Proses belajar yang ideal akan tercapai apabila terjadi komunikasi yang
baik antara guru dengan siswa, dan siswa dengan sesama siswa. Guru yang berperan
sebagai pengajar sekaligus fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar memiliki peran
sentral yang sangat penting dalam tujuan pembelajaran. Karena itu dalam proses
belajar mengajar keberhasilan dalam pencapaian pengajaran tergantung dari guru,
bagaimana ia mampu membawa peserta didik untuk memahami materi yang di
ajarkan, namun demikian hal ini bukanlah faktor yang mutlak, masih terdapat faktor
lain yang timbul di luar dari metode pengajaran guru, misalnya faktor minat, bakat,
dan faktor lainnya.
a. Mata pelajaran matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit
dipahami dan membosankan.
b. Guru terlalu banyak ceramah pada waktu menyampaikan pembelajaran dan
metode pembelajaran yang digunakanpun masih kurang inovatif sehingga
siswa merasa bosan dalam pembelajaran
c. Siswa kurang konsentrasi ketika guru menerangkan pelajaran matematika,
anak asyik ngobrol dengan teman sebangkunya.
2. Analisis Masalah
Untuk menguasai matematika perlu adanya perhatian khusus dan latihan yang
berulang-ulang secara rutin dan relatif lama, sehingga terjadi suatu kebiasaan dalam
belajar (Kadilah, 1995). Senada dengan pendapat di atas Gil (1994) menyatakan
bahwa kebiasaan bukanlah bakat alamiah atau pembawaan dari lahir, tetapi setiap
orang dapat membentuk kebiasaan dari lahir, tetapi setiap orang dapat membentuk
kebiasaan, kebiasaan belajar merupakan perilaku yang di lakukan secara sengaja atau
secara sadar selama waktu-waktu tertentu, karena selalu di ulang-ulang sepanjang
waktu. Kebiasaan belajar yang baik merupakan faktor yang penting bagi keberhasilan
siswa untuk memperoleh prestasi belajar yang baik.
Berdasarkan data dari guru mata pelajaran matematika di SDN, nilai hasil
ulangan matematika selama dua tahun terakhir pada materi kelipatan dan faktor
bilangan, siswa yang memperoleh nilai diatas 65 tidak mencapai 60%, sehingga nilai
siswa tergolong rendah.
Adapun alternatif yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan kelas adalah
dengan menggunakan metode yang tepat, maka penulis merencanakan melakukan
perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan mencoba
mengimplementasikan melalui latihan soal terbimbing untuk pokok bahasan kelipatan
dan faktor bilangan di kelas IV SDN 2 Lempuyang Bandar.
4. Rumusan Masalah
Setelah memahami latar belakang tersebut, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut “Apakah dengan menggunakan latihan soal terbimbing
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap materi pokok
kelipatan dan faktor bilangan ?”
( SIKLUS I )
A. Standar Kompetensi
Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar.
Memahami dan mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan.
C. Indikator
1. Mendeskripsikan faktor suatu bilangan.
2. Mendeskripsikan faktor suatu bilangan.
3. Menyimpulkan perbedaan faktor dan kelipatan.
D. Tujuan perbaikan
1. Dengan metode latihan soal terbimbing, siswa asyik mebgerjakan soal- soal
latihan dalam kegiatan belajar.
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang
kelipatan dan faktor bilangan.
E. Karakter yang diharapkan
Disiplin, rasa hormat dan perhatian (respect), tekun dan tanggung jawab
tersebut adalah
G. Metode Pembelajaran:
1. Tanya Jawab
2. Latihan soal terbimbing
H. Alat / Media dan Sumber Belajar
Sumber belajar :
1. Matematika th. 2008, Ayo Belajar Matematika untuk Kelas IV SD dan
Madrasah Ibtidhaiyah, Burhan Mustaqim, Ary Astuty
2. LKS Selektif Media Sejati
I. Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar .
1. Kegiatan awal
a. Siswa menyimak pertanyaan yang ada hubungannya dengan pembelajaran.
b. Pelaksanaan pembelajaran melalui soal- soal.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang di pelajari.
2. Kegiatan Inti
a. Siswa melakukan percobaan dan observasi terhadap beberapa bilangan
yang memiliki faktor, dan kelipatan.
b. Guru dan siswa bertanya jawab untuk menuliskan pengertian dari kelipatan
suatu bilangan.
c. Setiap siswa menyimak penjelasan guru.
d. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa.
3. Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materi
b. Mengevaluasi hasil belajar siswa.
c. Memberikan pekerjaan rumah.
d. Memberikan umpan balik terhadap proses hasil belajar.
J. Evaluasi
1. Prosedur Tes
a. Tes awal : Tidak ada
b. Tes Proses : Ada, pada kegiatan inti secara lisan
c. Tes Akhir : Ada pada kegiatan akhir secara tertulis
2. Jenis Tes
a. Tes Tulis : Ada, pada tes akhir
3. Bentuk Tes
Essay : 5 soal
4. Alat Tes
a. Jawablah soal di bawah ini dengan benar !
1. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan 4 dan 5
B. Link hasil praktek mengajar selama 5 menit (Pendahuluan, Kegiatan Inti, dan
Penutup)
https://www.youtube.com/watch?v=Kl1_0mKybEQ
BAB I
PENDAHULUAN
1. Identifikasi Masalah
Proses belajar yang ideal akan tercapai apabila terjadi komunikasi yang baik
antara guru dengan siswa, dan siswa dengan sesama siswa. Guru yang berperan
sebagai pengajar sekaligus fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar memiliki
peran sentral yang sangat penting dalam tujuan pembelajaran. Karena itu dalam
proses belajar mengajar keberhasilan dalam pencapaian pengajaran tergantung dari
guru, bagaimana ia mampu membawa peserta didik untuk memahami materi yang
di ajarkan, namun demikian hal ini bukanlah faktor yang mutlak, masih terdapat
faktor lain yang timbul di luar dari metode pengajaran guru, misalnya faktor minat,
bakat, dan faktor lainnya.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis terhadap pelaksanaan
pembelajaran matematika siswa kelas IV SDN 2 Lempuyang Bandar ada beberapa
masalah yang dapat menghambat pencapian tujuan pembelajaran khususnya pada
pembelajaran matematika diantaranya :
a. Mata pelajaran matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit
dipahami dan membosankan.
b. Guru terlalu banyak ceramah pada waktu menyampaikan pembelajaran dan
metode pembelajaran yang digunakanpun masih kurang inovatif sehingga
siswa merasa bosan dalam pembelajaran
c. Siswa kurang konsentrasi ketika guru menerangkan pelajaran matematika,
anak asyik ngobrol dengan teman sebangkunya.
2. Analisis Masalah
a. Guru tidak bisa mengelola kelas dengan baik sehingga kondisi kelas tidak
kondusif, siswa merasa tidak nyaman ketika pembelajaran berlangsung.
b. Metode yang digunakan oleh guru kurang tepat karena terlalu banyak
ceramah mengakibatkan pembelajaran menoton dan membosankan
c. Guru kurang menguasai materi sehingga kurang percaya diri, dan pelajaran
hanya tertuju kepada siswa yang aktif saja.
4. Rumusan Masalah
Setelah memahami latar belakang tersebut, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut “Apakah dengan menggunakan latihan soal
terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap
materi pokok kelipatan dan faktor bilangan ?”
5. Tujuan Perbaikan
Dikaji dari latar belakang penelitian yang memusatkan pada proses perbaikan
pembelajaran mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 2 Lempuyang
Bandar, mempunyai tujuan :
a. Meningkatkan proses pembelajaran matematika khususnya pada materi
pokok kelipatan dan faktor bilangan.
b. Manganalisa metode latihan soal terbimbing serta dampaknya terhadap hasil
belajar siswa.
c. Memberikan motivasi pada siswa agar menyukai mata pelajaran matematika.
6. Manfaat Perbaikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang sih bagi dunia
pendidikan dalam upaya meningkatkan aktifitas, keterampilan dan kemampuan
siswa serta prestasi siswa dalam melakukan kegiatan untuk menunjukan hasil
hasil belajar matematika siswa melalui latihan soal terbimbing pada materi
kelipatan dan faktor bilangan.
a. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan pemahaman konsep kelipatan dan faktor bilangan
dengan menggunakan metode latihan soal terbimbing.
2) Dapat meningkatkan kemampuan membuktikan hasil kelipatan dan
faktor bilangan.
3) Dapat meningkatkan keaktifan, keterampilan dan prestasi belajar siswa
tentang operasi kelipatan dan faktor bilangan.
b. Bagi guru
Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas guru mendapatkan
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) khususnya penggunaan media serta metode yang tepat untuk
mengajarkan konsep kelipatan dan faktor bilangan. Guru juga
merefleksikan proses kegiatan belajar mengajar untuk mendapatkan solusi
perbaikan pembelajaran dan juga dapat mengkembangkan inovasi
pembelajaran dalam dunia pendidikan.
c. Bagi Institusi / Lembaga
1) Bagi guru SD yang mengajar di kelas tinggi, sebagai masukan dalam
melaksanakan pembelajaran matematika agar dapat menggunakan
metode dan media pembelajaran yang efektif.
2) Bagi sekolah merupakan sumbang sih pemikiran dalam usaha-usaha
yang mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa.
3) Bagi kelompok kerja guru, penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian
dalam meningkatkan kemampuan professional guru.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Belajar
a. Menurut Skinner pengertian belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar,
maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka
responnya menurun.
Tahap anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-benda real atau
mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini anak masih dalam
tahap gerak reflek dan coba-coba, belum harmonis. Ia memanipulasikan,
menjejerkan, menyusun, mengutak-atik, dan bentuk-bentuk gerak lainnya (
serupa dengan tahapan sensori motor dari peaget )
Pada tahap ini, anak telah mengubah, menandai dan menyimpan peristiwa atau
benda dalam bentuk bayangan mental. Dengan kata lain anak dapat
membayangkan kembali atau memberikan gambaran dalam pikirannya tentang
benda atau peristiwa atau dikenalnya pada tahapan enaktif.
Jadi menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan yaitu peribahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kehidupannya. Perubahan-perubahan tersebut akan
nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
2. Hakikat Pembelajaran
a. Menurut Hilda Taba dan pandangan Tyler (1985) yang dimaksud pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk menjalankan
kurikulum yang berisikan tujuan, isi, pola pembelajaran dan evaluasi. Jadi
menurut pandanga Tyler pembelajaran tidak terbatas hanya proses pembelajaran
terhadap satu bahan saja, melainkan pula diterapkan dalam pembelajaran untuk
satu mata pelajaran atau pembelajaran di suatu sekolah. Agar pembelajaran dapat
berhasil dengan memuaskan maka guru dituntut untuk dapat menguraikan secara
luas dengan memperhatikan langkah-langkah cara mengembangan kurikulum.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
2) Menentukan Isi
Isi kurikulum merupakan proses pembelajaran yang berisi materi atau
masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan yang perlu dipelajari
untuk mencapai tujuan.
Evaluasi digunakan tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Kegiatan ini
sangat penting dalam rangka menghasilkan balikan ( Feed Back ) untuk
mengadakan perbaikan.
Jadi menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran pada
hakekatnya merupakan suatu proses transaksional yang bersifat timbal balik antara
guru dengan siswa, maupun antar siswa, maupun siswa dengan lingkungan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau diharapkan.
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam
pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara atau tekhnik yang dilakukan guru
dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Ada Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode
pembelajaran. Prinsip tersebut terutama berkaitan erat dengan faktor perkembangan,
kemampuan siswa diantaranya :
b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam
kegiatan pembelajaran,
a. Pengertian Latihan
b. Pengertian Bimbingan
Bimbingan menurut sukardi (1993), adalah proses pemberian bantuan yang di
berikan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis
oleh pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang
mandiri. Bimbingan di sini tidak hanya di tujukan untuk satu orang saja, melainkan
untuk banyak orang yang sedang mengalami kesulitan atau masalah. Masalah yang di
hadapi oleh individu di sini boleh jadi merupakan masalah pula bagi orang lain. Oleh
sebab itu perlu di adekan suatu bimbingan sehingga dapat membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
Bimbingan menurut Winkel (1987), adalah sebagai pemberian bantuan kepada
sesorang atau sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan
dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutanmhidup.
Unsur-unsur yang terdapat dalam rumusan seperti adanya proses bantuan, adanya
masalah dan adanya tujuan yaitu untuk mencapai kebahagiaan hidup. Berdasarkan
beberapa pengertian bimbingan tersebut di atas, penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa, bimbingan adalah proses pemberian bantuan secara psikis (kejiwaan) dari
seseorang pembimbing kepada individu atau beberapa individu dalam mengatasi
masalah yang di hadapi agar dapat mengenal dan memahami dirinya, dapat
menyesuaikan dirinya, dapat bertanggung jawab atas keputusannya dan akhirnyadapat
merasakanbkebahagiaanbhidupnya.………………………..
Matematika sekolah dasar adalah unsur, dan matematika yang di pilih antara
lain dengan pertimbangan atau berorientasi pada pendidikan. Dengan demikian dalam
kegiatan pembelajaran matematika perlu diusahakan sesuai dengan perkembangan
kognitif siswa, mengkonkretkan objek-objek matematika yang abstrak agar menjadi
mudah dan dapat dipahami oleh anak.
D. Hasil Belajar
Menurut Catharina Tri Anni (2004 : 4), Hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh seseorang setelah melakukan aktifitas belajar. Perolehan aspek-
aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang di pelajari oleh pembelajar.
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang berupa tingkah laku baru setelah orang
itu melakukan kegiatan belajar (GBPP Kurikulum 1994).
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya hasil belajar
menggambarkan tingkat penguasaan siswa tentang materi pelajaran disekolah yang
biasanya disebut dengan nilai hasil belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar sebagai berikut :
PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Pelaksanaan penelitian
Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas akan diadakan dalam tiga tahap
atau tiga siklus. Yaitu pelaksanaan akan diadakan pada:
Siklus I
Siklus II
Siklus III
3. Waktu penelitian
Waktu yang digunakan pada Penelitian Tindakan kelas
4. Karakteristik Siswa
Siswa kelas IV SD Negeri 2 Lempuyang Bandar berjumlah 30 siswa, terdiri
dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Sebagian orang tua siswa bekerja
sebagai buruh, sebagian pedagang , karyawan, dan petani. Tempat tinggal mereka
berada di tengah-tengah perkampungan.
1. Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan tahapan sebagai
berikut :
b). Guru menjelaskan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan di papan
tulis.
c). Siswa mengamati penjelasan yang dilakukan oleh guru tentang cara
mencari kelipatan dan faktor bilangan, kemudian dilakukan tanya jawab.
e). Melalui bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
1). Secara klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kelipatan dan
faktor bilangan.
2). Guru mendemonstrasikan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan dengan
menggunakan media kelereng.
3). Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru tentang cara mencari
kelipatan dan faktor bilangan dengan menggunakan kelereng, kemudian
dilakukan tanya jawab.
4). Siswa memperagakan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan dengan
menggunakan media kelereng
5). Melalui bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
6). Secara individu siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru
tentang kelipatan dan faktor bilangan.
d. Refleksi
1). Dengan menggunakan alat peraga gambar pada materi pokok kelipatan dan
faktor bilangan sebagian siswa sudah memahami materi pelajaran dan aktifitas
belajar meningkat.
2). Dengan pemberian motivasi kepada siswa, dimana siswa bersemangat dalam
belajar.
3). Prestasi belajar siswa meningkat. Hal ini terbukti dari ketuntasan belajar
sebelum perbaikan pembelajaran yang sudah tuntas ada 10 siswa atau 33 %
dengan jumlah total siswa 30, setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus
I meningkat menjadi 13 siswa atau 43 %.
1). Masih ada 17 siswa atau 56 % belum tuntas karena belum mamahami konsep
pada materi kelipatan dan faktor bilangan.
4). Sebagian siswa masih terlalu pasif, karena kurang berani bertanya.
2. Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran
a). Secara klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kelipatan
dan faktor bilangan.
b). Guru menjelaskan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan di papan
tulis.
c). Siswa mengamati penjelasan yang dilakukan oleh guru tentang cara
mencari kelipatan dan faktor bilangan, kemudian dilakukan tanya jawab.
e). Melalui bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
d. Refleksi
1). Dengan menggunakan alat peraga gambar pada materi pokok kelipatan dan
faktor bilangan sebagian siswa sudah memahami materi pelajaran dan aktifitas
belajar meningkat.
2). Dengan pemberian motivasi kepada siswa, dimana siswa bersemangat dalam
belajar.
3). Prestasi belajar siswa meningkat. Hal ini terbukti dari ketuntasan belajar
sebelum perbaikan pembelajaran yang sudah tuntas ada 13 siswa atau 43 %,
setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II meningkat menjadi 20
siswa atau 66 %.
4). Sebagian siswa masih terlalu pasif, karena kurang berani bertanya.
a). Secara klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kelipatan
dan faktor bilangan.
b). Guru menjelaskan cara mencari kelipatan dan faktor bilangan di papan
tulis.
c). Siswa mengamati penjelasan yang dilakukan oleh guru tentang cara
mencari kelipatan dan faktor bilangan, kemudian dilakukan tanya jawab.
e). Melalui bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
d. Refleksi
1). Dengan menggunakan alat peraga gambar pada materi pokok kelipatan dan
faktor bilangan sebagian siswa sudah memahami materi pelajaran dan aktifitas
belajar meningkat.
2). Dengan pemberian motivasi kepada siswa, dimana siswa bersemangat dalam
belajar.
3). Prestasi belajar siswa semakin meningkat. Hal ini terbukti dari ketuntasan
belajar sebelum perbaikan pembelajaran yang sudah tuntas ada 10 siswa atau
33 %, setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I meningkat menjadi 13
siswa atau 43 %. Sedang pada siklus II meningkat lagi menjadi 20 siswa atau
66 % dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 26 siswa atau 87 %.
1). Masih ada 4 siswa atau 13 % sehingga perlu dilakukan bimbingan khusus.