Anda di halaman 1dari 20

MODUL 2

HAKIKAT PENDIDIKAN ANAK


BERKEBUTUHAN KHUSUS
KB 1.
Pengertian Pelayanan Pendidikan dan
Sejarah Perkembangan Pendidikan
Khusus di Indonesia
Jkt, 7-8-2016
A. Makna dan Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi ABK
1. Kegiatan pelayanan (service) merupakan suatu jasa yang diberikan
kepada seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,pelayanan :
a. Perihal/cara melayani
b. Usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan
uang
c. kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau
jasa
Di dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang mengumumkan. Bahwa tiap-
tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Pada tahun 2003
pemerintah mengeluarkan undang- undang no 20 tentang system
pendidikan nasional ( UUSPN ).
 Dalam undang – undang tersebut dikemukakan hal- hal yang erat
hubungan dengan pendidikan bagi anak-anak dengan kebutuhan
pendidikan khusus sebagai berikut ;
 Bab 1( pasal 1 ayat 18 ) Wajib belajar adalah program pendidikan minimal
yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab
pemerintah dan pemerintah daerah
 Bab II ( pasal 4 ayat 1 ) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis
berdasarkan HAM, agama, kultural, dan kemajemukan bangsa.
 Bab IV ( pasal 5 ayat 1 ) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu baik yang memiliki kelainan
fisik, emosional, mental, intelektual atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus.
 Bab V bagian 11 Pendidikan khusus ( pasal 32 ayat 1 ) Pendidikan khusus
bagi peserta yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial atau memiliki
potensi kecerdasan.

3
2. Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi
Anak Berkesulitan Khusus

a. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan


bidang kesehatan dan fisik (ahli terapi fisik)
b. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan
kebutuhan emosional sosial (psikolog dan tenaga
sosial )
c. Layanan pendidikan yang berkaitan dengan
kebutuhan pendidikan (melibatkan beberapa ahli
dibidang pendidikan dan psikolog)

4
B. Sejarah Perkembangan
Layanan Pendidikan Khusus
Pendidikan khusus tumbuh dari satu kesadaran awal bahwa beberapa anak
membutuhkan sejenis pendidikan yang berbeda dari pendidikan biasa agar dapat
mengembangkan potensi mereka. Akar dari kesadaran ini dapat ditelusuri di
Eropa pada tahun 1700-an ketika para pionir tertentu mulai membuat upaya-
upaya terpisah untuk pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Salah satu upaya tersebut dengan mendirikan lembaga-lembaga residensial yang
didirikan di Amerika Serikat untuk mengajar penyandang cacat terbanyak di awal
1800-an. Hal ini membuat Amerika Serikat menjadi negara yang memimpin
negara-negara lain dalam pengembangan pendidikan khusus di seluruh dunia.
 Dewasa ini, peran lembaga pendidikan sangat menunjang tumbuh kembang
dalam mengolah system maupun cara bergaul dengan orang lain. Selain itu
lembaga pendidikan tidak hanya sebatas untuk system bekal ilmu pengetahuan,
namun juga memberi skil hidup yang diharapkan bermanfaat di masyarakat.
 Lembaga pendidikan tidak hanya ditunjukkan kepada anak yang normal saja, tapi
juga anak-anak keterbelakangan mental.
B. Sejarah Perkembangan Layanan pendidikan
Khusus di Indonesia
 Di Indonesia dimulai ketika Belanda masuk ke Indonesia (1596-1942), dimana
dengan memperkenalkan system persekolahan dengan orientasi barat, untuk
pendidikan bagi anak penyandang cacat dibuka lembaga-lembaga khusus. Lembaga
pertama untuk anak tunanetra, tunagrahita tahun 1927 dan untuk tunarungu tahun
1930 yang ketiganya terletak di Kota Bandung.
 Tujuh tahun setelah proklamasi kemerdekaan, Pemerintah RI mengundang-
undangkan tentang pendidikan. Undang-undang tersebut menyebutkan pendidikan
dan pengajaran luar biasa diberikan dengan khusus untuk mereka yang
membutuhkan (pasal 6 ayat 2) dan untuk itu anak-anak tersebut berhak dan
diwajibkan belajar di sekolah sedikitnya 6 tahun (pasal 8).
 Dengan ini dapat dinyatakan berlakunya undang-undang tersebut maka sekolah-
sekolah baru yang khusus bagi anak-anak penyandang cacat, termasuk untuk anak
tunadaksa dan tunalaras yang disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB).

6
Sekolah Luar Biasa

 Berdasarkan urutan berdirinya SLB pertama untuk


masing-masing kategori kecacatan SLB dikelompokkan
menjadi:
1. SLB A untuk anak tunanetra
2. SLB B untuk anak tunarungu
3. SLB C untuk anak tunagrahita
4. SLB D untuk anak tunadaksa
5. SLB E untuk anak tunalaras
6. SLB F untuk anak tunaganda
Jumlah Sekolah dan Siswa Berkebutuhan
Khusus di Indonesia (93-94 dan 1998-1999)
No Jenis Sekolah Jumlah Sekolah Jumlah Siswa

1993-94 1998-1999 1993-1994 1998-1999

1 SLB Negeri 23 35 2055 2875

2 SLB Swasta 583 811 27930 33974

3 SDLB Negeri 209 218 8385 9135

4 Pend Terpadu Negeri 64 184 246 961

Jumlah 899 1248 38616 46945

1/17/2018 DRAFT 8
Berbagai Bentuk dan Jenis Layanan
Bagi ABK
MACAM-MACAM PENDIDIKAN LUAR BIASA

A. System Pendidikan Segregasi


System pendidikan dimana anak berkelainan terpisah dari system pendidikan anak normal.
Penyelenggaraan system pendidikan segregasi dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari
penyelenggaran pendidikan untuk anak normal.

Ø Keuntungan system pendidikan segregasi


- Rasa ketenangan pada anak luar biasa
- Komunikasi yang mudah dan lancar
- Metode pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak
- Guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa
- Sarana dan prasarana yang sesuai

Ø Kelemahan system pendidikan segregasi


- Sosialisasi terbatas
- Penyelenggaraan pendidikan yang relative mahal
B.System Pendidikan Integrasi
Pengertian :

 Sistem Pendidikan Integrasi adalah sistem pendidikan


luar biasa yang bertujuan memberikan pendidikan
yang memungkinkan anak luar biasa memperoleh
kesempatan mengikuti proses pendidikan bersama
dengan siswa normal agar dapat mengembangkan diri
secara optimal.

10
Keuntungan System Integrasi
 Merasa diakui haknya dengan anak normal terutama dalam
memperoleh pendidikan
 Dapat mengembangkan bakat ,minat dan kemampuan
secara optimal
 Lebih banyak mengenal kehidupan orang normal
 Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi
 Harga diri anak luar biasa meningkat
c. Pendidikan Inklusi
 Pendidikan Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus
Pendidikan inklusi adalah termasuk hal yang baru di
Indonesia .

Pendidikan inklusi adalah pelayanan pendidikan anak


berkebutuhan khusus yang dididik bersama-sama anak
lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya.

Di DKI Jakarta tahun 2015 sudah menyatakan bahwa


seluruh sekolah negeri menerima pelayanan thd ABK
.
lanjutan
 Salah satu kelompok yang paling tereksklusi dalam
memperoleh pendidikan adalah siswa penyandang
cacat. Tapi ini bukanlah kelompok yang homogen.
Sekolah dan layanan pendidikan lainnya harus
fleksibel dan akomodatif untuk memenuhi
keberagaman kebutuhan siswa. Mereka juga
diharapkan dapat mencari anak-anak yang belum
mendapatkan pendidikan
Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
• Pengelompokan anak berkebutuhan khusus dan jenis pelayanannya, sesuai
dengan Program Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Tahun 2006 dan
Pembinaan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Pendidikan adalah sebagai berikut :
1) Tuna Netra
2) Tuna Rungu
3) Tuna Grahita: (a.l. Down Syndrome)
4) Tuna Grahita Ringan (IQ = 50-70)
5) Tuna Grahita Sedang (IQ = 25-50)
6) Tuna Grahita Berat (IQ 125 ) J. Talented : Potensi bakat istimewa
(MultipleIntelligences : Language, Logico mathematic, Visuo-spatial, Bodily-
kinesthetic, Musical, Interpersonal, Intrapersonal, Natural, Spiritual).

1/17/2018 DRAFT 14
7) Kesulitan Belajar (a.l. Hyperaktif, ADD/ADHD, Dyslexia/Baca,
Dysgraphia/Tulis, Dyscalculia/Hitung, Dysphasia/Bicara, Dyspraxia/
Motorik)
8) Lambat Belajar ( IQ = 70 –90 )
9) Autis
10)Korban Penyalahgunaan Narkoba
11)Indigo
Gagagasan pendidikan inklusi Sekolah inklusi adalah sekolah reguler
yang mengkoordinasi dan mengintegrasikan siswa reguler dan siswa
penyandang cacat dalam program yang sama, dari satu jalan untuk
menyiapkan pendidikan bagi anak penyandang cacat adalah
pentingnya pendidikan inklusi, tidak hanya memenuhi target

1/17/2018 DRAFT 15
B. Jenis Pelayanan Pendidikan Khusus
1. Layanan di sekolah biasa 4. Model Ruang sumber
2. Sekolah Biasa dengan 5. Model Kelas Khusus
guru konsultan 6.Model sekolah khusus
3. Sekolah Biasa dengan siang hari
guru kunjung 7. Model sekolah dalam
panti asuhan/rumah sakit

1/17/2018 DRAFT 16
C. Pendekatan Kolaboratif Dalam Pelayanan
Pendidikan ABK
• Pelayanan Pendidikan tidak dapat dilakukan satu orang tetapi melibatkan banyak
pihak
• Anggota team mencakup para pakar sbb:
- guru sekolah biasa - ahli terapi fisik
- Guru Pendidikan khusus - Guru bina wicara
- Kepala sekolah - Pekerja sosial
- Pengawas sekolah - Guru penjas
- orang tua ABK - ABK sendiri
- Psikolog sekolah
- dokter dari beberapa spesialis
- perawat sekolah

1/17/2018 DRAFT 17
Apa yang perlu dilakukan Guru dalam tim ?

• Memberikan supervisi • Berkonsultasi dengan


kepada orang tua untuk orang tua siswa tentang
membantu pend anaknya situasi sekolah dan rumah
• Menilai kemajuan siswa yg mungkin
• Bekerja sama dengan mempengaruhi anak
orang tua siswa dalam • Guru bertindak sebagai
menangani abk orang tua anak ABK

1/17/2018 DRAFT 18
HYMNE GURU
 TERPUJILAH WAHAI ENGKAU IBU  ENGKAU PATRIOT
BAPAK GURU
PAHLAWAN BANGSA
 NAMAMU AKAN SELALU HIDUP
DALAM SANUBARIKU
TANPA TANDA JASA
 SEMUA BAKTIMU AKAN KUUKIR
DI DALAM HATIKU
 SBAGAI PRASASTI TRIMA
KASIHKU TUK PENGABDIANMU
 ENGKAU SEBAGAI PELITA DALAM
KEGELAPAN
 ENGKAU LAKSANA EMBUN
PENYEJUK DALAM KEHAUSAN
TERIMA KASIH

1/17/2018 DRAFT 20
20

Anda mungkin juga menyukai