Anda di halaman 1dari 3

BAB VI

MODEL DAN HASIL SISTEM SURVEILENS


A. Rancangan penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan model system penemuan suspek TB paru
dengan pemberdayaan peserta barazanji dikepulauan yang terdiri dari dua tahap yaitu:
1. Tahap 1
Tahap satu yaitu pengembangan model system penemuan suspek TB paru dengan
pemberdayaan para peserta barazanji kepulauan yang informasinya diperoleh dari
hasil 1)survei para peserta barazanji(unur, lama menjadi anggota, lama kegiatan,
pengetahuan, kesediaan dan tindakan peserta barazanji dalam menjalankan prinsip
penemuan suspek TB paru) survei ini dilakukan dalam rangka analisis
pemberdayaaan peserta barazanji. 2) analisis pelaporan P2TB puskesmas saroppo
dan dinas Kesehatan kabupaten pangkep tahun 2006-2010. Analisis ini dilakukan
untuk mengetahui indicator program penemuan suspek TB paru, permasalahan
yang terjadi pada program TB paru baik dari manajemen sampai dengan
pengorganisasian ketingkat kabupaten. 3) nominal grup technique digunakan
untuk mencari jalan keluar
(problem saving) dari permasalahan penemuan supek TB paru sehingga
diharapkan muncul muncul model pengembangan penemuan suspek TB paru.
2. Tahap 2
Tahap II dari penelitian ini terdiri dari implementasi dan evaluasi efektifitas model
yang terbentuk. Menguji evektifitas dan penilaian model system penemuan suspek
TB paeu dengan pemberdayaan organisasi masyarakat( kelompok barazanji)
kepulauan yang dihasilkan dari tahap 1 dengan menggunakan rancangan
percobaan lapangan postest only control group design dengan memakai dua pulau
sebagai kelompok kontrol.
B. Pengembangan model tahap 1
1. Survei pada peserta barazanji
Penelitian observasional deskriptif dengan desain potong lintang( cross sectional)
para peserta barazanji dikepulauan kabupaten pangkep Sulawesi selatan. Populasi
adalah seluruh peserta barazanji yang ada di wilayah kepulauan sarappo dan
kepulauan balang kabupaten pangkep Sulawesi selatan.
Peseta barazanji yang aktif mengikuti kegiatan dimesjid, yang terpilih sebagai
sampel. Kriteria sampel adalah peserta barazanji yang aktif mengikuti acara
dimesjid setiap malam jumat dan berdomisili dikepulauan sarappo dan kepulauan
balang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi dan
kuesioner.
2. Analisis pelaporan P2TB puskesmas sarappo dan dinas Kesehatan kabupaten
pangkep tahun 2006-2010 sulawesi selatan
Analisis pelaporan P2TB pukesmas sarappo dan dinas Kesehatan kab pangkep
tahun 2006-2010 sulawesi selatan dilakukan dengan mengukur indicator
berdasarkan: 1) case direction rate 2) ARTI(annual risk tuberculosis of infection)
3) case notification rate ; 4) proporsi BTA(+) yang ditemukan di antara suspek TB
paru yang diperiksa; dan 5) insidensi dan prevelensi.
3. Nominal group technique
Hasil diskusi secara bebas, hasil survei peserta barazanji, dan hasil analisis
pelaporan P2TB puskesmas sarappo kecematan liakang tupabbiring kabupaten
pangkep provinsi Sulawesi selatan menunjukkan data tuberculosis tahun 2006
sampai 2009 dipergunakan sebagai bahan pengembangan model.
a.unsur yang dibatalkan dalam nominal group technique
b.proses nominal group technique
c.hasil nominal group technique yang diharapkan.

C. Pengembangan model tahap II


1. Uji coba model/studi intervensi lapangan
2. Evaluasi system surveilans pada peserta barazanji
3. Pengumpulan data
4. Alat pengumpulan data
5. Pengolahan data dan analisis
6. Evaluasi hasil intervensi
D. Tahap I
1. Survei peserta barazanji
a.karateristik demografi
b.karateristik perilaku
2. analisis indicator P2TB
a. P2TB puskesmas sarappo kabupaten pangkep tahun 2006-2010
b. P2TB dinas Kesehatan kabupaten pangkep tahun 2006-2010
3. hasil nominal group technique
Kesimpualn dari hasil NGT, yaitu 1)peserta barazanji menjaring suspek TB
pada masyarakat dan merujuk suspek TB keparu P2TB puskesmas dengan menggunakan
surat rujukan yang sudah disediakan; 2)melakukan promosi penyakit TB paru dengan
membagikan poster/leaflet TB paru yang disediakan; 3)anggaran tambahan untuk petugasan
lapangan termasuk P2TB dan peserta barazanji diajukan melalui dana swadaya; 4)pelaporan
oleh ketua peserta barazanji hanya melakukan pencatan suspek yang ditemukan dengan
menggunakan formulir TB paru 06 dan 07 yang sudah dimodifikasikan dan 5) eveluasi
peserta barazanji melalui pertemuan berkala setiap 3 bulan sekali.
4. Model sistem surveilans penemuan suspek TB paru dengan pemberdayaan peserta
barazanji
a. Model system surveilans TB paru peserta barazanji
E. Tahap II
1. Evaluasi model system surveilans oleh peserta barazanji dalam penemuan suspek
TB paru
2. Evaluasi perubahan pengetahuan peserta barazanji dalam penemuan suspek TB
paru
3. Luaran/ output model pengembangan system surveilans suspek TB paru peserta
barazanji

Anda mungkin juga menyukai