Anda di halaman 1dari 34

TUGAS PRAKTIK KE PERTEMUAN 3

A. Memfinalkan Identifikasi Masalah, Analisis Masalah, Alternatif Prioritas


Pemecahan Masalah, Rumusan Masalah, Rancangan Perbaikan Pembelajaran
Siklus 1, dan Sumber Rujukan.
1. Identifikasi Masalah

Proses belajar yang ideal akan tercapai apabila terjadi komunikasi yang
baik antara guru dengan siswa, dan siswa dengan sesama siswa. Guru yang berperan
sebagai pengajar sekaligus fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar memiliki peran
sentral yang sangat penting dalam tujuan pembelajaran. Karena itu dalam proses
belajar mengajar keberhasilan dalam pencapaian pengajaran tergantung dari guru,
bagaimana ia mampu membawa peserta didik untuk memahami materi yang di
ajarkan, namun demikian hal ini bukanlah faktor yang mutlak, masih terdapat faktor
lain yang timbul di luar dari metode pengajaran guru, misalnya faktor minat, bakat,
dan faktor lainnya.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis terhadap pelaksanaan


pembelajaran matematika siswa kelas IV SDN 2 Lempuyang Bandar ada beberapa
masalah yang dapat menghambat pencapian tujuan pembelajaran khususnya pada
pembelajaran matematika diantaranya :

a. Mata pelajaran matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit
dipahami dan membosankan.
b. Guru terlalu banyak ceramah pada waktu menyampaikan pembelajaran dan
metode pembelajaran yang digunakanpun masih kurang inovatif sehingga
siswa merasa bosan dalam pembelajaran
c. Siswa kurang konsentrasi ketika guru menerangkan pelajaran matematika,
anak asyik ngobrol dengan teman sebangkunya.

2. Analisis Masalah

Untuk menguasai matematika perlu adanya perhatian khusus dan latihan yang
berulang-ulang secara rutin dan relatif lama, sehingga terjadi suatu kebiasaan dalam
belajar (Kadilah, 1995). Senada dengan pendapat di atas Gil (1994) menyatakan
bahwa kebiasaan bukanlah bakat alamiah atau pembawaan dari lahir, tetapi setiap
orang dapat membentuk kebiasaan dari lahir, tetapi setiap orang dapat membentuk
kebiasaan, kebiasaan belajar merupakan perilaku yang di lakukan secara sengaja atau
secara sadar selama waktu-waktu tertentu, karena selalu di ulang-ulang sepanjang
waktu. Kebiasaan belajar yang baik merupakan faktor yang penting bagi keberhasilan
siswa untuk memperoleh prestasi belajar yang baik.

Pada awalnya mungkin guru bingung untuk mengidentifikasi masalah yang


ada pada kelasnya. Setelah penulis mengidentifikasi masalah yang ada dalam
pelajaran matematika, maka penulis dapat merumuskan analisis masalah sebagai
berikut :
a. Guru tidak bisa mengelola kelas dengan baik sehingga kondisi kelas tidak
kondusif, siswa merasa tidak nyaman ketika pembelajaran berlangsung.
b. Metode yang digunakan oleh guru kurang tepat karena terlalu banyak
ceramah mengakibatkan pembelajaran menoton dan membosankan
c. Guru kurang menguasai materi sehingga kurang percaya diri, dan pelajaran
hanya tertuju kepada siswa yang aktif saja.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Untuk meningkatkan pemahaman materi yang telah di sampaikan, maka perlu


di adakan latihan-latihan soal yang pemecahannya perlu di bimbing dengan
melibatkan siswa, karena dengan intensitas latihan soal yang berfrekuesi tinggi di
harapkan siswa terampil dalam mengerjakan soal serta dapat mengembangkannya
pada materi yang relevan.

Berdasarkan data dari guru mata pelajaran matematika di SDN, nilai hasil
ulangan matematika selama dua tahun terakhir pada materi kelipatan dan faktor
bilangan, siswa yang memperoleh nilai diatas 65 tidak mencapai 60%, sehingga nilai
siswa tergolong rendah.
Adapun alternatif yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan kelas adalah
dengan menggunakan metode yang tepat, maka penulis merencanakan melakukan
perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan mencoba
mengimplementasikan melalui latihan soal terbimbing untuk pokok bahasan kelipatan
dan faktor bilangan di kelas IV SDN 2 Lempuyang Bandar.
4. Rumusan Masalah
Setelah memahami latar belakang tersebut, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut “Apakah dengan menggunakan latihan soal terbimbing
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap materi pokok
kelipatan dan faktor bilangan ?”

5. Rancangan Perbaikan Pembelajaran Siklus 1

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

( SIKLUS I )

Mata Pelajaran : Matematika


Materi Pokok : Kelipatan dan faktor bilangan
Kelas/Semester : IV / 1
Waktu : 1 pertemuan ( 2 x 35 menit )
Tempat Pembelajaran : SD Negeri 2 Lempuyang Bandar

A. Standar Kompetensi
Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar.
Memahami dan mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan.

C. Indikator
1. Mendeskripsikan faktor suatu bilangan.
2. Mendeskripsikan faktor suatu bilangan.
3. Menyimpulkan perbedaan faktor dan kelipatan.
D. Tujuan perbaikan
1. Dengan metode latihan soal terbimbing, siswa asyik mebgerjakan soal- soal
latihan dalam kegiatan belajar.
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang
kelipatan dan faktor bilangan.
E. Karakter yang diharapkan

Disiplin, rasa hormat dan perhatian (respect), tekun dan tanggung jawab

F. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Materi Pokok
Kelipatandan faktor bilangan
a. Menentukan kelipatan suatu bilangan
2=2=1×2
4=2+2=2×2
6=4+2=2+2+2=3×2
8=6+2=2+2+2+2=4×2
10 = 8 + 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 5 × 2 dan seterusnya
Ternyata bilangan-bilangan tersebut diperoleh dengan
menambahkan 2 dari bilangan sebelumnya atau mengalikan 2
dengan bilangan 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya. Bilangan-bilangan
seperti ini disebut bilangan kelipatan 2. Dengan cara yang sama
dapat kita cari bilangan kelipatan 5 sebagai berikut.
5×1=5
5 × 2 = 10
5 × 3 = 15
5 × 4 = 20
5 × 5 = 25 dan seterusnya
Jadi, kelipatan 5 adalah 5, 10, 15, 20, 25, dan seterusnya.
b. Kelipatan persekutuan dua bilangan
Bilangan-bilangan kelipatan 2 adalah

2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, …

Bilangan-bilangan kelipatan 3 adalah

3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, …

Bilangan-bilangan yang sama dari kelipatan kedua bilangan

tersebut adalah

6, 12, 18, 24, …


Bilangan-bilangan 6, 12, 18, 24, …

disebut kelipatan persekutuan dari2 dan 3.

G. Metode Pembelajaran:
1. Tanya Jawab
2. Latihan soal terbimbing
H. Alat / Media dan Sumber Belajar
Sumber belajar :
1. Matematika th. 2008, Ayo Belajar Matematika untuk Kelas IV SD dan
Madrasah Ibtidhaiyah, Burhan Mustaqim, Ary Astuty
2. LKS Selektif Media Sejati
I. Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar .
1. Kegiatan awal
a. Siswa menyimak pertanyaan yang ada hubungannya dengan pembelajaran.
b. Pelaksanaan pembelajaran melalui soal- soal.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang di pelajari.
2. Kegiatan Inti
a. Siswa melakukan percobaan dan observasi terhadap beberapa bilangan
yang memiliki faktor, dan kelipatan.
b. Guru dan siswa bertanya jawab untuk menuliskan pengertian dari kelipatan
suatu bilangan.
c. Setiap siswa menyimak penjelasan guru.
d. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa.
3. Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materi
b. Mengevaluasi hasil belajar siswa.
c. Memberikan pekerjaan rumah.
d. Memberikan umpan balik terhadap proses hasil belajar.
J. Evaluasi
1. Prosedur Tes
a. Tes awal : Tidak ada
b. Tes Proses : Ada, pada kegiatan inti secara lisan
c. Tes Akhir : Ada pada kegiatan akhir secara tertulis
2. Jenis Tes
a. Tes Tulis : Ada, pada tes akhir
3. Bentuk Tes
Essay : 5 soal

4. Alat Tes
a. Jawablah soal di bawah ini dengan benar !
1. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 4 dan 5

2. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 6 dan 9

3. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 8 dan 12

4. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 10 dan 15

5. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 14dan 21


b. Kunci Jawaban :
1. Kelipatan 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52, 56, 60, …
Kelipatan 5 adalah 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 ,45, 55, 60, …
Kelipatan 4 dan 5 adalah 20, 40, 60, …
2. Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, …
Kelipatan 9 adalah 9, 18, 27, 36, 45, 54, 61, …
Kelipatan 6 dan 9 adalah 18, 36, 54, …
3. Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, …
Kelipatan 12 adalah 12, 24, 36, 48, 60, 72, …
Kelipatan 8 dan 12 adalah 24, 48, 72, …
4. Kelipatan 10 adalah 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, …
Kelipatan 15 adalah 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, …
Kelipatan 10 dan 15 adalah 30, 60, 90, …
5. Kelipatan 14 adalah 14, 28, 42, 56, 70, 84, 98, 112, 126…
Kelipatan 21 adalah 21, 42, 63, 84, 105, 126 …
Kelipatan 14 dan 21 adalah 42, 84, 126, …
c. Kriteria Penilaian

Skor Nilai Skor Nilai


1 10 6 60
2 20 7 70
3 30 8 80
4 40 9 90
5 50 10 100

Bandar Jaya, 21 Oktober 2022


Mengetahui,
Kepala Sekolah Mahasiswa

Drs. Salimudin, M. Pd Viki Dias Handayani


NIP. 196010311979111001 NIM. 857009355

6. Sumber Rujukan Perbaikan Pembelajaran


a. Menurut pendapat Bruner (1985 : 73) menekankan bahwa setiap individu pada
waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya,
menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa atau benda tersebut dalam
pikirannya.
b. Menurut Hilda Taba dan pandangan Tyler (1985 : 112) yang dimaksud pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk menjalankan
kurikulum yang berisikan tujuan, isi, pola pembelajaran dan evaluasi.
c. Menurut Catharina Tri Anni (2004 : 4), Hasil belajar merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh seseorang setelah melakukan aktifitas belajar.
d. (Mulyani Sumantri, Johar Permana; Strategi Belajar Mengajar: 2001 ; Hal 238-241)
Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap
suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas
tingkah laku tersebut disaat yang lain.
e. Bimbingan menurut Winkel (1987 : 92), adalah sebagai pemberian bantuan kepada
sesorang atau sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana
dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutanmhidup.
f. Menurut pandangan Gagne (1985) bahwa pembelajaran merupakan suatu kumplan
proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke
dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan hasil belajar.
g. Menurut Ruseffendi (1980), dalam matematika ada 2 macam latihan yaitu latihan
hafal (Driil) dan latihan praktek. Keduanya berupa latihan yang tujuannya
memperoleh jawaban yangata benar.
h. Menurut Briggs menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa
yang mempengaruhi si pebelajar sedemikian rupa sehingga si pebelajar itu
memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungannya ( Tim
Pengembangan MKDK, 1990 : 10 ).

B. Link hasil praktek mengajar selama 5 menit (Pendahuluan, Kegiatan Inti, dan

Penutup)

https://www.youtube.com/watch?v=Kl1_0mKybEQ

C. Laporan PKP Bab I , II, dan III

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Proses belajar yang ideal akan tercapai apabila terjadi komunikasi yang baik
antara guru dengan siswa, dan siswa dengan sesama siswa. Guru yang berperan
sebagai pengajar sekaligus fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar memiliki peran
sentral yang sangat penting dalam tujuan pembelajaran. Karena itu dalam proses
belajar mengajar keberhasilan dalam pencapaian pengajaran tergantung dari guru,
bagaimana ia mampu membawa peserta didik untuk memahami materi yang di
ajarkan, namun demikian hal ini bukanlah faktor yang mutlak, masih terdapat faktor
lain yang timbul di luar dari metode pengajaran guru, misalnya faktor minat, bakat,
dan faktor lainnya.
Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi tersendiri
guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada
umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. Untuk memiliki kompetensi
tersebut guru perlu membina diri secara baik, karena fungsi guru itu adalah membina
dan mengembangkan kemampuan peserta didik secara profesional didalam proses
belajar mengajar. Guru harus senantiasa berpikir kretif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang optimal adalah
iklim belajar yang baik, peningkatan sistem pembelajaran dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat diciptakan dengan penerapan
sistem pembelajaran yang sesuai.
Penyebab kurang baiknya hasil belajar siswa disebabkan oleh kurang tepatnya
guru dalam memilih metode belajar. Metode inilah yang sangat menentukan kegiatan
siswa dalam belajar untuk memperoleh maksud yang diharapkan. (Sudjana 1988 : 50)
Guru harus selalu berpikir kreatif agar dapat melaksanakan pembelajaran yang
menuntut siswa aktif, membangun suasana kelas semakin hidup sehingga siswa
memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa yang lainnya. Hal ini
dimaksudkan supaya siswa dapat mengembangkan potensi dan prestasinya.
Kenyataan setelah proses pembelajaran berakhir masih ada siswa yang tidak
dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, hal ini tercermin dari perolehan nilai
evaluasi. Pada umumnya mereka memperoleh nilai yang lebih rendah dibandingkan
dengan teman-teman sekelasnya, keadaan demikian sangatlah merisaukan guru karena
siswa yang bersangkutan tidak menuntaskan pembelajaran sesuai dengan Keriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan, yang berarti siswa yang
bersangkutan tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi di kelas IV SDN 2 Lempuyang Bandar tingkat penguasaan
terhadap materi pelajaran pada pertemuan pertama masih rendah pada pelajaran
matematika mengenai “Kelipatan dan Faktor Bilangan”. Siswa yang memperoleh nilai
diatas 65 tidak mencapai 60%, sehingga nilai siswa tergolong rendah. Sedangkan nilai
ketuntasan untuk mata pelajaran matematika adalah 65.
Menurut hasil evaluasi di atas maka perlunya diadakan perbaikan
pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis terlihat jelas bahwa dalam upaya
meningkatkan hasil belajar pelajaran matematika diperlukan memperbaiki
kerakteristik siswa dan lingkungan belajar. Menurut Muyasa (2007:12) bahwa guru
merupakan peran penting dalam pelaksanaan pembelajaran yang lebih lanjut, oleh
karena itu guru disebut ahli penyebar informasi yang baik juga berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan penilai pembelajaran.

1. Identifikasi Masalah
Proses belajar yang ideal akan tercapai apabila terjadi komunikasi yang baik
antara guru dengan siswa, dan siswa dengan sesama siswa. Guru yang berperan
sebagai pengajar sekaligus fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar memiliki
peran sentral yang sangat penting dalam tujuan pembelajaran. Karena itu dalam
proses belajar mengajar keberhasilan dalam pencapaian pengajaran tergantung dari
guru, bagaimana ia mampu membawa peserta didik untuk memahami materi yang
di ajarkan, namun demikian hal ini bukanlah faktor yang mutlak, masih terdapat
faktor lain yang timbul di luar dari metode pengajaran guru, misalnya faktor minat,
bakat, dan faktor lainnya.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis terhadap pelaksanaan
pembelajaran matematika siswa kelas IV SDN 2 Lempuyang Bandar ada beberapa
masalah yang dapat menghambat pencapian tujuan pembelajaran khususnya pada
pembelajaran matematika diantaranya :
a. Mata pelajaran matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit
dipahami dan membosankan.
b. Guru terlalu banyak ceramah pada waktu menyampaikan pembelajaran dan
metode pembelajaran yang digunakanpun masih kurang inovatif sehingga
siswa merasa bosan dalam pembelajaran
c. Siswa kurang konsentrasi ketika guru menerangkan pelajaran matematika,
anak asyik ngobrol dengan teman sebangkunya.

2. Analisis Masalah

Untuk menguasai matematika perlu adanya perhatian khusus


dan latihan yang berulang-ulang secara rutin dan relatif lama,
sehingga terjadi suatu kebiasaan dalam belajar (Kadilah, 1995).
Senada dengan pendapat di atas Gil (1994) menyatakan bahwa
kebiasaan bukanlah bakat alamiah atau pembawaan dari lahir,
tetapi setiap orang dapat membentuk kebiasaan dari lahir, tetapi
setiap orang dapat membentuk kebiasaan, kebiasaan belajar
merupakan perilaku yang di lakukan secara sengaja atau secara
sadar selama waktu-waktu tertentu, karena selalu di ulang-ulang
sepanjang waktu. Kebiasaan belajar yang baik merupakan faktor
yang penting bagi keberhasilan siswa untuk memperoleh prestasi
belajar yang baik.

Pada awalnya mungkin guru bingung untuk mengidentifikasi


masalah yang ada pada kelasnya. Setelah penulis mengidentifikasi
masalah yang ada dalam pelajaran matematika, maka penulis
dapat merumuskan analisis masalah sebagai berikut :

a. Guru tidak bisa mengelola kelas dengan baik sehingga kondisi kelas tidak
kondusif, siswa merasa tidak nyaman ketika pembelajaran berlangsung.
b. Metode yang digunakan oleh guru kurang tepat karena terlalu banyak
ceramah mengakibatkan pembelajaran menoton dan membosankan
c. Guru kurang menguasai materi sehingga kurang percaya diri, dan pelajaran
hanya tertuju kepada siswa yang aktif saja.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Untuk meningkatkan pemahaman materi yang telah di sampaikan, maka perlu


di adakan latihan-latihan soal yang pemecahannya perlu di bimbing dengan
melibatkan siswa, karena dengan intensitas latihan soal yang berfrekuesi tinggi di
harapkan siswa terampil dalam mengerjakan soal serta dapat mengembangkannya
pada materi yang relevan.

Berdasarkan data dari guru mata pelajaran matematika di SDN 2 Lempuyang


Bandar, nilai hasil ulangan matematika selama dua tahun terakhir pada materi
kelipatan dan faktor bilangan, siswa yang memperoleh nilai diatas 65 tidak
mencapai 60%, sehingga nilai siswa tergolong rendah.

Adapun alternatif yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan kelas adalah


dengan menggunakan metode yang tepat, maka penulis merencanakan melakukan
perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan mencoba
mengimplementasikan melalui latihan soal terbimbing untuk pokok bahasan
kelipatan dan faktor bilangan di kelas IV SDN 2 Lempuyang Bandar.

4. Rumusan Masalah
Setelah memahami latar belakang tersebut, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut “Apakah dengan menggunakan latihan soal
terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap
materi pokok kelipatan dan faktor bilangan ?”

5. Tujuan Perbaikan
Dikaji dari latar belakang penelitian yang memusatkan pada proses perbaikan
pembelajaran mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 2 Lempuyang
Bandar, mempunyai tujuan :
a. Meningkatkan proses pembelajaran matematika khususnya pada materi
pokok kelipatan dan faktor bilangan.
b. Manganalisa metode latihan soal terbimbing serta dampaknya terhadap hasil
belajar siswa.
c. Memberikan motivasi pada siswa agar menyukai mata pelajaran matematika.

6. Manfaat Perbaikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang sih bagi dunia
pendidikan dalam upaya meningkatkan aktifitas, keterampilan dan kemampuan
siswa serta prestasi siswa dalam melakukan kegiatan untuk menunjukan hasil
hasil belajar matematika siswa melalui latihan soal terbimbing pada materi
kelipatan dan faktor bilangan.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan pemahaman konsep kelipatan dan faktor bilangan
dengan menggunakan metode latihan soal terbimbing.
2) Dapat meningkatkan kemampuan membuktikan hasil kelipatan dan
faktor bilangan.
3) Dapat meningkatkan keaktifan, keterampilan dan prestasi belajar siswa
tentang operasi kelipatan dan faktor bilangan.
b. Bagi guru
Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas guru mendapatkan
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) khususnya penggunaan media serta metode yang tepat untuk
mengajarkan konsep kelipatan dan faktor bilangan. Guru juga
merefleksikan proses kegiatan belajar mengajar untuk mendapatkan solusi
perbaikan pembelajaran dan juga dapat mengkembangkan inovasi
pembelajaran dalam dunia pendidikan.
c. Bagi Institusi / Lembaga
1) Bagi guru SD yang mengajar di kelas tinggi, sebagai masukan dalam
melaksanakan pembelajaran matematika agar dapat menggunakan
metode dan media pembelajaran yang efektif.
2) Bagi sekolah merupakan sumbang sih pemikiran dalam usaha-usaha
yang mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa.
3) Bagi kelompok kerja guru, penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian
dalam meningkatkan kemampuan professional guru.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

1. Hakikat Belajar

a. Menurut Skinner pengertian belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar,
maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka
responnya menurun.

b. Sedangkan menurut pendapat Bruner (1985) menekankan bahwa setiap individu


pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam
lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa atau benda
tersebut dalam pikirannya. Menurut Bruner proses belajar dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu :

1). Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan

Tahap anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-benda real atau
mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini anak masih dalam
tahap gerak reflek dan coba-coba, belum harmonis. Ia memanipulasikan,
menjejerkan, menyusun, mengutak-atik, dan bentuk-bentuk gerak lainnya (
serupa dengan tahapan sensori motor dari peaget )

2). Tahap Ikonik atau Tahap Gambar Bayangan

Pada tahap ini, anak telah mengubah, menandai dan menyimpan peristiwa atau
benda dalam bentuk bayangan mental. Dengan kata lain anak dapat
membayangkan kembali atau memberikan gambaran dalam pikirannya tentang
benda atau peristiwa atau dikenalnya pada tahapan enaktif.

3). Tahapan Simbolik


Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut
dalam bentuk simbol dan bahasa. Pada tahap ini anak sudah memahami tahap
simbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasanya (serupa dengan operasi
konkret dan formal dari peaget).

Jadi menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan yaitu peribahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kehidupannya. Perubahan-perubahan tersebut akan
nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

2. Hakikat Pembelajaran

a. Menurut Hilda Taba dan pandangan Tyler (1985) yang dimaksud pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk menjalankan
kurikulum yang berisikan tujuan, isi, pola pembelajaran dan evaluasi. Jadi
menurut pandanga Tyler pembelajaran tidak terbatas hanya proses pembelajaran
terhadap satu bahan saja, melainkan pula diterapkan dalam pembelajaran untuk
satu mata pelajaran atau pembelajaran di suatu sekolah. Agar pembelajaran dapat
berhasil dengan memuaskan maka guru dituntut untuk dapat menguraikan secara
luas dengan memperhatikan langkah-langkah cara mengembangan kurikulum.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1). Menentukan Tujuan

Rumusan tujuan dibuat berdasarkan analisis terhadap berbagai tuntutan,


kebutuhan dan harapan. Tujuan dibuat dengan memperhatikan faktor-faktor
kebutuhan siswa dan masyarakat.

2) Menentukan Isi
Isi kurikulum merupakan proses pembelajaran yang berisi materi atau
masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan yang perlu dipelajari
untuk mencapai tujuan.

3). Merumuskan Kegiatan Pembelajaran

Merumuskan kegiatan pembelajaran mencangkup metode dan keseluruhan


proses pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
4). Mengadakan Evaluasi

Evaluasi digunakan tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Kegiatan ini
sangat penting dalam rangka menghasilkan balikan ( Feed Back ) untuk
mengadakan perbaikan.

b. Sedangkan menurut Briggs menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat


peristiwa yang mempengaruhi si pebelajar sedemikian rupa sehingga si pebelajar
itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungannya
( Tim Pengembangan MKDK, 1990 : 10 ).

c. Menurut pandangan Gagne (1985) bahwa pembelajaran merupakan suatu kumplan


proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang
ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan hasil belajar.

Jadi menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran pada
hakekatnya merupakan suatu proses transaksional yang bersifat timbal balik antara
guru dengan siswa, maupun antar siswa, maupun siswa dengan lingkungan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau diharapkan.

B. Latihan Soal Terbimbing

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam
pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara atau tekhnik yang dilakukan guru
dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Ada Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode
pembelajaran. Prinsip tersebut terutama berkaitan erat dengan faktor perkembangan,
kemampuan siswa diantaranya :

a. Metode pembelajaran harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu


siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran.
b. Metode pembelajaran harus memungkinkan dapat memberikan peluang kepada
siswa untuk berekspresi secara kreatif.
c. Metode pembelajaran harus memungkinkan siswa dapat belajar melalui
pemecahan masalah.
d. Metode pembelajaran harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (
berinkuiri ) terhadap suatu topik permasalahan.
Adapun fungsi metode pembelajaran adalah :

a. Sebagai alat atau cara mencapai tujuan pembelajaran,

b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam
kegiatan pembelajaran,

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran.

2. Metode Latihan Soal Terbimbing

a. Pengertian Latihan

Menurut Ruseffendi (1980), dalam matematika ada 2 macam latihan yaitu


latihan hafal (Driil) dan latihan praktek. Keduanya berupa latihan yang tujuannya
memperoleh jawaban yangata benar. Latihan hafal adalah kegiatan yang pada
umumnya lisan dan hasilnya berkenaan dengan kemampuan seseoramg memberikan
jawaban yang cepat tentang fakta. Latihan praktek adalah latihan sejumlah kegiatan,
langkah dalam suatu kegiatan untuk sampai kepada jawaban yang benar.
Di dalam mengingat sejumlah kegiatan langkah dalam mencari jawaban
yang benar atas soal yang di berikan, maka perlu bimbingan atau bantuan guru.
Bimbingan atau bantuan akan di berikan, jika melihat kesalahan-kesalahan yang di
lakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal. Pada saat itu pula guru membantu
memperbaikinya sampai tuntas bahkan jika perlu guru memberikan bantuan
sepenuhnya hingga siswa dapat menyelesaikannya dengan benar dalam mengerjakan
latihan soal-soal yang di berikan. Bantuan atau bimbingan di sini bukan berarti guru
yang menyelesaikan soal, tetapi guru hanya berperan sebagai motivator untuk
memberikan langkah-langkah penyelesaiannya, sedangkan prosedur soal sepenuhnya
di lakukan oleh siswa.

b. Pengertian Bimbingan
Bimbingan menurut sukardi (1993), adalah proses pemberian bantuan yang di
berikan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis
oleh pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang
mandiri. Bimbingan di sini tidak hanya di tujukan untuk satu orang saja, melainkan
untuk banyak orang yang sedang mengalami kesulitan atau masalah. Masalah yang di
hadapi oleh individu di sini boleh jadi merupakan masalah pula bagi orang lain. Oleh
sebab itu perlu di adekan suatu bimbingan sehingga dapat membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
Bimbingan menurut Winkel (1987), adalah sebagai pemberian bantuan kepada
sesorang atau sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan
dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutanmhidup.
Unsur-unsur yang terdapat dalam rumusan seperti adanya proses bantuan, adanya
masalah dan adanya tujuan yaitu untuk mencapai kebahagiaan hidup. Berdasarkan
beberapa pengertian bimbingan tersebut di atas, penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa, bimbingan adalah proses pemberian bantuan secara psikis (kejiwaan) dari
seseorang pembimbing kepada individu atau beberapa individu dalam mengatasi
masalah yang di hadapi agar dapat mengenal dan memahami dirinya, dapat
menyesuaikan dirinya, dapat bertanggung jawab atas keputusannya dan akhirnyadapat
merasakanbkebahagiaanbhidupnya.………………………..

c. Pengertian Latihan Soal Terbimbing


Latihan soal terbimbing menurut Syarifuddin (1995), adalah soal latihan yang
di berikan kepada siswa, dalam pelaksanaannya untuk menentukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut siswa mendapat bimbingan oleh guru. Dalam
penelitian ini bimbingan ini mencakup dua dimensi, yang pertama yaitu soal-soal di
berikan tahapan-tahapan penyelesaiannya, dan yang kedua yaitu guru memberikan
bimbingan kepada siswa baik secara klasikal maupun individual dalam menjawab
soal-soal latihan yang di berikan.

C. Konsep Pembelajaran Matematika

1. Konsep Matematika Secara Umum

Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasikan teori-teori


yang dibuat secara deduktif berdasarkan pada unsur yang tidak di definisikan, seperti
aksioma-aksioma, sifat-sifat atau teori-teori yang telah dibuktikan kebenarannya.
Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bilangan dan symbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat
membantu untuk memperjelas dan menyelesaikan permaslahan dalam kehidupan
sehari-hari.

2. Konsep Matematika di Sekolah Dasar

Matematika sekolah dasar adalah unsur, dan matematika yang di pilih antara
lain dengan pertimbangan atau berorientasi pada pendidikan. Dengan demikian dalam
kegiatan pembelajaran matematika perlu diusahakan sesuai dengan perkembangan
kognitif siswa, mengkonkretkan objek-objek matematika yang abstrak agar menjadi
mudah dan dapat dipahami oleh anak.

Menurut teori perkembangan intelektual dari Jean Peaget menyatakan bahwa


kemampuan intelektual anak berkembang secara bertingkat atau bertahap, yaitu :

a. Sensori motor ( 0 – 2 tehun )


b. Pra operasional ( 2 – 7 tahun )
c. Operasional konkret ( 7 – 11 tahun )
d. Operasional ( ≥ 11 tahun )
Sesuai dengan kebutuhan kurikulum, maka operasi hitung yang akan dibahas
oleh penulis adalah operasi hitung kelipatan dan faktor bilangan. Operasi hitung
kelipatan dan faktor bilangan baru diperkenalkan di sekolah dasar kelas IV ( pada
siswa yang masih dalam taraf berfikir konkret ). Berarti pendekatan yang harus
dilakukan harus sesuai dengan perkembangan mental anak di usia 7 sampai 11 tahun
yaitu dengan menggunakan operasional konkret.

D. Hasil Belajar

Menurut Catharina Tri Anni (2004 : 4), Hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh seseorang setelah melakukan aktifitas belajar. Perolehan aspek-
aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang di pelajari oleh pembelajar.
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang berupa tingkah laku baru setelah orang
itu melakukan kegiatan belajar (GBPP Kurikulum 1994).

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya hasil belajar
menggambarkan tingkat penguasaan siswa tentang materi pelajaran disekolah yang
biasanya disebut dengan nilai hasil belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar sebagai berikut :

1. Faktor intern ( Dalam diri Siswa ) terdiri dari :


a. Faktor Jasmaniah, misalnya : faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b. Faktor Psikologis, seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan
dan kelelahan.
2. Faktor Ekstren ( Dari Luar ) terdiri dari :
a. Faktor keluarga, misalnya : cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua dan latar belakang
kebudayaan.
b. Faktor sekolah, misalnya : metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, dan metode belajar.
c. Faktor masyarakat, misalnya : kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa,
teman bergaul, dan bentuk kehidupan bermasyarakat.
Agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara maksimal, maka dalam kegiatan
pembelajaran harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

E. Pemberian Penguatan dan Bimbingan Khusus (Motivasi)


(Mulyani Sumantri, Johar Permana; Strategi Belajar Mengajar: 2001 ; Hal
238-241) Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon
terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan
kualitas tingkah laku tersebut disaat yang lain. Memberi penguatan merupakan
tindakan guru dalam memberikan tanggapan secara positif terhadap perilaku siswa
dalam pembelajaran.
Menggunakan keterampilan member penguatan dalam pembelajaran, guru
bertujuan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, merangsang siswa berfikir
yang baik, menimbulkan perhatian siswa, menumbuhkan kemampuan berinisiatif
secara pribadi, mengendalikan dan mengubah sikap negatif siswa dalam belajar ke
arah perilaku yang mendukung belajar.
Guru-guru dapat menggunakan jenis-jenis penguatan sebagai berikut:
(a) Penguatan verbal, yaitu penguatan yang diberikan guru berupa kata-kata /kalimat (
contohnya bagus, baik, hebat, mengagumkan, kamu cerdas, kamu pintar, setuju, ya,
betul, tepat, dan sebagainya), (b) penguatan gestural, yaitu penguatan berupa gerak
tubuh atau mimik muka yang member arti/kesan baik kepada siswa (contohnya tepuk
tangan, acungan jempol, anggukan, tersenyum, dan sebagainya), (c) penguatan
dengan cara mendekati (dilakukan pada saat siswa menjawab pertanyaan,bertanya,
diskusi), (d) penguatan dengan cara sambutan (menepuk pundak siswa, menjabat
tangan, mengusap rambut, mengangkat tangan siswa), (e) memberikan kegiatan
/penghargaan menyenagkan (sebagai tutor sebaya, kesempatan melatih temannya), (f)
berupa tanda atau benda (komentar tertulis, hadiah, piagam, lencana)
Adapun prinsip-prinsip penguatan, antara lain: (a) dilakukan dengan hangat
dan semangat, (b) memberikan kesan positif kepada siswa, (c) berdampak pada
periaku positif, (d) dapat bersifat pribadi atau kelompok, (e) hindari penggunaan
respon negative.
Pemberian motivasi belajar dalam proses perbaikan pembelajaran dijelaskan
oleh Hull (1943) sebagai dorongan untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan agar
tetap hidup. Dalam konteks pembelajaran, maka kebutuhan tersebut berhubungan
dengan kebutuhan untuk belajar. Terori behaviorisme menjelaskan motivasi sebagai
fungsi rangsangan (stimulus) dan respon, sedangkan apabila dikaji mengguanakan
teori kognisi, motivasi merupakan fungsi dinamika psikologi yang lebih rumit,
melibatkan kerangka berfikir siswa terhadap berbagai aspek perilaku.
Hubungan antara motivasi siswa dengan pembelajaran, yaitu : pertama,
tedapat hubungan antara tingkat motivasi belajar dan hasil belajar, terhadap hasil
belajar selanjutnya (Mece & Blumentfeld, 1987). Tingkat motivasi belajar cenderung
berkorelasi positif dengan hasil belajar, seamakin kuat/tinggi motivasi belajar,
semakin baik hasil belajar siswa; kedua, terdapat interaksi anatara cara mengajar guru
dengan pola motivasi belajar siswa, yang selanjutnya berpengaruh pula pada hasil
belajar (Mece & Blumenfeld, 1987). Cara guru mengajar yang menarik, menantang
siswa berpikir dan berperan aktif akan mempenngaruhi motivasi belajar siswa secara
positif; ketiga, guru dapat mengubah (meningkatkan) motivasi belajar siswa (Ames &
Archer, 1987), dengan pengertian guru dapat melakukan tindakan tertentu di dalam
kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dengan merujuk teori-teori di atas, penulis mempunyai alasan untuk
melaksankan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika penulis
menggunakan metode demonstrasi dan diskusi, menggunakan alat peraga yang tepat
serta memberikan bimbingan khusus pada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Dimana tidak semua siswa mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran, maka
siswa yang belum tuntas perlu bimbingan khusus dan pemberian penguatan oleh guru
untuk memotivasi belajar siswa menuju hasil yang optimal.

F. Materi Kelipatan dan Faktor Bilangan


Dalam konsep kelipatan dan faktor dipelajari pengertian dan menentukan kelipatan
dan faktor suatu bilangan.
a. Kelipatan dan faktor suatu bilangan
1) Kelipatan suatu bilangan
Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang merupakan hasil perkalian
suatu bilangan dengan bilangan asli (1, 2, 3,….)
Contoh 1
Kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8,…
Contoh 2
Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12,…
2) Faktor suatu bilangan
Faktor suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang membagi habis bilangan tersebut,
termasuk bilangan itu sendiri atau unsur dari suatu hasil perkalian.
Contoh : Faktor dari 6 adalah = 1, 2, 3, dan 6
b. Kelipatan dan Faktor persekutuan bilangan
1) Kelipatan persekutuan
Bilangan yang merupakan kelipatan dua bilangan atau lebih disebut kelipatan
persekutuan dari bilangan tersebut.
Contoh 1
Kelipatan persekutuan dari 2 dan 3
Kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26,…
Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27,….
Kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah 6, 12, 18, 24,…
Contoh 2
Kelipatan persekutuan dari 4, 6, dan 8
Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 52, 56,…
Kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, …
Kelipatan 8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64,….
Kelipatan persekutuan dari 4, 6 dan 8 adalah 24, 48,….
2) Faktor persekutuan
Bilangan yang merupakan faktor dari dua bilangan atau lebih disebut faktor
persekutuan.
Contoh:
12 buah jeruk dan 18 buah apel akan dimasukan kedalam keranjang dengan banyak setiap
jenis buah tersebut adalah sama.
Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi yaitu:
Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12
Faktor dari 18 = 1, 2, 3, 6, 9 dan 18
Faktor persekutuan dari 12 dan 18 adalah 1, 2, 3, dan 6.
c. Bilangan Prima
1) Mengenal Bilangan Prima
Bilangan adalah suatu ide, sifatnya abstrak. Bilangan bukan simbol atau lambang,
bilangan memberikan keterangan mengenai benyaknya anggota suatu himpunan. Untuk
membedakan bilangan satu dengan yang lainnya diperlukan nama.
Perhatikan bilangan-bilangan berikut ini :
2=2x13=3x15=5x1
7 = 7 x 1 11 = 11 x 1
Dari perkalian-perkalian diatas terlihat bahwa bilangan 2, 3, 5, 7, dan 11 hanya memiliki
dua faktor yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.
Bilangan yang hanya mempunyai dua faktor yaitu 1 dan bilangan itu sendiri disebut
bilangan prima. Bilangan 1 tidak termasuk bilangan prima, karena hanya memiliki satu
faktor, yaitu satu.
2) Menentukan faktor prima suatu bilangan dengan mengunakan pohon faktor.
Untuk menentukan faktor prima suatu bilangan dapat menggunakan pohon faktor yaitu
dengan cara :
a. Bilangan yang akan dicari faktornya dibagi dengan bilangan prima.
b. Bila hasil pembagian tersebut masih bisa dibagi dengan bilangan prima, maka harus
dibagi lagi sampai akhirnya berupa bilangan prima.
Contoh:
30
2 15
3 5
Gambar Pohon Faktor Bilangan Prima
30 = 2 x 3 x 5

d. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).


1) Menentukan FPB dan KPK dari dua bilangan.
Untuk menentukan FPB dan KPK dari dua bilangan langkah-langkahnya yaitu:
a) Mencari faktor dan kelipatan dari masing-masing bilangan
b) Mencari faktor persekutuan dan kelipatan persekutuan dari kedua bilangan, maka
bilangan paling besar diantara faktor persekutuan merupakan FPB sedangkan
bilangan yang paling kecil dari kelipatan persekutuan merupakan KPK dari dua
bilangan tersebut.
Contoh:
Menentukan FPB 8 dan 12 dengan membagi benda pada suatu tempat yang jumlahnya
sama.
Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, dan 12
Faktor dari 8 = 1, 2, 4, dan 8
Faktor persekutuan dari 12 dan 8 adalah 1, 2, dan 4.
Jadi FPB dari 8 dan 12 adalah 4
Contoh menentukan KPK dari 8 dan 12
Kelipatan 8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48,….
Kelipatan 12 = 12, 24, 36, 48,…..
Kelipatan persekutuan dari 8 dan 12 adalah 24, 48,….
Jadi KPK dari 8 dan 12 adalah 24
3) Menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan faktor prima
Untuk menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan faktor prima menggunakan
langkah-langkah:
a) Setiap bilangan diuraikan menjadi perkalian faktor-faktor primanya.
b) KPK dapat ditentukan dari perkalian semua faktor yang ada. Jika ada faktor yang
sama pilihlah pangkatnya yang terbesar sedangkan FPB dapat ditentukan dari
perkalian semua faktor yang ada. Jika ada faktor yang sama pilihlah yang pangkatnya
terkecil.
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek, Tempat, dan WaktuPenelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2 Lempuyang


Bandar. Kelas tersebut sebagai subjek penelitian karena penulis adalah guru kelas IV
SD Negeri 2 Lempuyang Bandar sesuai dengan makna PTK, yaitu PTK merupakan
perbaikan pembelajaran di lingkungan sendiri guna meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan penelitian
Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas akan diadakan dalam tiga tahap
atau tiga siklus. Yaitu pelaksanaan akan diadakan pada:

Siklus I

Hari Kamis, 15 September 2022

Siklus II

Hari Sabtu, 24 September 2022

Siklus III

Hari Rabu, 26 Oktober 2022

3. Waktu penelitian
Waktu yang digunakan pada Penelitian Tindakan kelas

pelaksanaan Hari Waktu


Siklus I Kamis 07.15 - 09.15
Siklus II Sabtu 07.15 – 09.15
Siklus III Rabu 07.15 – 09.15

4. Karakteristik Siswa
Siswa kelas IV SD Negeri 2 Lempuyang Bandar berjumlah 30 siswa, terdiri
dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Sebagian orang tua siswa bekerja
sebagai buruh, sebagian pedagang , karyawan, dan petani. Tempat tinggal mereka
berada di tengah-tengah perkampungan.

Kemampuan siswa kebanyakan sedang-sedang saja, ada beberapa siswa yang


menonjol, ada pula siswa yang mengalami keterlambatan kecerdasan.Siswa yang
mengalami keterlambatan kecerdasan tetap mendapat pelayanan pendidikan dan
diberikan bimbingan khusus.

Siswa kelas IV selalu menjunjung kerukunan dan kebersamaan dengan teman-


temannya, sehingga kondisi kelas sangat kondusif baik di dalam maupun di luar kelas.

B. Deskripsi Per Siklus

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan tahapan sebagai
berikut :

a. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran

Perencanaan merupakan refleksi awal berdasarkan studi awal


pendahuluan. Adapun perencanaannya sebagai berikut :

1). Membuat rencana perbaikan pembelajaran matematika tentang operasi hitung


kelipatan dan faktor bilangan dengan menggunakan metode latihan soal
terbimbing untuk meningkatkan aktifitas, keterampilan serta kemampuan
siswa menguasai materi pembelajaran.

Adapun langkah-langkah perbaikan pembelajaran sebagai berikut :


a). Secara klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kelipatan
dan faktor bilangan.

b). Guru menjelaskan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan di papan
tulis.

c). Siswa mengamati penjelasan yang dilakukan oleh guru tentang cara
mencari kelipatan dan faktor bilangan, kemudian dilakukan tanya jawab.

d). Siswa memperagakan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan.

e). Melalui bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.

f). Dengan bimbingan guru, secara individu siswa mengerjakan soal-soal


latihan yang diberikan oleh guru tentang kelipatan dan faktor bilangan.

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I peneliti menggunakan


strategi pembelajaran dengan cara memberikan latihan soal terbimbing untuk
memahami konsep operasi hitung kelipatan dan faktor bilangan.

1). Secara klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kelipatan dan
faktor bilangan.

2). Guru mendemonstrasikan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan dengan
menggunakan media kelereng.

3). Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru tentang cara mencari
kelipatan dan faktor bilangan dengan menggunakan kelereng, kemudian
dilakukan tanya jawab.

4). Siswa memperagakan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan dengan
menggunakan media kelereng

5). Melalui bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
6). Secara individu siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru
tentang kelipatan dan faktor bilangan.

c. Pengamatan Perbaikan Pembelajaran

Tahap pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan


perbaikan.Dalam tahap ini juga dilakukan pengumpulan data-data tentang aktifitas
siswa dan kegiatan yang dilakukan oleh guru.Pengamatan dilakukan oleh
guru.Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat, untuk membantu pengamatan
dalam pelaksanaan dengan mengamati dan menganalisa lembar pengamatan yang
dibuat bersama-sama antara peneliti dan pengamat.

Pada siklus I aktifitas pembelajaran yang mengalami peningkatan dan


penggunaan alat peraga. Metode ceramah dan tanya jawab masih monoton karena
siswa masih terlihat pasif, tidak terlihat langsung dalam proses pembelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran siklus I belum ada kemajuan pada materi kelipatan
dan faktor bilangan, sehingga siswa kurang antusias dan termotivasi dalam proses
pembelajaran.

Berdasarkan data pengamatan hasil tes formatif pada siklus I mengalami


adanya kekurangan. Dari data 30 siswa yang mendapat nilai tuntas ada 20 siswa
atau 67 %, sedangkan yang belum tuntas ada 33 % dengan jumlah siswa 10. Nilai
terendah yang diperoleh siswa adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 90.

d. Refleksi

Refleksi bertujuan melakukan perubahan atau penyempurnaan terhadap


data yang diperoleh atau upaya untuk mengkaji apa yang terjadi dari upaya
sebelumnya. Hasil refleksi dijadikan acuan untuk tindakan perbaikan
pembelajaran selanjutnya bila dalam pelaksanaan tindakan itu dirasakan tidak
memuaskan atau belum memenuhi harapan semula.
Pada perbaikan pembelajaran siklus I, terdapat kelebihan dan kelemahan,
diantaranya

Kelebihan perbaikan pembelajaran siklus I :

1). Dengan menggunakan alat peraga gambar pada materi pokok kelipatan dan
faktor bilangan sebagian siswa sudah memahami materi pelajaran dan aktifitas
belajar meningkat.

2). Dengan pemberian motivasi kepada siswa, dimana siswa bersemangat dalam
belajar.

3). Prestasi belajar siswa meningkat. Hal ini terbukti dari ketuntasan belajar
sebelum perbaikan pembelajaran yang sudah tuntas ada 10 siswa atau 33 %
dengan jumlah total siswa 30, setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus
I meningkat menjadi 13 siswa atau 43 %.

Kelemahan perbaikan pembelajaran siklus I :

1). Masih ada 17 siswa atau 56 % belum tuntas karena belum mamahami konsep
pada materi kelipatan dan faktor bilangan.

2). Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal evaluasi.

3). Aktifitas pembelajaran masih didominasi oleh guru.

4). Sebagian siswa masih terlalu pasif, karena kurang berani bertanya.

Melihat hasil pembelajaran yang diperoleh pada siklus I belum mencapai


ketuntasan hasil belajar yang diharapkan, maka perlu di lanjutkan pada siklus II.

2. Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran

Setelah perbaikan pembelajaran siklus I ditemukan beberapa masalah yang


timbul dalam kegiatan pembelajaran. Masalah ini diantaranya hasil siswa yang
belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu 85 % memperoleh nilai KKM
yaitu 65. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat untuk merencanakan
perbaikan pembelajaran siklus II yang megacu pada siklus I, adapun
perbedaannya adalah pada siklus II peneliti lebih menekankan pada metode
demonstrasi alat peraga kelereng dan metode latihan / drill soal-soal untuk
menambah pemahaman siswa tentang konsep media kelereng pada kelipatan dan
faktor bilangan.

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Pada dasarnya pelaksanaan perbaikan pada siklus I melaksanakan rencana


perbaikan pembelajaran (RPP), hanya pada siklus II ini penulis atas saran dasil
diskusi dengan teman sejawat peneliti lebih menekankan pada metode
demonstrasi alat peraga kelereng dan metode latihan / drill soal-soal

Pada siklus ini, peneliti melakukan tahap-tahap sebagai berikut :

a). Secara klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kelipatan
dan faktor bilangan.

b). Guru menjelaskan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan di papan
tulis.

c). Siswa mengamati penjelasan yang dilakukan oleh guru tentang cara
mencari kelipatan dan faktor bilangan, kemudian dilakukan tanya jawab.

d). Siswa memperagakan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan.

e). Melalui bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.

f). Dengan bimbingan guru, secara individu siswa mengerjakan soal-soal


latihan yang diberikan oleh guru tentang kelipatan dan faktor bilangan.

c. Pengamatan Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan hasil pengamatan dengan teman sejawat pada siklus II


ditemukan perbaikan-perbaikan pembelajaran masih mengoptimalkan aktifitas-
aktifitas pembelajaran yang belum tercapai pada siklus, diantaranya pembahasan
materi pembelajaran dan pengaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru juga
sudah menerapkan metode yang bervariasi sehingga terjadi interaksi antara guru
dan siswa atau siswa dengan siswa, sehingga suasana kelas semakin hidup dan
antusias dalam menerima materi pelajaran.
Motivasi belajar siswa semakin meningkat dikarenakan guru dalam
menyampaikan materi dengan jelas dan runtut disertai penggunaan media
pembelajaran yang menarik, dan bimbingan guru terhadap siswa yang mengalami
kesulitan dilakukan dengan sabar dan telaten.Dengan demikian adanya aktifitas-
aktifitas pembelajaran membawa dampak yang baik didalam pencapaian hasil
belajar siswa.Hal ini dapat dilihat pada hasil tes formatif pada siklus II. Siswa
yang sudah mendapat nilai tuntas sesuai dengan KKM yaitu 65 ada 20 siswa atau
66 % dan siswa yang belum tuntas ada 10 siswa atau 33 % , nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 50.

d. Refleksi

Refleksi bertujuan melakukan perubahan atau penyempurnaan terhadap


data yang diperoleh atau upaya untuk mengkaji apa yang terjadi dari upaya
sebelumnya. Hasil refleksi dijadikan acuan untuk tindakan perbaikan
pembelajaran selanjutnya bila dalam pelaksanaan tindakan itu dirasakan sudah
sangat memuaskan.

Pada perbaikan pembelajaran siklus II, terdapat kelebihan dan kelemahan,


diantaranya

Kelebihan perbaikan pembelajaran siklus II :

1). Dengan menggunakan alat peraga gambar pada materi pokok kelipatan dan
faktor bilangan sebagian siswa sudah memahami materi pelajaran dan aktifitas
belajar meningkat.

2). Dengan pemberian motivasi kepada siswa, dimana siswa bersemangat dalam
belajar.

3). Prestasi belajar siswa meningkat. Hal ini terbukti dari ketuntasan belajar
sebelum perbaikan pembelajaran yang sudah tuntas ada 13 siswa atau 43 %,
setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II meningkat menjadi 20
siswa atau 66 %.

Kelemahan perbaikan pembelajaran siklus II :


1). Masih ada 10 siswa atau 33 % belum tuntas karena belum mamahami konsep
pada materi kelipatan dan faktor bilangan.

2). Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal evaluasi.

3). Aktifitas pembelajaran masih didominasi oleh guru.

4). Sebagian siswa masih terlalu pasif, karena kurang berani bertanya.

Melihat hasil pembelajaran yang diperoleh pada siklus I belum mencapai


ketuntasan hasil belajar yang diharapkan, maka perlu di lanjutkan pada siklus II.

3. Pelaksanaan Siklus III

a. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran

Setelah perbaikan pembelajaran siklus II ditemukan beberapa masalah


yang timbul dalam kegiatan pembelajaran. Masalah ini diantaranya hasil siswa
yang belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu 85 % memperoleh nilai
KKM yaitu 65. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat untuk
merencanakan perbaikan pembelajaran siklus III yang mengacu pada siklus II,
adapun perbedaannya adalah pada siklus III peneliti lebih menekankan pada
metode latihan / drill soal-soal untuk menambah pemahaman siswa tentang
konsep kelipatan dan faktor bilangan.

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Pada dasarnya pelaksanaan perbaikan pada siklus III melaksanakan


rencana perbaikan pembelajaran (RPP), hanya pada siklus III ini penulis atas saran
hasil diskusi dengan teman sejawat peneliti lebih menekankan pada metode
latihan / drill soal-soal.

Pada siklus ini, peneliti melakukan tahap-tahap sebagai berikut :

a). Secara klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kelipatan
dan faktor bilangan.

b). Guru menjelaskan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan di papan
tulis.
c). Siswa mengamati penjelasan yang dilakukan oleh guru tentang cara
mencari kelipatan dan faktor bilangan, kemudian dilakukan tanya jawab.

d). Siswa memperagakan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan.

e). Melalui bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.

f). Dengan bimbingan guru, secara individu siswa mengerjakan soal-soal


latihan yang diberikan oleh guru tentang kelipatan dan faktor bilangan.

c. Pengamatan Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan hasil pengamatan dengan teman sejawat pada siklus III


ditemukan perbaikan-perbaikan pembelajaran masih mengoptimalkan aktifitas-
aktifitas pembelajaran yang belum tercapai pada siklus, diantaranya pembahasan
materi pembelajaran dan pengaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru juga
sudah menerapkan metode yang bervariasi sehingga terjadi interaksi antara guru
dan siswa atau siswa dengan siswa, sehingga suasana kelas semakin hidup dan
antusias dalam menerima materi pelajaran.

Motivasi belajar siswa semakin meningkat dikarenakan guru dalam


menyampaikan materi dengan jelas dan runtut disertai penggunaan media
pembelajaran yang menarik, dan bimbingan guru terhadap siswa yang mengalami
kesulitan dilakukan dengan sabar dan telaten.Dengan demikian adanya aktifitas-
aktifitas pembelajaran membawa dampak yang baik didalam pencapaian hasil
belajar siswa.Hal ini dapat dilihat pada hasil tes formatif pada siklus III. Siswa
yang sudah mendapat nilai tuntas sesuai dengan KKM yaitu 65 ada 20 siswa atau
66 % dan siswa yang belum tuntas ada 10 siswa atau 33 % , nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 50.

d. Refleksi

Refleksi bertujuan melakukan perubahan atau penyempurnaan terhadap


data yang diperoleh atau upaya untuk mengkaji apa yang terjadi dari upaya
sebelumnya. Hasil refleksi dijadikan acuan untuk tindakan perbaikan
pembelajaran selanjutnya bila dalam pelaksanaan tindakan itu dirasakan sudah
sangat memuaskan.
Pada perbaikan pembelajaran siklus III, terdapat kelebihan dan kelemahan,
diantaranya.

Kelebihan perbaikan pembelajaran siklus III :

1). Dengan menggunakan alat peraga gambar pada materi pokok kelipatan dan
faktor bilangan sebagian siswa sudah memahami materi pelajaran dan aktifitas
belajar meningkat.

2). Dengan pemberian motivasi kepada siswa, dimana siswa bersemangat dalam
belajar.

3). Prestasi belajar siswa semakin meningkat. Hal ini terbukti dari ketuntasan
belajar sebelum perbaikan pembelajaran yang sudah tuntas ada 10 siswa atau
33 %, setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I meningkat menjadi 13
siswa atau 43 %. Sedang pada siklus II meningkat lagi menjadi 20 siswa atau
66 % dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 26 siswa atau 87 %.

Kelemahan perbaikan pembelajaran siklus III :

1). Masih ada 4 siswa atau 13 % sehingga perlu dilakukan bimbingan khusus.

Melihat hasil pembelajaran yang diperoleh pada siklus III sudah


memuaskan, dengan demikian perbaikan pembelajaran siklus III dianggap
berhasil dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya, namun perlu
dilakukan bimbingan khusus atau tersendiri terhadap siswa yang belum
berhasil dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai