Anda di halaman 1dari 6

Peranan Filsafat Hukum terhadap Hak Perlindungan

Anak sebagai Hak Asasi Manusia


Muhammad Khairil Akbar.Q. 1 , M.Aldo Almertino Marsaben2

1
Afiliasi , Email: ....
2
Afiliasi , Email: ....

Info Artikel Abstrak


Kata kunci:
Perlindungan Anak belum dapat berjalan secara
anak, filsafat hukum,
efektif karena masih adanya tumpang tindih antar
peraturan perundang-undangan sektoral terkait
Cara mengutip:
dengan definisi anak. Di sisi lain, maraknya
Laurensius Arliman S,
kejahatan terhadap anak di masyarakat, salah
(2016),“Peranan Filsafat dalam
satunya adalah kejahatan seksual,salah satunya
perlindungan anak ”,L Arliman :
kejahatan yang dilakukan penyuka sesama jenis.
jurnal. Um- Palmebang ,Vol 1 (2),
Filsafat sebagai landasan hukum perlindungan
Halaman
anak merupakan suatu pokok penting, karena hal
ini merupakan landasan dasar dalam
DOI:
pemebentukan peraturan perlindungan anak.
Filsafat hukum sebagai landasan hukum positif
perlindungan anak sangat memberikan
perlindungan hukum yang responsif kepada anak,
anak merasa dilindungi dengan adanya aturan
hukum positif yang ada. Konsep gagasan
perlindungan anak yang berkelanjutan sebagai
hasil dari hukum positif di indonesia merupakan
poin yang sangat penting, hal ini untuk menjamin
kehidupan anak sebagai generasi penerus bangsa
indonesia ini

1
Judul … Nama Penulis

A. Pendahuluan
Manusia sebagai salah satu isi alam semesta dijadikan objek filsafat yang
menelaahnya dari berbagai segi. Salah satu di antaranya ialah mengenai
tingkah lakunya (filsafat etika). Sebagian dari tingkah laku ini lalu
diselidiki secara mendalam oleh filsafat hukum. Hubungan antara filsafat
dan filsafat hukum menurut Bender O.P bisa dilihat dalam penjelasan
sebagai berikut: 1) filsafat manusia – genusnya filsafatnya, 2) filsafat
etika – species filsafat, 3) filsafat hukum – subspecies filsafat. Berbagai
pendapat tentang teori hukum tersurat dalam berbagai literature hukum.
Bila disimak secara seksama, dapat dirumuskan seperti di bawah ini: a)
bahwa teori hukum itu sama pengertianya dengan filsafat hukum, b)
bahwa teori hukum itu berbeda pengertiannya dengan filsafat hukum dan
c) bahwa teori hukum itu sinonim dengan ilmu hukum.
Pada saat ini anak zaman sekarang tidak diberikan perlindungan dengan
semestinya. Alangkah lucunya negeri ini, Ketika kita bisa melihat berita
yang ditayangkan di televisi mengenai perlindungan anak yang tidak
dipenuhi, missalkan saja anak diperkosa, dilakukan dengan tidak adil,
terjadi kekerasan pada anak. Ada baiknya kita mulai menggalakan
menolak lupa terhadap perlindungan anak. Kita lupa bahwa anak-anak
juga butuh kasih sayang, Pendidikan dan kesehatan yang layak, serta
kebutuhan yang menyangkut hak-hak lainnya. Sudah dengan jelas kita
mengetahui, bahwa hak anak adalah bagian dari Hak Asasi Manusia
(HAM) yang wajib untuk dilindungi dan dipenuhi.
Jika kita mengkaji mengenai HAM, HAM secara sederhana adalahhak
dasar yang dimiliki sejak lahir dimana Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa menyatakan hak-hak dari HAM sebagai satu standar
umum keberhasilan untuk semua bangsa dan semua negara dan
perlindungan terhadap HAM telah dilakukan dalam hukum nasional
berbagai negara dan dalam hukum internasional. HAM merupakan suatu
hak yang harus berlaku adil kepada setiap masyarakat termasuk anak
(bagian dari masyarakat), dan didalam pemikiran tradisional hak itu
berlaku adil

B. Diskusi/Pembahasan
Sejak dahulu sampai sekarang hukum itu melekat didalam kehidupan
manusia. Filsafat hukum juga memberikan nyawa terhadap keadilan hidup
manusia, dalam hal ini tentu saja penulis mengkurucutkannnya di dalam
filsafat hukum perlindungan anak. Atas pemikiran filsafat hukum kita
mengetahui bagaimana hukum positif terbentuk serta bagaimana hukum
yang berjiwa progresif melekat di dalam hukum perlindungan anak.
Positivisme hukum adalah fakta bahwa hukum itu dibuat dan dihapuskan
oleh tindakan-tindakan manusia, jadi terlepas dari moralitas dan sistem-

2
sistem norma itu sendiri, dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa hukum
berdiri sendiri dan secara tegas terpisah dari moral (antara hukum yang
berlaku dan hukum yang seharusnya, antara das sein dan das sollen),
bahkan dalam mazhab positif hukum diidentikan dengan segala perintah
penguasa. Mencoba menyimpulkan sedikit tentang hukum positif itu
adalah ilmu yang mempelajari hukum yang berlaku dalam suatu negara
tertentu, pada waktu tertentu dan bagi orang tertentu, sedangkan perbedaan
antara teri hukum dengan ilmu hukum positif bisa menjelaskan bahwa
teori-teori hukum mempelajari pengertian-pengertian. Adapun konsep
yang diterapkan di Indonesia dalam mengatur perlindungan anak ialah
konsep perlindungan kewajiban memberikan perlindungan anak
berdasarkan asas-asas nondiskriminasi, kepentingan yang terbaik bagi
anak, hak untuk hidup, kelansungan hidup, dan perkembangan serta
penghargaan terhadap pendapat anak yang nantinya dituangkan dalam
rumusan undang-undang, seseungguhnya adalah adopsi dari sejumlah
ketentuan konvensi antar bangsa seperti Implementasi dari ratifikasi
tersebut, pemerintah tekah mengesahkan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak yang akhirnya diperbaharui
dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014.
Perlindungan anak yang dilakukan berdasarkan prinsip nondiskriminasi,
kepentingan terbaik bagi anak, penghargaan terhadap pendapat anak, hak
untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Dalam pelaksanaannya undang-
undang tersebut telah sejalan dengan amanat konstitusi kita terkait jaminan
HAM, yaitu anak sebagai manusia memilik hak yang sama untuk tumbuh
dan berkembang. Walaupun instrument hukum telah dimiliki, dalam
perjalanannya Undang-Undang Perlindungan Anak belum dapat berjalan
secara efektif karena masih adanya tumpang tindih antar peraturan
perundang-undangan sektoral terkait dengan definisi anak. Di sisi lain,
maraknya kejahatan terhadap anak di masyarakat, salah satunya adalah
kejahatan seksual, maka memerlukan komitmen dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan Masyarakat serta pemangku kepentingan yang
terkait dengan penyelenggaraan perlindungan anak. Untuk evektivitas
pengawasan penyelenggaraan perlindungan anak diperlukan lembaga
independen, yang diharapkan dapat mendukung
pemerintah dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraa. perlindungan
anak.

C. Judul Utama Naskah


Dalam hal mengikuti format penulisan judul utama secara sistematis dan
rapi, maka hal itu harus dipersiapkan secara matang dalam naskah saat
perancangan penulisan. Pemisahan antara Judul utama, subjudul dan sub-sub
judul lainnya tidak boleh diberi nomor dalam naskah , tetapi menggunakan
pola pemisahan seperti contoh berikut :
3
Judul … Nama Penulis

D. ANALYSIS AND DISCUSSION


Sub-Headings
a. Sub-sub headings
Point headings

Tabel dan Gambar disajikan di tengah dan dikutip dalam naskah . Angka-
angka sebaiknya dapat dibaca secara jelas dan pada paling sedikit punya
standar resolusi 300 DPI ( Dots Per Inch ) demi kualitas pencetakan yang
rapi dan akurat seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

Tabel 1. Harapan Pemilih Saat Mengikuti Kampanye Pilkada di


Pemilihan Walikota Bandar Lampung Tahun 2015
INFORMASI RESPONDEN PERSENTASE
Visi, misi dan
1 237 35,8%
program kerja
2 Penyediaan barang 45 6,8%
Memberi uang
3 57 8,6%
(politik uang)
4 Kontrak Politik 63 9,5%
Hiburan (lagu,
5 dangdut) 221 33,4%
Foto (selfie)
6 39 5,9%
dengan calon
Total 662 100%
Sumber: Hasil Survei di Kota Bandar Lampung, November 2015

D. Kesimpulan
Kesimpulan berisi uraian yang seharusnya menjawab tujuan penelitian.
Anda harus memberikan kesimpulan yang jelas dan ringkas. Jangan
mengulang Abstrak atau mendeskripsikan hasil penelitian. Anda juga harus
memberikan penjelasan yang jelas mengenai kemungkinan penerapan
dan/atau saran terkait dengan temuan penelitian.

4
Referensi
Referensi di akhir naskah harus ditulis dengan CHICAGO Citation Style.
Kutipan harus berisi daftar tulisan yang terdapat dalam naskah dan footnotes
saja yang sudah ditulis sebelumnya. Semua publikasi yang dikutip dalam
teks harus dimasukkan sebagai daftar Daftar Pustaka, disusun menurut abjad
oleh penulis. REFERENSI HARUS 80% DARI JURNAL (UTAMAKAN
JURNAL FH UNILA) DAN BUKU HANYA 20%.

eks buku:
Abdussalam, Desasfuryanto , A.Hukum Ketenagakerjaan . Jakarta: PTIK,
2016.

Mantan jurnal :
Arpangi , A. “Pelindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia Di
Luar Negeri.” Jurnal Pembaharuan Hukum 3, No. 1 (2016).
https://doi.org/10.26532/jph.v3i1.1354.

Eks Internet:
Tribunnews.com. “Kisah Pilu TKW Indonesia, 1,5 Tahun Disiksa Majikan
hingga Gaji Sebesar 567 Juta Tak Dibayarkan”, Tersedia on line
https://www.tribunnews.com/nasional/2019/07/30/kisah-pilu-tkw-
indonesia-15-tahun-disiksa-majikan-hingga-gaji-sebesar-rp-565-juta-
tak-dibayarkan? halaman = semua .

Ucapan terima kasih


Kenali dan apresiasi mereka yang membantu dalam penulisan Anda,
termasuk individu yang telah membantu Anda dalam studi Anda: Penasihat,
atau mungkin pendukung lain yaitu Proofreader, Pengetik, dan Pemasok
yang mungkin telah membantu memberikan materi.

Catatan Kaki ( Times New Roman ( 9 poin )


Catatan kaki dan Referensi harus ditulis dalam CHICAGO Citation Style .
Anda bisa gunakan Referensi Pengelola Aplikasi Suka EndNote , Mendeley ,
Zotero , dll. ( kami menyarankan Mendeley ). Kutipan daftar pustaka
disediakan dalam catatan kaki dengan format:

Buku:
Bernart L Tanya , Teori Hukum , Strategi Tertib manusia Lintas Ruang dan Generasi ,
Surabaya: Kita , (2002), hlm. 239.

5
Judul … Nama Penulis

Artikel jurnal:
L. Husni , “ Perlindungan Hukum Terhadap TKI yang Bekerja di Luar Negeri
(Kajian Yuridis melawan Sinkronisasi peraturan Perundang-Undangan Penempatan
dan Perlindungan TKI,” Jurnal Hukum & Pembangunan 40, No. 2 (2010): 270-
289. https://doi.org/10.21143/jhp.vol40.no2.220 .

Internet:
Tribunnews.com , “ Kisah Pilu TKW Indonesia, 1,5 Tahun Disiksa Majikan hingga Gaji
Sebesar 567 Juta Tak Dibayarkan ”, 17 September 2019 . Tersedia on line
https://www.tribunnews.com/nasional/2019/07/30/kisah-pilu-tkw-indonesia-15-tahun-
disiksa-majikan-hingga-gaji-sebesar-rp-565-juta-tak-dibayarkan? halaman = semua .

Catatan:
1. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia.
2. Artikel harus selaras dengan fokus dan ruang lingkup yang disediakan
di situs web jurnal.
3. Artikel yang dikirimkan harus sesuai dengan template dan pedoman
penulis yang disediakan di website jurnal.
4. Masalah artikel harus relevan dengan tema/topik yang sudah dipilih.
5. Pembahasan artikel atau hasil penelitian harus memperkaya analisis;
artikel deskriptif tidak disukai.
6. Pembahasan artikel atau hasil penelitian harus memperjelas
kebaruannya.
7. Artikel harus mengutip dari minimal 15 sumber jurnal, dimana 5 jurnal
tersebut harus bereputasi SINTA/SCOPUS. Jurnal-jurnal tersebut
minimal dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
8. Halaman artikel terdiri dari minimal 10 halaman, dan maksimal 15
halaman atau 5000 kata (termasuk referensi).
9. Artikel harus melampaui batas plagiarisme di bawah 15% kesamaan.

Anda mungkin juga menyukai