UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.1
No Soal Skor
1. PT Aman Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Industri Mebel. 50
Pada tahun 2019 memperoleh Penghasilan Netto sbb:
1. Penghasilan Netto Dalam Negeri Rp 2.500.000.000
2. Penghasilan dari Malaysia Rp 1.000.000.000 dengan tarif pajak sebesar 20%
3. Penghasilan dari Hongkong Rp.950.000.000 dengan tarif pajak sebesar 30%
Instruksi :
Hitunglah PPh Pasal 24 atau Kredit Pajak Luar Negeri maksimum yang
diperkenankan Tahun 2019! Gunakan tarif (pasal 17 ) dalam penghitungan pajak
terutang.
Jawaban
1) Penghasilan neto dalam negeri sebesar Rp 2.500.000.000
Penghasilan dari Malaysia sebesar Rp 1.000.000.000
Penghasilan dari Hongkong sebesar Rp 950.000.000
Jumlah hasil netto dari ketiga penghasilan tersebut adalah
Rp 4.450.000.000
2) Batas minimum kredit pajak diambil terendah dari tiga unsur perhitungan dengan
penghasilan luar negeri dari Malaysia
PPh terutang = 20% X Rp 1.000.000.000= Rp 200.000.000
PPh terutang pasal 17 = Rp 4.450.000.000 X 25% = Rp 1.112.500.000
Total (Rp 1.000.000.000 : Rp 4.450.000.000) X Rp 1.112.500.000
= Rp 237.500.000
3) Batas maksimum kredit pajak diambil terendah dari tiga untuk perhitungan
dengan penghasilan luar negeri dari Hongkong
PPh terutang = 30% X Rp 950.000.000 = Rp 285.000.000
PPh terutang pasal 17 = Rp 4.450.000.000 X 25% = Rp 1.112.500.000
Total (Rp 950.000.000 : Rp 4.450.000.000) X Rp 1.112.500.000 =Rp
237.500.000
Dengan demikian kredit yang dikenakan untuk penghasilan dari Malaysia adalah
poin 1 sebesar Rp 200.000.000 dan untuk penghasilan di Hongkong yaitu poin 3
dengan besar Rp 237.500.000. Jadi PPh luar negri yang dapat dikreditkan sebesar
Rp 437.500.000
Jawaban
1) Penghasilan netto dalam negeri Rugi Rp 500.000..000
Penghasilan dari Thailand Rp 800.000.000 (25%)
Penghasilan dari Hongkong Rp 750.000.000 (20%)
Penghasilan netto sebesar = Rp 800.000.000 + Rp 750.000.000 - Rp 500.000.000 =
Rp 1.050.000.000
50
2) Batas maksimum kredit pajak yang diambil terendah dari Thailand adalah
PPh terutang = 25% X Rp 800.000.000 =Rp 200.000.000
PPh terutang pasal 17 = Rp 1.050.000.000 X 25% = Rp 262.500.000
Total (Rp 800.000.000 : Rp 1.050.000.000) X Rp 262.500.000
= Rp 187.500.000
3) Batas maksimum kredit pajak yang diambil terendah dari Hongkong adalah
PPh terutang = 20% X Rp 750.000.000 = Rp 150.000.000
PPh terutang pasal 17 = Rp 1.050.000.000 X 25% = Rp 262.500.000
Total (Rp 750.000.000.000 : Rp 1.050.000.000) X Rp 262.500.000
= Rp 187.500.000
Kredit pajak yang dikenakan untuk penghasilan dari negara Thailand adalah poin 1
dan sebesar Rp 200.000.000 dan untuk penghasilan dari negara Hongkong yaitu
poin 1 sebesar Rp 150.000.000. Jadi PPh luar negeri dari kedua negara tersebut
yang dapat dikredit sebesar 350.000.000