oleh semua negara di dunia. Dengan adanya standar yang diterima
secara internasional, diharapkan laporan keuangan memiliki daya keterbandingan yang
lebih tinggi antar negara. Tentu saja upaya-upaya kearah harmonisasi internasional ini
bukanlah pekerjaan mudah.

C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk membahas struktur meta teori yang dipergunakan oleh
FASB dan IASC dalam mengembangkan rerangka konseptual, menelaah perbedaan-
perbedaan mendasar, menganalisis hambatan – hambatan yang dialami serta
mengidentifikasi upaya – upaya yang harus dilakukan agar IFRS diterapkan oleh negara –
negara anggota.

D. Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode study comperative yang dilakukan dengan cara
membandingkan rerangka dasar yang diatur dalam FASB dan IASC dan kemudian
menganalisa hambatan yang timbul dengan adanya penerapan IFRS dan mengidentifikasi
bagaimana hambatan tersebut dapat diselesaikan.

E. Hasil Penelitian
Dari tulisan ini, dapat terlihat dan cukup terjelaskan tentang alasan mengapa justru
FASB dapat lebih diterima kemudian “diikuti” oleh negara – negara dibanding dengan
IFRS. Alasannya, dengan melihat meta teori akuntansinya dapat dilihat bahwa FASB itu
tujuan pelaporan keuangan, dan IASC adalah tujuan laporan keuangan. Dari situ, dapat
teridentifikasi bahwa FASB memiliki konsep rerangka konseptual akuntansi yang lebih
terarah karena FASB mengataskan untuk siapa akuntansi itu, sehingga
pengimplementasian dan pembuatan serta pengembangan rerangka konseptual
akuntansinya lebih dapat diterima pasar (seperti mendesain handphone, ketika kita tahu
bahwa handphone tersebut pasarnya adalah untuk anak muda, maka kita tahu seperti apa
fiturnya, desain luarnya, warnanya, range harganya, dsb). Sedangkan rerangka konseptual
yang dimiliki IASC masih cukup lemah, mengingat rerangka tersebut dibuat untuk umum
untuk Internasional sehingga “dipukul rata” jadi tidak terfokus pada satu negara saja.
Justru hal ini yang membuat rerangka IASC menjadi lemah, karena internasional yang
tidak terfokus pada satu negara, padahal tiap negara itu kan culturenya beda-beda dan
akuntansi sendiri itu menyesuaikan bagaimana negaranya, akuntansi itu lahir dari
kebutuhan, ketika kebutuhan setiap negara berbeda-beda maka akuntansi itu sendiri
(menurut saya) tidak bisa dipukul rata. Negara itu kan punya aturan main yang berbeda-
beda, punya kebutuhan yang berbeda-beda, punya budaya, kebiasaan, struktur pasar, dan
hal-hal lain yang berbeda-beda. Darisini saja, rasanya memang sulit mengstandarkan hal
yang jelas-jelas berbeda. Ketika standar ini tetap saja dibuat, ya hasilnya tidak akan
maksimal, dan tidak akan benar-benar menyentuh langsung (memahami betul) apa yang
diinginkan oleh masing-masing negara.

F. Kelemahan dan Kekuatan


1. Kelemahan
- Penelitian ini kan bukan hanya tentang penjabaran dan penjelasan atas
masalah yang ada tapi juga tentang upaya-upaya yang harus dilakukan agar
masalah bisa teratasi. Itu artinya, pembahasan tentang upaya-upaya dalam
penelitian ini adalah hal yang penting. Sayangnya, upaya-upaya yang dibahas
dalamm tulisan ini penjelasannya masih sedikit, kurang mendalam, kurang
penjabarannya.
- Dalam bagian hambatan-hambatan ada kutipan dari redebaugh tentang 8
faktor yang berpengaruh terhadap akuntansi di suatu negara, namun 8
faktornya itu apa saja tidak disebutkan.
- Terlalu banyak typo
- Penulis cenderung ke FASB dimana topik utama penelitian ini tentang telaah
perbandingan antara FASB dan IASC bukan tentang kelebihan FASB
dibandingkan IASC

Anda mungkin juga menyukai