Anda di halaman 1dari 11

Tugas ips semester ii tahun

ajaran 2014/2015
Kelompok : 7
Nama Kelompok :
 I Kade Bagiarta
(10)
 I Gd Giri Adnya Kusuma
(18)
 I Gd Nova Cahyana
(27)
 I Md Ramanda Bayu S.
(33)
 I Md Satria Dwi Mahendra
(34)
 I Km Sukma Surya Winata
(38)
Peristiwa
Madiun/PKI,DI/TII,G30S/PKI serta
konflik internal lainnya

1. Peristiwa Madiun/PKI 1948


A. Latar belakang terjadinya peristiwa madiun/pki
1948.
1. Partai Komunis Indonesia diaktifkan kembali oleh
Moso dan Alimin.
Yang sebelumnya dilarang oleh pemerintah kolonial
Belanda sejak tahun 1927,setelah Indonesia merdeka
dan sejak dikeluarkannya maklumat pemerintah tanggal
3 November 1947, Partai Komunis Indonesia (PKI)
diaktifkan kembali oleh Moso dan Alimin.
2. Berdirinya FDR (Fron Demokrasi Rakyat)
Setelah kabinet Amir Syarifudin jatuh karena dinilai
gagal dalam perundingan Renville dan diganti dengan
kabinet Hatta. Setelah Amir Syarifudin menyerahkan
mandat kepada presiden kemudian membentuk FDR
tanggal 18 Juli 1948 dan bergabung dengan PKI untuk
menjatuhkan kabinet Hatta.

A. Tujuan Pemberontakan PKI Madiun.


1. Menjatuhkan pemerintahan RI dan mendirikan
negara Soviet – Republik Indonesia.
2. Menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi
Komunis.

C. Proses terjadinya peristiwa Madiun/PKI 1948.


Pemberontakan PKI Madiun diawali dengan tindakan –
tindakan seperti propaganda anti pemerintah,
menggerakan kerusuhan,melancarkan demontrasi, teror,
pembunuhan terhadap lawan – lawan politik serta
mengadu domba kesatuan – kesatuan TNI. Sebagai
puncaknya PKI melancarkan pemberontakan dan berhasil
menguasai Madiun tanggal 18 September 1948 dan
kemudian memproklamasikan berdirinya negara Soviet
Republik Indonesia dengan presidennya Amir Syarifudin.

D. Penumpasan pemberontakan PKI Madiun.


Pemberontakan PKI Madiun ditumpas dengan operasi
militer yang dipimpin oleh kolonel Gatot Subroto dari Divisi
Siliwangi dan Kolonel Sengkono dari Divisi Jawa Timur.
Akhirnya Madiun berhasil direbut kembali oleh TNI tanggal
30 September 1948. Dalam operasi tersebut Moso
ditembak mati sedangkan Amir Syarifudin ditangkap dan
kemudian dihukum mati.

2.PEMBERONTAKAN DI/TII.
A. Latar Belakang terjadinya pemberontakan DI/TII.
Di awal kemerdekaan laskar Hisbullah dan Sabilillah bekerja
sama dengan divisi Siliwangi dalam menghadapi Belanda.
Dengan ditanda tangani persetujuan Renville maka Divisi
Siliwangi harus hijrah dari Jawa Barat ke pusat pemerintahan
RI di Yogyakarta. Namun laskar Hisbullah dan Sabilillah di
bawah pimpinan Sukarmaji Marijan Kartosuwiryo tetap
tinggal di Jawa Barat mereka menyusun kekuatan dan bercita
– cita mendirikan Negara Islam terpisah dari RI dengan
membentuk DI/TII. Dan ketika Divisi Siliwangi melakukan long
march untuk kembali ke Jawa Barat di halang – halangi oleh
DI/TII.

B. Proses terjadinya Pemberontakan DI/TII


1. DI/TII Jawa Barat.
Pemberontakan DI/TII pada mulanya muncul di Jawa Barat
pusatnya di Tasikmalaya dipimpin oleh S.M.Kartosuwiryo
kemudian meluas ke daerah lainnya seperti Jawa Tengah,
Aceh,Kalimantan Selatan,dan Sulawesi Selatan. Dalam
kongres Islam di Cisayong Februari 1948, Kartosuwiryo
diangkat sebagai imam (pimpinan tertinggi) dari Negara Islam
Indonesia (NII) dan mendirikan Tentara Islam Indonesia (TII)
Kartosuwiryo memproklamasikan Negara Islam Indonesia
tanggal 7 Agustus 1949 di desa Malangbong,Tasikmalaya.
Gerakannya dinamakan Darul Islam (DI) di dukung oleh
Tentara Islam Indonesia (TII) maka disebut gerakan DI/TII.
Ketika pasukan Siliwangi mengadakan long march dari
Yogyakarta ke Jawa Barat di hadang oleh DII/TII sehingga
terjadi pertempuran di desa Antralina Malangbong 25 Januari
1949.
Pada awalnya operasi penumpasan DI/TII mengalami
hambatan karena :
1. Perhatian TNI terpecah menghadapi dua musuh sekaligus
yaitu Belanda dan DI/TII.
2. Basis gerilya DI/TII di daerah pegunungan.
3. Masalah politik yang tidak stabil.
4. DI/TII mendapat dukungan dari rakyat dan tokoh – tokoh
negara Pasundan
Pada tahun 1960 Pasukan Siliwangi bersama rakyat
melakukan Operasi Pagar Betis dan Bratayudha sehingga
Kartosuwiryo berhasil ditangkap dan dihukum mati tanggal
16 Agustus 1962.

2. DI/TII Jawa Tengah.

Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah terjadi di daerah


Brebes dan Pekalongan yang dipimpin oleh Amir Fatah ,
sedangkan yang terjadi di daerah Kebumen dipimpin oleh
Mahfu ,dh Abdul Rachman (Kyai Somalangu). Kedua tokoh
tersebut menyatakan dukungannya terhadap DI/TII
Kartosuwiryo.
Pemberontakan ini ditumpas dengan operasi Gerakan
Banteng Negara (GBN) dengan pasukan Banteng Raider.

3. DI/TII Aceh.
Dipimpin oleh Daud Beureueh mantan Gubernur Militer
Daerah Istimewa Aceh. Latar belakang pemberontakan DI/TII
Aceh adalah karena Daud Beureueh tidak puas dengan
kebijakan pemerintah pusat yang menetapkan Aceh sebagai
Kepresidenan bukan provinsi.
Pada tanggal 21 September 1953 Daud Beureueh
menyatakan Aceh bagian dari Negara Islam Indonesia (NII)
Kartosuwiryo.Maka diadakan penumpasan dengan operasi
militer namun Daud Beureueh (Kartosuwiryo)b baru mau
berdamai setelah pemerintah mengadakan musyawarah
kerukunan rakyat Aceh tanggal 19 s/d 28 Desember 1962.

4. DI/TII Kalimantan Selatan.


Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu
Hajar. Pada mulanya, pemerintah memberikan kesempatan
kepada Ibnu Hajar dan anak buahnya untuk masuk APRIS,
tetapi setelah menerima senjata mereka lari ke hutan dan
menyatakan dukungannta terhadap DI/TII Kartosuwiryo.
Maka kemudian DI/TII ditumpas dengan operasi militer Ibnu
Hajar ditangkap Juli 1963 kemudian dihukum mati.

5. DI/TII Sulawesi Selatan.


Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar
Muzakar. Kahar Muzakar kecewa karena bekas anggota
Komandan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) tidak semua
diterima sebagai anggota APRIS .Kahar Muzakar menyatakan
bergabung dengan NII akhirnya dalam operasi militer Kahar
Muzakar ditembak mati.

Anda mungkin juga menyukai