Anda di halaman 1dari 7

Berikut ini kumpulan 54 dawuh Masyayikh Lirboyo yang sarat dengan hikmah dan

dapat dijadikan motivasi untuk diri kita:

1. Yang penting ngaji! Walaupun anaknya seorang tukang ngarit tapi mau ngaji, ya
akan pinter. Anaknya orang alim tapi tidak mau ngaji, ya tidak akan pinter. Yang
penting ngaji sing tenanan. (Dawuh Masyayikh Lirboyo, KH. Abdul Karim, Pendiri
Ponpes Lirboyo)

2. Doakan aku supaya jangan dulu meninggal sebelum bisa puasa selama 9 tahun
seperti Mbah Khalil. Dan doakan aku juga supaya diakui santrinya Mbah Khalil.
(Dawuh Masyayikh Lirboyo, KH. Abdul Karim, Pendiri Ponpes Lirboyo)

3. Yang dinamakan santri yang manfaat ilmunya adalah santri yang ilmunya
bisa menuntun mereka meraih ridho Allah. Masalah keadaan tiap-tiap santri di
rumahnya kelak, terserah gusti Allah. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Marzuqi
Dahlan, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

4. Jangan sekali-kali kalian menyakiti hati orang tua. terlebih-lebih ibu. Karena
menyebabkan ilmunya tidak bermanfaat. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Marzuqi
Dahlan, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

5. Jika ingin tujuanmu tercapai,


jangan makan nasi alias ngerowot. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Marzuqi Dahlan,
Pengasuh Ponpes Lirboyo)

6. Banyak dan sedikitnya ilmu itu sebuah amanat jadi harus disebarkan. (Dawuh
Masyayikh Lirboyo: KH. Marzuqi Dahlan, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

7. Ingat kalau kamu jadi pemimpin, tolong hindari 2 masalah. Pertama, jangan
sampai mata duitan. Kedua, jangan tergoda perempuan. Kalau bisa bertahan dari
dua hal ini, insya Allah selamat. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Mahrus Ali,
Pengasuh Ponpes Lirboyo)

8. Ngajarlah ngaji…!!! Kalau nanti kamu tidak bisa makan, kethoken kupingku
(potong telingaku). (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Mahrus Ali, Pengasuh Ponpes
Lirboyo)
9. Nabi Sulaiman itu sukses dalam 90 tahun dan Nabi Nuh sukses dalamn waktu
900 tahun. Tetapi di dalam Al-Qur’an yang disebut Ulul ‘Azmi adalah Nabi Nuh. Ini
menunjukkan perjuangan dilihat dari kesulitan, bukan dari jumlah murid-muridnya.
(Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Mahrus Ali, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

10. Saya dulu waktu di pondok tidak pernah membayangkan akan jadi kyai, tidak
pernah membayangkan akan menjadi orang kaya. Akhirnya menjadi orang mulia
seperti ini saya takut. Jangan-jangan bagian saya ini saja, di akhirat tidak dapat
bagian apa-apa. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Mahrus Ali, Pengasuh Ponpes
Lirboyo)

11. Kalau ingin hidup mulia, hormati orangtua, khususnya ibu. (Dawuh Masyayikh
Lirboyo: KH. Mahrus Ali, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

12. Orang yang mempunyai ilmu sambil di riyadhohi dengan yang tidak di riyadhohi
itu hasilnya beda. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Mahrus Ali, Pengasuh Ponpes
Lirboyo)

13. Riyadhoh yang paling utama adalah istiqomah. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH.
Mahrus Ali, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

14. Orang ingin sukses itu kuncinya menghormati istri. (Dawuh Masyayikh Lirboyo:
KH. Mahrus Ali, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

15. Barang siapa yang tidak mati karena pedang, maka ia akan mati dengan sebab
musabab lain. Sebab musabab kematian itu banyak, namun mati cuma sekali.
(Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Maksum Jauhari, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

16. Banyak orang yang ilmunya sedang- sedang saja, tapi betapa hebat manfaat
dan barokahnya karena ditunjangi oleh sifat tawadhu’, dan banyak khidmah tholabul
‘ilmi. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Maksum Jauhari, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

17. Menghormati guru harus juga menghormati apa yang dimiliki guru. (Dawuh
Masyayikh Lirboyo: KH. Maksum Jauhari, Pengasuh Ponpes Lirboyo)
18. Empat perkara untuk menjadi hamba Allah yang haqiqi adalah adab, ilmu, sidqu
(jujur), dan amanah (dapat dipercaya/ tanggung jawab). (Dawuh Masyayikh Lirboyo:
KH. Imam Yahya Mahrus, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

19. Orang yang ahli baca shalawat, dzurriyah dan anaknya akan mudah menjadi
orang ‘alim, shalih akhlaq dan tingkah lakunya. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH.
Ahmad ldris Marzuqi (Pengasuh Ponpes Lirboyo)

20. Jadilah pengamal Dalailul Khoirot yang nekek (tidak pernah pot/putus membaca
kitab Dalailul Khoirot). (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Ahmad Idris Marzuqi,
Pengasuh Ponpes Lirboyo)

21. Punya hajat apa? Baca sholawat yang banyak! Harus sabar, telaten, pasti
(hajatnya) dikabulkan. Orang yang memperbanyak membaca sholawat sering
mendapat rezeki yang tidak terduga. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Ahmad Idris
Marzuqi, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

22. Ketika belajar di Lirboyo jangan pernah putus asa apapun yang terjadi. (Dawuh
Masyayikh Lirboyo: KH. Ahmad Idris Marzuqi, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

23. Santri kok pacaran berarti santri gadungan. Pernikahan yang berangkat dari
pacaran biasanya tidak bahagia, karena saat pacaran yang diperhatikan hanya
kebaikannya saja. Dan yang jelas menurut Islam pacaran itu dilarang. (Dawuh
Masyayikh Lirboyo: KH. Ahmad Idris Marzuqi, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

24. Walaupun di rumah sudah menjadi tokoh masyarakat, bahkan menjadi wali.
Kalau belum mengajar, masih kurang disenangi oleh Mbah Abdul Karim. (Dawuh
Masyayikh Lirboyo: KH. Ahmad Idris Marzuqi, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

25. Kalau berorganisasi terjunlah di NU. Barang siapa yang memusuhi NU kalau dia
wali maka akan dicabut kewaliannya. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Ahmad Idris
Marzuqi, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

26. Santri kalau pulang harus bisa menjadi seperti paku yang bisa menyatukan
berbagai lapisan masyarakat, meskipun dirinya tak terlihat. (Dawuh Masyayikh
Lirboyo: KH. Abdul Aziz Manshur, Pengasuh Ponpes Lirboyo)
27. Santri harus wani mlarat, yaitu harus berani menghadapi apa saja. Seperti paku,
yang berani dipukul, demi menyatukan semua elemen di masyarakat. (Dawuh
Masyayikh Lirboyo: KH. Abdul Aziz Manshur, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

28. Lisan hanya wasilah, dakwah sebenarnya (dengan) hati. (Dawuh Masyayikh
Lirboyo: KH. Abdul Aziz Manshur, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

29. Jangan dikira umat Islam benci dengan orang Budha, tapi maksudnya yang
dibenci adalah agamanya bukan orangnya. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Abdul
Aziz Manshur, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

30. Berbuatlah kebaikan sesuai dengan keahlianmu. (Dawuh Masyayikh Lirboyo:


KH. Abdul Aziz Manshur, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

31. Kekuatan manusia terbatas… kewajiban kita adalah ikhlas dan berdoa. Jangan
cuma, “Saya harus bisa begini”. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Abdul Aziz
Manshur, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

32. Puncak dari segala kenikmatan adalah meninggal dalam keadaan menetapi
iman dan Islam. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Abdul Aziz Manshur, Pengasuh
Ponpes Lirboyo)

33. Birrul walidain itu caranya bukan berarti orangtua digendong ke sana ke
sini. Tapi yang terpenting jangan menyakiti hati orangtua. (Dawuh Masyayikh
Lirboyo: KH. Anwar Manshur, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

34. Hidup di dunia ini pasti terkena cobaan, jangan heran. Itu sudah menjadi
ketentuannya. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Anwar Manshur, Pengasuh Ponpes
Lirboyo)

35. Amalkanlah ilmu yang kalian peroleh sambil tetap mencari ilmu. Karena mencari
ilmu itu tetap diwajibkan sampai akhir hayat. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Anwar
Manshur, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

36. Kita harus benar-benar ikhlas dalam berjuang. Jangan sampai mengharapkan
pamrih dari segala sesuatu yang kita
sumbangkan kepada masyarakat dan bangsa. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH.
Anwar Manshur, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

37. Seperti apa kesulitanmu, ya (sebanding) itu derajatmu (yang akan kamu
dapatkan). (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Anwar Manshur, Pengasuh Ponpes
Lirboyo)

38. Harganya seseorang adalah ilmu dan pengamalannya. (Dawuh Masyayikh


Lirboyo: KH. Anwar Manshur, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

39. Sebaik-baiknya orang, itu orang diajak pencuri, pencurinya malah sadar.
Sejelek-jeleknya orang, itu orang diajak pencuri malah ikut jadi pencuri. Jangan
mudah terbawa zaman, sekarang sudah tidak karuan. Jangan ikut-ikutan tidak
karuan. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Anwar Manshur, Pengasuh Ponpes
Lirboyo)

40.Orang sukses dan alim tentu ada hubungan dengan orang tua dan kakeknya.
(Dawuh Masyaikh Lirboyo: KH. Abdullah Kafabihi Mahrus, Pengasuh Ponpes
Lirboyo)

41. Perjuangan membutuhkan pengorbanan. Kejayaan membutuhkan


perjuangan. (Dawuh Masyaikh Lirboyo: KH. Abdullah Kafabihi Mahrus, Pengasuh
Ponpes Lirboyo)

42. Setan menggoda dengan cara apapun. Kadang dengan pemikiran. Ini yang
berbahaya, maka tafakkur harus didasari ilmu. (Dawuh Masyaikh Lirboyo: KH.
Abdullah Kafabihi Mahrus, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

43. Yang bertanggung jawab terhadap NU adalah santri, karena NU lahir dari
kalangan Pesantren. (Dawuh Masyaikh Lirboyo: KH. Abdullah Kafabihi Mahrus,
Pengasuh Ponpes Lirboyo)

44. Mumpung masih muda. Kalau sudah tua pasti nambah repot, karena tidak ada
orang tua yang tidak repot. (Dawuh Masyaikh Lirboyo: KH. Habibullah Zaini,
Pengasuh Ponpes Lirboyo)
45. Yang serius belajarnya..! Jangan takut ketika tidak bisa bekerja, tapi takutlah
ketika hanya bisa bekerja. Pendidikan di Lirboyo bukan untuk bekerja, tapi untuk
dakwah. (Dawuh Masyaikh Lirboyo: KH. Ma’ruf Zainuddin, Pengasuh Pondok
Pesantren Ar Risalah Lirboyo)

46. Harus Punya Tanggung Jawab. Kewajiban orang yang mencari iImu harus
belajar. Kewajiban orang yang mempunyai iImu harus mengajar. (Dawuh Masyaikh
Lirboyo: KH. Ma’ruf Zainuddin, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

47. lImu ltu Amanah, harus dipegang teguh dan disampaikan kepada yang berhak.
(Dawuh Masyaikh Lirboyo: KH. Ma’ruf Zainuddin, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

48. Kang, kalau sudah pulang, uang amplop dari ngaji atau sowan itu ada zakatnya,
dihitung selama 1 tahun kira-kira berapa jumlahnya, harus dizakati (Dawuh
Masyaikh Lirboyo: KH. Ma’ruf Zainuddin, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

49. Pondok itu tidak membikin, disitu ada kiyai yang ada berlian dihatinya. Kalau hati
kamu ada isi, bertempat dimana saja akan didatangi. (Dawuh Masyayikh Lirboyo:
KH. Abdul Aziz Manshur, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

50. Santri dilarang mengaji kitab yang belum pangkatnya (harus bertahap dan
sesuai kemampuannya). (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Mahrus Ali, Pengasuh
Ponpes Lirboyo)

51. Man talattana panaenun, orang yang telaten akan panen. (Dawuh Masyayikh
Lirboyo: KH. Mahrus Ali, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

52. Man lam ya’rif bil politik akalahul politik, orang yang tidak mengerti politik akan
dimakan politik. (Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Mahrus Ali, Pengasuh Ponpes
Lirboyo)

53. Yang penting santri diamalkan ilmunya. Kalau punya pondok, rawatlah
pondokmu. Jika tidak punya pondok, punya masjid, rawatah masjidmu. Punya
mushollah, rawatlah mushollahmu. Rawatlah keluargamu, rawatlah masyarakatmu.
(Dawuh Masyayikh Lirboyo: KH. Mahrus Ali, Pengasuh Ponpes Lirboyo)
54. Ilmu hanya diperoleh dengan cara belajar, tidak dengan membaca saja. Pencari
ilmu harus mempunyai guru yang dapat membuka hatinya (Syaikhul Futuh), buku-
buku yang mengandung kebenaran dan nalar yang cerdas. (Dawuh Masyayikh
Lirboyo: KH. Mahrus Ali, Pengasuh Ponpes Lirboyo)

Semoga dengan adanya 54 dawuh Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo ini dapat
bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai motivasi untuk diri kita agar lebih semangat.
Pantang menyerah untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan di dunia maupun di
akhirat.

Anda mungkin juga menyukai