Tidak ada suatu negara yang tidak berdampingan dengan negara yang lain. Antara satu negara
dengan negara yang lain sebaiknya saling menjalin komunikasi dan mempererat kerjasama.
Sifat dasar manusia yang saling membutuhkan satu sama lain menjadi alasan mengapa
pentingnya suatu hubungan. Perasaan terhadap kebutuhan akan sesuatu selalu mempengaruhi
segala aspek yang ada meluas, hingga tidak hanya satu orang membutuhkan orang lainnya
tetapi antara satu negara dengan negara lainnya. Misalnya saja kebutuhan bahan dasar makanan
yang mungkin saja di suatu negara memiliki sumber daya yang melimpah, namun berbanding
terbalik dengan negara yang lainnya. Sebagai contoh, negara Jepang yang memiliki tanaman
khas wasabi, biasa nya kita akan mengenal tanaman tersebut sebagai teman untuk menyantap
hidangan sushi. Sebagai tanaman khas negeri sakura, wajar saja jika di Indonesia tidak
memiliki tanaman tersebut. Untuk mendapatkannya mau tidak mau Indonesia harus
mengimpor dari luar tanaman tersebut agar dapat diolah kembali. Meski sebenarnya bisa saja
untuk coba dibudidayakan di Indonesia, namun belum tentu berhasil dikarenakan adanya
kendala dalam segi struktur tanah atau iklim yang berbeda. Dari contoh sederhana tersebut
secara tidak langsung antara kedua negara sudah menjalin hubungan internasional antara satu
sama lain, tidak hanya saling bertukar sumber daya tetapi kebudayaan masing-masing negara.
macam informasi dengan mudah didapatkan. Tidak hanya mengenai sumber daya saja, namun
Perusahaan-perusahaan di suatu negara akan saling melirik usaha di negara lainnya yang
mungkin dianggap sebagai sesuatu yang baru. Alasan yang akan membuat suatuperusahaan
atau adanya pihak-pihak yang ingin ikut terlibat dalam usaha tersebut. Sebelumnya, perusahaan
yang telah dilirik tidak bisa langsung menyerahkan atau menyampaikan informasinya secara
mentah-mentah. Karena ika hal tersebut dilakukan, pihak luar perusahaan belum tentu mengerti
dengan informasi tersebut. Bisa saja perusahaan akan dianggap memiliki prospek yang kurang
baik atau dianggap kurang meyakinkan karena dirasa kurang lengkapnya informasi yang
informasi tersebut.
Akuntansi internasional secara garis besar adalah mengenal bagaimana metode akuntansi yang
sehingga semua negara mampu menyampaikan informasi sesuai dengan prinsip yang dapat
diterima secara internasional. Sedikit mengulik mengenai sejarah, kebutuhan akan standar
akuntansi yang berlaku secara internasional yang mendasari munculnya organisasi bernama
International Standard Committee (IASC). Serangkaian gerakan telah dilakukan sejak 1973
Board (IASB) pada tahun 2001 bertujuan untuk mengembangkan suatu standar akuntansi yang
berkualitas tinggi dan dapat diterapkan secara global. IFRS (International Financial Reporting
Standards) menjawab tantangan bagaimana pelaporan keuangan harus dilakukan. Arus besar
dunia sekarang ini sedang menuju ke dalam satu standar pelaporan. Satu per satu negara di
dunia saat ini mulai mengadopsi IFRS. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi yang
berwenang dalam membuat standar akuntansi di Indonesia sejak 1994 telah melaksanakan
program adaptasi dan harmonisasi standar akuntansi internasional IFRS. Pengadopsian IFRS
di Indonesia dimulai pada tahun 2008 dimana dilakukan adopsi seluruh IFRS terakhir ke dalam
PSAK sampai tahun 2010. Pada tahun 2011 dilakukan persiapan infrastruktur pendukung utnuk
implementasi PSAK yang sudah mengadopsi IFRS dan tahun 2012 pengadopsian penuh IFRS
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ball et al. (2003) menunjukkan bahwa standar
berkualitas tinggi tidak selalu menghasilkan informasi akuntansi berkualitas tinggi. Penelitian
tersebut menyimpulkan bahwa hal ini diakibatkan oleh buruknya insentif terhadap pembuat
laporan keuangan dan bahwa kualitas pelaporan pada akhirnya ditentukan oleh faktor ekonomi
dan politik di negara yang bersangkutan yang mempengaruhi insentif manajer dan auditor, dan
bukan semata-mata ditentukan oleh standar akuntansi (Ball et al., 2003; Jeanjean dan Stolowy,
2008). Hung and Subramanyam (2007) dalam penelitiannya menguji sampel dari perusahaan
Jerman dan menguji dampak pelaporan keuangan terhadap adopsi IAS antara tahun 1998 dan
2002. Mereka menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam relevansi nilai (value
relevance) dari angka-angka akuntansi dengan adopsi IFRS, tetapi ada bukti yang lemah bahwa
laba berdasarkan IAS menunjukkan konservatisme kondisional yang lebih besar daripada laba
yang dihasilkan dari pelaporan berdasarkan standar akuntansi Jerman.Dari hasil penelitian
diatas, secara garis besar menjelaskan bahwa pembaruan yang dilakukan semata-mata ingin
memperbaiki beberapa kekurangan yang terjadi pada sistem yang lama dan para pengguna
informasi juga dituntut untuk memahami bagaimana kerangka konseptual infromasi keuangan
agar dapat mengaplikasikannya dengan tepat yang akan berpengaruh pada pengambilan sebuah
keputusan.
Menurut Martani (2012) dampak penerapan IFRS bagi perusahaan sangat beragam tergantung
jenis industri, jenis transaksi, elemen laporan keuangan yang dimiliki dan juga pilihan
kebijakan akuntansi. Ada yang perubahannya besar sampai harus melakukan perubahan sistem
operasi dan bisnis perusahaan, namun ada juga perubahan tersebut hanya terkait dengan
prosedur akuntansi. Perusahaan perbankan, termasuk yang memiliki dampak perubahan cukup
banyak. Perubahan tidak hanya dilakukan pada tingkat perusahaan namun perlu juga ada
perubahan peraturan Bank Indonesia contohnya tentang penyisihan atas kredit yang disalurkan.
Perusahaan BUMN sebagai perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik dipersyaratkan oleh
mengimplementasikan IFRS perusahaan harus menyiapkan sumber daya manusia dan dana
yang cukup untuk melakukan pemutakhiran sistem dan SOP yang saat ini telah ada. Komitmen
pimpinanperusahaan diperlukan untuk mendukungproses implementasi IFRS tersebut.
mempengaruhi bagaimana proses implementasi PSAK baru ini dalam perusahaan. Secara
umum manfaat dengan adanya konvergensi IFRS adalah untuk memudahkan pemahaman
(enhance comparability) atas laporan keuangan dengan standar akuntansi keuangan yang
dikenal secara internasional . Dengan demikian maka perusahaan dapat memberikan informasi
dalam bentuk laporan keuangan yang lebih berkualitas secara internasional. Adanya
konvergensi IFRS ini menguntungkan bagi perusahaan yang bergerak secara internasional
karena mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk
analisis keuangan bagi para analis selain juga mengurangi perbedaan dalam ketentuan
pelaporan keuangan.
Disisi lain tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak
memerlukan rekonsiliasi dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS dan kalaupun ada
diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor menyebut kesesuaian
dengan IFRS, dengan demikian diharapkan meningkatkan kegiatan investasi secara global,
memperkecil biaya modal (cost of capital) serta lebih meningkatkan transparansi perusahaan
dalam penyusunan laporan keuangan. Manfaat konvergensi IFRS lainnya adalah juga dapat
meningkatkan arus investasi global melaui transparasi. Selain itu konvergensi IFRS diharapkan
mampu memicu peningkatan arus investasi global melalui adanya transparasi sehingga
membuka peluang fund risingmelalui pasar modal secara global. Secara umum dampak
1. Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuanganakan lebih
wajar.
3. Disisi lain, kinerja keuangan (laporanlaba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harga
fluktuatif.
dibagi menjadi empat bagian, yaitupertama dampak pada sistem akuntansi,kedua berdampak
pada sistem informasiperusahaan, ketiga dampak pada sumberdaya manusia, dan keempat
Beberapa dampak yang dikemukakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Ketut Tanti yaitu
Akuntansi.
Adopsi IFRS secara penuh bukan hanya sekadar perpindahan pendekatanakuntansi dari
historikal cost ke fairvalue. Inti masalah yang lebih mendasaradalah perubahan konsep,
paradigma ataupola pikir, karena dengan mengadopsiIFRS secara penuh berarti akan
terjadiperalihan dari rule base ke principles based dalam sistem akuntansi. Dampak
investasi,beberapa aset tidak berwujud, asetkeuangan, dan aset biologis. Dampak padasistem
prinsipumum standar akuntansi yang harus diikuti untuk memastikan pencapaian kualitas
dapat diperbandingkan, danobjektif, standar akuntansi harus bersifatketat dan rigid. Dampak
keputusanperusahaan.
(principal base)dan bukan rule base akan membutuhkansumber daya profesional yang
prinsip dasar saja. Fleksibilitas dariIFRS inilah yang menjadikan peranprofessional judgement
(Schipper, 2003). Fleksibilitas dalam standar IFRS yang bersifat principle basedakan
berdampak pada tipe dan jumlah skillprofessional yang seharusnya dimiliki olehakuntan dan
Dalam hal dampak konvergensi IFRS pada sistem organisasi perusahaan yangakan timbul
persyaratan yangditetapkan.
Dari sekilas penjelasan sebelumnya, bahwa memang dibenarkan adanya perbedaan dalam
penyajian laporan sebelum dan sesudah menerapkan IFRS. Berbagai aspek dijadikan
pertimbangan dari segi laporan, cara, dan pengguna. Tapi itu semua kembali kepada
perusahaan itu sendiri, jika memang ada hal yang harus diperbarui. Jika tidak, hal yang
mungkin dilakukan sebagai langkah pengadopsian ialah melakukan beberapa perubahan tidak
secara menyeluruh, melainkan hanya terkait dengan prosedur akuntansi nya saja.Pada artikel
sebelumnya juga sudah dibahas bagaimana Indonesia sendiri secara sukarela melakukan
adaptasi IFRS. Tidak bisa dipungkiri bahwa mau tidak mau Indonesia harus bisa membuka diri
Menurut Irene Natalia (2010), IFRS telah diadopsi di banyak negara sebab IFRS diyakini
sebagai suatukumpulan standar yang baik. Namun, kualitas laba yang baik tidak
ekonomi dan politik yang ada di negara lokal. Faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas laba
lingkungan pasar modaldan siklus ekonomi selama peri ode pengadopsian, insentif perusahaan,
budaya yang ada dalam suatu negara, dan komite audit. Komparabilitas dinilai sebagai kualitas
informasi yang sangat penting bagipembuatan keputusan investasi oleh investor, dan keputusan
lain yang dibuat olehpengguna lain, terutama yang berkaitancengan alokasi sumber daya
keuangan dua perusahaan yang ada dalam sektor yang sarna di negara yang berbeda, dan
kualitas laba yang kurang. Kurangnya kualitas laba tersebut disebabkan masih ada
menambahkan, jika dilihat dari sisi ekonomi, dengan adanya standar yang seragam maka akan
mengurangi hambatan investasi lintas negara dan dari sisi akuntansi diharapkan
mampu meningkatkan kualitas laporan keuangan. Hal sejalan dengan tujuankonvergensi IFRS
adalah menjadikan laporan keuangan menghasilkan informasi yang valid untuk aset, hutang,
keuangan,menyajikan informasi yang relevan dan reliable serta dapat dimengerti, dan laporan