Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini data berisi tentang kegiatan ekonomi usaha

mikro di masa pandemi covid-19 Desa Kenanga Kecamatan

Poncokusumo tahun 2021, dimana data tersebut diperoleh dari

wawancara, observasi, serta studi dokumentasi. Dari data tersebut

dapat di paparkan sesuai petunjuk dan prosedur yang ada sebagai

berikut:

1. Hasil Wawancara

Setelah melakukan wawancara dan melakukan pengumpulan

data dengan wawancara kepada responden. Hasil wawancara

dapat dipaparkan sebagai berikut:

Narasumber : Bapak Prayitno (selaku pemilik penggemukan

sapi)

Waktu pelaksanaan : 10 Oktober 2021

22
1) Sejak kapan bapak memulai usaha sapi?

Jawaban:

Kurang lebih sudah 5-6 tahun. Sebelum masa pandemi Covid-

19.

2) Alasan bapak memilih ternak sapi?

Jawaban:

Awalnya saya usaha kambing tapi karena banyak peminat, jadi

saya mulai menggeluti usaha sapi daging. Dan disini banyak

juga warga yang ingin daging sapi untuk dibuat bakso. Bisa juga

untuk di buat ajang kontes sapi se kabupaten malang

3) Jumlah ternak sapi bapak?

Jawaban:

Kalau dulu ± 5 ekor sapi. Kalau pas mau idul Adha bisa sampai

10 ekor lebih. Tapi semenjak pandemi Covid-19 jumlah sapi saat

mau idhul Adha berkurang sangat drastis.

4) Pengambilan bibit sapi dari mana?

Jawaban:

Kalau pengambilan bibit ya lokalan di sekitar Jawa timur

23
5) Pakan yang digunakan biasanya apa saja?

Jawaban:

Pakan yang diberikan yaitu rumput, batang jagung, Damen.

Untuk bahan comborannya menggunakan bahan seperti

konsentrat, ampas tahu, garam, dan tetes tebu.

6) Proses pemasarannya dengan cara apa aja?

Jawaban:

Pemasarannya dari mulut ke mulut dan paling banyak ketika saat

idul Fitri dan idul Adha.

7) Sejauh ini penjualannya sampai mana saja?

Jawaban:

Sajauh ini masih di sekitaran Jawa timur

8) Bagaimana pengaruh pandemi Covid- 19 terhadap kegiatan

usaha sapi daging/potong?

Jawaban:

Pastinya sangat sepi dan tergolong lesu. Berbeda dengan tahun

tahun sebelumnya. Biasanya sebulan sebelum idhul Adha

pembelian hewan sapi sudah banyak yang memesan untuk

24
kebutuhan hewan kurban. Sejauh ini hanya mendapat pesanan

hanya 3-4 ekor sapi. Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya

yang bisa laku sampai 10 ekor lebih.

9) Hasil dari penjualan sapi untuk apa biasanya?

Jawaban:

Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, membeli sapi lagi

tergantung omset penjualan, biaya untuk proses penggemukan

sapi.

10) Usia sapi yang digemukkan mulai usia berapa?

Jawaban;

Umur bibit sapi berkisar 1-2 tahun. Sapi dengan usia tersebut

akan memiliki potensi lebih tinggi untuk menambah bobot

badannya.

11) kapan usia atau waktu yang tepat untuk penjualan sapi?

Jawaban:

Saat sapi sudah 4-6 bulan dikandang dan saat momen harga

daging sapi sedang naik. Juga saat sebelum idhul Adha.

12) Disaat pendemi Covid-19 pemerintah mengeluarkan kebijakan

dilarang keluar rumah dan berkontak fisik, usaha apa yang

dilakukan saat proses penjualan sapi daging?

25
Jawaban:

Disaat pendemi seperti ini saya sudah mengupayakan untuk

menjual sapi lewat media online atau datang langsung ke

kandang dengan syarat mematuhi protokol kesehatan.

2. Hasil observasi

Tempat pengambilan data

Adapun observasi dilakukan pada

Tempat: Desa Kenanga kecamatan Poncokusumo

Waktu. : 4-10 Oktober 2021

Dalam observasi yang di lakukan tentang kegiatan ekonomi

usaha penggemukan sapi daging/ potong di masa pandemi Covid-

19 Desa Kenanga Kecamatan Poncokusumo tahun 2021 dapat di

paparkan secara rinci berdasarkan prosedur yang ada.

1) Pengaruh pandemi Covid-19 terhadap kegiatan usaha

penggemukan sapi daging

Dalam penelitian yang sudah saya lakukan dapat di

paparkan bahwa pandemi Covid-19 ini sangatlah berpengaruh

dengan omset pendapatan yang di peroleh bagi pelaku usaha

penggemukan sapi daging di desa kenanga kecamatan

Poncokusumo dan daerah daerah lainya. Akibat jumlah sapi saat

26
pandemi ini berkurang. Berkurangnya sapi ini dikarenakan orang

yang memesan saat menjelang idhul Adha berkurang dan itu

membuat sapi dikandang mengalami penurunan jumlah sapi

yang ada di kandang Bapak Prayitno ini.

2) Kondisi pandemi Covid-19 terhadap pendapatan yang di peroleh

untuk memenuhi keluarga.

Di masa pandemi Covid-19 semua pelaku usaha mikro

banyak yang mengeluh diakibatkan kebijakan dari pemerintah

tidak boleh keluar rumah dan berkontak fisik. Berbagai upaya

untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa pendemi covid-19

ini pelaku usaha mikro harus bijak dalam menyikapinya. Tetapi

untuk pendapatan masih tergolong normal. Pasalnya, bapak

Prayitno ini menjual dengan harga normal seperti sebelum

pandemi harganya yang berkisar Rp. 31.000.000 per ekornya.

Untuk omset yang diperoleh dari proses penjualan itu di buat

untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, membeli sapi lagi, dan

biaya untuk proses penggemukan sapi.

Berikut biaya dari proses penggemukan sapi dan hasil

pendapatan sapi:

• Pembelian sapi. = 22.000.000

• Perawatan sapi dalam 6 bulan = 3.600.000

27
Jawab = 22.000.000 + 3.600.000

= 25. 600.000

• Hasil penjualannya = 31.000.000

3. Hasil dokumentasi

Gambar 1.1 : Sapi maskot milik bapak Prayitno

Sumber : M. Badris Salam 10 Oktober 2021

Gambar 1.2 : Proses pemberian pakan sapi

Sumber : M. Badris Salam 10 Oktober 2021

28
a) Jenis-jenis pakan sapi :

 Rumput

 Batang Jagung

 Damen

b) Untuk bahan comborannya menggunakan :

 Konsentrat

 Ampas tahu

 Garam

 Tetes tebu

c) Waktu memberi makan sapi yaitu :

 Pakan sehari dua kali tepatnya pagi dan malam

 comboran setiap pagi dan sore

29
Gambar 1.3 : Rumput gajah untuk pakan sapi

Sumber : M. Badris Salam. 10 Oktober 2021

Gambar 1.4 : Ampas tahu

Sumber : M. Badris Salam. 10 Oktober 2021

30
Gambar 1.5 : Konsentrat sapi

Sumber : M. Badris Salam. 10 Oktober 2021

Gambar 1.6 : Campuran ampas tahu, konsentrat,

tetes tebu, Garam. Untuk comboran sapi.

Sumber : M. Badris Salam. 10 Oktober 2021

31
B. Pembahasan

1. Kegiatan ekonomi usaha penggemukan sapi daging era pandemi

Covid-19 di Desa Kenanga Kecamatan Poncokusumo Tahun 2021.

Dari data yang terkumpul dapat di ketahui bahwa kegiatan

usaha penggemukan sapi daging di Desa Kenanga Tahun 2021

cukup berjalan dengan baik sampai sekarang. Tetapi agak

mengalami kelesuan sedikit terhadap jumlah sapi saat menjelang

idhul adha akibat pandemi ini. Ketersediaan bahan pokok untuk

pakan atau comboran ini juga sangat mudah di cari. Untuk area

pemasaran dari penjualan sapi daging atau sapi potong ini terbilang

cukup luas, karena sejak pendemi Covid-19 ini biasanya sudah

menggunakan sistem online dengan bantuan aplikasi yang mudah

di ketahui banyak orang yaitu whatsapp, instagram, dan facebook

atau juga datang langsung ke kandang Bapak Prayitno ini. Peran

media sosial bagi penjual/ peternak sapi ini sangatlah penting

untuk pemasaran sapi yang di jual. Omset pendapatan penjualan

sapi di Desa Kenanga Milik Bapak Prayitno ini berkisar antara Rp.

30.000.000 sampai dari Rp. 31.000.000 per ekornya. Omset

pendapatan sapi ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,

membeli sapi lagi, dan biaya untuk proses penggemukan sapi. Dari

data tersebut dapat di ketahui omset yang di hasilkan oleh

penjualan sapi ini tergolong normal yang pada akhirnya dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi di keluarga.

32
2. Pakan yang diberikan untuk sapi agar memperoleh hasil maksimal

dalam 6 bulan di Desa Kenanga Kecamatan Poncokusumo Tahun

2021

Dari hasil dokumentasi diatas dapat diketahui bahwa ada

beberapa macam pakan sapi yaitu rumput, batang jagung, dan

damen serta pemberian pakanya pada waktu pagi dan malam hari.

Untuk comboranya menggunakan ampas tahu, konsentrat, garam

dan tetes tebu serta pemberian comboran sapi yaitu pada saat pagi

dan sore. Takaran comboran sapi yaitu 2 gayung konsentrat, 2

kaleng kecil ampas tahu, 1 genggam garam kasar, dan 2 tutup

botol tetes tebu. Untuk pakannya sendiri sangat mudah didapat di

desa kenanga kecamatan poncokusumo kabupaten malang. Dari

pakan yang diberikan sapi secara rutin dan takaran yang pas sapi

dapat memperoleh hasil pertumbuhan yang maksimal dalam waktu

5-6 bulan.

3. Hasil dari proses penggemukan sapi desa kenanga kecamatan

poncokusumo kabupaten malang tahun 2021

Berdasarkan wawancara, pengaruh pandemi Covid-19

terhadap penggemukan atau penjualan sapi di kediaman Bapak

Prayitno Desa Kenanga sangat berdampak terhadap omset

penjualan. Sebelum pandemi dulu, saat sebulan sebelum idhul

Adha pembelian ternak sapi daging ini tergolong ramai yang

33
memesan untuk kebutuhan hewan kurban. Tetapi saat pandemi ini

jumlah orang yang memesan sapi ini sangat berkurang. Saat idhul

Adha kemarin, hanya dapat pesanan 3-4 ekor sapi. Berbeda

dengan tahun tahun sebelumnya yang bisa laku sampai 10 ekor

lebih. Tetapi Bapak Prayitno ini menjual dengan harga yang normal

seperti sebelum pandemi. Dari hasil penjualan sapi tersebut dapat

diketahui biaya pembelian dan penggemukan sapi berjumlah Rp.

25.600.000 selama 6 bulan. Dan laku terjual Rp. 31.000.000 per

ekornya. Maka akan dapat untung 5.400.000 per ekornya. Dan itu

dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari keluarga seperti

untuk biaya sekolah anak, kebutuhan pokok sandang pangan, dan

sisanya ditabung.

4. Pengaruh pandemi COVID-19 terhadap kondisi ekonomi usaha

penggemukan sapi daging di Desa Kenanga Kecamatan

Poncokusumo 2021:

Pandemi covid-19 sangat berpengaruh negatif terhadap

ekonomi petani penggemuk sapi karena jumlah pesanan yang

berkurang mengakibatkan tidak adanya modal untuk menambah

jumlah sapi. Tidak hanya itu, penghasilan yang di dapatpun menjadi

berkurang normalnya sebelum pandemi jumlah sapi yang dijual

bisa mulai dari 5-10 ekor. Namun, saat pendemi ini hanya dapat

menjual 3-4 ekor sapi. Hebatnya, pandemi covid-19 tidak

mempengaruhi harga pakan sapi jadi tidak mempersulit biaya

34
proses perawatan. Walaupun pesanan sangat sedikit petani

penggemukan sapi tidak mengubah harga penjualan tetap normal

seperti sebelum pandemi yaitu Rp.31.000.000.

35

Anda mungkin juga menyukai